Harga Obat Paracetamol Terbaru, Dosis, dan Efek Sampingnya
Acetaminophen atau Paracetamol merupakan obat yang sering dikonsumsi kebanyakan masyarakat ketika mengalami demam. Bahkan, obat paracetamol juga bisa digunakan untuk meredakan nyeri saat haid dan sebagai obat sakit gigi juga. Harga obat paracetamol pun gak terlalu mahal.
Bentuk obat paracetamol bervariasi, ada yang berbentuk tablet, kaplet, sirup, drop, hingga infus. Harga obat paracetamol jenis tablet tentu berbeda dengan obat paracetamol yang sirup.
Beberapa merek yang memproduksi obat paracetamol, di antaranya adalah Sanmol, Biogesic, Dumin, Naprex, Fevrin, Fasidol, Tempra, Poro, Sumagesic, Termorex, Panadol, Mixagrip Flu, Paramex sk, dan Hufagesic.
Berikut ini daftar harga obat paracetamol yang dijual di pasaran, dosis, beserta efek samping yang mungkin dirasakan.
Harga obat paracetamol
Permintaan yang begitu tinggi membuat beberapa produk paracetamol dari merek tertentu ikut melambung harganya. Kendati demikian, harga yang dipasarkan masih dibilang cukup terjangkau.
Berikut ini daftar harga obat paracetamol yang Lifepal kumpulkan dari beberapa apotek, toko obat online, dan marketplace.
Harga obat Paracetamol anak
Khusus untuk anak-anak, biasanya paracetamol tersedia dalam bentuk sirup. Berikut ini daftar harganya.
- Sanmol Paracetamol Sirup 60 ml: Rp19 ribu
- Tempra Paracetamol Sirup 60 ml: Rp49 ribu
- Berlico Itamol Sirup 60 ml: Rp8 ribu
- Fermol Paracetamol 60 ml: Rp24 ribu
Harga obat Paracetamol dewasa
Untuk orang dewasa, obat paracetamol biasanya memiliki dosis 500 gram dengan bentuk tablet. Berikut ini rincian harganya.
- Sanmol Paracetamol 500 mg: Rp2.051 per strip isi 4 tablet
- Paracetamol Bernofarm 500 mg: Rp1.718 per strip
- Paracetamol Triman 500 mg: Rp1.971 per strip
- Paracetamol Mersifarma 500 mg: Rp16 ribu per box isi 100 tablet
- Paracetamol Erita 500 mg: Rp2.340 per strip
Dosis pemakaian paracetamol
Berikut ini dosis yang direkomendasikan untuk orang dewasa dan anak-anak di setiap jenis obat paracetamol yang akan dikonsumsi.
Paracetamol tablet dan kaplet 500 mg
- Untuk dewasa: 1 sampai 2 tablet atau kaplet dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
- Untuk anak berusia di atas 12 tahun: 1 sampai 2 tablet atau kaplet dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
- Untuk anak usia 6 sampai 12 tahun: ½ sampai 1 tablet atau kaplet dan dikonsumsi 3 sampai 4 kali sehari.
Paracetamol sirup 120 mg/5 ml
- Untuk anak berusia di bawah 1 tahun: ½ sendok takar atau sebanyak 2,5 ml dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
- Untuk anak berusia 1 sampai 2 tahun: 1 sendok takar atau sebanyak 5 ml dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
- Untuk anak usia 2 sampai 6 tahun: 1 sampai 2 sendok takar atau sebanyak 5 sampai 10 ml dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
- Untuk anak usia 6 sampai 9 tahun: 2 sampai 3 sendok takar atau sebanyak 10 sampai 15 ml dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
- Untuk anak berusia 9 sampai 12 tahun: 3 sampai 4 sendok takar atau sebanyak 15 sampai 20 ml dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
Paracetamol sirup 160 mg/5 ml
- Untuk anak berusia 3 tahun: 1 sendok takar atau sebanyak 5 ml dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
- Untuk anak usia 4 sampai 5 tahun: berikan paracetamol sirup sebanyak 7,5 ml dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
- Untuk anak berusia 6 tahun: berikan paracetamol sirup sebanyak 10 ml dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
Paracetamol sirup 250 mg/5 ml
- Untuk anak usia 6 sampai 12 tahun: berikan paracetamol sirup sebanyak 5 ml dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
- Untuk anak berusia di atas 12 tahun: berikan paracetamol sirup sebanyak 10 ml dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
Paracetamol drops
- Untuk anak berusia di bawah 1 tahun: 0,6 ml drops dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
- Untuk anak usia 1 sampai 2 tahun: 0,6 sampai 1,2 ml drops dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
- Untuk anak berusia 3 sampai 6 tahun: 1,2 ml drops dan dikonsumsi sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.
Paracetamol infus
- Untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg: dosis tunggal yang diberikan sebanyak 7,5 mg/kg berat badan. Berikan setiap 4 jam sekali. Maksimal dosis harian sebesar 30 mg/kg berat badan.
