Harga Vaksin Rotavirus dan Manfaat Pentingnya untuk Anak

harga vaksin rotavirus

Pada bayi, Vaksin Rotavirus masuk dalam imunisasi tambahan. Lalu, berapa harga Vaksin Rotavirus?

Sebenarnya, Apa itu Rotavirus? Rotavirus merupakan salah satu jenis virus yang menyebabkan infeksi saluran pada sistem pencernaan. Virus ini menyebabkan gastroenteritis yang mana dapat menimbulkan gejala seperti diare, demam ringan hingga muntah-muntah pada bayi.

Infeksi virus ini juga menjadi penyebab umum diare pada bayi dan anak-anak, utamanya di negara-negara dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Biasanya, gejala akan muncul setelah 2 hari terpapar. Dan salah satu gejala yang paling umum adalah diare.

Bila diare parah, cairan dalam tubuh akan hilang dengan cepat hingga mengakibatkan dehidrasi yang dapat membahayakan nyawa. Penularan virus ini terjadi melalui jalur fecal-oral, yakni menular dari feses penderita yang dapat mengkontaminasi air, makanan, minuman, dan benda di sekitar sehingga menyebabkan secara tidak sengaja menginfeksi orang sehat.

Misal, penderita tidak mencuci tangan setelah buang air besar dan menyentuh benda di sekitar yang kemudian disentuh oleh orang lain.

Harga Vaksin Rotavirus

Secara umum terdapat dua jenis vaksi Rotavirus, yaitu monovalen dan pentavalen. Kedua jenis vaksin ini juga memiliki kisaran harga yang berbeda. Harga Vaksin Rotavirus Rotarix (Monovalen) adalah kisaran Rp500 ribuan dan harga Vaksin Rotavirus Rotateq (Pentavalen) Rp400 ribuan.

Siapa yang Butuh Vaksin Rotavirus?

Vaksin Rotavirus dibutuhkan oleh bayi di bawah usia 1 tahun dan pemberiannya harus sudah lengkap sebelum bayi berusia 8 bulan. Ini penting diperhatikan karena memang usia tersebut lebih rentan terhadap infeksi jenis ini dan efeknya dapat berbahaya ketika bayi di bawah 1 tahun mengalami diare parah.

Pemberian vaksin Rotavirus adalah pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan usia anak 6 bulan (untuk jenis vaksin rotavirus pentavalen).

Mengapa Vaksin Rotavirus Penting?

Mengingat infeksi Rotavirus sering terjadi pada anak usia 3-35 bulan hingga tak menutup kemungkinan pada orang dewasa yang merawat anak penderita Rotavirus, Vaksin Rotavirus pun jadi salah satu vaksin yang penting didapatkan.

Hal ini juga dalam rangka mencegah penularan diare akibat rotavirus yang dapat menyerang siapa saja. Apalagi jika mengingat virus dapat bertahan hingga 10 hari meski gejala sudah mereda.

Yang tak kalah penting, Vaksin Rotavirus dapat mencegah penularan sebanyak 74 hingga 96 persen untuk infeksi berat rotavirus.

Jumlah tersebut sekaligus dapat menekan angka perawatan diare akibat rotavirus di rumah sakit.

Jenis, Dosis, dan Waktu yang Tepat Pemberian Vaksin Rotavirus

1. Jenis Vaksin Rotavirus

Di Indonesia, ada dua jenis Vaksin Rotavirus yang digunakan, yakni Vaksin Rotavirus Rotarix (Monovalen), dan Vaksin Rotavirus Rotateq (Pentavalen).

Keduanya diberikan melalui tetes mulut (oral), bukan lewat suntikan.

Vaksin Rotavirus Rotarix (Monovalen)

Untuk jenis Vaksin Rotarix, hanya berisi satu strain rotavirus. Oleh sebab itu disebut monovalen.

Imunisasi rotavirus dengan rotarix monovalen diberikan sebanyak dua kali.

Vaksin Rotavirus Rotateq (Pentavalen)

Sementara untuk Vaksin Rotavirus Rotateq, berisi lima strain rotavirus, sehingga disebut juga pentavalen.

