Biaya Kateterisasi Jantung, Tujuan, Prosedur dan Risikonya

biaya kateterisasi jantung

Biaya kateterisasi jantung di Indonesia di Indonesia cukup beragam, tergantung kondisi pasien dan kelas perawatan yang dipilih. Di RS Jantung Jakarta misalnya, biaya kateterisasi jantung mulai dari Rp14,6 juta. 

Kateterisasi jantung adalah tindakan medis yang dilakukan untuk melihat kondisi kesehatan jantung seseorang dengan cara memasukkan selang panjang (kateter) ke dalam pembuluh darah yang diarahkan ke jantung. Tujuan utama kateterisasi jantung adalah untuk mendiagnosis kondisi jantung dan pembuluh darah secara akurat sehingga dokter bisa menentukan tindakan selanjutnya. 

Estimasi Biaya Kateterisasi Jantung 

Setiap rumah sakit pasti memiliki standar sendiri untuk operasi kateter jantung. Misalnya RS Evasari Awal Bros di Jakarta memasang harga Rp9,7 juta – Rp15,5 juta untuk biaya kateterisasi jantung dan jasa konsultasi dokter spesialis Rp250 ribu.

Harga kateterisasi jantung tersebut dibedakan berdasarkan kondisi pasien dan kelas perawatan yang dipilih. Selengkapnya, berikut estimasi biaya kateterisasi jantung yang sudah dikumpulkan Lifepal dari berbagai sumber. 

Nama Rumah SakitKotaBiaya kateterisasi jantung 
MRCCC Siloam Hospitals SemanggiJakarta SelatanMulai dari Rp35 juta
Siloam Hospitals Kebon JerukJakarta BaratMulai dari Rp10 juta
RS Jantung JakartaJakarta TimurMulai dari Rp14,6 juta
RS EMC SentulBogorMulai dari Rp12 juta
RS Mayapada Jakarta SelatanMulai dari Rp14,6 juta
Rumah Sakit Indriati SoloMulai dari Rp12 juta
RS Mitra Keluarga SurabayaSurabayaMulai dari Rp24,8 juta
Rumah Sakit Premier SurabayaSurabayaMulai dari Rp30 juta
Rumah Sakit Balimed DenpasarDenpasar Barat Mulai dari Rp5 juta

Apakah BPJS Menanggung Biaya Kateterisasi Jantung?

Sebenarnya biaya kateterisasi jantung bisa teratasi dengan adanya BPJS Kesehatan di mana asuransi kesehatan ini menanggung hampir seluruh penyakit, termasuk penyakit jantung. Syaratnya, kamu sudah harus terdaftar di BPJS Kesehatan dan rutin membayar premi bulanan.

Tetapi, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, yaitu:

  • Kamu sudah melakukan pemeriksaan yang menyeluruh sebelum akhirnya diputuskan untuk melakukan kateterisasi jantung. 
  • Sudah mendapatkan rekomendasi dari dokter.
  • Pemasangan ring dilakukan satu per satu dengan jarak minimal 1 bulan.

Ada yang mengkhawatirkan biaya kateterisasi jantung BPJS malah mengakibatkan tindakan atau proses kateterisasi jantung tidak sebagus jika menggunakan biaya sendiri. Itu sebenarnya tidak benar, karena kualitas dan tenaga medis tentu sama.

Apa Itu Tindakan Kateterisasi Jantung?

Apa itu kateter jantung? Kateterisasi jantung adalah prosedur medis yang bertujuan untuk mendeteksi kondisi jantung, juga mengatasi berbagai penyakit jantung dengan menggunakan kateter. Kateter sendiri adalah alat yang menyerupai selang tipis berukuran panjang yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah, yang kemudian diarahkan ke jantung. 