- Untuk anak dengan berat badan antara 10 sampai 33 kg: dosis tunggal yang diberikan sebanyak 15 mg/kg berat badan. Berikan setiap 4 jam sekali. Maksimal dosis harian sebesar 2 gram.
- Untuk anak dengan berat badan 33 sampai 50 kg: dosis tunggal yang diberikan sebanyak 15 mg/kg berat badan. Berikan setiap 4 jam sekali. Maksimal dosis harian sebesar 3 gram.
- Untuk dewasa dengan berat badan 33 sampai 50 kg: dosis yang diberikan sebesar 15 mg/kg berat badan yang diberikan setiap 4 sampai 6 jam sekali bila dirasa perlu. Maksimal dosis harian yang bisa dikonsumsi sebesar 3 gram.
- Untuk dewasa dengan berat badan di atas 50 kg: dosis yang diberikan sebesar 1 gram yang diberikan setiap 4 sampai 6 jam sekali bila dirasa perlu. Maksimal dosis harian yang bisa dikonsumsi sebesar 4 gram.
Cara mengonsumsi obat paracetamol dengan benar
Untuk kamu ketahui, berikut ini cara mengonsumsi obat paracetamol dengan benar berdasarkan jenis obat paracetamolnya, di antaranya.
Paracetamol infus
Hanya bisa diberikan oleh dokter atau tenaga medis lainnya di bawah pengawasan dokter. Jadi, jangan pernah mencoba menyuntikkan paracetamol infus sendirian di rumah.
Paracetamol tablet dan kaplet
Sediakan air putih terlebih dahulu sebelum mengonsumsi paracetamol tablet dan kaplet. Minumlah obat paracetamol sesuai anjuran atau dosis yang sesuai dengan usia dan berat badan kamu yang ingin mengonsumsinya.
Paracetamol sirup
Bisa kamu konsumsi jika sudah mengocoknya terlebih dahulu. Lalu tuangkan paracetamol sirup di dalam sendok takaran yang biasanya sudah disiapkan.
Paracetamol suppositoria
Obat paracetamol yang satu ini cara menggunakannya dengan memasukkannya ke dalam lubang anus. Saat seluruh obar sudah masuk, kamu disarankan untuk segera berbaring atau duduk beberapa menit agar obat cepat meleleh.
Baik sebelum mengonsumsi maupun setelah mengonsumsi obat paracetamol suppositoria, segera cuci tanganmu. Simpan obat ini di dalam kulkas.
Apapun jenis paracetamolnya, kamu harus menggunakannya sesuai aturan pakai dan dosis yang sudah tertera pada kemasan. Ikuti petunjuk pemakaian atau arah dokter.
Namun, bila dalam 3 hari belum ada perubahan dari rasa sakitmu itu, segera konsultasikan pada dokter.
Saat demam naik turun, segera cari tahu cara mengatasinya di artikel Lifepal.
Manfaat obat paracetamol
Jika kamu mendapati diri kamu atau salah satu keluarga mengalami demam, biasanya hal pertama selain mengompres pasien adalah kamu mencari obat paracetamol.
Paracetamol memang lebih dikenal sebagai obat yang mampu menurunkan demam, sekalipun tinggi.
Obat paracetamol mampu menurunkan demam karena mengandung antipiretik. Selain paracetamol, kamu juga bisa mengonsumsi aspirin karena mengandung senyawa salisilat yang termasuk ke dalam kelompok obat antipiretik. Atau, ibuprofen, ketoprofen, naproxen sebagai obat anti-inflamasi nonsteroid.
Manfaat lain dari obat paracetamol adalah bisa meringankan hingga meredakan beberapa nyeri yang kamu rasakan di dalam tubuhmu, seperti sakit kepala, nyeri pada punggung, nyeri di bagian tubuh akibat flu dan pilek. Bahkan paracetamol juga bisa meredakan nyeri atau kram saat menstruasi dan sakit gigi.
Paracetamol juga bisa mengendalikan gula darah dan fungsi otot karena kandungan antioksidan di dalamnya. Selain itu juga bisa untuk melindungi fungsi jantung dan otakmu.
Ketahui juga harga obat ibuprofen untuk mengatasi demam dan nyeri pada tubuh.
Pemakaian paracetamol bagi pasien Covid-19
Salah satu gejala yang dirasakan pasien terkonfirmasi virus Covid-19 adalah demam. Oleh karena itu, untuk menurunkan demam pada pasien Covid-19, banyak tenaga medis yang merekomendasikan pasiennya untuk mengonsumsi obat paracetamol.
Adapun dosis yang ditetap bagi pasien Covid-19 dan pasien demam pada umumnya sama saja. Paracetamol juga bisa membantu meredakan pegal dan linu yang mungkin dirasakan pasien terkonfirmasi Covid-19 ini.
