Biaya Operasi Fistula di Rumah Sakit Indonesia [2024]
Biaya operasi fistula ani atau penutupan fistula di setiap pusat kesehatan bisa berbeda-beda. Fistula pada dasarnya bisa muncul di bagian tubuh mana saja. Ada yang disebut fistula preaurikular kongenital yang merupakan cacat bawaan yang ditandai adanya saluran abnormal di telinga. Kondisi ini termasuk kondisi langka dan sering kali tidak bergejala.
Sedangkan yang lebih umum terjadi adalah fistula pada anus atau yang disebut juga dengan fistula ani. Pembahasan kali ini akan fokus pada biaya operasi fistula ani.
Ada baiknya kamu mencari rumah sakit yang memiliki dokter bedah (bila ada dokter bedah digestif) dan menanyakan secara langsung ke bagian administrasi rumah sakit tersebut mengenai biaya operasi dan perawatan untuk operasi penutupan fistula ani.
Mengenai prosedurnya, operasi fistula ani memiliki kemiripan dengan operasi wasir dengan laser atau operasi ambeien dengan stapler.
Sebab ketiganya berkaitan dengan penyakit yang berada pada bagian anus. Dengan begitu, kemungkinan biaya operasi fistula ani pun tak jauh berbeda dengan biaya operasi wasir atau ambeien.
Lalu, berapa kisaran biaya operasi fistula di Indonesia? Yuk, simak penjelasannya di sini.
Estimasi biaya operasi fistula di Indonesia
Biaya operasi fistula ani di Indonesia sebenarnya bervariasi, tergantung rumah sakit dan fasilitas yang digunakan.
Namun, yang harus dipahami adalah biaya operasi fistula ani tersebut hanya estimasi awal dan belum termasuk biaya pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan serta biaya pemeriksaan penunjang dan visite dokter.
Selain itu, jika terjadi penyulit, biaya ini biasanya akan bertambah sekitar 30 persen dari biaya total. Sebagai gambaran, berikut ini biaya operasi fistula di beberapa rumah sakit di Indonesia.
Nama Rumah Sakit | Estimasi Awal Biaya Operasi Fistula |
Rumah Sakit Umum Firdaus Cilincing Jakarta | Rp3.646.800 ‐ Rp4.928.000 |
Rumah Sakit Citra Medika Depok | Rp5.800.000 ‐ Rp9.600.000 |
Rumah Sakit Umum Wonolangan Probolinggo | Rp10.000.000 ‐ Rp12.000.000 |
Bisakah operasi fistula pakai BPJS?
BPJS Kesehatan menanggung biaya operasi fistula ani. Pasal 52 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan menyebut soal deretan manfaat kesehatan dan jenis penyakit yang dijamin dan penyakit yang tidak dijamin BPJS Kesehatan.
Sementara operasi fistel atau fistula termasuk ke dalam jenis prosedur bedah yang ditanggung karena masuk ke dalam kriteria “gawat darurat” dan perlu segera memperoleh tindakan medis.
Namun, agar biaya operasi fistula ani dapat ditanggung, kamu harus melalui banyak tahapan dan alur yang mesti dilakukan.
Jika tidak sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan, bisa saja klaim akan ditolak. Jadi, pastikan untuk selalu mengikuti semua tahapan dan alurnya ya!
Tahapan pertama agar biaya operasi fistula ani ditanggung BPJS adalah kamu harus berobat dulu ke fasilitas kesehatan yang sudah ditetapkan, seperti Puskesmas atau klinik kesehatan.
Kemudian dokter akan mengeluarkan surat rujukan ke rumah sakit. Saat sampai di rumah sakit, pasien akan diperiksa dokter spesialis dan jadwal operasi akan segera dikabarkan.
Perlu diketahui, tahapan ini cukup rumit karena harus melalui proses berjenjang.
Operasi fistula dengan asuransi tanpa antrean, ini pilihannya
Jika kamu tak ingin khawatir mengenai biaya operasi fistula ani tetapi enggan melalui antrean seperti menggunakan BPJS Kesehatan, kamu bisa memanfaatkan asuransi kesehatan.
Sebab dengan asuransi kesehatan, bisa dipastikan kamu bisa langsung mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus mendapat surat rujukan dari Puskesmas.
Untuk pertanggungan biaya operasi fistula ani bisa menggunakan asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan akan menjamin biaya operasi fistula, rawat inap, obat-obatan, dan sebagainya sesuai dengan limit penggantian yang disepakati.
Apa tujuan operasi fistula ani?
Operasi fistula adalah prosedur medis untuk mengatasi fistula, yaitu hubungan abnormal yang berkembang di antara dua bagian tubuh yang terpisah dari satu sama lain.
Keberadaan fistula menandakan penyakit, tetapi kadang seorang ahli bedah sengaja membuat fistula antara dua permukaan epitel untuk tujuan pengobatan.
Kebanyakan fistula ani disebabkan kumpulan nanah (abses) yang telah terakumulasi di lubang anus.
