Alat Pacu Jantung dan Biaya Pemasangannya
Alat pacu jantung digunakan untuk membantu dalam mengendalikan denyut jantung.
Alat ini biasanya akan dipasangkan pada orang-orang yang memiliki masalah irama detak jantung (aritmia), serangan jantung, gagal jantung, hingga lemah jantung.
Biasanya alat pacu jantung dipasang pada para lansia. Namun, bukan berarti orang-orang muda tidak mungkin memakainya.
Ada saja orang-orang muda yang juga diharuskan untuk menggunakan alat pacu jantung.
Alat pacu jantung punya beberapa jenis sesuai kebutuhan penderitanya. Jenis ini memengaruhi biaya pemasangannya.
Setiap pemasangannya bisa menghabiskan biaya dari puluhan hingga ratusan juta.
Tak perlu berlama-lama, simak yuk penjelasan rinci mengenai alat pacu jantung.
Apa itu alat pacu jantung?
Alat pacu jantung (pacemaker) adalah alat medis bertenaga listrik yang ditanam dalam tubuh pasien untuk membantu jantung berdetak lebih teratur, tidak terlalu lambat atau cepat sehingga jantung dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan optimal.
Bentuk alat pacu jantung berupa kawat yang ditanam dalam suatu ruang jantung melalui vena yang yang dihubungkan dengan generator pacu jantung.
Pemasangan alat pacu jantung bertujuan untuk mengukur aktivitas listrik, pola denyut, detak jantung, dan temperatur darah yang dipompa jantung.
Ada beberapa kondisi yang mengharuskan seseorang memasang alat pacu jantung, yaitu:
- Bradikardia, ketika jantung berdenyut terlalu lambat.
- Takikardia, ketika jantung berdetak entah terlalu cepat.
- Sindrom takikardia-bradikardia ditandai dengan denyut jantung yang terlalu cepat dan terlalu lambat secara bergantian.
- Blok jantung, suatu kondisi medis berupa tersumbatnya aliran listrik yang menyuplai jantung.
- Hambatan listrik jantung, yaitu kelainan di mana gelombang listrik yang mengatur detak jantung tidak mengalir dengan baik.
- Gagal jantung adalah kondisi yang mana jantung tidak dapat memompa darah yang mencukupi kebutuhan tubuh.
- Henti jantung adalah kondisi yang mana jantung berhenti berdetak.
Fungsi alat pacu jantung
Fungsi alat pacu jantung diberikan kepada penderita aritmia untuk mengatasi kondisinya.
Alat ini bisa digunakan untuk mengurangi gejala aritmia, seperti kelelahan atau pingsan.
Pemasangan alat pacu jantung juga bertujuan untuk membantu jantung berdetak lebih teratur, tidak terlalu lambat atau cepat sehingga jantung dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan optimal.
Saat pasien terserang aritmia, kemungkinan jantung tidak bisa berfungsi dengan normal sehingga mungkin jantung tidak akan memompa darah ke seluruh tubuh secara normal.
Hal ini bisa menyebabkan volume darah yang dipompa keluar jantung tidak sesuai dengan kebutuhan organ tubuh lainnya sehingga berakibat kelelahan, sesak napas, hingga pingsan.
Bahkan, aritmia yang sudah tergolong parah dapat menyebabkan kerusakan organ vital yang bisa menyebabkan kematian.
Selain mengatasi saat pasien terserang aritmia, alat pacu jantung juga dapat membantu penderita gangguan ritme jantung untuk tetap berkegiatan secara aktif.
Kemudian alat pacu jantung juga kerap digunakan untuk mencegah kematian mendadak akibat ventricular tachycardia (VT) atau salah satu jenis aritmia yang ditandai dengan detakan bilik jantung yang sangat cepat, bahkan lebih dari 100 kali per menit.
Meski begitu, karena tindakan ini baru dilakukan ketika pasien sudah mengalami VT, para ahli menyatakan bahwa hal tersebut adalah tindakan pencegahan sekunder.
Cara kerja alat pacu jantung
Cara kerja alat pacu jantung adalah dengan mengirimkan kejutan berupa listrik ke jantung untuk membantu merangsang agar detak jantung dan otot jantung kembali berfungsi dengan normal.
Sebuah alat pacu jantung dapat memiliki beberapa kabel timah tergantung dari jenisnya.
Untuk dapat berfungsi dengan baik, alat ini membutuhkan baterai yang dapat menerima sinyal dan mengirimkan aliran listrik dengan baik kepada jantung.
Baterai dapat bertahan hingga sekitar 7–10 tahun, tergantung pemakaian.
