Seperti namanya, operasi glaukoma merupakan prosedur bedah yang dilakukan untuk menangani penyakit glaukoma, yang mana metode operasi pun dapat mempengaruhi besarnya biaya operasi glaukoma.
Glaukoma dapat diderita oleh siapa saja, dan tidak terbatas pada golongan usia tertentu.
Tidak hanya mereka yang berusia senja, muda-mudi, remaja, anak-anak hingga bayi baru lahir pun dapat mengalami glaukoma.
Kendati demikian, penderita yang paling banyak mengalami glaukoma adalah mereka dengan usia diatas 40 tahun. Terlebih jika mereka memiliki anggota keluarga dengan riwayat penderita glaukoma.
Selain itu, penderita minus atau hiperopia tinggi, memiliki penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus dan hipertensi, riwayat terkena benturan dan penggunaan obat-obatan yang mengandung steroid dalam jangka panjang juga berpotensi mengalami glaukoma.
Kalau sudah mengalami glaukoma, jangan menunda untuk merawatnya.
Pasalnya, selain dapat mengganggu pandangan, glaukoma juga dapat memberi ketidaknyamanan di area mata.
Apa itu glaukoma?
Glaukoma termasuk jenis penyakit yang umum, di mana penyakit ini berhubungan dengan kerusakan saraf optik atau penglihatan.
Kondisi ini disebabkan adanya peningkatan tekanan di dalam mata. Entah karena berlebihnya produksi cairan mata (aqueous humour) atau terhambatnya saluran pembuangan cairan.
Dua kondisi tadi dapat menyebabkan saraf retina mengalami kerusakan. Padahal, saraf retina merupakan jaringan saraf yang menjadi pelapis bagian belakang mata sekaligus penghubung mata ke otak.
Glaukoma bahkan merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak di seluruh dunia lho.
Ada 4 sampai 5 orang dari 1.000 orang di Indonesia yang menderita glaukoma. Jangan sampai kamu jadi salah satunya ya!
Biaya operasi glaukoma
Biaya operasi glaukoma dapat berbeda tergantung metode penanganan dan rumah sakit penyelenggara.
Di Indonesia sendiri, cukup banyak rumah sakit yang dapat menjalani prosedur operasi glaukoma, termasuk rumah sakit khusus mata seperti Jakarta Eye Center (JEC) dan Rumah Sakit Dr. YAP di Yogyakarta.
Harga yang dipatok pun dapat berbeda-beda, mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 15 juta.
Berikut daftar rumah sakit beserta perkiraan biaya untuk operasi dan perawatan glaukoma:
1. Jabodetabek
Rumah Sakit | Estimasi Harga |
KMN EyeCare Jakarta Selatan | Rp 6. 420 juta |
KMN EyeCare Pantai Indah Kapuk | Rp 6. 420 juta |
KMN EyeCare Kemayoran | Rp 6. 420 juta |
Klinik Spesialis Mata SMEC Depok | Rp 5.500 juta |
Klinik Spesialis Mata SMEC Tebet | Rp 5.500 juta |
Klinik Spesialis Mata SMEC Bekasi | Rp 5.500 juta |
2. Luar Jabodetabek
Rumah Sakit | Estimasi Harga |
Klinik Spesialis Mata SMEC Kudus | Rp 4.000 juta |
Klinik Spesialis Mata SMEC Pematang Siantar | Rp 3.500 juta |
RS Muhammadiyah Babat | Rp 2.000 juta |
Klinik Spesialis Mata SMEC Lubuk Pakam (Deli Serdang) | Rp 3.500 juta |
Perkiraan Biaya operasi glaukoma dengan BPJS Kesehatan
Selain membayar secara mandiri, alternatif lain untuk menghemat biaya perawatan adalah dengan menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan yang sudah disediakan oleh pemerintah.
Dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan, seluruh biaya operasi hingga perawatan dapat ditanggung hingga belasan juta.
Salah dua rumah sakit yang melayani operasi glaukoma dengan bantuan BPJS Kesehatan adalah Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung.
Di sana, total biaya yang dihabiskan untuk operasi glaukoma berkisar Rp 11 juta.
Jenis glaukoma
Seperti diketahui, meningkatnya tekanan pada bola mata dapat merusak saraf optik.