Jika Vaksin Rotarix diberikan sebanyak dua kali, Vaksin Rotateq justru diberikan sebanyak tiga kali.

2. Dosis dan waktu pemberian Vaksin Rotavirus

Dari dua jenis vaksin yang sudah dijelaskan sebelumnya, dosis yang dimiliki juga berbeda tergantung ketersediaan jenis vaksin.

Umumnya, Vaksin Rotavirus diberikan secara oral dengan dosis 2 ml.

Namun pada bayi, dosis 2 ml adalah jumlah yang cukup banyak sehingga ada resiko dimuntahkan.

Oleh karenanya, pemberian vaksin sebaiknya dilakukan sebelum bayi menyusu. Hal ini demi menghindari vaksin dimuntahkan setelah pemberian.

Pasalnya, sangat tidak dianjurkan melakukan pengulangan memberikan vaksin setelah dimuntahkan.

Berikut detailnya:

Vaksin Rotavirus Rotarix (Monovalen)

Rotarix memiliki dua dosis, dosis pertama diberikan saat usia anak 10 minggu.

Sedangkan dosis kedua saat usia anak 14 minggu atau sebelum genap berusia 6 bulan.

Vaksin Rotavirus Rotateq (Pentavalen)

Sementara dosis Vaksin Rotavirus Rotateq (Pentavalen) dilakukan sebanyak tiga kali, pemberian pertama saat anak berusia antara 6-14 minggu atau 2 bulan.

Pemberian kedua dengan jeda 4 sampai 8 minggu atau usia sekitar 4 bulan, dan terakhir diberikan maksimal saat usia anak mencapai 8 bulan.

Jika anak belum mendapat vaksin Rotavirus saat usia sudah lebih dari 6 bulan (Rotarix) dan 8 bulan (Rotateq), maka vaksin tidak diperlukan ya. Karena vaksin ini bersifat memberi proteksi pada bayi dengan usia di bawah satu tahun.

Dan sampai saat ini juga belum ada penelitian yang menyebutkan jika anak di atas 1 tahun memerlukan Vaksin Rotavirus.

Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Mendapat Vaksin Rotavirus

Untuk mendapatkan Vaksin Rotavirus, ada baiknya konsultasikan dengan dokter anak kapan waktu yang benar-benar tepat.

Karena vaksin ini tidak dianjurkan pemberiannya untuk anak dengan usia lebih dari 8 bulan. Hal itu lantaran belum adanya bukti yang menunjukkan efektivitas Vaksin Rotavirus di luar usia tersebut.

Berikut beberapa kondisi yang menyebabkan anak tidak bisa menerima Vaksin Rotavirus:

  • Usia kurang dari 6 minggu atau lebih dari 8 bulan
  • Sedang sakit atau demam
  • Menderita intususepsi atau gangguan usus. Kondisi yang membuat sebagian usus terlipat dan tersumbat  
  • Menderita severe combined immunodeficiency (SCID), penyakit keturunan yang dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam melawan infeksi
  • Memiliki alergi terhadap Vaksin Rotavirus yang sudah pernah diberikan sebelumnya
  • Bayi dengan cacat lahir yang menyebabkan kelainan pada kandung kemih
  • Alergi anafilaktik (untuk yang belum pernah mendapat Vaksin Rotavirus) parah terhadap bahan dari Vaksin Rotavirus sampai mengancam jiwa
  • Sedang melakukan perawatan dengan obat steroid atau kanker
  • Memiliki penyakit yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS

Di luar yang sudah dijelaskan di atas, ada satu kondisi yang dapat ditoleransi untuk pemberian Vaksin Rotavirus, yakni anak dengan gangguan sistem imun ringan.

Namun sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter untuk keputusan baiknya, mengingat mungkin ada beberapa pertimbangan.

Pastikan untuk memberi tahu dokter dengan detail tentang kondisi yang dimiliki si kecil ya.

Efek Samping Vaksin Rotavirus

Selayaknya vaksin pada umumnya, pemberian Vaksin Rotavirus juga memiliki beberapa efek samping meski jarang.