Saat terjadi perubahan pada irama detak jantung, misalnya jantung berdetak terlalu lambat, alat ini akan akan mengirimkan sinyal dan membantu jantung kembali berdetak normal.
Jika tidak terdapat kelainan pada detak jantung, alat pacu jantung pun tidak akan memberikan sinyal.
Dokter akan memeriksa alat pacu jantung setiap 3-6 bulan sekali untuk memastikan perangkat berfungsi dengan baik.
Jenis-jenis alat pacu jantung
Alat pacu jantung memiliki tiga jenis berbeda, tergantung jumlah kabel yang dipasang. Berikut ini tiga jenis alat pacu jantung.
1. Single chamber pacemaker
Alat pacu jantung single chamber pacemaker memiliki satu kabel yang ditempatkan di dalam bilik bawah atau ventrikel jantung.
Jika alat pacu hanya dilengkapi dengan satu kabel, biasanya alat ini hanya memberikan kejutan listrik melalui generator ke ventrikel kanan atau bilik jantung yang terdapat di bagian bawah sebelah kanan.
2. Dual chamber pacemaker
Jenis alat pacu jantung selanjutnya, yaitu dual chamber pacemaker. Alat ini menggunakan dua kabel timah yang dipasang pada serambi dan bilik jantung.
Alat ini memiliki satu ujung di bilik atas atau atrium, jantung, dan satu di bilik bawah atau ventrikel jantung.
Alat pacu jantung bilik ganda digunakan untuk mengobati bradikardia dan fibrilasi atrium yang terkait dengan bradikardia.
Biasanya alat ini hanya memberikan kejutan listrik pada atrium kanan atau bilik jantung di bagian atas sebelah kanan dan ventrikel kanan.
3. Biventricular pacemaker
Biventricular pacemaker menggunakan tiga kabel yang dipasang pada serambi kanan, bilik kanan, dan di dekat bilik kiri dari jantung.
Jika alat pacu dilengkapi dengan tiga kabel, alat ini memberikan kejutan listrik pada salah satu atrium dan kedua sisi ventrikel.
Biaya pemasangan alat pacu jantung
Tentu bukan lagi rahasia jika pemasangan alat pacu jantung membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Di Indonesia kisaran biaya pemasangan alat pacu jantung bisa mencapai hingga puluhan juta rupiah.
Biaya pasang alat pacu jantung ini dibedakan berdasarkan rumah sakit tempat melakukan pemasangan dan jenis alat pacu jantung yang dipilih.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini estimasi awal biaya pemasangan alat pacu jantung yang dikutip dari Alodokter.
Rumah sakit | Biaya pemasangan alat pacu jantung |
RSU Bunda Jakarta | Rp4.500.000 |
RS Awal Bros | Rp8.500.000 |
Primaya Hospital | Rp8.500.000 |
RS Mardi Rahayu Kudus | Rp9.360.000 |
RS Islam Malahayati | Rp13.750.000 |
RS Jantung Jakarta | Rp19.018.255 |
Mayapada Hospital Tangerang | Rp23.882.000 |
Rumah Sakit Premier Surabaya | Rp60.000.000 |
Samitivej Sriracha Hospital Bangkok | Rp151.334.000 |
Pentingnya asuransi kesehatan untuk meminimalkan biaya medis
Sebagian besar pasien dengan penyakit jantung bawaan bisa bertahan hidup hingga 10 tahun dengan alat yang sama.
Sayangnya, biaya pemasangan alat pacu jantung tidaklah murah.
BPJS Kesehatan memang menanggung biaya operasi pemasangan alat pacu jantung sesuai syarat dan ketentuan yang diberikan oleh pihak BPJS.
Artinya, jika ada yang tidak sesuai, ada kemungkinan kamu harus membayar biaya pemasangan alat pacu jantung secara mandiri.
Untuk itu, asuransi kesehatan menjadi sangat diperlukan untuk orang yang berisiko memiliki penyakit jantung. Hal ini untuk menekan biaya perawatan lain yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan.
Temukan pilihan asuransi kesehatan terbaik di Lifepal dengan premi yang sesuai dengan bujet.
Buat kamu yang mau tahu lebih banyak tentang asuransi? Lihat pertanyaan populer seputar asuransi di Tanya Lifepal.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pemasangan alat pacu jantung
Sebelum menggunakan alat pacu jantung, kamu mungkin harus melalui beberapa pemeriksaan untuk memastikan perlunya penggunaan alat ini.