Tindakan kateterisasi ini biasanya dilakukan pada orang yang sering mengalami sakit atau nyeri di bagian dada. Kenapa kateterisasi perlu dilakukan? Karena sakit atau nyeri di bagian dada jadi salah satu indikasi gejala penyakit jantung coroner

Jantung koroner terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah arteri koroner yang menyuplai darah ke otot jantung. Kondisi ini bisa juga disebabkan karena adanya penumpukan plak kolesterol pada pembuluh darah arteri koroner. 

Prosedur Kateterisasi Jantung 

Prosedur pasang kateter jantung dilakukan di ruangan khusus yang dilengkapi dengan alat-alat pemindaian. Pasien akan dipasangi selang infus untuk menyalurkan obat-obatan selama selama prosedur kateterisasi jantung berlangsung.

Berikut prosedur dalam proses kateterisasi jantung.

1. Persiapan sebelum prosedur dilakukan 

Proses yang harus dijalani pasien sebelum menjalani kateterisasi adalah sebagai berikut.

  • Menjalani tes darah dan pemeriksaan rekam jantung (EKG).
  • Bagi pasien yang memiliki riwayat diabetes, alergi obat dan tengah mengkonsumsi suplemen atau obat-obatan lain, konsultasi pada dokter terkait obat-obatan yang dikonsumsi sebelum menjalani kateterisasi. Pasien juga akan diminta berhenti mengkonsumsi obat pengencer darah seperti warfarin atau aspirin. 
  • Berpuasa selama kurang lebih enam jam sebelum tindakan dilakukan. 
  • Membersihkan atau mencukur rambut di sekitar pembuluh darah yang akan jadi jalur masuk kateter. 

2. Proses kateterisasi 

Selama menjalani proses kateterisasi, pasien akan terhubung pada EKG. Alat ini akan merekam ritme jantung dan aktivitas lainnya.  Untuk membantu proses rekam EKG, sejumlah elektroda akan ditempel pada lengan, kaki dan dada. Proses kateterisasi adalah sebagai berikut:

  1. Pasien diberi bius lokal. Jadi pasien akan sadar selama proses berlangsung. Tapi jika dalam kondisi tertentu, pasien akan dibius total. Terutama bagi yang menjalani perbaikan atau penggantian katup jantung. 
  2. Pasien dipasangkan selang infus sebagai jalan masuknya obat-obatan selama operasi pemasangan kateter berlangsung. 
  3. Dokter membuat irisan kecil di bagian lengan atau tungkai sebagai jalur masuk kateter. 
  4. Kateter dimasukkan ke dalam pembuluh arteri dengan bantuan rontgen
  5. Sejumlah pewarna kecil yang disebut zat kontras akan disuntikkan melalui kateter. Tekanan jantung akan diukur.
  6. Saat zat tersebut masuk, ada kemungkinan pasien merasa sensasi panas yang menjalar cepat. Atau malah mulut mengecap rasa logam. Jika mengalami hal-hal tersebut, gak usah kaget. Karena itu semua wajar dirasakan. Tim medis pun akan menginfokan kapan pasien akan merasakan hal-hal tersebut. 
  7. Karena pengaruh anestesi, maka pasien gak merasakan apa-apa saat kateter dimasukkan melalui pembuluh darah. Tapi pasie bisa merasakan ritme jantung yang gak beraturan. 
  8. Angiogram atau hasil rontgen dari jantung pasien dan pembuluh darah sekitarnya akan diambil tim medis dan disimpan dalam komputer. 
  9. Ada juga kasus jika pembuluh darah tersumbat, maka dokter akan melakukan balloon angioplasty untuk melebarkan pembuluh darah yang tersumbat. Biasanya prosedur ini sudah dibicarakan sebelum operasi dilakukan dan hanya akan dilakukan dalam kondisi darurat. 
  10. Kateter dan tabung akan dikeluarkan kalau semua prosedur sudah selesai. 

Operasi kateter jantung biasanya berdurasi kurang dari satu jam. Selama proses berlangsung pasien diminta untuk menahan napas, tarik napas panjang, batuk kecil, dan menggeser posisi tangan oleh dokter.  Aktivitas tersebut hanya bisa dilakukan jika pasien diberi anastesi lokal untuk menghasilkan gambar kondisi jantung yang lebih akurat.  

