Biaya Cuci Darah di Rumah Sakit Jabodetabek dan Prosedurnya
Biaya cuci darah menjadi pengeluaran tetap bagi seseorang yang mengalami gagal ginjal kronis atau berjangka panjang. Prosedur ini dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah tidak optimal.
Intensitas cuci darah tergantung dari kondisi pasien masing-masing, ada yang dua minggu sekali, seminggu dua kali, atau seminggu sekali.
Penyakit yang harus cuci darah yakni, gagal ginjal. Namun, tidak hanya para penderita gagal ginjal saja yang diharuskan menjalani cuci darah. Mereka yang memiliki gangguan ginjal juga bisa menjalani cuci darah untuk sementara hingga fungsi ginjalnya normal kembali.
Nah, yang menjadi kendala adalah mahalnya harga cuci darah yang mana sekali menjalani prosedur cuci darah di klinik atau rumah sakit bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Mari kita cari tahu selengkapnya mengenai apa itu cuci darah, berapa biaya cuci darah, dan konsultasi gangguan kesehatan ginjal di beberapa klinik dan rumah sakit berikut.
Berapa biaya untuk sekali cuci darah di rumah sakit?
Cuci darah tidak bisa dilakukan di setiap klinik atau rumah sakit, melainkan hanya beberapa saja yang memiliki fasilitas ini. Besaran biayanya berkisar dari Rp400 ribu sampai Rp5 jutaan untuk sekali menjalani prosedur cuci darah.
Biaya yang terbilang mahal itu mau gak mau harus dijalani oleh para penderita gagal ginjal.
Dikutip dari Alodokter, berikut ini beberapa klinik dan rumah sakit yang menyediakan fasilitas konsultasi kesehatan ginjal dan cuci darah beserta kisaran biaya yang dikenakan.
Klinik dan rumah sakit untuk konsultasi ginjal
Klinik / Rumah Sakit | Kota | Biaya Konsultasi Ginjal |
RS Khusus Ginjal Ny. R.A. Habibie | Bandung | Dimulai dari Rp200.000 |
Mayapada Hospital Bogor BMC | Bogor | Dimulai dari Rp250.000 |
Rumah Sakit Royal Taruma | Jakarta | Dimulai dari Rp420.000 |
Rumah Sakit Umum YARSI | Jakarta | Dimulai dari Rp350.000 |
Rumah Sakit Baiturrahim | Jambi | Dimulai dari Rp200.000 |
Klinik Ratulangi Medical Center | Makassar | Dimulai dari Rp250.000 |
Charitas Hospital | Palembang | Dimulai dari Rp175.000 |
Mitra Keluarga Waru | Sidoarjo | Dimulai dari Rp224.000 |
Rumah Sakit Umum Bhakti Asih | Tangerang | Dimulai dari Rp118.000 |
Rumah Sakit Medika BSD | Tangerang Selatan | Dimulai dari Rp200.000 |
Klinik dan rumah sakit untuk cuci darah (peritoneal dialysis)
Klinik / Rumah Sakit | Kota | Biaya Cuci Darah |
Rumah Sakit Immanuel | Bandung | Dimulai dari Rp5.537.000 |
Primaya Hospital | Tangerang | Dimulai dari Rp2.030.000 ‐ Rp3.040.000 |
RSUP Nasional Dr. Ciptomangunkusumo | Jakarta |
|
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso | Jakarta | Dimulai dari Rp400.000 – Rp1.200.000 |
Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala | Tangerang | Dimulai dari Rp750.000 – Rp877.000 |
Rumah Sakit Bhayangkara | Surabaya | Dimulai dari Rp1.100.000 |
Efek cuci darah pada penderita ginjal
Setiap tindakan medis tentu memiliki efek samping. Sama halnya seperti para pasien yang menjalani terapi cuci darah. Berikut ini risiko cuci darah atau efeknya yang biasanya dirasakan oleh tubuh pasien.
- Kelelahan
- Menderita tekanan darah rendah
- Keram otot
- Kulit gatal-gatal
1. Kelelahan
Bagi pasien yang menjalani cuci darah untuk waktu yang cukup lama, bakal lebih mudah kelelahan. Hal ini bisa disebabkan karena fungsi ginjal yang terganggu, diet yang diperintahkan oleh dokter selama proses cuci darah, dan juga stres.
Kelelahan bisa diatasi dengan olahraga ringan yang aman untuk penderita gagal ginjal, misal bersepeda, atau berjalan santai. Dengan kebiasaan berolahraga itu, stamina bisa pulih kembali.
