Pengertian dan Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi

Uang pertanggungan adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada ahli waris jika terjadi risiko. Beberapa metode yang umum digunakan untuk menghitung UP antara lain metode Income Based, Human Life Value, atau Financial Needs Based.
Uang pertanggungan adalah inti dari manfaat utama dalam asuransi jiwa karena menjadi bentuk perlindungan finansial bagi keluarga ketika pencari nafkah meninggal dunia. Memahami apa itu uang pertanggungan dan cara menghitungnya sangat penting agar jumlah perlindungan yang dipilih mencukupi kebutuhan keluarga tanpa membebani pembayaran premi.
Dalam artikel ini, Lifepal akan akan membantu kamu memahami pengertian uang pertanggungan, jenis-jenis asuransi yang memberikan manfaat ini, cara menghitungnya, serta istilah-istilah terkait lainnya. Mari kita mulai dari dasar-dasarnya.
Apa itu Uang Pertanggungan Asuransi?
Uang pertanggungan dalam istilah asuransi jiwa adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada ahli waris ketika tertanggung meninggal dunia atau mengalami cacat tetap, sesuai dengan ketentuan polis. Nilai ini disepakati sejak awal pembelian polis dan menjadi inti dari perlindungan finansial yang ditawarkan.
Memahami konsep ini penting karena uang pertanggungan menentukan seberapa besar dana yang akan diterima keluarga untuk menutupi biaya hidup, pendidikan anak, hingga pelunasan utang saat tertanggung tidak lagi mampu memberi nafkah. Oleh karena itu, pemilihan jumlah UP yang tepat sangat krusial.
Uang pertanggungan juga tidak sama dengan premi asuransi. Premi adalah jumlah yang dibayarkan secara berkala oleh pemegang polis kepada perusahaan asuransi, sedangkan uang pertanggungan adalah manfaat pasti yang diberikan kepada ahli waris ketika risiko terjadi.
Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa
Berikut adalah cara menghitung uang pertanggungan asuransi jiwa untuk memastikan perlindungan finansial yang cukup bagi keluarga:
1. Income Based Value (IBV)
Menurut NerdWallet, salah satu cara untuk menghitung uang pertanggungan untuk asuransi jiwa adalah dengan membagi penghasilan tahunan dengan tingkat imbal hasil investasi konservatif, seperti 5% atau 6%. Pendekatan ini bertujuan untuk menghasilkan pengganti pendapatan tahunan secara berkelanjutan dari dana yang diterima oleh ahli waris.
Misalnya, jika penghasilan tahunan tertanggung adalah Rp60 juta dan imbal hasil investasi yang diharapkan adalah 6%, maka:
Rumus: UP = Penghasilan Tahunan / Imbal Hasil (%) = Rp60 juta / 6% = Rp1 miliar
Metode ini cocok digunakan jika kamu ingin memastikan bahwa keluarga bisa terus mendapatkan penghasilan tahunan tanpa harus mengurangi pokok dana asuransi yang diterima.
2. Human Life Value (HLV)
Menurut Investopedia dan IRMI, Human Life Value (HLV) adalah metode menghitung jumlah ideal uang pertanggungan berdasarkan nilai ekonomi hidup seseorang, yakni estimasi penghasilan masa depan yang hilang jika tertanggung meninggal dunia. Faktor yang dipertimbangkan termasuk usia, pendapatan, dan masa kerja tersisa untuk memastikan keluarga tetap aman secara finansial.
Sebagai contoh, Aldi adalah seorang kepala keluarga berusia 35 tahun dengan penghasilan tahunan Rp100 juta. Ia memiliki dua anak kecil dan masih memiliki cicilan rumah selama 15 tahun ke depan. Jika diasumsikan usia pensiun Aldi adalah 55 tahun, maka ia memiliki 20 tahun produktif tersisa. Maka perhitungan Human Life Value-nya adalah:
Rumus:
UP = pendapatan tahunan x tahun produktif tersisa = Rp100 juta x 20 = Rp2 miliar
Artinya, uang pertanggungan yang ideal bagi Aldi adalah sekitar Rp2 miliar agar keluarganya tetap bisa memenuhi kebutuhan finansial hingga anak-anaknya dewasa dan seluruh kewajiban lunas.
