Tes Gula Darah Acak dan Jenis Lainnya untuk Cek Kadar Gula
Gula darah merupakan istilah dalam dunia kedokteran yang mengacu pada kadar glukosa dalam darah. Asalnya adalah dari panganan yang kita konsumsi setiap harinya dan dapat dideteksi kadarnya melalui beberapa metode, salah satunya tes gula darah acak.
Glukosa yang mengalir dalam aliran darah inilah yang menjadi sumber energi yang digunakan oleh sel-sel tubuh manusia.
Nah, kadar gula dalam darah semestinya berada dalam batasan normal. Untuk menjaganya tetap normal, tubuh sudah memiliki mekanisme pengontrolan gula darah dengan hormon insulin dan glukagon.
Hormon insulin diproduksi jika kadar gula darah tinggi, dan sebaliknya tubuh mengeluarkan hormon glukagon saat gula darah cenderung rendah.
Nah, jika ada gangguan pada insulin dan glukagon, tubuh berisiko menderita penyakit diabetes atau komplikasi lain yang dapat mengancam nyawa jika tak dideteksi sejak dini dan diberi penanganan yang tepat.
Untuk itulah kamu perlu memeriksakan kadar gula darah secara rutin untuk mengontrol kadar gula dalam darah agar selalu dalam batasan normal sehingga kamu dapat terhindar dari penyakit.
Alasan tes gula darah penting dilakukan
Banyak yang belum tahu pentingnya memeriksakan kadar gula darah dalam tubuh. Padahal, gula darah diluar batas normal dapat mengindikasikan bahwa tubuh sedang tidak baik-baik saja.
Rutin memeriksa kadar gula darah membawa banyak manfaat, di antara lain:
- Mengetahui tinggi rendahnya kadar gula darah
- Mempelajari pola makan serta rutinitas olahraga yang tepat untuk menjaga gula darah
- Mempelajari risiko penyakit apa saja yang dapat kita derita di kemudian hari dan mengantisipasinya sedini mungkin
- Memantau kesehatan kita secara rutin
- Mengetahui efisiensi obat penurun gula darah bagi penderita diabetes
Secara umum, kadar gula darah yang tergolong normal adalah 80-120 mg/dL atau 4.4-6.6 mmol/L jika tes dilakukan sebelum makan atau setelah bangun tidur.
Jika tes dilakukan sebelum tidur, maka kadar gula darah normal adalah 100-140 mg/dL atau 5.5-7.7 mmol/L.
Jika tes gula darah dilakukan sekitar dua jam setelah makan, maka kadar gula darah yang normal adalah kurang dari 140 mg/dL atau 7.8 mmol/L. Namun batasan ini hanya berlaku untuk usia di bawah 50 tahun.
Bagi orang yang berusia 50 hingga 60 tahun, kadar gula darah normal adalah kurang dari 150 mg/dL atau 8.3 mmol/L. Sedangkan bagi yang berusia 60 tahun ke atas, kadar gula darah normal adalah 160 mg/dL atau 8.9 mmol/L.
Dari kadar gula yang tak normal, kamu dapat mengetahui rentetan penyakit yang mungkin kamu derita. Misalnya risiko diabetes dan komplikasi lain seperti jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Jika kamu dapat memantau dan mengontrol gula darah sejak dini, besar kemungkinan kamu dapat terhindar dari penyakit-penyakit tersebut.
Cara terbaik untuk mengontrol gula darah adalah dengan rajin melakukan tes gula darah secara berkala.
Jika kamu belum pernah melakukan tes gula darah, ada baiknya untuk mempelajari tes ini terlebih dahulu.
Ada 6 tes gula darah yang dapat dilakukan, yaitu tes gula darah acak atau sewaktu, tes gula darah setelah makan, tes gula darah puasa, tes hemoglobin untuk gula darah, tes glukosa oral, dan tes insulin C-peptida.
Mengenal tes gula darah acak
Tes gula darah acak atau sewaktu dapat kamu lakukan kapan saja tanpa persiapan apapun.
Caranya adalah dengan mengambil sedikit sampel darah pasien untuk dilakukan pengecekan.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui tinggi-rendahnya kadar gula darah penderita diabetes atau pasien dengan kondisi tertentu seperti lemas, berkeringat dingin, dan pingsan.
Jika kamu baru pertama kali melakukan tes gula darah dan ingin mengetahui apakah dirimu mengidap diabetes atau tidak, sebaiknya tidak melakukan tes ini. Sebab tes ini tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis diabetes.