Kendati demikian, Vaksin Rotavirus mungkin membuat si kecil mengalami efek samping ringan berupa reaksi alergi dan muntah, mual, lebih rewel, hingga diare.

Namun biasanya efek samping tersebut hanya berlangsung selama beberapa hari dan akan hilang dengan sendirinya.

Sementara untuk efek samping berat, meski jarang, si kecil juga bisa mengalami sulit bernapas, wajah terlihat lebih pucat, detak jantung lebih cepat dari biasanya sehingga feses berdarah.

Selain itu, ada resiko anak bisa mengalami intususepsi usai mendapat Vaksin Rotavirus.

Intususepsi di sini merupakan kondisi penyumbatan usus karena sebagian usus melipat hingga membuat jalannya makanan dan cairan tersendat.

Pada kondisi ini, akan dibutuhkan operasi pembedahan untuk mengobatinya.

Jika mengalami salah satu dari gejala berat di atas, sebaiknya segera bawa si kecil ke dokter untuk pemeriksaan dan mendapat penanganan.

Di luar efek samping yang sudah dijelaskan, Vaksin Rotavirus masih dianjurkan karena terbukti ampuh mencegah anak dari diare akibat infeksi Rotavirus.

Jadi mom, jangan ragu bawa si kecil ke dokter untuk mendapatkan Vaksin Rotavirus ya!

Kontraindikasi Vaksin Rotavirus

Meskipun memang vaksin jenis ini sangat penting, tapi tetap ada beberapa kondisi di mana tidak direkomendasikan untuk anak menerima vaksi ini. Berikut ini adalah beberapa hal yang menyebabkan vaksin lebih baik ditunda atau tidak diberikan:

  • Adanya masalah kesehatan tertentu pda anak
  • Anak sedang mengonsumsi obat tertentu karena kondisi yang dialaminya
  • Hipersensitivitas atau alergi terhadap kandungan dalam vaksin
  • Memiliki kondisi intususepsi, yaitu gangguan pencernaan yang membuat sebagian usus tersumbat atau terlipat
  • Memiliki kondisi evere Combined Immunodeficiency (SCID), penyakit bawaan yang memengaruhi tubuh dalam melawan infeksi.

Apabila memiliki salah satu kondisi di atas maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter lebih dahulu sebelum memberikan vaksin Rotavirus ke anak.

FAQ Seputar Vaksin Rotavirus

 

Bila anak mengalami diare lebih dari dua hari disertai demam dengan suhu 39o C atau lebih hingga muntah darah atau BAB berdarah, segera ke dokter.

Dokter akan melakukan pemeriksaan berupa tes darah dan pemeriksaan feses untuk diagnosis rotavirus.

Tes darah digunakan untuk mendeteksi infeksi dalam darah, kadar gula, serta elektrolit dalam darah. Sedangkan pemeriksaan feses untuk mengidentifikasi jenis kuman yang sebabkan diare, termasuk mendeteksi antigen rotavirus pada sampel.

Untuk meringankan biaya pengobatan karena infeksi Rotavirus, jangan lupa miliki asuransi kesehatan. Memiliki asuransi kesehatan akan meringankan beban pengeluaran karena biaya pengobatan akan dicover oleh asuransi.

Jika anak masih bisa makan dan minum sendiri, perawatan dapat dilakukan di rumah dengan memastikan beberapa hal seperti banyak minum (ASI untuk balita di bawah 2 tahun dan air putih untuk dewasa), minum oralit, konsumsi makanan bergizi (utamakan berkuah dan berkaldu), dan banyak istirahat.

Namun jika gejala yang dialami berat, sebaiknya mendapat perawatan di rumah sakit agar bisa pulih maksimal.

Banyak cara dapat dilakukan agar terhindar dari infeksi rotavirus, beberapa diantaranya dengan:

  • Menjaga kebersihan lingkungan dan cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Terutama setelah dari toilet, buang air besar, atau terlibat dengan bayi, termasuk mengganti popok.
  • Kedua, lakukan vaksinasi rotavirus sesuai jadwal dan anjuran dari dokter.