Daftar Harga Obat Ibuprofen, Dosis, dan Aturan Pemakaian
Selain paracetamol, kamu juga bisa menggunakan obat ibuprofen untuk mengurangi nyeri dan peradangan. Harga obat ibuprofen di apotik sendiri tergolong murah, yakni mulai dari Rp3.000 untuk 10 tablet.
Ibuprofen merupakan obat generik yang berkhasiat untuk mengurangi rasa nyeri, inflamasi, atau peradangan.
Contoh beberapa gejala sakit yang bisa diobati dengan obat ibuprofen adalah, sakit kepala, nyeri saat haid, nyeri pada gigi atau setelah mencabut gigi, hingga nyeri pasca operasi.
Selain mengatasi rasa nyeri, ibuprofen juga mampu menurunkan panas tubuh dan meringankan gejala-gejala pada penyakit rematik tulang, sendi dan non sendi, serta trauma otot atau tulang-sendi.
Berikut ini informasi lengkap terkait harga obat ibuprofen anak dan untuk dewasa di apotik, dosis, serta cara penggunaannya.
Daftar harga obat ibuprofen
Obat ibuprofen tergolong ke dalam 3 jenis, yakni dalam bentuk tablet, sirup, dan injeksi atau suntikan.
Harga obat ibuprofen pun berbeda tergantung dari merek yang dipilih, dosisnya, serta jenisnya. Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini daftar harga obat ibuprofen berdasarkan dosis, merk, dan jenisnya
Harga obat ibuprofen 200 mg tablet
Berikut ini kisaran harga obat ibuprofen dalam bentuk tablet dengan dosis 200 mg.
Merk Ibuprofen | Harga Obat Ibuprofen |
Ibuprofen Tablet 200 mg Proris | Rp1.246 per tablet |
Ibuprofen Tablet 200 mg Yarindo | Rp272 per tablet |
Ibuprofen Tablet 200 mg Phapros | Rp9.800 per strip |
Ibuprofen Tablet 200 mg Bufect | Rp3.830 per strip |
Ibuprofen Tablet 200 mg Farsifen | Rp16.020 per strip |
Ibuprofen Tablet 200 mg Proris FC | Rp10.469 per strip |
Ibuprofen Tablet 200 mg Arthrifen | Rp38.460 per strip |
Bodrex Extra Kaplet 4S | Rp1.900 per strip |
Paramex Nyeri Otot | Rp2.000 per strip |
Proris Suppositoria | Rp30.710 per strip |
Harga obat ibuprofen 400 mg tablet
Berikut ini kisaran harga obat ibuprofen dalam bentuk tablet dengan dosis 400 mg.
Merk obat ibuprofen | Harga obat ibuprofen |
Ibuprofen Tablet 400 mg Rama | Rp482 per tablet |
Ibuprofen Tablet 400 mg Phapros | Rp543 per tablet |
Ibuprofen Tablet 400 mg Novapharin | Rp594 per tablet |
Ibuprofen Tablet 400 mg Dolofen-F | Rp1.145 per tablet |
Ibuprofen Tablet 400 mg YarindoFarmatama | Rp356 per tablet |
Ibuprofen Tablet 400 mg Spedifen | Rp8.430 per tablet |
Ibuprofen Tablet 400 mg Indo Farma | Rp23.580 per dus |
Harga obat ibuprofen sirup
Berikut ini kisaran harga obat ibuprofen dalam bentuk sirup.
Merk obat ibuprofen | Harga obat ibuprofen |
Ibuprofen Syrup 200 mg Xepafen Forte | Rp40.497 per botol (50 ml) |
Ibuprofen Syrup 200 mg Ostarin F | Rp69.180 per botol (60 ml) |
Ibuprofen Syrup 200 mg Proris Forte | Rp36.709 per botol (50 ml) |
Ibuprofen Syrup 200 mg Tempo Scan Pacific | Rp12.151 per botol |
Ibuprofen Suspensi 100 mg/5 ml IF | Rp5.200 per botol |
Obat ibuprofen bisa dengan mudah kamu dapatkan di apotek terdekat atau toko kesehatan online yang menyediakan obat ini.