2. Menderita tekanan darah rendah
Efek yang paling wajar dialami adalah tekanan darah rendah. Karena dalam proses cuci darah, cairan di dalam tubuh bakal keluar dan kadarnya akan menurun. Akibatnya, rasa mual dan pusing akan dirasakan pasien.
3. Keram otot
Selama cuci darah, otot-otot bakal kehilangan cairan. Karena hal itulah otot bakal bereaksi seperti keram. Biasanya rasa keram ini terjadi di bagian kaki.
4. Kulit gatal-gatal
Beberapa pasien mengeluhkan gatal-gatal pada kulit setelah menjalani proses cuci darah. Penyebabnya karena terjadi penumpukan mineral di dalam darah.
Selain empat efek itu, beberapa efek samping lainnya yang biasa dirasakan adalah, mengalami kesulitan tidur, nyeri pada tulang dan sendi, mulut kering, dan perasaan gelisah.
Kapan harus stop cuci darah?
Cuci darah sejatinya bisa dihentikan, namun itu semua tergantung dari kondisi pasiennya. Bagi penderita gagal ginjal sementara atau masalah ginjal biasa, cuci darah bisa dihentikan selama ginjalnya sudah bisa berfungsi kembali.
Namun, bagi para penderita gagal ginjal kronis, tindakan medis cuci darah harus dilakukan seumur hidup, atau sampai mendapatkan donor ginjal.
Itulah beberapa hal tentang cuci darah. Setelah mengetahui betapa mahalnya ongkos untuk cuci darah, kamu harus melakukan pencegahan penyakit ginjal sedini mungkin.
Beberapa cara sederhana bisa dilakukan untuk menghindarimu dari penyakit berbahaya ini, diantaranya adalah rutin berolahraga 20 menit sehari, minum obat hanya yang diresepkan dokter, makan-makanan sehat, menghindari penyakit seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, dan yang terpenting adalah menerapkan gaya hidup sehat.
Dengan cara tersebut, mudah-mudahan saja kamu bukan salah satu orang yang harus mengeluarkan uang banyak untuk biaya cuci darah. Apapun penyakitnya, kesehatan itu mahal harganya!
Apakah BPJS Kesehatan menanggung biaya cuci darah?
Cuci darah ditanggung BPJS Kesehatan. Baik gagal ginjal akut dan kronis biaya seluruhnya akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Kisaran biayanya mulai dari Rp800.000 – Rp1.500.000 untuk satu kali tindakan cuci darah.
Agar mendapat tanggungan dari BPJS, jangan lupa untuk datang ke Faskes ke-1 dan meminta rujukan, ya. Setelah itu, lengkapi berkas yang dibutuhkan dan datang ke rumah sakit terdekat.
Prosedur cuci darah
Prosedur cuci darah ada dua, yakni hemodialisis dan juga dialisis peritoneal atau CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis). Berikut ulasannya.
1. Prosedur hemodialisis
Untuk melakukan proses cuci darah, nantinya akan menggunakan mesin khusus yang gunanya sebagai pengganti fungsi ginjal yakni untuk menyaring darah di dalam tubuh.
Prosedur cuci darah ini biasanya berlangsung selama 4 jam. Penderita gagal ginjal diharuskan melakukan cuci darah seminggu sebanyak tiga kali.
Pertama, petugas medis akan memasukkan jarum pada bagian pembuluh darah yang tersambung dengan mesin cuci darah. Setelah itu, alat cuci darah akan bekerja dan menyaring darah kotor.
Setelah selesai, darah yang sudah bersih pun akan dialirkan kembali ke dalam tubuh.
2. Prosedur Dialisis peritoneal atau CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis)
Prosedur cuci darah ini menggunakan selaput yang ada di dalam rongga perut atau biasa disebut peritoneum. Peritoneum ini memiliki banyak pembuluh darah kecil yang fungsinya bisa seperti ginjal yakni menyaring kotoran di dalam darah.
Pertama-tama petugas medis akan melakukan sayatan kecil pada dekat pusar untuk memasukkan selang khusus. Selang ini akan terus berada di dalam rongga perut secara permanen, yakni untuk memasukkan cairan dialisat.
Ketika darah melewati pembuluh darah di bagian rongga peritoneum, kemudian limbah yang kotor atau cairan berlebih akan ditarik ke luar dari darah dan masuk ke cairan dialisat.
Kemudian, cairan dialisat yang mengandung zat limbah ini dialirkan ke kantong khusus dan dibuang. Lalu, figanti dengan cairan dialisat yang baru.
