Cek Biaya Kolonoskopi di Rumah Sakit dan Prosedurnya
Kolonoskopi adalah pemeriksaan yang dianjurkan untuk mengetahui kondisi usus besar. Prosedur ini bisa dimanfaatkan untuk mengetahui adanya risiko kanker usus besar.
Kisaran biaya kolonoskopi dimulai dari Rp2 jutaan hingga lebih dari Rp6 juta.
Bagi seseorang yang mengalami gangguan kesehatan usus besar, prosedur kolonoskopi bisa dilakukan untuk mendeteksi ketidaknormalan.
Usus besar adalah organ dalam manusia berfungsi memproses pencernaan makanan pada tahap akhir.
Menjaga fungsi usus besar agar tetap normal adalah wajib, yaitu dengan cara menerapkan pola makan seimbang, banyak mengonsumsi serat dari sayur dan buah, mencukupi kebutuhan cairan, dan rutin berolahraga.
Mari kita cari tahu tentang prosedur selengkapnya dan biaya kolonoskopi di rumah sakit berikut.
Apa Itu Kolonoskopi?
Kolonoskopi adalah tindakan medis yang dilakukan untuk memeriksa kondisi usus besar dan bagian akhir dari usus besar, yaitu rektum.
Pemeriksaan dengan kolonoskopi bertujuan mendeteksi adanya ketidaknormalan pada kedua organ tadi. Ketidaknormalan itu biasanya seperti jaringan usus yang bengkak, iritasi, luka, polip, atau kanker.
Seseorang dengan gejala-gejala tertentu, seperti buang air besar berdarah, konstipasi kronis, diare kronis, dan nyeri perut, sangat dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan kolonoskopi. Kolonoskopi bisa dilakukan untuk mendeteksi risiko kanker usus besar juga.
Estimasi Biaya Kolonoskopi di Rumah Sakit
Biaya kolonoskopi bervariasi, tergantung dari rumah sakit yang menyelenggarakannya. Di rumah sakit swasta di Indonesia, biaya prosedur ini dimulai dari Rp3 juta hingga lebih dari Rp11 juta.
Kalau di Singapura, biayanya dimulai dari Rp13,7 juta. Kamu dianjurkan buat mempersiapkan dana lebih barangkali ada kebutuhan yang tidak terduga, yaitu sekitar 20%-30% dari biaya yang diperkirakan.
Berikut adalah estimasi biaya kolonoskopi di beberapa rumah sakit:
Rumah Sakit | Estimasi Biaya |
---|---|
Siloam Hospitals Bogor | Rp3,3 juta |
Rumah Sakit Immanuel Bojong Loa Kidul, Bandung | Rp4 juta |
Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk | Rp3,8 juta |
Siloam Hospitals Yogyakarta | Rp2,5 juta |
Siloam Hospitals TB Simatupang Cilandak | Rp3,8 juta |
Mayapada Hospital Jakarta Selatan | Rp4,1 juta |
RS Bhayangkara Makassar | Rp4,5 juta |
Rumah Sakit Husada Mangga Dua Selatan | Rp5,1 juta |
RS Permata Bunda Medan | Rp2 juta |
Siloam Hospitals Balikpapan | Rp3,5 juta |
RS Awal Bros Batam | Rp2,8 juta |
Primaya Hospital Tangerang | Rp3,1, juta |
Rumah Sakit Premier Jatinegara | Rp6 juta |
Siloam Hospitals Surabaya | Rp4,5 juta |
Siloam Sriwijaya Palembang | Rp3,3 juta |
Mayapada Hospital Tangerang | Rp3,7 juta |
RS EMC Tangerang | Rp4 juta |
Rumah Sakit Sumber Waras Jakarta Barat | Rp3,6 juta |
Rumah Sakit EMC Sentul Bogor | Rp6,1 juta |
Kalau dilihat-lihat, biayanya lumayan besar juga, ya. Beruntung bagi kamu yang punya asurani kesehatan bisa mendapatkan pertanggungan hingga 100%. Kamu juga bisa memilih rumah sakit sesuai preferensi pribadi.
Punya perlindungan finansial dari asuransi kesehatan memang penting, tapi jangan melupakan urgensi untuk memiliki dana darurat.
Dana darurat adalah simpanan yang sengaja kamu persiapkan untuk melunasi pengeluaran yang tidak terduga. Jumlah dana darurat tiap orang berbeda-beda, sesuai pemasukan dan pengeluarannya juga.
