Pengertian Uang Pertanggungan Asuransi

uang pertanggungan

Dalam membeli produk asuransi, tentunya kita ingin melindungi diri sendiri dan orang-orang terkasih juga, seperti keluarga. Apalagi, jika kita menjadi tulang punggung keluarga.

Pasalnya, tidak seorang pun tahu kapan tutup usia atau mengalami kejadian yang menyebabkan kita tidak dapat lagi bekerja mencari nafkah, misalnya karena sakit keras atau cacat karena kecelakaan.

Perlindungan untuk orang terdekat atau ahli waris ketika kita tidak mampu lagi mencari nafkah bisa dalam bentuk uang pertanggungan asuransi yang bakal diberikan dengan kondisi dan syarat yang telah ditentukan.

Pengertian Uang Pertanggungan Asuransi

Uang pertanggungan dalam dunia asuransi memiliki arti bentuk tanggung jawab dari pihak penanggung atau perusahaan asuransi apabila terjadi suatu risiko terhadap pihak tertanggung kepada keluarga yang ditinggalkan atau kepada ahli waris.

Ahli waris nantinya akan mendapatkan uang pertanggungan yang bisa digunakan sebagai biaya hidup setelah tertanggung meninggal dunia atau tidak mampu bekerja lagi karena sakit keras atau cacat tetap.

Jenis Asuransi Yang Memberikan Uang Pertanggungan

Tidak semua produk asuransi memberikan uang pertanggungan sebagai ada bentuk manfaat tersendiri yang didapatkan oleh tertanggung. Berikut produk-produk asuransi yang secara khusus memberikan pertanggungan dalam bentuk uang tunai.

1. Asuransi jiwa

Asuransi jiwa memberikan manfaat uang pertanggungan jika tertanggung meninggal dunia dengan alasan apa pun. Dalam beberapa klausul, bunuh diri dapat dimasukkan sebagai risiko yang ditanggung, tetapi ada syarat dan ketentuan yang berlaku dan tidak semua perusahaan asuransi menawarkannya.

2. Asuransi kecelakaan

Asuransi kecelakaan memberikan uang pertanggungan apabila tertanggung mengalami kematian atau cacat tetap total yang diakibatkan oleh kecelakaan. Uang pertanggungan dari asuransi kecelakaan hanya bisa dicairkan karena dampak kecelakaan, tidak bisa dengan risiko lainnya.

3. Asuransi penyakit kritis

Klaim asuransi dalam bentuk uang pertanggungan dapat dikeluarkan dan ditambah dengan pembebasan pembayaran premi asuransi sampai usia yang ditentukan di dalam polis asuransi dalam kondisi tertanggung terdiagnosis secara medis mengidap penyakit kritis pada stadium tertentu yang ditanggung di dalam perlindungan asuransi.

Sebelum Menentukan Uang Pertanggungan, Cek Ini Dulu

Kita sebagai nasabah atau tertanggung bisa menyesuaikan besaran uang pertanggungan yang akan diberikan kepada keluarga atau ahli waris. Hal ini akan memengaruhi besaran premi asuransi yang harus dibayarkan.

Nah, sebelum menentukan nilai uang pertanggungan yang sesuai kebutuhan, sebaiknya calon nasabah asuransi telah memikirkan hal-hal berikut.

1. Nilai ekonomis

Nilai ekonomis adalah nilai di mana hasil pendapatan kita selama setahun dihitung rata-ratanya setiap bulan. Bagi seorang pegawai, nilai ekonomis adalah besarnya gaji bersih yang diterima atau take home pay. Terkait uang pertanggungan, sangat disarankan untuk melihat nilai ekonomis yang ada, jadi bukan soal kecukupan gaji saja.

2. Adanya individu selain tertanggung

Calon pemegang polis sebaiknya mempertimbangkan orang-orang yang bergantung kepada nilai ekonomis tersebut. Orang-orang yang dimaksud adalah istri, suami, anak, kakak, adik, atau orang tua yang sudah pensiun.

3. Sangkutan dana yang terkait pihak lain di dalam aktivitas bisnis

Contohnya, pinjaman individu di luar utang bank atau pembiayaan lain yang tidak dilindungi asuransi jiwa.

Metode Penghitungan Uang Pertanggungan Asuransi

Demi mendapatkan manfaat pertanggungan semaksimal mungkin pada waktunya nanti, terdapat tiga metode menghitung uang pertanggungan asuransi yang ideal dan menguntungkan kita.

1. Human life value

Secara sederhana pada metode ini, uang pertanggungan secara mutlak dihitung berdasarkan pendapatan bulanan dikali dengan durasi dana tersedia untuk menopang kebutuhan hidup, tanpa memperhatikan faktor bunga maupun pertumbuhan dana jika uang pertanggungan disimpan dalam produk perbankan.

2. Income based value

Metode ini menghitung uang pertanggungan dengan memasukkan besaran bunga atau return jika uang pertanggungan yang diterima disimpan dalam produk perbankan.

3. Financial needs based value

Dalam metode ini, besaran uang pertanggungan diambil dari nilai kisaran yang setidaknya disamakan dengan nominal kebutuhan tertentu pada saat ini atau disebut dengan istilah present value. Nominal ini dikalikan dengan 150 persen.

Sementara itu, uang pertanggungan maksimal adalah jumlah uang di masa mendatang atau disebut dengan istilah future value. Nilai ini dikalikan dengan 80 persen.

Financial needs based value dikombinasikan dengan produk investasi yang diterapkan bulanan atau tahunan demi mencapai kebutuhan keuangan di masa mendatang dari kebutuhan keuangan yang dimiliki. Kondisi ini disebut juga dengan istilah future value.

Metode financial needs based value juga dapat digunakan bagi masyarakat yang memiliki penghasilan bulanan yang lebih besar. Dua metode lainnya tidak mungkin digunakan bagi yang berpenghasilan lebih besar karena akan memberikan jumlah uang pertanggungan yang dinilai terlalu besar pula.

Pada penerapannya, nilai uang pertanggungan yang terlampau besar akan meminimalkan peluang disetujui oleh perusahaan asuransi.

Jadi dengan kata lain, menentukan uang pertanggungan asuransi selayaknya harus mempertimbangkan kebutuhan. Umum, pihak asuransi atau agen asuransi terkait akan menawarkan nilai pertanggungan yang sudah disesuaikan dengan pilihan premi asuransi.

Namun tentu, kebutuhan tiap calon nasabah berbeda-beda sebagaimana tanggungannya pun tidak sama.Jika masih bingung dan ingin mendapatkan saran-saran yang bermanfaat bagi kita sebagai calon nasabah, jangan ragu untuk mengonsultasikannya di Lifepal. Di Lifepal juga, kita bisa mendapatkan berbagai ulasan produk-produk asuransi dari berbagai perusahaan asuransi terbaik di Indonesia.