Penyebab Gas Mobil Tidak Stabil dan Cara Mengatasinya
Kamu pernah mengalami pedal gas mobil tidak stabil? Misalnya RPM atau putaran mesin tinggi, padahal tidak sedang menginjak pedal gas.
Contoh lainnya pedas terasa tersendat saat menginjak gas. Nah, masalah-masalah seperti ini ada baiknya tidak dibiarkan karena bisa saja berpengaruh pada kenyamanan perjalananmu.
Jangan anggap sepele masalah ini. Masalah gas tidak stabil bisa menjadi masalah keselamatan pengemudi dan penumpang.
Apa Penyebab Gas Mobil Tidak Stabil?
Gas mobil tidak stabil bisa terlihat dari RPM-nya yang tidak mau turun, gas mobil terasa berat, atau bahkan gas mobil lambat turun.
Performa mobil jadi tidak optimal dan bisa membahayakan penumpang di dalamnya. Sebenarnya kenapa gas mobil tidak stabil? Berikut ini beberapa kemungkinan penyebabnya.
1. Gangguan pada throttle position sensor
Gangguan sensor atau throttle position sensor (TPS) bisa saja menjadi penyebab gas mobil milikimu tidak stabil.
TPS merupakan komponen yang berperan dalam membaca besaran bukaan throttle gas yang dikirimkan ke electronic control unit.
Bila TPS terganggu, otomatis bacaan throttle gas untuk mengendalikan laju mobil tidak sesuai dengan “perintah”. Maka itu, RPM bisa saja naik sendiri walaupun kamu tidak menginjak pedal gas.
Gangguan TPS ini bisa saja disebabkan kotoran yang menyumbat lubang udara di dalam lubang udara throttle gas. Sebaiknya kamu mengetahui ciri ciri throttle body mobil rusak, untuk menghindari masalah ini.
Hal tersebut bisa menyebabkan error ketika gas mobil sedang dijalankan. Penting sekali untuk menjaga kebersihan TPS untuk membuat gas stabil saat kendaraan dilajukan.
2. Idle speed control kotor
Idle speed control merupakan komponen yang berfungsi mengaturnya banyakna udara yang masuk melalui idle port saat katup menutup. ISC berkolasi di tabung filter udara.
ISC dikontrol oleh electronic control unit atau ECU. Komponen ini bekerja dengan mengirimkan sinyal ke ECU untuk menggerakkan komponen tertentu. Bila ISC kotor, maka sinyal yang dikirim ke ECU pun terhambat.
Sensor pada ISC ini rentan kotor karena letaknya di area filter udara. Kotoran ini berupa kerak uap oil yang tersedot dari ruang pembakaran.
Kotoran yang ada menyebabkan ISC jadi tidak konsisten membaca data masuknya udara untuk dikirimkan ke ISC. Ini juga bisa menjadi penyebab gas mobil tidak stabil.
3. Komponen lainnya kotor
Gas mobil yang tidak stabil tak hanya dipengaruhi ISC atau TPS. Namun, bisa disebabkan komponen lainnya juga kotor.
Komponen yang dimaksud adalah throttle body, selang-selang vakum, saringan udara, dan air flow sensor unit. Bila komponen ini kurang terawat dan dibiarkan kotor, mesin tidak bekerja secara optimal.
Bahkan gas mobil tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sehingga bisa saja gas tidak naik atau tidak turun saat dioperasikan pengemudi.
Maka dari itu, penting untuk menjaga berbagai komponen ini tetap bersih. Termasuk memberikan perawatan yang maksimal agar mesin mobil bebas gangguan.
4. Masalah pada Sistem Bahan Bakar
Sistem bahan bakar bertanggung jawab mengalirkan bensin dari tangki ke mesin untuk proses pembakaran. Komponen utama dalam sistem ini mencakup pompa bensin, filter bahan bakar, dan injektor.
Jika pompa bensin lemah, tekanan bahan bakar yang mengalir ke mesin menjadi tidak konsisten, sehingga gas terasa ngadat. Selain itu, filter bahan bakar yang kotor juga dapat menyebabkan aliran bensin tersumbat. Filter ini biasanya tersumbat oleh residu atau kotoran dari bensin yang tidak bersih.