Selama prosedur berlangsung, kateter selalu digerakkan. Meski begitu pasien gak merasakan nyeri karena pengaruh bius. Tapi disarankan, jika merasa tak nyaman sebaiknya langsung diinfokan kepada dokter. Terakhir, lokasi irisan pembuluh darah lokasi dimasukkannya kateter akan ditutup dengan jahitan. Dan diberi perban untuk mencegah pendarahan. 

3. Perawatan lanjutan setelah prosedur dilakukan 

Pasien akan mendapat perawatan untuk dipantau kondisinya pasca operasi. Biasanya pasien sudah boleh bangun dari tempat tidur dan berjalan setelah enam jam.  Kalau kateter dimasukkan melalui tungkai, makan proses pemulihannya jauh lebih lama dibanding kateter yang dimasukkan lewat lengan. Selain itu, pasien juga diminta buat gak beraktivitas berat selama 2 – 5 hari pasca operasi, untuk menghindari terjadinya pendarahan. 

Setiap pasien memiliki waktu pemulihan yang berbeda-beda. Dalam beberapa kasus ada pasien yang bisa pulang di hari yang sama dengan operasi. Tapi ada juga yang menjalani rawat inap. 

Patut diingat, untuk pasien yang menjalani kateterisasi jantung, saat rawat inap paling tidak harus ada yang menemani. Sebab luka sayatan masih akan terasa sakit selama kurang lebih satu minggu pascaoperasi. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan pasien setelah operasi.

  • Hindari aktivitas berat atau kegiatan berlebihan lain selama dua hari.
  • Plester pada lokasi jahitan biasanya bisa dilepas sehari setelah operasi dan gak perlu diganti.
  • Jangan mandi selama dua haru setelah operasi, Tapi, kalau mau mandi usahakan bekas luka tetap kering. 
  • Jangan menyetir selama tiga hari setelah operasi. 

Tidak mengherankan bahwa biaya kateterisasi jantung terbilang mahal sebagaimana tahapan prosedur medis yang harus dijalani ternyata kompleks dan membutuhkan bantuan alat-alat yang rumit.

Perbedaan Kateterisasi Jantung dan Pasang Ring

Ternyata, banyak masyarakat yang menanyakan apakah kateterisasi jantung sama dengan pasang ring. Jawaban singkatnya, tidak sama. Berikut adalah perbedaan kateterisasi jantung dan pasang ring. 

Kateterisasi Jantung

Kateterisasi jantung adalah prosedur diagnostik yang dilakukan untuk mengevaluasi kondisi pembuluh darah jantung dan mendeteksi adanya penyumbatan atau penyempitan arteri koroner. 

Prosedur ini melibatkan penyisipan kateter melalui arteri di lengan atau paha, yang kemudian dipandu ke jantung. Setelah mencapai jantung, zat kontras disuntikkan melalui kateter untuk memperjelas gambaran pembuluh darah jantung pada proses angiografi.

Tujuan utama dari kateterisasi jantung adalah untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin mempengaruhi jantung, seperti penyakit arteri koroner (CAD), penyakit katup jantung, atau kelainan struktur jantung. 

Setelah penyumbatan atau penyempitan arteri terdeteksi, dokter akan menentukan langkah selanjutnya, yang mungkin melibatkan pasang ring.

Pasang Ring (Stent)

Pasang ring, atau pemasangan stent, adalah prosedur terapeutik yang dilakukan untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan arteri koroner yang ditemukan saat kateterisasi jantung. Stent adalah tabung kecil yang terbuat dari logam atau bahan lain yang fleksibel dan kokoh. 