Bagusnya, metode cuci darah ini bisa dilakukan di rumah saja dan kapan saja dengan waktu yang lebih singkat yakni 30 menit. Penderita dianjurkan melakukan prosedur ini selama empat kali dalam seminggu.
Itu dia informasi terkait biaya cuci darah dan juga prosedur yang dijalani. Meskipun memang sakit dan memberikan efek samping yang tidak nyaman, namun cuci darah bisa memberikan penderita gagal ginjal kehidupan yang lebih baik. Mereka tetap bisa bekerja dan beraktivitas sehari-hari.
Layanan finger print bagi pasien BPJS yang mau cuci darah
Pasien yang memerlukan cuci darah mendapat keringanan dengan biaya yang dapat ditanggung BPJS. Selain itu, BPJS semakin mempermudahnya dengan menyederhanakan prosedur layanan kesehatan.
Pasien tidak perlu lagi membuat maupun memperpanjang surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, entah di puskesmas maupun di klinik setiap tiga bulan sekali.
Penyederhanaan prosedur layanan kesehatan ini pun digantikan dengan penggunaan sidik jari (finger print) di rumah sakit sehingga jika sidik jari pasien telah terekam dan terdaftar, ia bisa melakukan prosedur cuci darah secara langsung.
Namun, jika belum terdaftar, maka ia harus mendaftarkan diri terlebih dahulu dengan menggunakan e-KTP yang kemudian diverifikasi melalui finger print.
Lengkapi dengan asuransi kesehatan + penyakit kritis
BPJS Kesehatan memang menanggung biaya cuci darah dan pengobatan penyakit kronis atau sudah berlangsung lama.
Meski begitu, lebih baik untuk melengkapi perlindungan keluarga dengan asuransi kesehatan swasta untuk menanggung biaya pengobatan penyakit yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan.
Dengan memiliki asuransi kesehatan, biaya perawatan kesehatan mulai dari konsultasi dengan dokter, rawat jalan, rawat inap, pemeriksaan, tindakan operasi hingga biaya cuci darah pun bisa ditanggung perusahaan asuransi.
Khusus untuk pertanggungan penyakit ginjal, terutama gagal ginjal, kamu bisa mendapatkan pertanggungan dari asuransi penyakit kritis.
Pertanggungan biaya perawatan penyakit kritis bisa didapatkan sebagai manfaat tambahan dari asuransi kesehatan terbaik. Jadi, kamu perlu menjadi nasabah asuransi kesehatan dulu untuk selanjutnya bisa membeli manfaat tambahan.
Perlu diketahui bahwa pertanggungan biaya penyakit kritis berbentuk santunan tunai. Uang santunan ini bisa pasien gunakan untuk membiayai tagihan berobat di rumah sakit sesuai kebutuhan.
Nilai santunan tunai yang bisa didapatkan mencapai Rp1 miliar untuk jaminan atas lebih dari 100 jenis penyakit kritis.
Pilihan asuransi kesehatan terbaik
Ada banyak pilihan asuransi kesehatan individu ataupun keluarga lainnya dengan jenis pertanggungan yang beragam untuk kamu dan keluarga, seperti:
- Cigna Proteksi Sehat, premi: Rp150 ribu per bulan.
- AXA Mandiri Smartcare Executive, premi: mulai dari Rp170 ribuan per bulan.
- Lippo HealthPlus Family, premi: mulai Rp416 ribuan per bulan untuk seluruh anggota keluarga.
- Simas Sehat Gold, premi: mulai Rp171 ribuan per bulan.
- BRI Life Simply HealthCare, premi: mulai Rp227 ribuan per bulan.
- Chubb Hospital Cashback Protection, premi: mulai dari Rp165 ribuan per bulan.
Itulah beberapa hal tentang cuci darah hingga pilihan asuransi terbaik. Setelah mengetahui betapa mahalnya ongkos untuk cuci darah, kamu harus melakukan pencegahan penyakit ginjal sedini mungkin.
Beberapa cara sederhana bisa dilakukan untuk menghindarimu dari penyakit berbahaya ini, diantaranya adalah rutin berolahraga 20 menit sehari, minum obat hanya yang diresepkan dokter, makan-makanan sehat, menghindari penyakit seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, dan yang terpenting adalah menerapkan gaya hidup sehat.
Dengan cara tersebut, mudah-mudahan saja kamu bukan salah satu orang yang harus mengeluarkan uang banyak untuk biaya cuci darah.
Pertanyaan seputar biaya cuci darah
- Kelelahan
- Menderita tekanan darah rendah
- Keram otot
- Kulit gatal-gatal
- Mual dan kram perut
- Nyeri dada dan punggung
- Gangguan tidur.