Masalah lainnya adalah injektor yang tersumbat, yang mengakibatkan bensin tidak tersemprot dengan sempurna ke ruang pembakaran. Ketidakseimbangan ini memengaruhi performa mesin dan membuat gas tidak stabil. Membersihkan komponen ini secara rutin atau mengganti yang rusak adalah solusi terbaik.
5. Gangguan pada Sistem Pengapian
Sistem pengapian bertugas menghasilkan percikan api untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar. Komponen utamanya adalah busi, koil pengapian, dan kabel busi.
Jika busi sudah aus atau kotor, percikan api yang dihasilkan menjadi lemah, sehingga pembakaran tidak sempurna. Selain itu, koil pengapian yang rusak atau kabel busi yang retak bisa menyebabkan arus listrik tidak mengalir dengan baik. Hal ini mengakibatkan mesin terasa tersendat atau bahkan mati mendadak.
Ciri umum masalah ini adalah gas yang terasa kurang responsif saat pedal diinjak, terutama pada kecepatan rendah. Solusinya adalah dengan memeriksa kondisi busi dan mengganti komponen pengapian yang rusak.
6. Sensor Oksigen Bermasalah
Sensor oksigen adalah komponen yang memantau kadar oksigen dalam gas buang untuk membantu ECU mengatur campuran udara dan bahan bakar. Komponen ini biasanya terletak di knalpot, dekat manifold pembuangan.
Jika sensor oksigen rusak atau kotor, data yang dikirim ke ECU menjadi tidak akurat. Akibatnya, campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar tidak seimbang. Campuran yang terlalu kaya (kebanyakan bahan bakar) atau terlalu miskin (kebanyakan udara) dapat menyebabkan gas mobil terasa tidak stabil.
Kerusakan sensor oksigen sering disebabkan oleh penumpukan karbon dari hasil pembakaran yang tidak sempurna. Membersihkan atau mengganti sensor yang rusak biasanya dapat memperbaiki masalah ini.
7. Masalah pada ECU (Electronic Control Unit)
ECU adalah otak dari sistem pengaturan mesin mobil. Komponen ini mengatur semua parameter mesin, termasuk suplai bahan bakar, pengapian, dan kerja sensor lainnya. Jika ECU bermasalah, mesin tidak akan bekerja optimal, termasuk respon gas yang menjadi tidak stabil.
Masalah pada ECU bisa disebabkan oleh software yang error, komponen internal yang aus, atau koneksi yang tidak sempurna. Tanda-tanda kerusakan ECU biasanya muncul dalam bentuk indikator mesin (check engine) yang menyala di dashboard.
Untuk memperbaikinya, ECU perlu diperiksa dengan alat scanner khusus di bengkel. Jika masalahnya ada pada software, biasanya cukup dilakukan reset. Namun, jika kerusakan ada pada hardware, kemungkinan besar ECU perlu diganti.
Masalah gas mobil tidak stabil memang memiliki banyak penyebab. Selain gas mobil tidak stabil, terkadang kamu juga akan menemui penyebab mobil bergetar saat di gas. Karena itu, penting untuk melakukan perawatan rutin, seperti membersihkan komponen, mengganti yang sudah aus, dan memastikan semua sistem bekerja dengan baik. Ini tidak hanya menjaga kenyamanan berkendara, tetapi juga keamanan kamu di jalan!
Cara Mengatasi Gas Mobil Naik Sendiri
Nah, sebelumnya kamu telah tahu penyebab gas mobil tidak stabil. Sekarang saatnya kamu mengatasi masalah mobilmu dengan beberapa cara mengatasi gas mobil naik sendiri seperti berikut ini.
1. Mengganti idle speed control
Bila masalah gas mobil naik sendiri terkendala pada ISC, kamu perlu mengganti komponennya. ISC perlu diganti jika kondisi rusaknya cukup parah akibat kotoran yang menyumbat. Kamu bisa meminta bantuan bengkel terpercaya untuk mengganti komponen ini.
Namun, jika masih bisa dibersihkan, kamu bisa menggunakan lap atau cairan khusus supaya katup udara bisa kembali menutup dan mesin bisa kembali bekerja optimal.
