Biaya Laparoskopi untuk Usus Buntu hingga Program Hamil
Operasi laparoskopi adalah tindakan medis berupa pembedahan kecil yang bertujuan membantu dokter menentukan diagnosis penyakit atau mendukung proses penyembuhan.
Istilah laparoskopi cukup asing bagi masyarakat awam sehingga begitu diberi tahu tentang hal ini maka yang terbayang adalah tindakan bedah skala besar dengan biaya laparoskopi yang besar pula.
Kisaran biaya laparoskopi di rumah sakit memang terbilang cukup menguras kantong, yaitu dimulai dari jutaan dan bahkan mencapai puluhan juta.
Asuransi kesehatan bisa menjadi salah satu solusi agar finansialmu tetap terjaga sekaligus tetap mendapatkan perawatan laparoskopi.
Yuk kita bahas selengkapnya mengenai laparoskopi dan berapa besar biaya prosedurnya di artikel berikut.
Apa itu tindakan laparoskopi?
Laparoskopi adalah prosedur bedah kecil yang memungkinkan dokter bedah mengakses bagian dalam perut dan panggul pasien, tanpa harus membuat sayatan besar. Laparoskopi juga dikenal sebagai operasi lubang kunci atau operasi invasif minimal.
Melalui prosedur ini, pasien tak perlu menjalani operasi dengan sayatan besar yang biasanya dilakukan dalam bedah konvensional.
Karena sayatannya cukup kecil, maka alat laparoskop yang dimasukkan dalam tubuh pasien juga berukuran kecil, menyerupai sebuah tabung kecil dengan cahaya dan kamera di ujungnya.
Kamera ini berfungsi merekam seluruh organ dalam perut atau panggul pasien yang sedang menjalani bedah laparoskopi. Dokter bedah pun bisa mengamati kondisi dalam tubuh pasien dengan lebih jelas, tanpa harus melakukan operasi besar.
Laparoskopi juga bisa dilakukan untuk mengambil biopsi atau sampel jaringan organ tertentu di dalam perut. Biasanya, tindakan ini dilakukan untuk pemeriksaan organ hati, empedu, pankreas, perut, dan panggul.
Dengan cara ini, dokter bisa mendeteksi adanya tumor atau cairan pada rongga perut, penyakit hati, dan penyakit lain yang berkaitan dengan organ pada bagian tersebut.
Laparoskopi menjadi opsi bagi pasien yang ingin menjalani pemulihan lebih cepat karena sayatannya terbilang kecil, dan meminimalkan perdarahan pascaoperasi.
Biaya laparoskopi di rumah sakit
Sebagai gambaran, berikut rincian harga bedah laparoskopi untuk berbagai tindakan, seperti usus buntu hingga program hamil (laparoskopi saluran tuba) di beberapa rumah sakit dan dokter.
Sebagai catatan, biaya operasi laparoskopi yang ditampilkan berikut ini bisa berubah-ubah, tergantung tindakan yang dilakukan hingga kebijakan masing-masing rumah sakit.
Rumah Sakit
- Mayapada Hospital Jakarta Selatan: mulai dari Rp23.140.000
- Mayapada Hospital Tangerang: mulai dari Rp22.011.000
- RS Stella Maris Makassar: mulai dari Rp9.070.000
- RS Imelda Pekerja Indonesia Medan: mulai dari Rp14.000.000
- RS Premier Bintaro Tangsel: mulai dari Rp12.600.000
- MRCC Siloam Hospital Semanggi: mulai dari Rp49.000.000
- Rumah Sakit Manyar Hospital Centre Surabaya: mulai dari Rp8.458.500
- Siloam Hospital Simatupang: mulai dari Rp38.000.000
- RS Mitra Keluarga Bekasi Timur: mulai dari Rp17.000.000
- Rumah Sakit Immanuel Bandung: mulai daru Rp2.456.000
- RS Brawijaya Antasari: mulai dari Rp27.650.000
- Rumah Sakit Premier Surabaya: mulai dari Rp60.000.000
- Rumah Sakit Premier Bintaro: mulai dari Rp40.455.000
- RS Islam Jakarta Cempaka Putih: mulai dari Rp27.900.000
Dokter (biaya konsultasi)
- dr. Hanifah Erlin Dharmayanti, Sp.OG di RS Mitra Keluarga Waru Sidoarjo: mulai dari Rp220.000
- dr. Felicia Sugiarto, Sp.OG di Mayapadai Hospital Jakarta Selatan: mulai dari Rp300.000
- dr. M. Luky Satria Syahbana, Sp.OG-KFER di Mayapada Hospital Jaksel: mulai dari Rp300.000
- dr. Noviyanto, Sp.OG: mulai dari Rp250.000
- dr. Arie Sutanto, Sp.OG (K) di RS Telogorejo Semarang: mulai dari Rp160.000
- dr. Hedy Tan, MARS, MOG, Sp.OG di RS Imelda Pekerja Indonesia Medan: mulai dari Rp100.000
- dr. Henky Mohammad Masteryanto, Sp.OG di RS Manyar Medical Centre Surabaya: mulai dari Rp200.000
- dr. Herry Wahyudi, Sp.OG di RS Bella Bekasi Timur:mulai dari Rp175.000
- dr. Wenny Ningsih, Sp.OG di Mayapada Hospital Tangerang: mulai dari Rp250.000.