Jika hasil tes gula darah acak menunjukkan gula darahmu tinggi, belum tentu kamu mengidap diabetes. Bisa jadi itu hanya efek yang ditimbulkan makanan atau minuman tertentu.
Namun jika hasil tes menunjukkan gula darah yang cukup tinggi atau mengkhawatirkan, kamu bisa melakukan tes gula darah lainnya untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Mengenal tes gula darah setelah makan
Selanjutnya adalah tes gula darah setelah makan atau Postprandial Blood Glucose Test. Biasanya tes ini dilakukan berbarengan dengan tes gula darah puasa.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan tubuh dalam mengontrol kadar gula dalam darah setelah makan. Makanya tes ini dianjurkan untuk dilakukan dua jam setelah makan.
Di saat kamu baru selesai makan, gula darah akan melonjak tinggi akibat asupan makanan. Namun akan turun setelah 2-3 jam.
Namun jika gula darahmu tetap tinggi meski sudah 2 jam, artinya ada indikasi gangguan metabolisme gula darah.
Mengenal tes gula darah puasa
Sebelum melakukan tes gula darah setelah makan, kamu pasti dianjurkan melakukan tes gula darah puasa untuk mengetahui selisih kadar gula darahmu.
Sebelum menjalani tes, kamu akan diminta untuk berpuasa sekitar 8 hingga 10 jam sebelum menjalani pemeriksaan. Setelahnya, sampel darahmu akan diambil untuk dicek kadar gula darahnya.
Setelahnya, kamu akan diminta untuk makan seperti biasa dan menjalani tes gula darah dua jam setelahnya.
Mengenal tes hemogoblin untuk gula darah
Tes hemoglobin untuk gula darah disebut juga dengan nama prosedur HbA1C atau tes glikohemoglobin.
Tes dilakukan dengan cara mengambil sampel darah untuk mengetahui kisaran rata-rata gula darah pasien selama tiga bulan.
HbA1c adalah hemoglobin yang berikatan dengan molekul glukosa dan memiliki masa hidup sekitar 120 hari. Oleh karena itu, tes HbA1c dapat menggambarkan perkiraan kadar rata-rata gula darah selama tiga bulan.
Pada tes hemoglobin, kadar normal gula darah adalah kurang dari atau sekitar 7 persen. Namun jika laboratorium tempatmu melakukan tes menggunakan patokan yang berbeda, sebaiknya tanyakan pada tenaga medisnya terlebih dahulu.
Tes ini umumnya disarankan bagi penderita diabetes atau yang sebelumnya didiagnosis prediabetes.
Mengenal tes toleransi glukosa oral
Tes toleransi glukosa oral (TTGO) adalah tes yang dilakukan dengan tujuan mengetahui kemampuan tubuh dalam menyerap glukosa dalam darah.
Caranya adalah dengan mengecek gula darah sebelum dan sesudah pasien mengonsumsi cairan glukosa. Sebelumnya pasien juga diminta untuk berpuasa terlebih dahulu sebelum menjalani tes.
Tes ini umum digunakan sebagai pemeriksaan awal bagi ibu hamil untuk mengetahui indikasi diabetes gestasional atau diabetes yang hanya terjadi pada ibu hamil.
Mengenal tes insulin C-peptida
Tes C-peptida juga menjadi opsi untuk pengecekan gula darah, terutama untuk kamu yang telah mengetahui adanya indikasi diabetes namun tak mengetahui diabetes tipe apa yang kamu derita.
Tes ini dilakukan untuk mengukur tingkat peptida dalam darah. Peptida sendiri merupakan zat yang dibentuk organ pankreas.
Pankreas melepas peptida dan insulin secara bersamaan. Maka dari itu, pengetesan pada peptida juga dapat menunjukkan kadar insulin yang diproduksi tubuh kita.
Pada penderita diabetes tipe 1, tingkat insulin dan peptida dalam tubuh sangat rendah karena tubuh tak mampu memproduksinya.
Sementara itu, penderita diabetes tipe 2 memiliki tingkat insulin dan peptida yang normal atau tinggi.
Tes ini juga dapat menunjukkan adanya kondisi resistensi insulin, mengetahui penyebab hipoglikemia (gula darah rendah), dan menunjukkan adanya indikasi tumor pankreas atau insulinoma.
Cara untuk cek gula darah sendiri di rumah
Selain melakukan pemeriksaan di laboratorium dan rumah sakit, kamu pun bisa melakukan tes gula darah secara mandiri di rumah. Caranya adalah dengan menggunakan alat glukometer.
