7 Pepatah Suku Minang yang Jadi Kunci Sukses Finansial di Perantauan
Di hampir seluruh Indonesia, suku Minang jadi salah satu suku yang paling sering kamu temukan. Buktinya, rumah makan Padang hampir selalu ada di setiap kota di seluruh Indonesia.
Bukan cuma rumah makan Padang yang menyebar dimana-mana, para pedagang di toko-toko misalnya toko pakaian juga didominasi oleh suku Minang.
Ternyata, suku Minang punya beberapa pepatah terkait kesuksesan finansial mereka. Gak heran suku Minang yang berhasil juga memiliki proteksi plus investasi demi menjaga pundi-pundi keuangannya.
Siapa tahu pepatah ini bakal menginspirasi kamu juga. Yuk, lihat kata-kata motivasi dari suku Minang berikut ini.
[Baca: Kata Mutiara tentang Manajemen Keuangan yang Bisa Bermanfaat Buat Kamu Nih]
1. Dimana bumi dipijak disinan langik dijunjuang
Arti dari pepatah di atas adalah “dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung”.
Pepatah ini pasti udah sering kamu dengar karena jadi pepatah paling populer di Indonesia. Secara gamblang, pepatah ini mengajarkan kita buat mematuhi dan menghormati adat istiadat tempat tinggal kita.
Suku Minang sendiri dikenal dengan sikap mereka yang suka berbaur dengan masyarakat tempat mereka tinggal. Kemampuan bersosialisasi menjadi salah satu kunci sukses mereka.
Nah, prinsip ini juga bisa kamu tiru. Kalau kamu punya network cukup luas, peluang kamu buat sukses jauh lebih besar.
2. Walau kaie nan dibantuak ikan dilauik nan diadang
Arti dari pepatah di atas adalah “Gimanapun bentuk kailnya bakal bertemu ikan di laut”.
Prinsip ini mengajak setiap orang buat memikirkan apa visi dan misi dari sebuah pekerjaan yang dilakukan.
Kemudian, bayangkan juga bagaimana proses pengerjaan serta hasilnya. Jadi, kamu bakal bisa prediksi apakah usaha atau pekerjaan yang bakal kamu lakoni bakal berhasil atau gak.
3. Baraja ka nan manang, mancontoh ka nan sudah
Pepatah Minang satu ini punya arti: Belajar dari mereka yang udah sukses dan ambil hikmah dari kegagalan orang lain.
Prinsip ini cocok kamu terapkan bila pengin sukses secara finansial, terlebih di perantauan. Caranya, gak perlu malu dan ragu buat bertanya mengenai pengalaman orang lain.
Pengalaman tersebut bakal jadi bekal buat kamu memikirkan keputusan apa yang bakal kamu ambil. Perjalanan hidup seseorang juga bakal bisa jadi inspirasi buat kamu agar ikut sukses.
[Baca: Yuk, Belajar Sukses dari 8 Tokoh yang Berkali-kali Gagal Ini]
4. Tiado rotan akapun jadi, tiado kayu janjang dikapiang
Pepatah Minang satu ini punya arti “Gak ada rotan akar pun jadi. Gak ada kayu, tangga pun dibelah”.
Kutipan di atas punya makna bahwa kamu mesti memanfaatkan setiap peluang yang ada. Meski kelihatannya cukup sulit namun ambil setiap peluang walau sangat kecil.
Salah satu contoh pemuda Minang yang kini sangat terkenal adalah Tulus. Siapa sangka sekarang mantan mahasiswa universitas di Bandung tersebut sukses berkarir sebagai penyanyi?
Tulus gak serta-merta melenggang mulus jadi penyanyi. Dia mencoba buat memulai karir musiknya meski gak punya background sebagai pemusik. Salah satunya dengan ikut komunitas dan manggung bersama band-nya Sikuai Band.
Kemudian, dia pun menerima tawaran kakaknya buat merekam sendiri album pertamanya. Jadi, album pertama Tulus bukan diproduksi oleh label besar.
Di sini mereka cukup berani bertaruh buat sesuatu yang belum berpeluang pasti. Namun, ternyata akhirnya menghasilkan.
5. Takuruang nak dilua, taimpik nak diateh
Kalimat di atas berarti “terkurung hendak di luar, terhimpit hendak ke atas”. Pepatah tersebut mengajarkan kita bahwa kegagalan apapun hendaknya bikin kita makin berusaha.
Meski terjepit, kamu tetap harus mencoba cari celah buat keluar dari masalah yang terjadi.
Misalnya, kamu bisa jadi gagal berbisnis dan menguras cukup banyak tabungan yang kamu miliki. Namun, kamu jangan berfokus pada kegagalan tersebut.
Kamu tetap harus menghadapi masalah tersebut. Bahkan, sebisa mungkin, kamu dapat bangkit kembali dari keterpurukan tersebut.
Kegagalan tersebut pun bisa jadi jadi pelajaran berharga. Dari situ kamu bisa memperhitungkan langkah-langkah berikutnya yang jauh lebih tepat.
6. Katiko ado ditahan Lah tak ado baru dimakan
Prinsip keuangan yang dimiliki oleh Suku Minang ini mungkin terdengar nyeleneh. Arti dari kalimat di atas adalah “saat punya sebaiknya ditahan, kalau udah gak ada baru dimakan”.
Pepatah ini mungkin terdengar pelit. Namun, ternyata punya makna lebih dalam. Prinsip ini mengajarkan kita buat lebih berhemat.
Kita diajarkan buat memikirkan masa depan dengan punya tabungan, khususnya tabungan dana darurat. Jadi, semisal belum perlu banget, jangan gunakan uang yang udah ditabung tersebut.
[Baca: 4 Tips Menyiapkan Dana Darurat Karena Kamu Gak Tahu Apa yang Akan Terjadi Esok]7. Esa hilang dua terbilang, kalau tak berhasil biar nyawa berpulang
Pepatah di atas sering dijadikan sebagai pegangan kuat buat suku Minang agar sukses di perantauan. Kalimat di atas berarti “satu hilang dua terbilang, kalau gak berhasil biar nyawa hilang”.
Kalimat di atas punya makna pantang pulang jika belum sukses. Bahkan, lebih baik nyawa hilang ketimbang gak sukses.
Terdengar menyeramkan? Namun, pepatah tersebut bakal jadi semacam cambuk buat perantau Suku Minang bekerja lebih keras lagi.
Kamu pun bisa mencoba prinsip tersebut. Jika belum berhasil dalam perantauan, kamu butuh berusaha lebih keras lagi buat mengejar cita-cita daripada terlalu cepat menyerah.
Pepatah yang disebutkan emang pakai bahasa Minang dan jadi pedoman kebanyakan orang Minang sih. Tapi, kamu dari suku lain pun bisa menjadikannya pedoman.
Yang paling penting dari semua pepatah tersebut adalah take action. Pepatah bakal hanya jadi pepatah bila gak diterapkan.
Namun, kalau kamu bisa menjadikan pepatah tersebut fondasi dalam setiap keputusan kamu, diharapkan kesuksesan a la orang Minang ini bakal menular ke kamu.
Tertarik gak dengan pepatah Minang ini?
Kalau kamu mau tahu lebih banyak tentang anggaran dan gimana cara mengatur keuangan yang baik, cek aja pertanyaan populer seputar anggaran dan pengaturan keuangan di Tanya Lifepal.