3. Financial Needs Based
Pendekatan ini menghitung uang pertanggungan berdasarkan kebutuhan finansial nyata yang akan dihadapi keluarga setelah tertanggung meninggal dunia. Elemen yang diperhitungkan meliputi biaya hidup bulanan, biaya pendidikan anak, pelunasan utang, serta dana darurat, dikurangi total aset atau simpanan yang dimiliki.
Sebagai ilustrasi, Aldi adalah ayah dua anak yang ingin memastikan keluarganya tetap aman secara finansial jika sesuatu terjadi padanya. Ia memperkirakan kebutuhan keluarganya: biaya hidup selama 5 tahun sebesar Rp500 juta, biaya pendidikan dua anak sebesar Rp300 juta, dan sisa cicilan rumah sebesar Rp400 juta. Total kebutuhan Rp1,2 miliar. Karena Aldi memiliki tabungan dan aset senilai Rp200 juta, maka kebutuhan UP-nya adalah:
Rumus: UP = Total kebutuhan dikurangi aset yang dimiliki (Rp1,2 miliar – Rp200 juta) = Rp1 miliar
Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Saat Menentukan UP
Sebelum menentukan besar uang pertanggungan (UP) yang ideal, penting untuk mempertimbangkan sejumlah faktor yang berkaitan dengan kondisi keuangan dan kebutuhan keluarga.
Berikut adalah faktor-faktor yang sebaiknya diperhitungkan:
- Penghasilan tahunan dan stabilitas pekerjaan
- Jumlah tanggungan keluarga
- Biaya hidup dan gaya hidup saat ini
- Biaya pendidikan anak hingga perguruan tinggi
- Utang atau kewajiban finansial yang belum lunas
- Aset atau tabungan yang sudah dimiliki
- Usia dan sisa masa produktif tertanggung
- Tujuan finansial jangka panjang keluarga
Manfaat Uang Pertanggungan
Uang pertanggungan memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas finansial tertanggung dan keluarga saat terjadi risiko tak terduga. Berikut beberapa manfaat uang pertanggungan secara umum:
1. Perlindungan finansial bagi keluarga jika terjadi risiko
Salah satu manfaat utama dari uang pertanggungan adalah memberikan perlindungan finansial bagi keluarga jika tertanggung mengalami risiko seperti meninggal dunia atau kecelakaan serius. Dalam situasi seperti ini, uang pertanggungan dapat digunakan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari keluarga, seperti biaya makan, pendidikan anak, hingga cicilan rumah.
Dengan adanya uang pertanggungan, keluarga atau orang tercinta tetap memiliki kemampuan finansial untuk melanjutkan hidup.
2. Penggantian biaya medis atau pendidikan
Uang pertanggungan juga bisa digunakan untuk mengganti biaya medis atau pendidikan. Misalnya, jika tertanggung terdiagnosa penyakit kritis dan memiliki proteksi asuransi penyakit kritis, maka uang pertanggungan yang diberikan dapat digunakan untuk menutupi biaya pengobatan tersebut. Kasus lainnya, jika tertanggung adalah pencari nafkah utama dalam keluarga, uang pertanggungan juga dapat dialokasikan untuk memastikan bahwa anak-anak tetap bisa melanjutkan pendidikan mereka tanpa harus khawatir tentang biaya.
3. Melunasi hutang atau kewajiban finansial lainnya
Jika terjadi risiko medis atau meninggal dunia, uang pertanggunan tidak hanya dapat digunakan untuk menutup kebutuhan sehari-hari, tapi juga untuk melunasi kredit yang masih berjalan atau kewajiban finansial lainnya. Misalnya, jika tertanggung memiliki cicilan rumah, mobil, atau pinjaman bank lainnya yang masih berjalan, uang pertanggungan dapat digunakan untuk melunasi semua kewajiban tersebut sehingga keluarga tidak terbebani oleh kredit yang tersisa.
Kenapa Uang Pertanggungan Penting?