Oleh karenanya, glaukoma dapat dibagi menjadi dua jenis, hal ini berdasarkan gangguan yang dapat terjadi pada sistem aliran cairan mata:
1. Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma jenis ini adalah yang paling banyak terjadi dan ditemui.
Pada glaukoma sudut terbuka, saluran pengalir cairan mata (aqueous humour) terhambat sebagian karena trabecular meshwork mengalami gangguan. Trabecular meshwork merupakan organ berupa jaring yang terletak di saluran pengalir cairan aqueous humour.
2. Glaukoma sudut tertutup
Sedangkan pada jenis glaukoma sudut tertutup, saluran pengalir cairan aqueous humour tertutup sepenuhnya.
Jika yang terjadi adalah glaukoma sudut tertutup akut yang mana terjadi secara tiba-tiba, hal ini masuk dalam kondisi darurat. Sehingga membutuhkan penanganan dengan segera.
Metode operasi glaukoma
Perlu diketahui, ada dua jenis metode operasi untuk menangani glaukoma: laser dan trabekulektomi atau sayatan.
Lalu, bagaimana proses dari kedua metode tersebut?
1. Laser
Pada metode laser, glaukoma sendiri dapat ditangani dengan beberapa metode yakni argon laser trabeculoplasty (ALT), selective laser trabeculoplasty (SLT), laser peripheral iridotomy (LPI), dan laser cyclophotocoagulation.
Argon Laser Trabeculoplasty (ALT)
ALT merupakan prosedur operasi laser yang dikhususkan untuk pasien glaukoma sudut terbuka primer.
Metode ini membuka sumbatan pada saluran cairan mata, sehingga sistem pembuangan cairan pada mata dapat bekerja lebih baik.
Selective Laser Trabeculoplasty (SLT)
Sama seperti ALT, metode SLT juga ditujukan untuk penderita glaukoma sudut terbuka.
Untuk SLT, metode yang digunakan adalah laser berkekuatan rendah, lantaran hanya ditujukan pada sel tertentu pada mata yang memiliki tekanan tinggi.
Laser Peripheral Iridotomy (LPI)
Sementara pada LPI, metode digunakan umumnya pada pasien penderita glaukoma sudut tertutup.
Di mana kondisi sudut pembuangan cairan yang terletak di antara iris dan kornea mata pasien tertutup sepenuhnya.
Dokter akan membuat lubang kecil di iris mata dengan laser dan membuat cairan mata yang bertumpuk dapat keluar menuju saluran pembuangan cairan dengan lancar.
Laser Cyclophotocoagulation
Terakhir adalah metode laser cyclophotocoagulation, yang dilakukan jika kondisi mata pasien tidak menunjukkan perkembangan usai menjalani salah satu proses laser seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Oleh karenanya, prosedur ini umumnya dilaksanakan oleh dokter pada pasien dengan kondisi kerusakan saraf mata serius.
Pada metode ini, laser akan ditujukan langsung ke bagian dalam mata untuk mengurangi tekanan.
2. Operasi sayatan atau trabekulektomi
Pada proses trabekulektomi, dokter akan membuat sayatan kecil pada sklera (bagian putih bola mata). Sayatan ini yang membuat jalan agar cairan mata dapat keluar dengan lancar mengingat terjadi penyumbatan pada bagian pembuangan.
Selain dua metode yang sudah dijelaskan di atas, ada satu metode lain yang juga bisa digunakan yakni pemasangan implan. Seperti apa prosedurnya?
Ketika metode operasi sayatan tak begitu membuahkan hasil, ada kemungkinan dokter menyarankan pasien glaukoma melakukan penggunaan implan.
Prosedur ini dilakukan dokter dengan cara memasukkan tabung khusus secara berhati-hati ke dalam ruang anterior agar cairan dapat mengalir lebih lancar.
Sayangnya, prosedur semacam ini terbilang berisiko tinggi. Kemungkinan hanya akan sukses jika dilakukan oleh dokter yang benar-benar ahli dan terpercaya.
Oleh karenanya tidak banyak disarankan untuk metode pengobatan glaukoma di Indonesia saat ini.
Efek samping dan perawatan pasca operasi glaukoma
1. Efek samping
Selayaknya operasi lain, operasi glaukoma juga memiliki efek samping. Salah satu yang paling umum adalah munculnya katarak.