Prosedur ini melibatkan penyisipan stent melalui kateter yang sama yang digunakan dalam kateterisasi jantung, yang kemudian ditempatkan pada arteri yang tersumbat. Setelah mencapai lokasi penyumbatan, stent akan diperluas dengan menggunakan balon kecil yang dipompa. 

Proses ini membantu membuka arteri yang tersumbat dan memperbaiki aliran darah ke jantung. Setelah stent ditempatkan, balon akan dikempiskan dan ditarik keluar bersama kateter.

Risiko Pasca Kateterisasi Jantung 

Kateterisasi jantung bisa dibilang jarang timbul komplikasi. Kalaupun ada risiko terjadinya komplikasi besar peluangnya pada penderita diabetes atau penyakit ginjal, juga pasien lansia.

Berikut ini beberapa risiko komplikasi yang bisa saja terjadi setelah kateterisasi jantung, antara lain: 

  • Kerusakan jaringan jantung. 
  • Reaksi alergi obat atau zat kontras yang digunakan saat operasi kateter jantung dilakukan. 
  • Adanya gumpalan darah yang dapat memicu serangan jantung dan stroke. 
  • Aritmia atau gangguan irama jantung yang dirasa pasien. 
  • Kerusakan ginjal akibat bahan kontras yang digunakan. 
  • Tekanan darah rendah. 
  • Kerusakan pembuluh darah di tempat kateter dimasukkan, atau pada daerah yang dilewati kateter.
  • Lebam, pendarahan, atau infeksi pada tempat dimasukkannya kateter. 
  • Terjadi penumpukan cairan pada selaput jantung yang berisiko mengganggu kerja jantung memompa darah. 

Jenis Prosedur Kateterisasi Jantung

Proses Kateterisasi jantung memberikan informasi penting tentang kondisi jantung dan membantu dokter dalam menentukan perawatan yang tepat. Berikut adalah beberapa jenis kateterisasi jantung yang umum dilakukan:

1. Angiogram Koroner

Angiogram koroner, atau juga dikenal sebagai angiografi, adalah tes kateterisasi yang paling umum dilakukan. Tes ini bertujuan untuk mencari adanya penyumbatan pada arteri koroner yang biasanya terkait dengan penyakit jantung. 

Dalam tes ini, seorang ahli jantung akan menyuntikkan zat kontras khusus melalui kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah. Kontras ini akan tampak pada sinar-X dosis rendah dan memungkinkan dokter untuk melihat aliran darah ke jantung dan menemukan arteri yang tersumbat atau menyempit. 

Hasil dari angiogram koroner membantu dokter untuk menilai tingkat keparahan kondisi dan menentukan jenis perawatan yang diperlukan.

2. Fractional Flow Reserve (FFR)

FFR adalah tes yang membantu memastikan kebutuhan akan pengobatan jika hasil angiogram menunjukkan bahwa arteri hanya sedikit menyempit. Dalam tes ini, seorang ahli jantung memasukkan kawat dengan sensor tekanan ke dalam arteri yang dipertanyakan. 

Sensor tekanan ini membantu membandingkan aliran darah dan tekanan di setiap sisi arteri. Dengan menggunakan FFR, dokter dapat menentukan apakah diperlukan penempatan stent atau apakah pengobatan dengan obat saja sudah cukup.

3. Ultrasonografi Intravaskular (IVUS)

IVUS adalah tes kateterisasi yang menggunakan probe ultrasonik yang terpasang pada ujung kateter. Tes ini memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam arteri dan membuat pengukuran jika pembuluh darah menyempit atau terhalang. 

IVUS sering memberikan informasi lebih detail daripada angiogram standar dan membantu dalam merencanakan perawatan yang paling tepat. Teknik ini juga memungkinkan evaluasi dugaan adanya “bridging”, yaitu saat arteri terletak di bawah otot jantung. 

IVUS adalah alat yang sangat presisi dalam mendeteksi dan mengevaluasi penyakit arteri koroner.

