Beranda
Media
Harga Tes D-dimer untuk Cek Pembekuan Darah dalam Tubuh

Harga Tes D-dimer untuk Cek Pembekuan Darah dalam Tubuh

harga tes d dimer

Untuk mengetahui adanya pembekuan atau penggumpalan darah dalam tubuh diperlukan tes D-dimer. Lantas berapa harga tes D dimer?

Pembekuan atau penggumpalan darah merupakan respons alami tubuh untuk menghentikan pendarahan dan penyembuhan luka. 

Namun, jika terjadi secara tidak normal, pembekuan atau penggumpalan darah dapat menghambat aliran darah dan mengganggu berbagai fungsi organ tubuh. Hal ini kemudian dapat menimbulkan masalah kesehatan serius. 

Sebelum mengetahui harga tes D-dimer, ada baiknya mengetahui apa itu tes D-dimer, manfaat, hingga prosedurnya. 

Tes D-dimer

Tes D-dimer adalah tes yang memberikan gambaran ada atau tidaknya penggumpalan dalam darah. 

Tes D-dimer berguna untuk menentukan keadaan trombosis atau kondisi lain seperti disseminated intravascular coagulation (DIC) serta untuk memastikan ada atau tidaknya penyakit yang berkaitan dengan trombosis, seperti deep vein thrombosis dan emboli paru.

Tes ini dilakukan apabila dari anamnesis dan pemeriksaan fisik memiliki kecenderungan mengalami penyakit tersebut.

Perlu diketahui, kadar normal D-dimer pada orang dewasa adalah <500 ng/ml. Kadar D-dimer pada wanita hamil trimester pertama 50-950 ng/ml, trimester kedua 320-1300, dan trimester ketiga 130-1700 ng/ml.

Pada penderita COVID-19, kadar D-dimer dapat meningkat secara signifikan. Hal ini diduga disebabkan oleh badai sitokin yang memicu ketidakseimbangan antara pembentukan dan pemecahan bekuan darah.

Harga tes D-dimer

Merujuk berbagai sumber, harga tes D-dimer bervariasi, yakni berkisar antara Rp310.000 hingga Rp1.250.000

Hasil tes D-dimer

Tes D-dimer memiliki sensitivitas sekitar 93%. Jika hasil tes darah D-dimer berada pada kisaran normal atau negatif dan seseorang tidak memiliki banyak faktor risiko, kemungkinannya tidak mengalami emboli paru.

Namun, jika hasil D-dimer menunjukkan angka yang tinggi atau positif, ini menandakan adanya pembentukan penggumpalan yang signifikan dan degradasi yang terjadi di tubuh.

Hasil D-dimer positif tidak menunjukkan lokasi keberadaan gumpalan di tubuh. Sehingga, diperlukan tes lebih lanjut untuk mendapatkan informasi tersebut.

Perlu diketahui, pemeriksaan D-dimer bisa saja memberikan hasil positif palsu ataupun hasil negatif palsu. 

Pemeriksaan dengan hasil positif palsu dapat terjadi pada penyakit lain seperti gangguan hati, rheumatoid arthritis, trauma, kehamilan, peradangan, keganasan/ kanker. 

Sedangkan hasil yang negatif palsu didapatkan apabila pasien mengkonsumsi obat pengencer darah atau teknik pemeriksaan yang kurang baik.

Faktor penyebab pembekuan darah

Pembekuan darah biasanya ditemukan pada pasien Covid-19. Salah satu penyebab pembekuan darah pada pasien Covid-19 adalah reaksi imunitas. Saat infeksi terjadi, virus SARS-coV-2 akan menyebabkan pembekuan darah. 

Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya penggumpalan darah atau trombosis di vena atau pembuluh darah balik yang mengalir ke jantung. 

Selain itu, bisa menyumbat pembuluh darah dari jantung ke paru-paru. Nah, penyumbatan itu bisa menyebabkan kematian.

Selain terjadi pada pasien Covid-19, pembekuan darah juga ditemukan pada berbagai kondisi lain. Berikut beberapa faktor pemicunya.

Merokok

Tidak hanya dapat mempengaruhi paru-paru, asap rokok dapat mempengaruhi pembuluh darah. Rokok merusak lapisan pembuluh darah dan membuat darah cenderung menempel, menebal, dan menggumpal.

Terlalu banyak rebahan

Terlalu banyak tiduran atau rebahan ternyata bisa menyebabkan pembekuan darah semakin tinggi, bahkan meski tidak terinfeksi Covid-19.