Selain itu, ada beberapa efek samping lain yang mungkin muncul, seperti:
- Padangan kabur
- Pendarahan di area mata
- Kehilangan penglihatan secara tiba-tiba
- Tekanan pada mata yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
- Infeksi pada mata
- Hingga munculnya benjolan kecil (bleb) pada sayatan atau lubang bekas operasi.
Bahkan beberapa ada yang mengalami komplikasi jangka panjang dengan gejala seperti:
- Katarak lebih parah dibanding sebelum operasi
- Perubahan saraf di area belakang mata yang berkaitan dengan glaukoma, hingga
- Mata sayu (mengalami sedikit penurunan kelopak mata).
2. Perawatan pasca operasi
Usai glaukoma ditangani dengan operasi, pasien sudah bisa menjalani aktivitas seperti biasa meski masih memerlukan perawatan. Hal ini diperlukan demi hasil pemulihan yang maksimal.
Ingat, bebas beraktivitas bukan berarti tidak ada pantangan ya. Utamanya pantangan yang dapat memberi efek samping atau justru menimbulkan masalah baru pasca operasi.
Penting diingat, selama masa pemulihan, pastikan mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter dan perbanyak konsumsi vitamin A untuk kesehatan mata.
Selain itu, hindari membuat mata bekerja terlalu lelah seperti menatap gadget terlalu lama dan intens karena dapat menghambat proses pemulihan.
Meski glaukoma dapat kambuh sekalipun sudah dioperasi, tidak perlu khawatir selama pasien menjaga asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
Pentingnya memiliki asuransi kesehatan
Penting diingat, biaya berobat mahal. Oleh karenanya, asuransi kesehatan dianggap berperan penting dalam hal proteksi finansial.
Sayangnya, kesadaran akan pentingnya memiliki asuransi kesehatan belum diketahui banyak orang.
Biasanya, mereka baru menyadari hal tersebut saat ada anggota keluarga atau bahkan diri sendiri mengalami sakit yang mana perlu menjalani perawatan dan pengobatan sehingga dapat menghabiskan biaya besar selama waktu tersebut.
Sudah sakit, tabungan ikutan ludes. Jangan sampai mengalami deh!
Dengan asuransi kesehatan, mulai dari biaya rumah sakit, konsultasi dokter spesialis hingga obat-obatan sepenuhnya akan ditanggung.
Hal ini juga termasuk biaya rawat inap dan pembedahan sesuai kebutuhan atas saran dokter yang menangani.
Nah, pastikan memproteksi diri sejak dini dengan asuransi kesehatan agar kondisi keuangan ikut tetap stabil ya.
Jangan lupa juga persiapkan dana darurat sebagai upaya berjaga-jaga apabila ada hal-hal darurat yang membutuhkan dana dalam jumlah besar.
Tips dari Lifepal! Sebaiknya jangan menunggu sakit baru membeli asuransi kesehatan, sebab hal tersebut akan sia-sia. Beberapa asuransi kesehatan biasanya menerapkan pre-existing condition di mana asuransi tidak bisa mengcover biaya pengobatan penyakit yang sudah ada saat mendaftar asuransi kesehatan.
Jadi, sebelum kamu sakit, yuk beli asuransi kesehatan sekarang sebagai perlindungan finansial kamu.
FAQ seputar operasi glaukoma
Biasanya operasi berlangsung selama 45-75 menit, hal ini tergantung dari jenis operasi yang dilakukan. Kadang, kamu mungkin masih bisa merasakan bola mata disentuh meskipun tidak ada rasa sakit sama sekali akibat anestesi. Namun kalau merasa tidak nyaman, jangan ragu untuk beritahu dokter ya.
Ada banyak faktor yang menentukan resiko seseorang terkena glaukoma. Salah satunya faktor usia. Seseorang yang rentan terkena glaukoma adalah mereka yang usianya lebih dari lima puluh tahun. Sehingga dapat disimpulkan jika semakin bertambah tua, maka risiko terkena glaukoma juga meningkat.
Ya. Beberapa rumah sakit yang melayani operasi dan perawatan glaukoma sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Sehingga, pasien yang sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan dapat menjalani operasi dan perawatan glaukoma tanpa harus mengkhawatirkan biaya besar.
Kamu juga bisa membeli asuransi kesehatan sehingga finansial kamu akan terproteksi maksimal.