4. Tomografi Koherensi Optik (OCT)

OCT menggunakan probe yang mengeluarkan gelombang cahaya untuk melihat ke dalam arteri. Teknik ini menawarkan resolusi yang sangat tinggi dan memungkinkan visualisasi detail kecil di dalam arteri. OCT membantu dokter untuk melihat dan menganalisis kondisi arteri secara lebih rinci. Penerapan teknologi ini terus dipelajari oleh dokter-dokter kami untuk meningkatkan perawatan pasien.

Melalui berbagai jenis kateterisasi jantung ini, dokter dapat mendiagnosis penyakit jantung dengan lebih akurat dan menentukan perawatan yang sesuai. Kateterisasi jantung merupakan prosedur yang penting dalam bidang medis untuk memahami dan merawat penyakit jantung dengan lebih efektif.

Pentingnya Asuransi untuk Menanggung Mahalnya Biaya Kateterisasi Jantung

Asuransi kesehatan penting karena pada tahun 2018 saja, inflasi biaya rumah sakit mencapai 11 persen. Artinya, semisal pada tahun sebelumnya biaya kesehatan rawat inap di rumah sakit berkisar Rp500 ribuan per hari, maka nominalnya akan naik menjadi Rp555 ribu di tahun 2018. Angka tersebut pastinya akan meningkat di tahun selanjutnya. 

Melindungi keuangan kita dengan asuransi kesehatan adalah langkah yang tepat untuk menanggung mahalnya tagihan berobat di rumah sakit, termasuk biaya menjalani kateterisasi jantung.

Dengan begitu, keuangan kita menjadi stabil karena tabungan, investasi, atau aset yang kita miliki tidak perlu terkuras untuk membayar tagihan berobat di rumah sakit karena telah ditanggung oleh asuransi.

Cara Memilih Asuransi Kesehatan Sesuai Kebutuhan 

Dengan ratusan pilihan polis dan brand, calon nasabah perlu lebih cermat memilih manfaat asuransi kesehatan yang dibeli. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli proteksi asuransi kesehatan.

1. Metode klaim cashless

Dengan sistem klaim cashless, nasabah bisa datang ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya hanya bermodal kartu peserta asuransi kesehatan saja.  Artinya, nasabah tidak perlu mengeluarkan anggaran atau direpotkan dengan urusan administrasi untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Asuransi yang menggunakan metode cashless lebih disarankan dibandingkan dengan metode reimbursement karena memberikan sejumlah manfaat yang lebih besar bagi pemegang polis. Ada banyak perusahaan asuransi yang menawarkan asuransi kesehatan cashless, contohnya seperti Allianz, AXA Mandiri, Prudential, Manulife, BCA, BNI Life, dan Cigma. 

2. Menanggung biaya rawat jalan

Biaya pengobatan rawat jalan bisa menjadi beban finansial yang cukup signifikan bagi banyak orang. Dalam beberapa kasus, biaya konsultasi dokter, tes diagnostik, obat-obatan, terapi, dan tindakan medis sederhana bisa sangat tinggi sehingga cukup menguras tabungan.

Untuk itu, dalam memilih asuransi kesehatan sebaiknya pilih asuransi yang menanggung biaya rawat jalan tersebut. Dari rekomendasi Lifepal, ada beberapa perusahaan asuransi yang menanggung biaya rawat jalan sebagai manfaat dasar, yaitu:

3. Manfaat pengembalian premi

Beberapa asuransi juga menawarkan pengembalian premi atau no claim bonus apabila tidak ada klaim hingga masa polis berakhir.  Umumnya, besaran pengembalian premi tiap polis perusahaan berbeda-beda, ada yang 20 persen, 50 persen, bahkan hingga 100 persen dari total premi yang telah dibayarkan.

No claim bonus dimaksudkan sebagai insentif kepada nasabah untuk menjaga kesehatan dan keamanan mereka. Dengan tidak mengajukan klaim, nasabah cenderung menjaga kesehatan mereka dengan lebih baik, mengurangi risiko kecelakaan atau kejadian yang memerlukan klaim asuransi. Beberapa pilihan rekomendasi asuransi yang menawarkan no claim bonus ini adalah asuransi kesehatan Cigna, Prudential, hingga Allianz.