Wanita hamil

Seorang wanita yang sedang hamil rentan mengalami penggumpalan darah karena janin yang dikandungnya menekan pembuluh darah di perut dan panggul. Hal tersebut menghalangi aliran darah secara langsung dan menyebabkan darah menggumpal

Obesitas

Orang yang memiliki berat badan berlebih memiliki resiko untuk mengalami penggumpalan darah. 

Hal ini disebabkan karena orang obesitas kurang aktif untuk bergerak. Kurang gerak dalam jangka waktu lama memungkinkan darah menggumpal.

Penyakit tertentu

Beberapa penyakit yang menyebabkan penggumpalan darah antara lain, kanker (meliputi kanker otak, kanker ovarium, kanker pankreas, kanker usus besar, kanker paru, dan kanker ginjal), diabetes, HIV/AIDS, penyakit Crohn.

Efek pembekuan darah

Pembekuan atau penggumpalan darah yang terjadi di beberapa bagian penting tubuh tentu saja menyebabkan gangguan  kesehatan pada tubuh. Berikut ini adalah efek yang dipicu karena adanya gangguan pembekuan atau penggumpalan darah.

Emboli paru

Emboli paru merupakan sebuah kondisi yang disebabkan karena adanya penggumpalan darah di paru-paru. 

Penggumpalan darah tersebut memicu munculnya sumbatan, yang kemudian menyebabkan luka permanen di organ pernapasan ini. Akibatnya, level oksigen dalam darah mengalami penurunan dan berpotensi melukai organ lainnya.

Serangan jantung

Terjadinya penggumpalan darah di organ jantung, sangat berpotensi menyebabkan terjadinya serangan  jantung. 

Gumpalan darah tersebut sepenuhnya menyumbat pembuluh arteri koroner yang berfungsi menyuplai darah ke otot jantung. Akibatnya, otot jantung pun tak bisa berfungsi dengan normal dan mati.

Stroke

Stroke merupakan risiko yang ditimbulkan oleh menggumpalnya darah di bagian otak. Darah yang dialirkan ke otak, memuat oksigen serta nutrisi yang dibutuhkannya. 

Namun, saat sumbatan terjadi karena menggumpalnya darah, maka secara otomatis darah tak bisa dialirkan ke bagian otak tertentu, yang kemudian menyebabkan otak jadi kekurangan oksigen dan nutrisinya.

Gagal jantung

Penggumpalan darah juga bisa mengakibatkan seseorang mengalami gagal jantung. Pasalnya, gumpalan darah tersebut menyumbat beberapa arteri pulmonalis yang ukurannya terbilang kecil. 

Akibatnya, tekanan darah pada arteri pulmonalis pun menjadi meningkat dan memberikan tekanan lebih pada jantung. Gejala penggumpalan darah di kondisi seperti ini kerap tak terlihat.

Trombosis vena dalam (deep vein thrombosis)

Trombosis vena dalam merupakan  salah satu kondisi yang dipicu oleh menggumpalnya darah.  

Pada kondisi ini, penggumpalan darah terjadi pada pembuluh vena dalam. Permukaan kulit di bagian kaki atau lengan, tempat terjadinya penggumpalan darah di pembuluh vena dalam ini, akan terasa hangat. 

Cara mencegah pembekuan darah

Berdasarkan faktor risikonya, terdapat beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mencegah darah kental menggumpal, yaitu:

Hindari duduk dalam jangka waktu lama

Berada di posisi yang sama (terutama duduk atau berbaring) untuk waktu yang lama dapat menyebabkan darah menggumpal. 

Gumpalan darah ini biasanya akan terbentuk di tungkai, lalu menyebar ke organ lain dan menyebabkan sumbatan pembuluh darah di organ tersebut. Untuk menghindarinya, bergeraklah atau lakukan peregangan setiap satu hingga dua jam.

Minum air putih yang cukup

Dehidrasi dapat membuat pembuluh darah menyempit dan darah mengental, sehingga meningkatkan risiko penggumpalan darah. 

Oleh karena itu, pastikan Anda minum air putih setidaknya 8 gelas atau sekitar 2 liter setiap harinya.

Jalani gaya hidup sehat

Dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti mengonsumsi makanan sehat, menurunkan berat badan yang berlebih, berolahraga secara teratur, menghindari asap rokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, dan rutin memeriksakan kesehatan ke dokter, maka risiko terjadinya penggumpalan darah akibat darah kental bisa dicegah.

