Harga Vaksin DPT, Jadwal, dan Manfaat yang Bisa Didapatkan

harga vaksin dpt

Setiap orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka, dan salah satunya dengan menjaga kesehatan anak sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Untuk mencapai kesehatan yang prima, maka vaksinasi adalah salah satu langkahnya. 

Harga vaksin DPT sendiri sebetulnya cukup terjangkau, bahkan dengan memanfaatkan BPJS Kesehatan, vaksin DPT bisa didapatkan secara gratis. Anak akan terhindar dari tiga penyakit berbeda, yaitu difteri, pertusis, dan tetanus. 

Jika kamu ingin tahu kisaran harga vaksin DPT dan informasi umum mengenai manfaat vaksin DPT, maka kamu bisa simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Harga vaksin DPT

Vaksin DPT Tunggal umumnya dijual dengan harga sekitar Rp 250 ribu. Sementara, untuk harga vaksin DPT Combo atau kombinasi, harganya berkisar mulai dari harga Rp 300-850 ribu bergantung jenis vaksin. 

Harga ini juga bisa berbeda-beda di tiap klinik, puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya. Untuk mendapatkan harga yang terjangkau bahkan gratis, kamu bisa melakukan vaksin DPT di Puskesmas dengan memanfaatkan BPJS Kesehatan

Jika kamu ingin tahu lebih lengkap mengenai harga vaksin dpt tanpa demam, harga vaksin DPT booster, harga vaksin DPT 1, atau harga vaksin DPT 2, maka kamu bisa bertanya langsung pada fasilitas kesehatan yang kamu tuju. 

Ingat, harga bisa berubah sewaktu-waktu, jadi ada baiknya kamu juga melebihkan anggaran vaksin untuk anak.

Jenis penyakit yang bisa dicegah berkat vaksin DPT 

Secara umum, vaksin atau imunisasi DPT adalah imunisasi untuk mencegah tiga penyakit mematikan, yakni difteri, pertusis, dan tetanus. 

Penyebab ketiga penyakit serius tersebut adalah infeksi bakteri. Kombinasi imunisasi DPT sudah berlaku sejak tahun 1940-an hingga saat ini dan telah melindungi banyak orang dari ancaman penyakit ini. 

Berikut ini beberapa penyakit yang bisa dicegah dengan melakukan vaksin DPT. 

1. Difteri

Penyebab penyakit ini adalah infeksi bakteri dan mereka menyerang tenggorokan dan sistem pernapasan atas. Bakteri bernama Corynebacterium diphtheria ini akan menghasilkan racun dan bisa memengaruhi organ tubuh lain.

Mereka yang mengidap difteri akan mengalami penumpukan selaput jaringan mati pada tenggorokan dan amandel. 

Jaringan yang menumpuk ini akan membuat pengidapnya jadi sulit bernapas dan menelan. Difteri juga tercatat sangat mudah menular melalui kontak fisik langsung, seperti hembusan napas, batuk, atau bersin dari seseorang yang terinfeksi.

2. Pertusis

Mirip dengan difteri, penyebab pertusis adalah infeksi bakteri. Masyarakat luas kini mengenal pertusis sebagai batuk rejan, yang merupakan kondisi batuk yang tidak terkendali sehingga membuat seseorang sulit makan, minum, sampai bernapas.

Pertusis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius pada bayi dan anak-anak sebab ia bisa menyebabkan pneumonia, kejang, kerusakan otak, sampai kematian. Sementara itu pada anak remaja dan orang dewasa, pertusis yang tidak mendapat perawatan bisa menyebabkan:

  • Penurunan berat badan.
  • Kesulitan mengontrol kandung kemih.
  • Pingsan.
  • Patah tulang rusuk.
  • 3. Tetanus

    Ini adalah penyakit yang terjadi akibat bakteri clostridium tetani. Infeksi dari bakteri ini bisa menyebar lewat spora dari bakteri pada luka yang terbuka. 

    Setelah masuk ke dalam tubuh lewat luka, spora akan berkembang menjadi bakteri dan memproduksi racun berbahaya bernama tetanospasmin.

    Mereka yang mengalami tetanus akan menunjukkan tanda kejang otot sampai kesulitan bernapas dan berakhir pada kematian.

    4. Polio

    Penyebab penyakit poliomyelitis adalah infeksi virus yang menyerang sistem saraf pusat dan merusak sistem saraf motorik. 

    Polio bisa mengakibatkan kelumpuhan pada otot, bisa sementara atau permanen. Pada kasus yang sangat parah, polio bisa memengaruhi sistem pernapasan dan kemampuan menelan.

    Perlu diingat bahwa saat seseorang terkena polio, kondisinya tidak bisa sembuh sepenuhnya. Namun dengan adanya imunisasi polio, baik yang bergabung dengan DPT atau tidak, bisa mencegah penularan penyakit ini dan menurunkan angka kejadian polio secara signifikan.