Aturan mengonsumsi ibuprofen
Agar aman dan tidak menimbulkan efek samping, sebaiknya konsumsi obat ibuprofen sesuai anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat.
Apabila kamu memiliki masalah dengan pencernaan, kamu bisa mengonsumsi obat bersama makanan atau setelah makan.
Khusus pasien lanjut usia (lansia) disarankan untuk tidak mengonsumsi secara berlebihan, karena bisa meningkatkan risiko efek samping yang lebih berbahaya lagi.
Untuk pasien arthritis akut, biasanya efek obat ibuprofen akan terasa selama kurang lebih satu minggu atau jika lebih parah, efeknya mungkin akan terasa hingga dua minggu bahkan lebih. Sebaiknya jangan berbaring dulu selama 10 menit setelah kamu mengonsumsi obat ibuprofen.
Adapun ibuprofen berbentuk suntikan, hanya dokter atau tenaga medis yang bisa memberikan dosis dan suntikan. Ibuprofen akan disuntikan melalui pembuluh darah di lenganmu.
Sebagai upaya pencegahan gangguan fungsi ginjal, kamu disarankan untuk banyak minum air putih setelah melakukan suntik ibuprofen.
Dosis yang dibutuhkan setiap pasien
Dosis yang dibutuhkan pasien satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Hal ini biasanya bergantung pada gejala yang dialami, penyakit, dan usia seseorang.
Sebelum mengonsumsinya, sebaiknya ikuti petunjuk penggunaan dari dokter atau petunjuk yang ada pada kemasan obat.
Berikut ini dosis rata-rata pada ibuprofen sesuai dengan gejala yang muncul serta usia.
Nyeri ringan hingga sedang
- Dewasa: Dosis 200-400 mg tiap 4 hingga 6 jam.
- Anak-anak usia di atas 6 bulan: 10 mg/kg hingga 40 mg/kg per hari yang dikonsumsi tiap 6 hingga 8 jam.
- Balita usia di bawah 6 bulan: perlu resep khusus dari dokter dan wajib berkonsultasi
Demam
- Dewasa: 200-400 mg setiap 4 hingga 6 jam.
- Anak usia 6 bulan – 2 tahun: dosis sesuai berat badan dan suhu tubuh yang sudah ditentukan dokter. Apabila gejala demam di bawah 39.2 derajat celcius, maka dosis yang diberikan sebesar 5 mg/kg berat badan. Apabila demamnya semakin tinggi, dosis yang diberikan 10 mg/kg berat badan. Berikan obat pada selang waktu 6-8 jam.
- Anak usia di atas 2 tahun: dosis sesuai anjuran dokter.
- Balita usia kurang dari 6 bulan: dosis sesuai anjuran dokter.
Kram karena haid
Pada orang dewasa dosis yang diberikan biasanya sebanyak 400 mg setiap 4 jam sekali tergantung kebutuhan.
Untuk pengobatan kram saat haid sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter.
Osteoarthritis dan rheumatoid arthritis
- Dewasa: Dosis antara 1200 hingga 3200 mg per hari yang terbagi ke dalam 3 atau 4 dosis dengan jumlah yang sama.
- Anak-anak: Dosis antara 30 hingga 40 mg/kg berat badan per hari yang terbagi ke dalam 3 hingga 4 dosis dengan jumlah yang sama. Namun, tetap disarankan untuk berkonsultasi terlebih dulu pada dokter.
- Balita berumur kurang dari 6 bulan: Untuk mengonsumsi ibuprofen, balita harus mendapatkan arahan dan anjuran dari dokter.
