Gak Hanya Unicorn, Dunia Startup Juga Mengenal Decacorn dan Hectocorn

Gak Hanya Unicorn, Dunia Startup Juga Mengenal Decacorn dan Hectocorn

Eksistensi perusahaan startup belakangan ini sedang ramai. Selama satu dekade belakangan bisnis rintisan ini mulai berkembang pesat di Indonesia. Belum lagi saat debat pilpres kedua Minggu lalu sempat disinggung soal startup unicorn. Menimbulkan tanda tanya di masyarakat apa itu unicorn?

Perusahaan-perusahaan rintisan berbasis teknologi alias startup memang memiliki tingkatan masing-masing. Tingkatan diklasifikasikan berdasarkan nilai valuasi perusahaan. Dikutip dari Techinasia, valuasi adalah nilai ekonomi dari suatu perusahaan. Valuasi dapat diketahui dengan menghitung (saham + utang) – uang tunai.

‘Kasta’ dalam startup ada yang paling rendah adalah unicorn, yang disebutkan oleh Jokowi Minggu (17/2), kedua ada decacorn, dan yang paling tinggi ada hectocorn. Nah lho makin bingung kan sama istilah-istilahnya. Biar gak bingung coba kita mau kasih penjelasan soal tingkatan perusahaan startup tadi.

Baca juga: Lakukan Hal Ini Jika Ingin Menjadi Kaya Raya Saat Tua Nanti

Unicorn

Gojek (Shutterstock).

Unicorn merupakan tingkatan startup paling rendah. Sebuah perusahaan rintisan atau startup bisa masuk kategori unicorn ketika mereka memiliki nilai valuasi US$ 1 miliar atau Rp 14,1 triliunan. Seperti di singgung Jokowi pada debat kedua pilpres, di Indonesia kini sudah ada 4 startup unicorn yang bahkan sudah mengepakkan sayap ke negara-negara Asia Tenggara. Mereka adalah Traveloka, Gojek, Tokopedia, dan BukaLapak.

Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh pemodal Amerika Serikat bernama Aileen Lee lewat tulisan Techcrunch. Lee mengungkapkan pada tahun 2013 silam, hampir mustahil saat itu, perusahaan rintisan memiliki valuasi mencapai US$ 1 miliar, oleh karenanya ia sebut sebagai perusahaan unicorn, karena unicorn sendiri merupakan hewan mitologi yang belum tentu terbukti kebenarannya.

Dan saat itu ada 39 perusahaan yang menurutnya menembus benar-benar unicorn club. Salah satunya adalah Facebook, bahkan Lee menyebutnya sebagai super-unicorn dengan nilai valuasi mencapai lebih dari US$ 100 miliar.

Dan kini jumlah unicorn yang tersebar di seluruh dunia berjumlah 300 startup, 4 di antaranya berasal dari Indonesia.

Decacorn

Snapchat (Shutterstock).

Ketika perusahaan startup unicorn mengalami perkembangan yang pesat hingga mampu menembus valuasi perusahaan menjadi US$ 10 miliar, maka mereka sudah naik level menjadi decacorn.

Seperti dikutip dari Businessinsider, penamaan ini pertama kali disebutkan oleh artikel di Bloomberg pada tahun 2015. Beberapa perusahaan yang disebutkan Aileen Lee sebagai unicorn pada tahun 2013, sudah naik tingkat menjadi decacorn di tahun 2015.

Daftar startup tersebut di antaranya WeWork, Airbnb, Pinterest, Snapchat, Uber, Xiaomi dan perusahaan penerbangan luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX.

Menkominfo Rudiantara yakin bahwa 2 startup Indonesia bakal bertransformasi menjadi decacorn tahun ini.

Hectocorn

Facebook (Shutterstock).

Hectocorn merupakan tingkatan paling tinggi dari sebuah perusahaan teknologi maupun startup. Untuk mencapai ke tingkatan ini mungkin gak semudah dari unicorn ke decacorn, karena untuk masuk ke jajaran hectocorn, sebuah perusahaan startup harus mampu meraih valuasi sebesar US$ 100 miliar atau Rp 1.410 triliunan.

Kalau dilihat lebih dalam mungkin masih belum ada perusahaan startup rintisan yang memiliki valuasi sebesar ini. Tapi dilihat dari nilai valuasinya, maka yang masuk ke kategori ini ada Facebook, Google, Microsoft, Hingga Apple.

Nah itu tadi penjelasan singkat mengenai ‘kasta’ dari perusahaan startup. Tentunya setiap perusahaan pasti berlomba-lomba untuk meningkatkan valuasi mereka.

Beragam cara bisa dilakukan di antaranya adalah mengembangkan produk bisnis untuk kemudian menarik investor untuk menyuntikkan dana segar. Semoga saja harapan Menkominfo soal 2 startup Indonesia meraih decacorn benar-benar terwujud tahun ini! (Editor: Winda Destiana Putri).