Penyakit yang berkembang antara kulit di sekitar anus ini terjadi ketika jalur yang dibuat nanah dalam perjalanan ke permukaan kulit penderitanya, tetap terbuka dan tidak mau menutup.
Nah, operasi fistula ini dilakukan untuk menutup lubang ini.
Seseorang juga bisa memerlukan operasi untuk penyakit fistula ani dikarenakan efek samping operasi hemoroid (ambeien atau wasir) ataupun efek samping dari penyakit lainnya, seperti tuberkulosis, penyakit Crohn, kanker, hingga penyakit menular seksual.
Apakah fistula ani harus operasi?
Operasi adalah pilihan utama untuk mengobati fistula ani. Namun, ada beberapa pilihan lain yang dapat diberikan oleh dokter.
Sebelum memutuskan metode penanganan yang tepat, dokter akan memeriksa kondisi anus dan usus besar pasien melalui prosedur seperti proktoskopi, rektoskopi, atau kolonoskopi.
Pilihan terapi tergantung pada lokasi dan ukuran fistula, serta kondisi kesehatan umum pasien. Jika kamu memiliki fistula ani, kamu harus berkonsultasi dengan dokter kamu untuk mendapatkan saran dan pendapat tentang cara terbaik untuk menangani kondisi kamu.
Penyebab dan gejala fistula ani
Sebagian besar fistula ani diawali dengan abses anus yang tidak bisa diatasi atau tidak sembuh dengan sempurna.
Tak hanya itu, ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami fistula ani, yaitu:
- Penyakit Crohn.
- Divertikulitis.
- Fisura ani.
- Penyakit menular seksual, termasuk lymphogranuloma venereum (LGV)
- Karsinoma atau keganasan pada kolon.
- Infeksi jamur, seperti aktinomikosis.
- Infeksi bakteri, seperti tuberkulosis.
- Diabetes melitus.
- Cedera pada anus.
- Terapi radiasi.
- Komplikasi operasi pada area sekitar anus.
Sementara fistula ani juga akan menimbulkan sejumlah gejala, yaitu:
- Nyeri pada area anus, terutama saat penderitanya duduk, buang air besar, atau batuk.
- Iritasi kulit di sekitar anus, seperti bengkak, perubahan warna kulit menjadi kemerahan, dan gatal.
- Keluar darah saat buang air besar.
- Keluar nanah berbau busuk dari kulit dekat bukaan anus.
- Demam, meriang, dan merasa kelelahan.
- Kesulitan mengontrol keluarnya feses.
Persiapan sebelum melakukan operasi fistula ani
Setelah dokter memutuskan agar pasien mendapatkan penanganan operasi fistula ani, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan.
Sebelum melakukan operasi fistula ani, dokter akan memeriksa tanda iritasi pada anus dan area sekitarnya, melihat apakah ada lubang kecil di dekat bukan anus yang mengeluarkan nanah ketika ditekan, serta melakukan pemeriksaan colok dubur untuk memastikan adanya fistula ani.
Dokter juga akan melakukan tes dan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi seberapa parah fistula ani yang diderita. Adapun jenis pemeriksaan yang diperlukan sebagai diagnosis fistula ani, yaitu:
- Proktoskopi: pemeriksaan dengan alat khusus dengan lampu di ujungnya untuk melihat kondisi di dalam anus.
- Fistula probe: pemeriksaan dengan alat dan pewarna khusus untuk mengetahui lokasi saluran fistula dan abses.
- Anoskopi: pemeriksaan dengan alat khusus berupa spekulum anus untuk melihat kondisi di dalam saluran anus.
- Kolonoskopi: pemeriksaan dengan selang berkamera yang dimasukkan melalui anus untuk melihat kondisi usus besar serta penyebab fistula ani.
Prosedur operasi fistula
Saat hari operasi tiba, pasien mungkin akan diberi enema satu jam atau lebih sebelum operasi untuk mengosongkan usus bagian bawah. Operasi ini biasanya dilakukan saat pasien berada di bawah bius total.
Proses operasi biasanya membutuhkan waktu 15 – 30 menit. Sementara jenis operasi yang dibutuhkan akan tergantung di mana letak fistulanya,
Adapun beberapa jenis operasi untuk mengatasi fistula ani adalah:
1. Fistulotomi
Fistulotomi dilakukan dengan membuka kulit dan otot saluran fistula ani, membersihkan area tersebut, dan membiarkannya terbuka sehingga terjadi penyembuhan alami dari dalam.
Jenis operasi fistulotomi dipilih jika letak fistula ani tidak atau hanya sedikit berhubungan dengan otot sfingter.
2. Penyumbatan fistula
Prosedur ini dilakukan setelah nanah dikeluarkan. Pada prosedur ini, saluran fistula akan disumbat dengan bahan khusus yang dapat terserap oleh tubuh hingga akhirnya menutup fistula.