Apakah BPJS Kesehatan menanggung laparoskopi?
Jawabannya, bisa. Pada prinsipnya, semua biaya operasi untuk tujuan pengobatan atau penanganan medis darurat bisa ditanggung BPJS Kesehatan.
Hal ini diatur dalam pedoman pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yaitu Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No. 28 Tahun 2014. Lebih lengkapnya, berikut ini biaya bedah atau operasi yang ditanggung BPJS Kesehatan.
- Operasi Jantung
- Operasi Caesar
- Operasi Kista Ovarium
- Operasi Miom
- Operasi Tumor
- Operasi Odontektomi
- Operasi Bedah Mulut
- Operasi Usus Buntu
- Operasi Batu Empedu
- Operasi Mata
- Operasi Bedah Vaskuler
- Operasi Amandel
- Operasi Katarak
- Operasi Hernia atau turun berok
- Operasi Kanker
- Operasi Kelenjar Getah Bening
- Operasi Pencabutan Pen
- Operasi Penggantian Sendi Lutut
- Operasi Timektomi
- Operasi Urologi
Sedangkan biaya laparoskopi untuk program hamil tidak bisa ditanggung oleh BPJS dan menggunakan dana pribadi.
Seperti apa prosedur bedah laparoskopi?
Berikut ini uraian lengkap prosedur bedah laparoskopi yang biasa dilakukan untuk berbagai tindakan seperti usus buntu hingga program hamil.
- Untuk memasukkan tabung laparoskop, dokter harus membuat sayatan kecil sebesar 5-10 mm di dinding perut pasien dengan sebelumnya memberikan anestesi lokal pada area sayatan.
- Bisa saja dokter juga membuat sayatan lebih dari satu untuk memasukkan alat bantuan lainnya. Tahapan ini bisa berlangsung 30 menit sampai 1,5 jam tergantung kondisi pasien.
- Setelah sayatan dibuat, maka dokter harus memompa gas ke dalam rongga perut pasien dengan alat medis yang menyerupai jarum, bernama kanula.
- Gas ini akan membuat rongga perut terisi udara sehingga dinding perut tidak menempel dengan organ-organ di dalamnya dan bisa dilihat dengan jelas oleh dokter.
- Setelah itu, tabung laparoskop dimasukkan. Dengan kamera yang terpasang pada ujung tabung laparoskop, dokter spesialis bisa memantau kondisi dalam tubuh pasien melalui layar.
- Proses ini bertujuan untuk melihat kondisi organ internal dan mengambil sampel jaringan yang akan dimanfaatkan untuk membantu diagnosis.
- Dokter juga bisa memanfaatkannya untuk mengangkat tumor kista dan terkadang laser dipasangkan pada tabung laparoskop untuk mendukung proses operasi.
- Setelah proses operasi selesai, maka alat laparoskop akan ditarik keluar dan gas yang tadinya dipompa akan dikeluarkan. Sayatan kecil yang dibuat di awal juga akan ditutup kembali.
Karena prosedurnya tidak membuat luka yang besar pada pasien, maka pasien bisa pulang pada hari yang sama. Tentunya, dengan tetap melanjutkan pengobatan dan perawatan di rumah.