Juvenile idiopathic arthritis (radang sendi pada anak)
Biasanya dosis yang diberikan berkisar antara 30 hingga 50 mg/kg berat badan per hari yang terbagi ke dalam 3 kali waktu konsumsi.
Patent ductus arteriosus
Ibuprofen yang diberikan pada penderita patent ductus arteriosus biasanya melalui selang infus selama 15 menit dengan dosis awal 10 mg/kg berat badan.
Lalu setelah 24 jam diberikan lagi dengan dosis 5 mg/kg berat badan. Terakhir, setelah 48 jam akan diberikan lagi sebanyak 5 mg/kg berat badan.
Pertimbangkan dulu sebelum mengonsumsi ibuprofen
Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi ibuprofen, kamu harus mempertimbangkan risiko atau efek samping dari obat.
1. Ibu menyusui
Sekalipun ibu menyusui tidak disarankan untuk mengonsumsi ibuprofen, namun sejauh ini belum ada penelitian yang menyebutkan efek samping yang buruk untuk bayi bila ibu menyusui mengonsumsi ibuprofen.
Ada kemungkinan potensi manfaat yang akan ibu menyusui dapatkan. Untuk itu, konsultasikan terlebih dulu pada dokter efek samping dan manfaat yang akan kamu atau bayimu dapatkan.
2. Geriatri
Studi yang sudah dilanjutkan oleh beberapa ahli menunjukkan tidak adanya masalah geriatri yang bisa membatasi fungsi ibuprofen pada lansia.
Meskipun begitu, patut dipertimbangkan sebab pasien lansia mudah mengalami penurunan fungsi ginjal, jadi sebaiknya melakukan penyesuaian dosis saat mengonsumsinya.
3. Pediatri
Belum ditemukannya studi resmi yang menyatakan keterkaitan antara efek ibuprofen dengan anak berusia di bawah 6 bulan. Untuk itu, konsultasikan lebih dalam pada dokter bila anakmu akan mengonsumsi ibuprofen.
4. Alergi
Bila kamu memiliki alergi terhadap obat ibuprofen atau obat-obatan yang lain, kamu harus memberitahu doktermu saat berkonsultasi.
Gak cuma alergi obat saja, alergi makanan, pewarna, pengawet, atau alergi pada hewan, bila kamu memiliki salah satu dari alergi yang disebutkan disarankan untuk berkonsultasi terlebih dulu pada dokter sebelum mengonsumsinya.
Efek samping
Seperti obat atau bahan kimia pada umumnya, ibuprofen juga memiliki efek samping jika penggunaannya tidak sesuai dengan petunjuk yang sudah ada.
Walaupun ada efek sampingnya, kamu tak perlu cemas, karena gejala-gejala yang muncul termasuk normal dan tidak membahayakan. Di antaranya:
- Perut mudah kembung
- Mual dan muntah darah
- Diare atau masalah sembelit lainnya
- Sakit maag
- Demam
- Sakit kepala
- Perubahan mood (mood swing)
- Pembengkakan pada wajah, jari kaki atau bagian bawah jari kaki
- Warna tinja gelap
- Mata dan kulit kuning
- Ruam pada kulit
- Nyeri dan sesak pada dada
- Detak jantung lebih cepat
- Kenaikan berat badan yang tidak biasa
Meskipun gak terlalu berbahaya, kamu tetap harus mengkonsultasikan kepada dokter. Apalagi bila efek sampingnya terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama.
Efek samping yang mungkin timbul setelah efek samping yang tidak terlalu berbahaya, seperti:
- Alergi pada obat yang ditandai dengan timbulnya pembengkakan pada wajah, gatal-gatal, hingga sesak napas.
- Muntah darah atau BAB darah
- Leher jadi kaku
- Gangguan fungsi ginjal yang gejalanya seperti pembengkakan tungkai atau frekuensi BAK yang berkurang.
- Gangguan irama jantung
Adapun efek samping yang kurang umum yang mungkin terjadi adalah diskrasia darah berat, misalnya agranulositosis, trombositopenia, dan anemia aplastik.
