Wajib Tahu, Ini 5 Modus Penipuan Via Telepon yang Masih Marak Terjadi

Wajib Tahu, Ini 5 Modus Penipuan Via Telepon yang Masih Marak Terjadi

Zaman udah makin canggih, modus penipuan dengan telepon masih aja marak. Mulai dari modus pemenang undian sampai info orang terdekat kecelakaan pun dilakukan.

Pada situasi normal, penipuan via telepon mungkin gak terlalu efektif buat menjebak calon korban. Tapi, pada situasi-situasi tertentu, bukan gak mungkin calon korban yang tadinya selalu waspada dapat tertipu juga.

Contohnya, jika korban dalam kondisi amat lelah atau mengalami kondisi yang serupa dengan narasi penipu sehingga jadi mudah percaya.

Jika udah begini, siapa pun bisa jadi korban, termasuk kamu.

Nah, biar gak mudah dikelabui oknum nakal ini, penting buat tahu modus-modus yang sering digunakan para penipu via telepon. Umumnya, cara yang mereka gunakan serupa tapi tak sama. Jadi, selama kita paham polanya, kita bisa kok terhindar dari penipuan ini.

Gak usah panjang-panjang lagi, berikut lima bentuk modus penipuan via telepon. Yuk, disimak.

1. Sedot pulsa dengan Wangiri

Pertengahan tahun 2018, gak sedikit orang di Indonesia mengaku mendapat panggilan dari kode nomor +242. Namun, panggilan tersebut gak pernah benar-benar sampai tersambung alias cuma miss call.

Bagi sebagian orang, mungkin akan jadi penasaran berhubung kode telepon berasal dari luar negeri. Dari rasa penasaran ini, korban pun menghubungi si penelepon. Setelahnya, korban baru akan menyadari bahwa pulsanya tersedot cukup banyak.

Itulah Wangiri atau dalam bahasa Jepang berarti ‘panggilan tak terjawab’ alias cumi, cuma miscall. Modus penipuan yang berasal dari Jepang ini dilakukan secara acak dengan tujuan menyedot pulsa.

Untuk itu, Kepala Divisi Humas Mabes Polri mengimbau untuk mengabaikan panggilan yang berasal dari nomor dengan kode +261 (Madagaskar), +242 (Kongo), +269 (Komoro), +231 (Liberia), +216 (Tunisia), dan +682 (Kepulauan Cook).

2. Mengaku sebagai petugas bank

Pada jenis penipuan ini, pelaku akan mengaku sebagai petugas dari kantor pusat bank tertentu. Kemudian, pelaku menyampaikan perubahan tarif atau biaya administrasi pada salah satu fitur perbankan dengan angka yang cukup tinggi.

Calon korban tentu gak terima nih dengan kenaikan biaya tersebut. Saat itulah pelaku menawarkan solusi agar penyesuaian tarif tidak berlaku untuk korban jika memperbarui data. Pelaku akan meminta korban menyebutkan user ID dan kode one-time pin (OTP) yang diterima korban selang satu menit setelahnya. Saat itulah saldo rekening korban terkurang abis.

Jenis penipuan ini pernah dialami oleh Iedo Radityo. Dilansir dari Media Indonesia, ia diminta menyebutkan kode OTP dan dua angka password Go Mobile, fitur transaksi dari CIMB Niaga.

Setelahnya, sederet notifikasi transaksi masuk ke dalam ponselnya. Iedo kehilangan hingga Rp 8,9 juta gara-gara penipuan ini.

Perlu selalu diingat memang buat gak memberikan data pribadi, seperti nomor telepon, nama lengkap, tanggal lahir, nama ibu kandung, alamat, dan kode rahasia (PIN, password, user ID, nomor ID) kepada sembarang orang.

3. Modus Lelang Mobil Sitaan Polisi

Pada model penipuan ini, pelaku akan mengaku berdinas di kepolisian daerah tertentu. Pelaku menawarkan lelang kendaraan bermotor, terutama kendaraan roda empat. Merek mobil yang ditawarkan beragam dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Saat korban mulai terperangkap dalam tipuan, pelaku akan meminta korban mengirimkan uang muka untuk menjadi peserta lelang. Besarannya dari Rp 5-30 juta.

Awalnya, pelaku akan mengarang cerita bahwa sebelumnya mereka pernah saling kenal atau bertemu di suatu acara. Korban yang terpancing akan menyebutkan identitasnya. Setelahnya baru tawaran lelang disampaikan pelaku.  

4. Anggota keluarga terkena musibah

Modus penipuan ini mungkin udah sering kamu dengar. Pelaku akan mengabarkan bahwa ada anggota keluarga yang mengalami kecelakaan. Dengan berbagai karangan cerita yang telah disiapkan dengan rapi, penipuan akan diakhiri oleh pelaku dengan meminta sejumlah uang buat ditransfer.

Hal serupa pernah dialami oleh aktor Teuku Zacky.  Ia pernah ditipu dengan kabar bahwa anaknya kecelakaan di sekolah. Komplotan pelaku berbagi peran mulai dari petugas keamanan sekolah, petugas rumah sakit, hingga dokter. Belum lagi, setting yang disiapkan juga cukup matang, seperti bunyi sirene ambulans dan suara orang-orang panik.

Jika mengalami kejadian serupa, memang sulit untuk tidak terbawa suasana. Apalagi jika melibatkan orang yang kita sayangi. Tapi, sebaiknya tetap waspada dan hati-hati jika kamu diminta mengirimkan sejumlah uang tertentu.

5. Anggota keluarga ditangkap polisi

Sebelas dua belas dengan modus sebelumnya. Bedanya, kali ini pelaku akan mengaku sebagai polisi dan mengabarkan baru saja menahan salah seorang anggota keluarga kita. Korban yang panik biasanya akan langsung menyebutkan nama anak atau kerabat terkait untuk memastikan kabar yang ia terima.

Jika sudah begitu, pelaku makin mudah melancarkan aksinya. Seperti modus penipuan lainnya, aksi diakhiri dengan meminta korban mengirimkan sejumlah uang untuk membebaskan kerabatnya.

Para pelaku umumnya telah menyusun skenario dengan begitu rapi. Informasi yang disampaikan pun dilakukan dengan sangat cepat sehingga korban bagai gak diberi kesempatan buat berpikir jernih. Dalam keadaan seperti itulah, pelaku bisa dengan mudah menjebak korban. Uang korban pun melayang begitu aja.

Oleh sebab itu, waspada selalu terutama jika menerima panggilan dari nomor yang gak kita kenal. Jangan sampai terpancing menyebutkan identitas apa pun terkait diri kita.

Jika merasa curiga dan gak mampu melawan pelaku, tutup telepon dan segera blokir nomornya. Tapi, kalau sudah terasa benar-benar mengganggu, gak perlu ragu untuk hubungi pihak berwajib.