Akan tetapi, bila keadaan tidak kunjung membaik bahkan cenderung memburuk seperti sesak napas, segera konsultasikan pada dokter atau tenaga medis yang memantau kesehatanmu.
Seseorang yang tidak dianjurkan mengonsumsi paracetamol
Meskipun obat paracetamol termasuk ke dalam obat sejuta umat yang sering dikonsumsi, tetapi ada beberapa pasien yang justru tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat paracetamol.
Berikut ini adalah pasien dengan beberapa masalah kesehatan yang tidak dianjurkan untuk mengonsumsi paracetamol, di antaranya:
- Kamu memiliki alergi pada paracetamol.
- Kamu memiliki berat badan yang sangat rendah.
- Kamu merupakan pasien penyakit hati atau penyakit ginjal.
- Kamu seorang peminum alkohol berat.
Jangan gunakan paracetamol dengan beberapa obat di bawah ini
Hindari untuk mengonsumsi paracetamol dengan beberapa obat di bawah ini agar tidak terjadi interaksi obat yang buruk. Interaksi obat sendiri merupakan pengaruh yang diberikan oleh obat yang satu terhadap obat yang lain saat pasien meminumnya secara bersama-sama atau dalam satu waktu yang sama.
Interaksi obat yang buruk yang dimaksud adalah obat yang satu dapat memberikan efek buruk dan kinerja buruk terhadap obat yang lainnya sehingga timbul masalah-masalah kesehatan lainnya.
Adapun obat-obat yang dihindari untuk dikonsumsi bersama dengan paracetamol, adalah:
- Obat metoclopramide, domperidone, atau probenecid akan meningkatkan kemungkinan timbulnya efek samping paracetamol bila dikonsumsi secara bersamaan.
- Obat busulfan yang dikonsumsi bersama paracetamol bisa meningkatkan efek samping tersendiri yang cukup mengkhawatirkan.
- Obat carbamazepine, phenytoin, phenobarbital, cholestyramine, dan imatinib bila dikonsumsi bersama paracetamol ternyata mampu menurunkan khasiat dan efek paracetamol.
- Obat warfarin yang dikonsumsi bersama paracetamol berisiko terjadinya perdarahan.
Efek samping paracetamol
Sama halnya dengan obat-obatan yang lainnya, paracetamol juga bisa memberikan efek samping pada pasien yang mengonsumsinya, seperti:
- Demam hingga sakit tenggorokan
- Pucat
- Mual hingga muntah
- Kamu mungkin mengalami gangguan makan
- Nyeri punggung dan perut
- Sariawan
- Timbul ruam pada kulit diikuti rasa gatal
- Tubuh semakin lemas
- Tekanan darah rendah dan detak jantung yang sangat cepat
- Sulit bernapas dan menelan
- Kulit atau matamu akan berwarna kuning
- Muncul memar di kulit
- Urine berwarna keruh atau berdarah
- Tinja berwarna hitam atau berdarah
Terparahnya jika kamu tidak segera teratas, kemungkinan kamu akan mengalami overdosis pun semakin besar. Ciri-ciri kamu telah mengalami overdosis obat paracetamol ditandai dengan kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, memiliki kadar keringat yang berlebihan.
Selain itu nyeri pada perut yang berlebih dan selalu merasa lelah berkepanjangan. Jika kamu menemukan beberapa gejala tersebut sesaat setelah mengonsumsi obat paracetamol, segera lakukan konsultasi pada dokter atau tenaga medis terdekat.
Proteksi diri dengan Asuransi Covid, apa itu?
Asuransi Covid-19 adalah asuransi kesehatan dan jiwa yang memberikan manfaat berupa pertanggungan biaya rumah sakit saat nasabahnya terkonfirmasi virus Covid-19 atau coronavirus.
Meskipun pemerintah sudah menjamin gratis biaya bagi masyarakatnya yang terkonfirmasi virus Covid-19, tetapi di lapangan tentu banyak kesulitan yang akan ditemui pasien, salah satunya adalah sulitnya mendapatkan ruangan di rumah sakit.
Dengan asuransi Covid-19, pelayanan kesehatan yang akan kamu dapatkan jauh lebih praktis. Selain asuransi kesehatan, manfaat asuransi jiwa juga sangat krusial khususnya selama masa pandemi seperti saat ini. Apalagi jika memiliki faktor pemberat yang berisiko tinggi meninggal dunia karena virus Corona.
Hitung juga dana daruratmu menggunakan kalkulator di bawah ini.
FAQ seputar harga obat paracetamol
Harga paracetamol di apotek maupun e-commerce cukup terjangkau, yakni mulai dari Rp1500-an per stripnya. /accordion]
[accordion title="Berapa dosis yang dibutuhkan untuk mengonsumsi obat paracetamol?" schema_org="true" h3="true"]
Dosis yang dibutuhkan pasien Covid-19 atau non Covid-19 sama saja.