Apakah Biaya Kolonoskopi Ditanggung oleh BPJS Kesehatan?
Jawabannya adalah bisa. Ingat ya kalau semua tindakan medis bisa ditanggung BPJS Kesehatan. Semua daftar penyakit dan operasi yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 28 Tahun 2014.
Sangat disarankan bagi pengguna jaminan kesehatan BPJS Kesehatan memahami daftar penyakit dan operasi yang dapat ditanggung agar terhindar dari keberatan biaya perawatan.
Kapan Harus Kolonoskopi?
Seperti yang sudah dijabarkan di depan jika kolonoskopi dilakukan untuk mengetahui kondisi usus besar. Biasanya dokter akan menyarankan kamu melakukan tindakan kolonoskopi jika mengalami kondisi-kondis berikut ini.
- Untuk mengetahui penyebab buang air besar berdarah, diare kronis, nyeri perut, sembelit kronis, dan keluhan lain terkait masalah usus besar.
- Untuk mengecek kanker usus besar, umumnya pada seseorang dengan usia di atas 50 tahun atau orang-orang yang berisiko terkena kanker usus besar.
- Untuk mengetahui ada tidaknya polip usus.
- Untuk menghentikan pendarahan pada usus besar.
Apa yang Harus Dilakukan Sebelum Menjalani Kolonoskopi?
Pemeriksaan kolonoskopi dapat berjalan dengan lebih baik kalau dinding usus dapat terlihat dengan jernih dan jelas serta bersih dari feses (tinja) yang dapat mengganggu pandangan saat pelaksanaan kolonoskopi.
Ini dia beberapa cara yang dilakukan untuk membersihkan usus, antara lain:
- Mengonsumsi obat pencahar berupa pil atau cairan saat malam sebelum pelaksanaan kolonoskopi atau ditambah lagi saat pagi di hari tindakan.
- Menjalankan diet khusus, menghindari makanan padat dan hanya minum air putih sehari sebelum kolonoskopi, diikuti dengan berpuasa setelah tengah malam pada hari pelaksanaan kolonoskopi.
- Pasien juga harus memastikan agar ada pihak yang mengantar atau menemani saat tindakan, karena setelah tindakan pasien masih dalam pengaruh anestesi atau obat penenang sehingga tidak aman untuk berkendara sendiri.
Prosedur Kolonoskopi
Pelaksanaan kolonoskopi diawali dengan pemberian anestesi atau obat bius pada pasien lewat pembuluh darah agar pasien tenang, dan terkadang mengantuk.
Setelah itu, pasien dibaringkan dengan posisi menghadap samping dan lutut diangkat ke dada.
Pemeriksaan dilakukan dengan bantuan alat kolonoskop, selang lentur berdiameter sekitar 1,5 cm yang dilengkapi dengan kamera khusus untuk melihat kondisi usus besar.
Alat tersebut selanjutnya dimasukkan lewat dubur hingga menuju usus besar. Akan ada udara yang digunakan agar usus mengembang sehingga dinding usus dapat terlihat jelas.
Kram pada perut akan dirasakan pasien, tapi tenang saja karena bisa diredakan dengan menarik nafas panjang.
Di samping itu, dokter juga bisa mengambil sampel jaringan atau biopsi dari usus untuk dianalisis lebih lanjut. Pelaksanaan kolonoskopi berlangsung selama 30 menit hingga satu jam.
Jika hasil kolonoskopi kamu negatif, maka bisa dipastikan usus kamu tidak berisiko terkena kanker usus. Namun, jika dokter menganjurkan melakukan kolonoskopi dalam waktu 5-10 tahun, maka kamu memang ada risiko terkena penyakit kanker usus.
Hal yang Harus Dilakukan Setelah Kolonoskopi
Pasien disarankan beristirahat selama sehari penuh setelah menjalani pemeriksaan kolonoskopi serta menghindari aktivitas berkendara selama 24 jam.
Pasien diperbolehkan makan dan minum seperti biasa secepatnya setelah tindakan dan sudah bisa melakukan kegiatan seperti biasa pada hari berikutnya apabila kondisi sudah benar-benar pulih.
Pertanyaan Seputar Biaya Kolonoskopi
Seseorang dengan gejala-gejala tertentu, seperti buang air besar berdarah, konstipasi kronis, diare kronis, dan nyeri perut, sangat dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan kolonoskopi. Kolonoskopi bisa dilakukan untuk mendeteksi risiko kanker usus besar juga.