    5. HiB (haemophilus influenza type B)

    Haemophilus influenzae type b (HiB) adalah bakteri yang menyebabkan infeksi pada bagian organ tubuh, seperti misalnya di otak, paru-paru, saluran pernapasan, tulang, dan jantung. 

    Bakteri ini cenderung lebih mudah menyerang bayi dan anak-anak karena sistem kekebalan tubuhnya masih lemah. Namun, orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah juga sangat mungkin terserang bakteri ini.

    Imunisasi HiB bisa mencegah anak dari berbagai penyakit berat, seperti meningitis, infeksi peradangan tulang (osteomielitis), infeksi laring (epiglottitis), pneumonia, dan septikemia.

    6. Hepatitis (HB)

    Imunisasi hepatitis B (HB) termasuk ke dalam vaksin gabungan dengan DPT, bisa dalam kelompok pentabio atau pentavalen. 

    Penyebab hepatitis B adalah virus hepatitis B yang berisiko berkembang menjadi kanker hati dan ini bisa sangat menular. 

    Vaksin hepatitis B dosis pertama harus bayi dapatkan segera setelah bayi lahir dan imunisasi hepatitis B yang bergabung dengan DPT bisa segar didapatkan setelah bayi berusia 2,3, dan 4 bulan.

    Jadwal pemberian imunisasi DPT 

    Anak akan mendapatkan imunisasi DPT sebanyak 3 kali sebagai imunisasi dasar. Setelah itu ada dua kali imunisasi ulang (booster), sehingga totalnya ada 5 kali imunisasi DPT pada anak. Berikut jadwal imunisasi DPT untuk anak:

  • Vaksinasi dasar ketika bayi berusia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
  • Booster pada usia 18 bulan.
  • Booster saat anak masuk usia 5-7 tahun sebelum mereka masuk sekolah.
  • Jika anak terlambat mendapatkan imunisasi DPT, maka ia tidak perlu mengulang imunisasi dari awal, tetapi tetap lanjutkan sesuai jadwal. Sebagai contoh, anak terlambat imunisasi dasar kedua, tetap lanjutkan imunisasi dasar ketiga sesuai jadwal.

    Jika anak belum mendapatkan imunisasi pada usia kurang dari 12 bulan atau satu tahun, lakukan imunisasi dasar dengan jeda waktu (interval) yang sama yakni jeda satu bulan. 

    Sementara itu, bila imunisasi DPT 4 anak dapatkan sebelum usia 4 tahun, pemberian imunisasi DPT 5 paling cepat adalah 6 bulan setelahnya. Jika anak menerima vaksin DPT 4 setelah usia 4 tahun, pemberian vaksin DPT 5 tidak perlu lagi.

    Selain itu, vaksin ulang (booster) juga bisa dilakukan dengan tujuan untuk melindungi dari penyakit tetanus dan difteri (Td), yang direkomendasikan untuk dilakukan setiap 10 tahun. 

    Bisakah vaksin DPT gratis di Puskesmas?

    Vaksin DPT termasuk ke dalam imunisasi dasar wajib yang dicanangkan oleh pemerintah, jadi kamu bisa mendapatkan vaksin DPT secara gratis. 

    Kamu bisa langsung membawa anak ke Posyandu atau Puskesmas terdekat untuk mendapatkan vaksin DPT secara gratis. Pastikan kamu datang ke Posyandu atau Puskesmas sesuai tanggal yang disesuaikan, ya.

    Tips dari Lifepal! Beberapa orangtua mungkin berpikir apabila vaksin yang berasal dari Puskesmas tidak sebagus vaksin dari rumah sakit yang harganya mahal dan tidak menimbulkan demam. Padahal, anggapan itu keliru.

    Baik vaksin yang diperoleh dari Puskesmas atau rumah sakit efektivitasnya sama kok untuk menangkal infeksi bakteri. Oleh sebab itu, sebaiknya kamu tetap memanfaatkan vaksin gratis untuk anak di Puskesmas. 

    Dengan begitu, kamu bisa menghemat hingga jutaan rupiah. Uang tersebut bisa kamu alokasikan untuk melakukan vaksin tambahan yang tidak dicover oleh pemerintah.

    FAQ terkait harga vaksin DPT

    Vaksin DPT termasuk ke dalam imunisasi dasar wajib yang dicanangkan oleh pemerintah, jadi kamu bisa mendapatkan vaksin DPT secara gratis. 

    Kamu bisa langsung membawa anak ke Posyandu atau Puskesmas terdekat untuk mendapatkan vaksin DPT secara gratis. Pastikan kamu datang ke Posyandu atau Puskesmas sesuai tanggal yang disesuaikan, ya.

    Harga vaksin DPT berkisar mulai dari harga Rp300-850 ribu bergantung jenis vaksin