Uang pertanggungan penting karena memberikan ketenangan finansial bagi keluarga ketika tertanggung mengalami risiko. Manfaatnya meliputi:
- Perlindungan finansial bagi keluarga saat risiko seperti kematian atau kecacatan terjadi, termasuk dalam menjaga kelangsungan hidup dan stabilitas ekonomi mereka
- Menanggung biaya hidup sehari-hari seperti makanan, transportasi, dan kebutuhan pokok lainnya
- Menjamin kelanjutan pendidikan anak hingga jenjang yang direncanakan tanpa gangguan biaya
- Melunasi cicilan atau utang yang masih berjalan agar tidak membebani ahli waris
- Menyediakan dana darurat untuk situasi tak terduga yang mungkin muncul setelah kehilangan penghasilan utama
Lindungi Juga Dengan Asuransi Kesehatan
Punya asuransi jiwa penting untuk melindungi keluarga dari risiko kehilangan penghasilan. Tapi perlindungan belum lengkap tanpa asuransi kesehatan karena risiko sakit bisa datang kapan saja, dan biaya rumah sakit terus meningkat dari tahun ke tahun. Tanpa perlindungan ini, kamu bisa mengorbankan tabungan hanya untuk membayar perawatan dasar.
Dengan memiliki asuransi kesehatan dari Lifepal, kamu sudah mengambil langkah awal untuk perlindungan finansial yang lebih stabil. Bandingkan polis dari berbagai perusahaan asuransi, dan dapatkan manfaat rawat inap hingga Rp32 miliar serta akses rumah sakit rekanan terbaik—semua bisa kamu dapatkan dengan premi yang tetap terjangkau.
Pertanyaan Umum Seputar Uang Pertanggungan
Apa itu masa pertanggungan?
Masa pertanggungan adalah jangka waktu di mana perlindungan asuransi berlaku sesuai isi polis. Jika risiko terjadi dalam periode ini, maka klaim dapat diajukan dan uang pertanggungan akan dibayarkan. Di luar masa ini, proteksi berakhir dan manfaat asuransi tidak berlaku lagi kecuali diperpanjang atau diperbarui.
Apakah UP bisa dicairkan jika tidak terjadi risiko?
Tidak, uang pertanggungan umumnya hanya dibayarkan jika risiko yang dijamin dalam polis terjadi, seperti meninggal dunia atau cacat tetap. Jika tidak terjadi risiko hingga akhir masa pertanggungan, maka dana tersebut tidak bisa dicairkan, kecuali jika polis memiliki fitur nilai tunai atau pengembalian premi asuransi. Ini berbeda dengan produk unit link atau endowment.
Siapa saja yang dapat disebut tertanggung?
Tertanggung adalah individu yang jiwanya diasuransikan dalam polis. Bisa diri sendiri, pasangan, anak, atau anggota keluarga lainnya sesuai ketentuan dan persetujuan pihak asuransi. Pihak tertanggung harus memenuhi syarat usia dan kesehatan sesuai kebijakan perusahaan asuransi.
Apa beda penanggung dan tertanggung?
Penanggung adalah perusahaan asuransi yang menyediakan perlindungan dan membayar klaim jika terjadi risiko. Tertanggung adalah orang yang diasuransikan dan menjadi subjek dari perlindungan tersebut. Singkatnya, penanggung memberikan jaminan, sementara tertanggung menerima manfaat asuransi.
Apa saja jenis asuransi jiwa?
Terdapat beberapa jenis asuransi jiwa yang umum dikenal di Indonesia. Masing-masing memiliki manfaat dan cara kerja yang berbeda, tergantung kebutuhan proteksi nasabah:
- Asuransi jiwa berjangka (term life insurance): Memberikan perlindungan dalam jangka waktu tertentu, misalnya 10 atau 20 tahun.
- Asuransi jiwa seumur hidup (whole life insurance): Memberikan perlindungan seumur hidup dan umumnya memiliki nilai tunai.
- Asuransi jiwa dwiguna (endowment): Menggabungkan perlindungan jiwa dan tabungan yang dibayarkan jika tertanggung hidup hingga akhir masa polis.
- Asuransi jiwa unit link: Menggabungkan proteksi jiwa dan investasi dalam satu produk.
Memilih jenis asuransi jiwa yang tepat bergantung pada tujuan finansial, profil risiko, dan kebutuhan perlindungan masing-masing individu atau keluarga.