Selain itu, untuk mencegah darah menggumpal, Anda juga disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung omega-3, buah-buahan, sayuran, dan makanan yang mengandung vitamin E.

Mengonsumsi obat-obatan

Bila diperlukan, dokter dapat menyarankan Anda untuk mengonsumsi obat pengencer darah. 

Biasanya, obat-obatan ini diresepkan dokter jika Anda memiliki risiko penggumpalan darah yang dapat menimbulkan kerusakan organ, seperti penyakit jantung dan stroke.

Obat ini juga mungkin akan diberikan pada orang-orang yang baru saja menjalani operasi atau wanita hamil yang berisiko mengalami penggumpalan darah.

Mengenakan stocking kompresi

Selain obat, dokter juga mungkin akan menyarankan Anda untuk menggunakan stocking khusus untuk memperlancar aliran darah di tungkai. 

Stocking ini biasanya perlu digunakan oleh orang yang dirawat di rumah sakit dalam waktu lama, bepergian dengan pesawat terbang dalam waktu lama, atau wanita hamil.

Orang yang memiliki riwayat penyakit diabetes, deep vein thrombosis, dan varises juga biasanya akan disarankan dokter untuk menggunakan stocking ini.

Pentingnya asuransi kesehatan

Sehat itu mahal. Sakit lebih mahal lagi. Oleh karena itu, memiliki asuransi kesehatan merupakan sesuatu yang penting. 

Apalagi dengan adanya fakta bahwa pada tahun 2018 saja, inflasi biaya rumah sakit mencapai 11 persen. 

Artinya, misal pada tahun sebelumnya biaya kesehatan rawat inap di rumah sakit berkisar Rp 500 ribuan per hari, maka nominalnya akan naik menjadi Rp 555 ribu di tahun 2018. Dan yang pasti, angka tersebut akan terus meningkat pada tiap tahun.

Selain itu, ketika memilih asuransi kesehatan yang bagus, itu berarti akan membantu perputaran keuangan kita tetap stabil. Sebab, tabungan, investasi, atau aset yang kita miliki tidak akan terusik ketika terkena risiko sakit karena biaya rumah sakit telah ditanggung oleh asuransi.

Sebagai informasi, asuransi kesehatan adalah produk asuransi yang menanggung biaya medis saat kita harus ke dokter atau rumah sakit. 

Adapun manfaat utamanya mencakup biaya rawat inap, rawat jalan, pembedahan, dan medical check-up. Sementara manfaat tambahan (rider) meliputi melahirkan, perawatan gigi, dan mata.

Hitung juga dana darurat yang harus kamu kumpulkan untuk mempersiapkan risiko-risiko yang tak terduga.

Untuk mendapatkan manfaat tersebut, nasabah perlu membayarkan premi yang besarannya variatif. 

Premi asuransi kesehatan murah atau mahal, tergantung pada usia, pekerjaan, dan limit pertanggungan.

Hanya saja ada ratusan pilihan polis asuransi kesehatan yang tersedia sesuai manfaat yang diinginkan. Nah sebelum melihat berbagai penawaran asuransi yang ada saat ini, sebaiknya ketahui dulu beberapa kriteria yang mesti kita perhatikan, di antaranya:

Jaringan rumah sakit yang luas. Bagi yang sering ke luar negeri, pastikan provider menjangkau rumah sakit di luar negeri.

Fasilitas cashless karena praktis apalagi di saat urgent. Sehingga kita cukup menggesekkan atau cukup menunjukkan kartu asuransi saja.

Limit pertanggungan dan premi sesuai. Tidak selalu asuransi kesehatan murah akan lebih baik, tetapi asuransi yang bagus juga tidak selalu mahal.

FAQ seputar tes D-dimer

D-dimer adalah fragmen protein yang muncul saat bekuan darah larut dalam tubuh. D-dimer dipakai untuk memeriksa apakah ada ada kelainan atau gangguan dalam mekanisme pembekuan darah.

Ya, pasien Covid-19 bisa mengalami pembekuan darah. Salah satu penyebab pembekuan darah adalah reaksi imunitas. Saat infeksi terjadi, virus SARS-CoV-2 akan menyebabkan gangguan pembekuan darah atau koagulopati.

Lindungi finansial dari biaya pengobatan yang mahal dengan produk asuransi kesehatan terbaik. Dapatkan premi mulai dari Rp50 ribuan.

Merujuk berbagai sumber, harga tes D-dimer bervariasi, yakni berkisar antara Rp310.000 hingga Rp1.250.000.