Kondisi yang dilarang mengonsumsi obat ibuprofen
Meskipun cukup aman, namun obat ibuprofen dibuat dari bahan-bahan kimia yang bisa saja bereaksi pada tubuh.
Pada kondisi tertentu hal ini akan berbahaya. Sebagai informasi, berikut ini beberapa kondisi yang membuat kamu tidak boleh mengonsumsi obat ibuprofen
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit ginjal
- Hepatitis
- Radang atau pendarahan lambung dan usus
- Riwayat Stroke
- Hipersensitif aspirin
- Diabetes
- Anemia
- Asma
- Masalah pendarahan
- Gumpalan darah
- Edema (retensi cairan atau pembengkakan tubuh)
- Riwayat serangan jantung
- Penyakit jantung (mis. Gagal jantung kongestif)
- Pernah melakukan operasi pembedahan jantung, misalnya operasi cangkok bypass arteri koroner.
Interaksi obat ibuprofen
Ibuprofen juga akan memunculkan reaksi tertentu apabila berinteraksi dengan beberapa jenis obat.
- Gabungan obat ibuprofen dengan warfarin, kortikosteroid, obat penghambat penyerapan serotonin selektif (SSRIs), serta aspirin bisa menimbulkan risiko perdarahan saluran pencernaan.
- Obat ibuprofen dengan obat diuretik bisa menurunkan kandungan natrium pada urine.
- Ibuprofen dengan penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor) dan penghalang reseptor angiotensin II (ARB) juga bisa menurunkan efek antihipertensi yang berasal dari kedua obat tersebut.
- Minum obat ibuprofen dengan lithium atau methotrexate berbahaya sebab bisa meningkatkan tingkat toksisitas.
- Mengonsumsi ibuprofen dengan ciclosporin dan tacrolimus bisa menimbulkan efek samping hiperkalemia dan gangguan fungsi ginjal.
Aturan penyimpanan
Jangan asal simpan di kotak obat, ibuprofen memiliki aturan khusus dalam penyimpanannya, di antaranya:
- Simpan dalam wadah tertutup dengan suhu sekitar seperti suhu kamar. Jauh dari sinar matahari langsung, lembap, dan suhu titik beku.
- Normalnya simpan di bawah suhu sekitar 20 hingga 25 derajat celcius.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
- Bila sudah kadaluarsa, segera dibuang. Jangan menyimpang obat yang sudah usang dan tidak bisa kita konsumsi.
- Bila sudah saatnya dibuang, tanyakan pada ahli bagaimana kamu harus membuang obat tersebut.
Bolehkah penderita Covid-19 mengonsumsi ibuprofen?
Umumnya, untuk menurunkan demam sebagai salah satu gejala infeksi virus Covid-19, dokter akan meresepkan paracetamol.
Namun pada beberapa kasus, bila dokter meresepkan ibuprofen untuk mengatasi penyakit lain, kamu tetap boleh mengonsumsinya. Karena ibuprofen juga ampuh meredakan demam karena infeksi virus Covid-19.
Sekalipun ampuh, bila kamu menderita asma, hipertensi, penyakit ginjal atau penyakit lambung, kamu sebaiknya tidak mengonsumsi obat ini, ya.
Pentingnya memiliki asuransi kesehatan
Meskipun harga obat ibuprofen termasuk murah, namun kamu tetap harus berjaga-jaga dengan mengaktifkan asuransi kesehatan terbaik.
Tak hanya melindungi finansial, asuransi kesehatan juga bisa memberikan banyak manfaat. Kamu akan memperoleh dua manfaat sekaligus, yakni manfaat dasar dan juga manfaat tambahan.
Manfaat dasar mencakup biaya rawat inap, rawat jalan, pembedahan, dan medical check-up. Kemudian, manfaat tambahan (rider) berupa melahirkan, perawatan gigi, dan mata.