2. Mengganti throttle position sensor
Gas mobil kamu suka naik sendiri? Kemungkinan besar TPS terganggu. Kondisi ini bisa bikin mobil boros bensin atau bahan bakar lho, apalagi mesin mobil juga tidak responsif.
Maka itu, kamu perlu meminta bantuan teknisi di bengkel untuk mengganti TPS, sehingga kamu bisa berkendara lebih nyaman tanpa khawatir.
3. Membersihkan komponen mobil. berkala
Selebihnya kamu perlu memperhatikan kebersihan mobil secara berkala. Karena komponen lainnya seperi air flow sensor unit, saringan udara, throttle body, EGR valve, serta selang vakum yang kotor bisa berdampak pada gas mobil tidak stabil.
Setelah mengetahui beberapa cara untuk mengatasi gas mobil tidak stabil, sebaiknya kamu juga mengetahui penyebab mobil hilang tenaga saat di gas. Jangan lupa melakukan servis rutin untuk mengecek komponen mobil utuh dan optimal berfungsi. Kamu juga bisa mempelajari cara merawat mobil yang benar untuk pemula. Dengan begitu, kamu bisa berkendara dengan lebih tenang.
Tanda Gas Mobil Tidak Stabil
Sebenarnya tanda gas mobil tidak stabil bisa dirasakan dari perpindahan tuas transmisi. Biasanya, tuas transmisi secara mudah bisa dipindahkan.
Namun, pada kondisi gas tidak stabil, perpindahannya jadi kurang mulus. Di samping itu, masalah tersebut bisa menyebabkan mesin mobil mati. Pada mobil dengan transmisi manual, biasanya mobil akan melaju terhentak ketika kopling dilepas.
Sementara mobil bertransmisi otomatis, bisa saja melaju terus tidak terkontrol. Kondisi ini sangat membahayakan dan berisiko tinggi kecelakaan.
Namun jangan terlalu cemas, gas mobil bisa diatasi dengan mengulik terlebih dulu apa penyebabnya.
Berapa RPM yang Normal?
Terkadang, RPM yang tiba-tiba naik sendiri bisa jadi salah satu ciri atau tanda gas mobil tidak stabil. RPM sendiri sebenarnya berupa singkatan dari round per minute.
RPM adalah jumlah putaran yang terjadi pada mesin mobil dalam waktu satu menit. Standar RPM mobil yang normal ada pada kisaran angka 800-900 round per satu menit. Kondisi normal ini disebut juga sebagai kondisi langsam.
Akan tetapi, beberapa mobil bisa saja memiliki angka RPM normal yang berbeda. Ini dipengaruhi oleh setelah dari pabrik yang memproduksi mobil.
Kondisi gas mobil yang tidak berfungsi dengan baik bisa disebut juga kondisi gas yang tidak langsam. Jika langsam mobil tidak stabil, angka RPM bisa naik sendiri.
Coba kamu perhatikan, apakah RPM mobilmu sudah dalam angka normal apa belum. Kenaikan RPM yang terjadi secara tiba-tiba tanpa bisa diartikan dengan jelas bisa jadi salah satu tanda kondisi gas mobil tidak berfungsi dengan baik.
Tips dari Lifepal, ketika merasakan gas mobil tidak langsam, segera cari tahu penyebabnya. Kamu bisa berkunjung ke bengkel mobil untuk cari tahu titik masalahnya.
Teknisi akan membantu memberi solusi tergantung dari kondisi mobilmu. Selalu rutinkan jadwal perawatan mobil supaya mesin bekerja optimal.
Asuransi kendaraan bisa kamu manfaatkan untuk menanggung biaya perbaikan mobil, termasuk ketika terjadi masalah pada mesin mobil yang menyebabkan gas menjadi tidak berfungsi dengan baik. Ada dua pilihan asuransi mobil yang bisa dipilih, antara asuransi mobil all risk atau asuransi mobil TLO (total loss only).
Banyak yang beranggapan bahwa beli mobil justru merugikan. Alasannya karena mobil dianggap memerlukan biaya perawatan yang mahal. Benarkah demikian? Simak penjelasannya di video berikut.