Laparoskopi dilakukan oleh dokter spesialis bedah dan dokter spesialis anestesi. Tindakan pembedahan ini diutamakan saat pemeriksaan secara noninvasif tidak memberikan dampak yang signifikan dalam menemukan diagnosis yang akurat atau paling tidak, cukup meyakinkan. Pemeriksaan noninvasif meliputi cek kondisi fisik, USG, CT Scan, dan MRI. Beberapa masalah kesehatan yang bisa dideteksi dengan laparoskopi, antara lain infeksi bakteri pada saluran genital wanita bagian atas, kista ovarium, kehamilan ektopik, endometriosis, radang usus buntu, fibroid, hingga infertilitas pada wanita. Sebelum memulai bedah laparoskopi, pasien akan diminta untuk buang air kecil terlebih dulu dengan tujuan mengosongkan kandung kemih. Selanjutnya, pasien tetap diberikan asupan cairan dan obat penenang melalui infus. Dokter juga akan mengambil sampel darah pasien. Beberapa pemeriksaan pendukung juga akan dilakukan, seperti elektrokardiogram (EKG), foto rontgen, pemeriksaan fungsi paru-paru, dan lainnya. Jenis tes yang tambahan ini akan disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan pasien. Dokter spesialis anestesi kemudian akan membius pasien sampai tertidur. Setelah itu, langkah-langkah berikut ini akan dilakukan. Sebelum melakukan bedah laparoskopi, pasien biasanya diminta untuk berpuasa dalam kurun waktu tertentu. Dikutip dari situs Rumah Sakit Awalbros, pasien diminta menjalani puasa minimal enam jam sebelum bedah laparoskopi dilakukan. Sebelum melakukan laparoskopi, sebaiknya pasien berkonsultasi dengan dokter, termasuk mendiskusikan faktor-faktor risiko dan risiko komplikasi. Pastikan untuk mengabari dokter mengenai pengobatan yang sedang dijalani sehingga dokter bisa menyarankan jenis obat-obatan yang perlu dihentikan untuk sementara dan bisa dilanjutkan. Pasien bisa juga diminta untuk melakukan cek darah, cek urine, cek rekam jantung (EKG), serta cek rontgen. Pada beberapa kasus, dibutuhkan pemeriksaan USG, CT Scan, atau MRI terlebih dulu. Tentunya, jika ada pemeriksaan tambahan seperti ini, akan dikenakan biaya tambahan termasuk untuk biaya EKG, biaya cek darah, biaya USG, dan sebagainya. Seusai menjalani pembedahan, pasien harus menjalani masa pemulihan di ruang rawat selama beberapa jam atau lebih lama jika diperlukan. Pada masa-masa pemulihan ini, dokter akan memeriksa tekanan darah, suhu tubuh, kadar oksigen, dan irama jantung pasien. Jika kondisi dinyatakan stabil, pasien diizinkan untuk pulang dan sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Meski begitu demi mempercepat penyembuhan luka bedah, pasien diminta menghindari aktivitas berat selama sepekan ke depan. Salah satu keuntungan atau manfaat melakukan laparoskopi adalah untuk mengatasi infertilitas pada wanita. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, bedah laparoskopi bisa meningkatkan peluang untuk hamil dua kali lipat. Untuk kamu yang sedang dalam program hamil, laparoskopi membantu mengatasi masalah endometrium pada indung telur. Pembedahan ini dilakukan dengan menghilangkan pertumbuhan endometrium yang mengganggu kualitas sel telur pada wanita. Pada program kehamilan, bedah laparoskopi juga bisa membantu mengatasi beberapa masalah kesuburan, seperti fibroid, penumpukan jaringan parut, saluran tuba yang tersumbat, hingga kelainan lain pada sistem reproduksi. Jika kamu sedang menjalani program kehamilan, ada baiknya kamu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk menjalani pengobatan yang terbaik, ya. Dokter hanya akan merekomendasikan bedah laparoskopi kepada pasien jika dinilai manfaat yang akan dirasakan lebih banyak dibandingkan metode pembedahan lain yang lebih invasif. Beberapa manfaat dari tindakan bedah invasif minimal laparoskopi ini meliputi: Sebagaimana tindakan pembedahan pada umumnya, laparoskopi tetap memiliki risiko efek samping. Sekitar 1-2 persen pasien yang menjalani bedah laparoskopi mengalami komplikasi ringan, seperti infeksi, mual, muntah, dan memar. Risiko efek samping lainnya adalah: Sebagai bagian dari layanan kepada pasien, dokter akan menjelaskan poin-poin penting terkait tindakan medis yang dijalani pasien. Meski begitu, jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter sebelum mengambil keputusan untuk tindakan bedah apa pun.Persiapan bedah laparoskopi
Hal-hal yang harus dilakukan sebelum, saat, dan sesudah bedah laparoskopi
Apakah setelah laparoskopi bisa langsung hamil?
Keuntungan dan efek samping bedah laparoskopi
Pertanyaan seputar biaya laparoskopi
Apa itu operasi laparoskopi?
Berapa biaya operasi laparoskopi di Surabaya?