3. Pemasangan seton
Pada prosedur ini, bahan sejenis benang (seton) akan dipasang melalui bukan fistula membentuk sebuah simpul sehingga saluran fistula melebar dan nanah dari abses dapat keluar.
Tingkat kekencangan ikatan benang akan diatur dokter untuk menutup saluran fistula pada masa pemulihan.
Ketika saluran sudah tertutup, benang akan dilepas. Umumnya, benang seton dipasang selama 6 minggu.
4. Pemasangan jaringan (advancement flap procedure)
Prosedur ini dapat dipilih bila fistula melalui otot sfingter. Pada prosedur ini, saluran fistula akan dibedah, dibersihkan, kemudian ditambal dengan jaringan yang diambil dari rektum karena sifatnya yang mirip otot sfingter.
Rektum adalah bagian akhir usus besar yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses sebelum dikeluarkan lewat anus.
5. Pengikatan saluran fistula atau prosedur LIFT
Prosedur LIFT (ligation of the intersphincteric fistula tract) dapat dipilih bila fistula melalui otot sfingter.
Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan di atas fistula, mengangkat bagian tengahnya yang meradang kemudian mengikat dan menjahit ujung-ujungnya sehingga saluran ini tertutup.
Penyembuhan pascaoperasi fistula
Pada operasi fistula sederhana, pasien dapat pulang pada hari yang sama setelah operasi. Namun, pada fistula kompleks, mungkin membutuhkan rawat inap beberapa hari.
Setelah operasi, mungkin akan terdapat sedikit darah ataupun cairan dari luka operasi untuk beberapa hari, terutama sewaktu buang air besar.
Setelah operasi, dokter umumnya akan meresepkan obat pereda nyeri dan antibiotik untuk mengatasi rasa nyeri dan mencegah infeksi pascaoperasi.
Selain itu, pasien juga mungkin perlu melakukan kunjungan berkala ke dokter untuk memastikan fistula ani benar-benar sembuh.
Ada beberapa hal yang harus diketahui pasien setelah melakukan prosedur operasi fistula, terutama mengenai efek samping dan perawatan pascaoperasi.
1. Efek samping
Setelah melakukan operasi fistula ani, kamu akan mengalami beberapa efek samping komplikasi yang mungkin terjadi akibat fistula ani ataupun operasinya, yaitu:
- Mengalami rasa sakit dan perdarahan.
- Bekas luka yang tidak enak dipandang
- Komplikasi seperti inkontinensia tinja.
- Kekambuhan fistula ani.
- Stenosis anus (penyempitan anus).
2. Perawatan pascaoperasi
Pasien dapat kembali beraktivitas normal setelah dinyatakan sembuh oleh dokter.
Namun, untuk mempercepat proses penyembuhan, dokter akan menyarankan pasien merawat mandiri luka pascaoperasi. Perawatan yang disarankan meliputi:
- Berendam di air hangat sebanyak 3-4 kali sehari.
- Mengenakan bantalan pada area anus selama masa pemulihan luka.
- Memperbanyak makanan kaya serat dan minum air untuk mencegah sembelit.
- Mengonsumsi obat pencahar agar tinja lunak bila diperlukan.
Tips agar luka pascaoperasi lekas sembuh
Selain melakukan perawatan yang disarankan dokter, ada beberapa tips yang harus kamu lakukan agar luka pascaoperasi fistula ani lekas pulih, seperti:
- Beristirahatlah selama beberapa hari dan berjalan sesedikit mungkin untuk membantu luka untuk sembuh.
- Gunakan pembalut karena luka sering membutuhkan waktu beberapa minggu untuk sembuh sepenuhnya.
- Selalu menjaga kebersihan alat kelamin, anus, dan area di sekitarnya.
- Menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang, serta minum air putih dalam jumlah yang cukup.
- Minum obat pencahar sebagai cara BAB setelah operasi fistula ani.
- Melakukan pengobatan dan kontrol berkala ke dokter bila menderita penyakit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya fistula ani.
- Setelah operasi risiko kekambuhan fistula termasuk cukup tinggi, usahakan untuk tidak berganti-ganti pasangan dalam berhubungan intim.
Manfaatkan asuransi kesehatan untuk meng-cover biaya rumah sakit
Biaya pengobatan, apalagi sampai operasi membutuhkan uang yang tidak sedikit. Oleh karena itu, penting buat kamu untuk melengkapi diri dengan proteksi asuransi kesehatan.
Asuransi kesehatan memberikan manfaat berupa penggantian biaya berobat di rumah sakit sehingga kamu tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Dengan memiliki asuransi kesehatan, kamu tidak perlu khawatir soal mahalnya biaya berobat di rumah sakit sehingga kamu bisa lebih fokus untuk menabung dan berinvestasi.
Tanya jawab seputar biaya operasi fistula ani
Cara mengatasi fistula ani biasanya dengan operasi. Biaya operasi fistula beragam, mulai dari kisaran Rp3,6 juta hingga Rp12 juta.