3 Hal Ini Menjadi Faktor Pariwisata Papua Barat Masih Minim Wisatawan

Wisata Papua Barat Makin Terkenal Berkat 2 Event Unggulan (Shutterstock).

Kondisi Papua Barat semakin membaik pasca insiden yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani saat meluncurkan Calender of Event Wisata Papua Barat 2019 di kantor Kementerian Pariwisata, Selasa malam. 

Provinsi Papua Barat memiliki dua event pariwisata yang masuk dalam 100 Wonderful Event. Pertama, Festival Seni Budaya Papua Barat yang akan berlangsung di Manokwari pada 7 hingga 11 Oktober 2019. Kedua adalah Festival Pesona Bahari Raja Ampat yang akan berlangsung pada 18-22 Oktober 2019 di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) Raja Ampat. 

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi peluncuran kegiatan wisata tersebut. Menurutnya, hal itu sebagai upaya mempromosikan serta meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisman) ke Papua Barat. Terutama Raja Ampat yang merupakan destinasi wisata bahari terbaik kelas dunia.  

“Festival Seni Budaya Papua Barat tahun ini masuk dalam 100 Calender of Event Wonderful Indonesia. Sehingga Provinsi Papua Barat kini memiliki 2 event pariwisata tingkat nasional,” kata Menpar Arief Yahya.

Baca juga: Gaet Wisman, Menpar Ajak Pengusaha Majukan Wisata Kuliner dan Belanja di Indonesia

Unsur 3A mendorong kemajuan pariwisata

Wisata Papua Barat
Jumpa pers peluncuran kalender wisata Papua Barat (Dok: Kemenpar).

Menpar Arief menyatakan, unsur 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas) yang semakin baik akan mendorong kemajuan pariwisata Provinsi Papua Barat yang memiliki produk pariwisata unggulan yakni wisata bahari (core product) utamanya Raja Ampat sebagai marine tourism kelas dunia. Serta didukung wisata alam dan budaya sebagai supporting product. 

“Untuk kegiatan wisata Papua Barat akan terus didukung oleh Kemenpar. Terutama dalam hal promosi di media sosial. Untuk destinasi untuk saat ini fokus di wisata bahari,” katanya lagi. 

1. Atraksi Wisata Papua Barat harus diperbaiki

Menpar juga meminta Papua Barat untuk memperbaiki tiga hal terkait atraksi, amenitas, dan aksesibilitas agar pariwisata di wilayah tersebut maju dan berkembang. Ia menilai tiga hal itu merupakan unsur utama yang menjadi kunci kemajuan pariwisata suatu daerah.

“Untuk atraksi, Papua Barat mempunyai budaya dan alam, utamanya wisata bahari di Raja Ampat yang sudah mendunia,” kata Menpar Arief. 

Hal itu menurut dia harus dipertahankan, dijaga dan dilestarikan. Jangan sampai rusak oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab.

Baca juga: Nias Pro International Surfing 2019 Suguhkan Atraksi Ombak Kanan Terbaik di Dunia

2. Aksesibilitas Wisata Papua Barat juga harus diperhatikan

Menurutnya persoalan lain yang dihadapi Papua Barat adalah aksesibilitas. “Persoalan yang dihadapi pariwisata Papua Barat adalah aksesibilitas khususnya penerbangan langsung ke Sorong. Untuk ini ke depan perlu diciptakan hub-hub demi membuka penerbangan langsung dari sumber pasar seperti dari Manado dan Bali ke Sorong sebagai lokasi terdekat menuju Raja Ampat,” kata Arief Yahya.

3. Amenitas juga perlu di sebuah objek wisata

Sementara itu untuk amenitas, Kemenpar akan membantu dengan menerapkan konsep “nomadic tourism” di Papua Barat sebagai proyek percontohan antara lain berupa tenda (glamcamp), caravan, serta homepod. “Model nomadic tourism sangat cocok untuk Raja Ampat karena tidak mengganggu lingkungan alam,” kata dia. 

Hal lain yang menjadi perhatian Kemenpar adalah peningkatan kualitas SDM pariwisata di Papua Barat. “Informasi yang saya dapat di Sorong sudah ada pendidikan tinggi program studi kelautan. Saya mengusulkan agar ditambah dengan program studi pariwisata. Untuk Papua Barat program studi kelautan dan pariwisata sangat tepat,” kata Arief Yahya. Ia mengatakan, Kemenpar juga siap membantu penerapan kurikulum pariwisata berstandar ASEAN dan standar dunia (UNWTO).

Aksesibilitas ke Papua Barat semakin membaik

Wisata Papua Barat
Penari Papua (Dok: Kemenpar).

Sementara itu, Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani menyatakan, aksesibilitas yang ada di semakin baik sehingga memudahkan wisatawan untuk datang ke sana baik menggunakan moda transportasi udara, laut, maupun darat. 

“Papua Barat memiliki Bandara Rendani di Kabupaten Manokwari, Bandara Domine Eduard Osok, Kota Sorong, dan Bandara Marinda di Kabupaten Raja Ampat,” kata dia.

Selain itu fasilitas Pelabuhan Laut Manokwari dan Pelabuhan Waisai di Kabupaten Raja Ampat serta jalan darat Trans Papua sepanjang 2.907 km dan direncanakan akan menjadi 4.330 km sampai akhir 2019. 

Untuk kunjungan wisatawan sendiri sudah naik sejak tahun 2016 yang lalu. Peningkatan 45 persen terjadi di tahun 2016. Kemudian tahun 2018 kemarin tumbuh 44 ribu wisatawan. 52 persen asing dan sisanya wisatawan lokal. 

“Kami sangat menyambut baik gelar kegiatan ini. Pasalnya untuk mengembalikan minat wisatawan untuk kembali mengunjungi Papua Barat sejak insiden kemarin. Saya pastikan Papua Barat sudah aman untuk dikunjungi, baik kegiatan bisnis maupun pelesiran,” tutup dia. 

Kegiatan ini sudah enam kali dilaksanakan

Wisata Papua Barat
Wisata di Papua (Shutterstock).

Penyelenggaraan Festival Seni Budaya Papua Barat sudah ke-6 kali dilaksanakan. Tahun ini festival budaya ini akan berlangsung selama lima hari (7-11 Oktober 2019). Kegiatan ini menampilkan serangkaian acara antara lain;  berbagai lomba tari kreasi baru, lomba musik tradisional, lomba folksong, body painting,dan lomba tari pergaulan yosim pancar. Selain itu lomba kuliner khas Papua Barat, pameran benda-benda budaya (hasil kerajinan tangan khas Papua Barat).

Sementara itu penyelenggaraan Festival Pesona Bahari Raja Ampat akan berlangsung selama lima hari. Mulai dari 18-22 Oktober 2019 dan bertempat di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC) Raja Ampat. 

Mengangkat tema ‘Exotic Raja Ampat, From Ridge to Reef’ akan menampilkan berbagai kegiatan. Provinsi Papua Barat terdiri dari 8 kabupaten dan 1 kota. Tahun 2016 jumlah kunjungan wisman ke Papua Barat sebanyak 14.215 wisman dan 3.475 wisnus, sedangkan kunjungan wisatawan ke Raja Ampat tahun 2018 yang lalu sebanyak 43.4910 terdiri atas; 23.099 wisman dan 20.811 wisnus. (Editor: Winda Destiana Putri).