Selain itu, meningkatnya biaya perawatan kesehatan yang cukup tinggi juga menjadi alasan utama pentingnya terproteksi dengan manfaat asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Pada tahun 2018 saja, inflasi biaya rumah sakit mencapai 11 persen.
Artinya, misal pada tahun sebelumnya biaya kesehatan rawat inap di rumah sakit berkisar Rp500 ribuan per hari, maka nominalnya akan naik menjadi Rp555 ribu di tahun 2018. Angka tersebut akan terus meningkat di tahun selanjutnya.
Tanda kamu overdosis dan cara mengatasinya
Bila kamu ragu-ragu terhadap pemakaian dosis ibuprofen dan tetap mengonsumsinya, kamu mungkin bisa mengalami overdosis. Overdosis ibuprofen ditandai dengan sakit kepala dan kantuk yang berlebih, depresi susunan saraf pusat, kejang, tinnitus, mual diikuti muntah hingga sakit perut.
Bahkan terparahnya kamu bisa hipotensi, bradikardia, takikardia, fibrilasi atrium, apnea, gagal pernapasan, hiperkalemia, gagal ginjal akut, letargi, asidosis metabolik, dan berujung koma.
Bila tanda overdosis ditemukan, kamu bisa mengatasinya dengan mengonsumsi suportif dan simtomatik yang diberikan oleh tenaga medis.
Bisa juga dengan pembilasan lambung melalui pendekatan induksi emesis dengan sirup ipecac. Berikan juga arang aktif untuk mengurangi penyerapan dan reabsorpsi.
FAQ seputar harga ibuprofen
Harga obat ibuprofen berbeda tergantung dosis dan brand yang memproduksinya. Harga mulai Rp1.200 per tablet dengan dosis 200 mg hingga Rp70 ribuan per botol untuk ibuprofen sirup 200 mg.
Dosis yang dibutuhkan tergantung masalah kesehatan yang kamu rasakan, seperti untuk meredakan rasa nyeri ringan hingga sedang, mengatasi demam dan kram karena haid.
Pasien osteoarthritis dan rheumatoid arthritis dan mengatasi radang sendi pada anak atau pasien patent ductus arteriosus pun berbeda.
Dosis yang diberikan mulai 5 mb/kg berat badan hingga yang terbanyak 400 mg tiap 4 sampai 6 jam. Ini semua tergantung kebutuhan dan saran dokter.
Sama halnya dengan obat dan bahan kimia yang lain yang bila dikonsumsi tentu akan menimbulkan efek samping, di antaranya:
- Perut mudah kembung
- Mual dan muntah darah
- Diare atau masalah sembelit lainnya
- Sakit maag
- Demam
- Sakit kepala
- Perubahan mood (mood swing)
- Pembengkakan pada wajah, jari kaki atau bagian bawah jari kaki
- Warna tinja gelap
- Mata dan kulit kuning
- Ruam pada kulit
- Nyeri dan sesak pada dada
- Detak jantung lebih cepat
- Kenaikan berat badan yang tidak biasa
Ada beberapa obat yang dibolehkan untuk dikonsumsi bersama ibuprofen. Namun, ada juga beberapa obat yang sebaiknya jangan dikonsumsi bersamaan dengan obat ibuprofen, seperti:
- Warfarin, kortikosteroid, obat penghambat penyerapan serotonin selektif (SSRIs), serta aspirin
- Obat diuretik
- Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor) dan penghalang reseptor angiotensin II (ARB)
- Lithium atau methotrexate
- Ciclosporin dan tacrolimus
Kamu boleh mengonsumsi ibuprofen saat demam sebab demam merupakan salahs atu gejala pasien Covid-19. Namun bila kamu menderita asma, hipertensi, penyakit ginjal atau penyakit lambung, jangan mengonsumsi ibuprofen, ya. Jangan lupa proteksi finansial kamu dengan asuransi kesehatan, ya.