4. Limit/plafon sesuai premi

Plafon yang ditawarkan oleh asuransi kesehatan memang sekilas terkesan besar, misalnya uang pertanggungan Rp20 juta terkesan banyak saat ini.  Namun, jika dibandingkan dengan biaya perawatan medis di Indonesia saat ini yang mana biaya operasi memakan biaya sekitar Rp7 juta – Rp15 juta, tentu manfaat pertanggungan Rp20 juta sangatlah kecil.

Jika memungkinkan, sebaiknya pilih yang menanggung biaya medis sesuai tagihan rumah sakit (as charged), seperti Manulife, Prudential, dan BNI Life.  Dengan begitu, perusahaan asuransi akan membayar sejumlah tagihan yang ditagih oleh penyedia layanan kesehatan, tanpa adanya pembatasan jumlah maksimum yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Iuran premi tidak lebih 10 persen dari gaji

Meski proteksi kesehatan sangatlah penting, calon nasabah tetap harus memastikan keuangannya tetap terjaga, salah satunya adalah dengan mengikuti metode finansial 50/30/20.  Jika kamu belum tahu, alokasi 50 persen adalah untuk kebutuhan sehari-hari, 30 persen untuk hiburan, 10 persen investasi, dan 10 persen lagi untuk asuransi. 

Melalui penerapan metode finansial 50/30/20, calon nasabah dapat memastikan keseimbangan antara kebutuhan sehari-hari, hiburan, investasi, dan perlindungan asuransi. Hal ini membantu memastikan bahwa mereka memiliki dana yang cukup untuk melindungi kesehatan mereka sekaligus membangun keamanan finansial jangka panjang melalui investasi.

6. Beli melalui broker asuransi

Broker asuransi adalah perantara atau pihak ketiga yang berfungsi untuk membantu individu atau perusahaan dalam mencari, membandingkan, dan membeli polis asuransi dari berbagai perusahaan asuransi yang ada di pasaran. Mereka memiliki pengetahuan dan keahlian khusus tentang industri asuransi, produk-produk yang ditawarkan, dan berbagai kebijakan serta ketentuan yang relevan.

Akan lebih baik bila kamu membeli produk proteksi finansial seperti asuransi kesehatan di broker asuransi yang terpercaya. Di Lifepal, kamu bisa berkonsultasi dengan agent terbaik untuk menemukan produk asuransi kesehatan yang memang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial kamu.

Pertanyaan Seputar Biaya Kateterisasi Jantung

Kateterisasi jantung adalah prosedur medis untuk mendeteksi kondisi jantung dan sekaligus langkah untuk mengatasi penyakit pada jantung dengan menggunakan kateter.

Biaya kateterisasi jantung setiap rumah sakit punya kisaran berbeda-beda. Estimasi tindakan biaya kateterisasi jantung di rumah sakit di Jakarta mulai dari Rp9 jutaan – Rp22 juta.

Waktu pemulihan pasca kateterisasi jantung bervariasi untuk setiap orang. Namun, umumnya, kamu bisa kembali ke aktivitas normal dalam beberapa hari hingga atau paling lama seminggu. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan rekomendasi terbaik sesuai kondisimu.
Kateterisasi jantung adalah prosedur diagnostik, sedangkan pasang ring (stent) adalah tindakan mengatasi penyumbatan arteri yang ditemukan saat kateterisasi. Keduanya berhubungan tetapi tidak sama.
Asuransi kesehatan adalah produk perlindungan finansial yang tepat untuk menanggung mahalnya biaya kateterisasi jantung. Berkat adanya manfaat asuransi kesehatan, dana simpanan kita di tabungan dan investasi tidak akan terkuras karena perusahaan asuransi yang akan menanggung tagihan berobat.