Saat ini sudah banyak tersedia glukometer dalam bentuk digital yang sangat canggih dan praktis digunakan.
Cara menggunakannya adalah dengan menusuk jari dengan jarum atau lancet untuk mengambil sampel darah. Selanjutnya, teteskan darah ke atas strip yang kemudian akan dibaca oleh mesin glukometer.
Prinsip kerjanya adalah dengan menghitung kadar glukosa yang telah bereaksi dengan bahan kimia yang terdapat pada strip. Sehingga hasilnya akan muncul di layar glukometer.
Strip ini biasanya dijual terpisah dan sifatnya disposable atau sekali pakai, sehingga perlu diisi ulang. Strip juga harus disimpan dalam wadah tertutup rapat agar zat kimia di dalamnya tidak mengalami kerusakan.
Waktu yang tepat untuk melakukan cek gula darah adalah sebelum dan setelah makan supaya kamu bisa melihat efek perubahan kadar gula darah dari makanan yang dikonsumsi.
Namun, penderita diabetes tipe 1 yang bergantung dengan terapi insulin perlu melakukan cek gula darah lebih sering, yakni 4 hingga 10 kali sehari atau sesuai anjuran dokter..
Sementara untuk penderita diabetes tipe 2, pengecekan gula darah bisa dilakukan setiap bangun tidur, sebelum dan sesudah makan, serta sebelum tidur.
Hal yang mungkin terjadi saat gula darah terlalu tinggi
Seseorang bisa dikatakan hiperglikemia atau gula darah tinggi ketika kadarnya mencapai 250 ml/dl.
Saat kadar gula dalam darah terlampau tinggi melebihi batas normal, ada gejala-gejala yang mungkin akan timbul. Mulai dari sakit kepala, sulit berkonsentrasi, terus menerus haus atau lapar, merasa lelah dan mengantuk, mulut terasa kering, juga sering buang air kecil.
Jika kondisinya semakin parah, muncul gejala diabetes seperti luka yang sulit atau lama proses penyembuhannya.
Gula darah yang terlalu tinggi disertai dengan kadar insulin yang rendah juga memicu peningkatan keton atau asam darah yang bisa memicu ketoasidosis diabetik.
Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi diabetes dimana tubuh memproduksi keton secara berlebihan.
Akibatnya timbul gejala-gejala seperti sesak napas, detak jantung yang cepat, disorientasi, muntah, dehidrasi, bahkan hilang kesadaran.
Hal yang mungkin terjadi saat gula darah terlalu rendah
Sebaliknya, saat kadar gula darah terlalu rendah atau hipoglikemia, kamu akan merasakan berbagai gejala, mulai dari rasa lapar ekstrem, gemetar, jantung berdebar, keringat dingin, dan mual.
Pada kasus yang parah juga bisa mengakibatkan koma dan kematian.
Kamu harus waspada jika gejala di atas timbul disertai dengan hasil tes gula darah yang jauh di ambang normal, atau berada di bawah angka 70
Lindungi diri dengan asuransi kesehatan
Tips dari Lifepal! Sebaiknya, siapkan asuransi kesehatan untuk berjaga-jaga pada risiko penyakit yang diketahui setelah melakukan tes gula darah acak.
Penting untuk memiliki perlindungan asuransi kesehatan agar kamu bisa fokus pada penyembuhan, bukan biayanya. Sebab, biaya pengobatan sudah diatasi oleh asuransi.
Utamakan asuransi kesehatan dengan sistem klaim cashless. Keuntungan asuransi kesehatan cashless akan memudahkan kamu saat mengajukan klaim.
Kamu cuma perlu memberikan nomor asuransi pribadi saja dan bisa langsung dapat layanan medis saat itu juga tanpa melalui proses pemeriksaan administrasi lebih lama.
Selain itu, dengan memiliki asuransi, rasa khawatir dan cemas melihat tagihan pengobatan jadi teratasi.
Jangan lupa juga untuk memiliki dana darurat, ya! Coba hitung berapa jumlah dana darurat yang kamu butuhkan menggunakan kalkulator dari Lifepal berikut ini.
Itulah informasi mengenai gula darah acak yang perlu kamu tahu. Semoga informasi tadi bermanfaat!
Pertanyaan seputar gula darah acak
Kadar gula darah sebelum makan: 70-130 mg/dL; Kadar gula darah 1-2 jam setelah makan: kurang dari 180 mg/dL; Kadar gula darah sebelum tidur: 100-140 mg/dL.