Tujuan pemeriksaan ini untuk mengevaluasi fungsi jantung, memantau kerja listrik jantung, irama jantung, dan kondisi jantung ketika beraktivitas.
Adapun pemeriksaan yang dimaksud, yaitu:
- Pemeriksaan fisik umum.
- Ekokardiogram adalah pemeriksaan untuk mengukur dan merekam aktivitas listrik jantung.
- Elektrokardiografi adalah pemeriksaan untuk merekam aktivitas kelistrikan pada jantung.
- Stress test adalah pemeriksaan yang dilakukan dokter untuk mencari tahu bagaimana jantung merespons tekanan pada saat beraktivitas fisik.
- Holter monitoring test adalah prosedur untuk merekam detak jantung secara terus-menerus selama 24-48 jam pada aktivitas sehari-hari dengan alat yang disebut sebagai holter monitor.
Setelah dokter spesialis jantung melakukan pemeriksaan tersebut, mereka akan menentukan pilihan penanganan berdasarkan hasil pemeriksaan.
Dokter juga akan menyarankan langkah penanganan terbaik, termasuk jenis alat pacu jantung apa yang tepat untuk menangani kondisi kamu.
Selain itu, pastikan mendapat istirahat yang cukup agar prosedur pemasangan alat pacu jantung berjalan lancar.
Prosedur pemasangan alat pacu jantung
Usai menentukan jenis alat pacu jantung yang digunakan serta waktu pemasangan, dokter kemudian melakukan prosedur pemasangan.
Alat pacu jantung umumnya dipasang dengan cara diletakkan atau ditanamkan di balik kulit di area dada, tepatnya di bawah tulang selangka dengan prosedur sebagai berikut:
- Dokter memberikan obat bius kepada pasien lalu membuat sayatan kecil di bagian dada kiri.
- Dokter akan memasang kabel-kabel kecil yang menghubungkan jantung dengan alat pacu jantung tersebut.
- Setelah dipasang, alat seukuran kotak korek api ini akan mengirimkan dorongan listrik pada jantung melalui kabel-kabel kecil yang terhubung di antara keduanya.
- Setelah semua perangkat alat pacu sudah terpasang, dokter akan memantau fungsinya lewat ECG, termasuk memeriksa fungsi baterai pada generator.
- Setelah dipastikan alat pacu berfungsi baik, dokter akan menutup sayatan kulit dengan jahitan, strip perekat, atau lem khusus.
- Lokasi sayatan akan diperban.
Alat pacu jantung bisa diatur sedemikian rupa agar gelombang listrik yang dikeluarkan untuk membuat jantung berkontraksi dapat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kenali komplikasi saat pemasangan alat pacu jantung
Alat pacu jantung sebenarnya tidak memiliki efek samping. Efek samping yang terjadi umumnya berasal dari prosedur pemasangan alat pacu jantung tersebut, yaitu:
- Alergi terhadap obat bius.
- Perdarahan.
- Infeksi pada lokasi pemasangan alat pacu jantung.
- Reaksi alergi terhadap zat pewarna atau anestesi yang digunakan selama prosedur.
- Bengkak, memar, atau pendarahan pada lokasi pemasangan pacemaker, terutama bila pasien tengah mengonsumsi obat-obatan pengencer darah.
- Kerusakan pembuluh darah atau saraf di sekitar lokasi pacemaker.
- Kolaps paru-paru.
Namun, efek samping ini hanya bersifat sementara. Pasien dapat kembali beraktivitas normal dalam beberapa hari pascaoperasi. Namun, kegiatan pasien akan dibatasi.
Pasien akan dilarang melakukan olahraga berlebihan atau mengangkat beban berat selama satu bulan setelah prosedur
Selain itu, pasien juga harus menghindari pemberian tekanan pada area pemasangan alat pacu jantung
Tanya jawab seputar alat pacu jantung
Fungsi alat pacu jantung diberikan kepada penderita aritmia untuk mengatasi kondisinya. Alat ini bisa digunakan untuk mengurangi gejala aritmia, seperti kelelahan atau pingsan.
Biaya pasang alat pacu jantung ini dibedakan berdasarkan rumah sakit tempat melakukan pemasangan dan jenis alat pacu jantung yang dipilih.
Di Indonesia, kisaran biaya pemasangan alat pacu jantung bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Ya, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menjamin penuh biaya operasi, termasuk operasi pemasangan permanent pacemaker (PPM) atau alat pacu jantung permanen.
Namun, untuk dapat memanfaatkan BPJS, kamu harus mendapatkan surat rujukan dari dokter yang berisi diagnosis untuk memastikan kondisi pasien.