Penyakit Kuning – Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Gambar penyakit kuning pada dewasa

Penyakit kuning bisa dikatakan bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan tanda dari suatu penyakit. Pada bayi yang baru lahir, penyakit kuning umum terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan.

Kondisi itu terjadi ketika bayi berusia dua hingga empat hari dan biasanya akan menghilang dalam satu minggu. Namun, pernahkan kamu menemukan penyakit kuning pada dewasa?

Apa itu penyakit kuning

Jaundice atau penyakit kuning adalah suatu kondisi yang membuat kulit penderitanya menjadi kuning. Bukan hanya itu, jika kamu mengalaminya, warna putih pada mata (sklera) juga akan berubah menjadi warna kuning.

Untuk kasus yang sudah parah, sklera bisa berubah warna menjadi coklat atau orange. Penyakit kuning umumnya sering dialami oleh bayi, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bagi orang dewasa mengalaminya.

Penyakit kuning disebabkan oleh suatu zat yang disebut dengan bilirubin yang berlebihan dalam jaringan tubuh dan darah. Bilirubin sendiri merupakan suatu pigmen kuning yang terbentuk dari sel darah merah di dalam hati yang sudah mati.

Secara normal, hati akan menghilangkan bilirubin dengan sel darah merah yang tua. Keadaan apapun yang dapat mengganggu pindahnya bilirubin ke organ hati bisa menyebabkan terjadinya penyakit kuning.

Gejala penyakit kuning 

Penyakit kuning dapat diartikan sebagai sebuah masalah yang cukup serius untuk fungsi sel darah putih serta organ-organ dalam tubuh yakni pankreas, hati serta kantung empedu. 

Ciri-ciri penyakit kuning yang ditimbulkan selain dari perubahan mata dan kulit yakni akan mengeluarkan urin dengan warna gelap serta tinja yang berwarna pucat. Namun, jika kamu mempunyai penyakit hepatitis, kamu juga akan mengalami gejala lainnya seperti mual dan terasa lemah.

Walaupun kulit bisa berubah warna menjadi kuning, kondisi ini tidak semuanya  mengacu pada penyakit tersebut atau disimpulkan sebagai gejala sakit kuning. Banyak yang salah mendiagnosis ketika kulit berubah warna menjadi kuning.

Apabila kamu mengalami perubahan kuning pada kulit saja, bisa jadi itu disebabkan karena kelebihan beta karoten pada sistem tubuhmu. Beta karoten sendiri merupakan antioksidan yang terdapat pada sayuran berwarna kuning atau oren, sebut saja ubi, wortel atau lobak.

Hal itu hanya terjadi sementara, dan jika kamu banyak makan sayuran tersebut tidak akan menjadi penyebab sakit kuning. 

Penyebab penyakit kuning 

Penyakit kuning disebut juga dengan ikterus, penyebab sakit kuning pada dewasa maupun anak-anak disebabkan oleh penumpukan senyawa bilirubin. Senyawa tersebut terbentuk dari pemecahan sel darah merah.

Tubuh biasanya akan mengeluarkan bilirubin melalui organ hati. Jika pada bayi, karena organ hatinya masih belum matang biasanya bilirubin akan menumpuk lebih cepat daripada mengeluarkannya hingga terjadilah penyakit kuning.

Kadar bilirubin normal pada orang dewasa biasanya dibawah 1,2 mg/dL. Pada anak-anak dibawah 18 tahun, kadar normal bilirubinnya yakni di bawah 1 mg/dL. 

Penyebab terjadinya penyakit kuning dapat dibagi berdasarkan tiga golongan besar, seperti berikut ini!

Penyebab penyakit kuning  pre-hepatik

Penyakit kuning bisa terjadi saat adanya infeksi yang bisa mempercepat kerusakan pada sel darah merah. Kerusakan ini bisa mengakibatkan level bilirubin dalam darah meningkat dan menjadi penyebab sakit kuning.

Adapun beberapa penyebab dari penyakit kuning pre-hepatik yakni:

  • Anemia sel sabit, yakni gangguan darah yang diturunkan, sel darah merah tidak terbentuk secara normal. Hal ini dapat menjadi salah satu pemicu penyakit kuning.
  • Malaria, yang mana infeksi ini akan menyebar di dalam darah.
  • Spherocytosis turunan, yakni suatu kondisi genetik yang menyebabkan sel darah merah terbentuk secara tidak normal sampai tidak dapat bertahan lama.
  • Sindrom crigler-najjar, yaitu sebuah sindrom genetik yang mana tubuh kamu dapat kehilangan enzim yang bisa membantu memindahkan bilirubin dari darah.
  • Penyebab penyakit kuning  post-hepatik

    Biasanya kondisi penyakit ini disebabkan oleh saluran empedu yang rusak, terhambat dan meradang. Oleh karena itu, kandung empedu tidak dapat memindahkan empedu ke area sistem pencernaan.

    Adapun yang menjadi penyebab kondisi ini, yakni:

  • Kanker kandung empedu atau pankreatitis, ini bisa menjadi penyebab pankreatitis akut maupun pankreatitis kronis.
  • Batu empedu, ini bisa menghalangi sistem saluran empedu kanker pankreas. 
  • Penyebab penyakit kuning  intra-hepatik

    Pada kondisi ini terjadi saat adanya permasalahan pada hati, seperti halnya terdapat kerusakan karena adanya infeksi atau akibat alkohol. Ini bisa mengganggu fungsi hati dalam memproses bilirubin.

    Adapun beberapa kemungkinan penyebab dari penyakit kuning ini, diantaranya:

  • Kerusakan hati, disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol
  • Adanya virus hepatitis A, B atau C
  • Demam glandular, yakni infeksi karena virus Epstein-barr atau virus yang bisa ditemukan pada ludah seseorang yang terkena infeksinya kemudian menyebar melalui batuk, alat-alat makan yang tidak dicuci bahkan melalui ciuman.
  • Leptospirosis
  • Obat yang disalahgunakan, seperti mengkonsumsi ekstasi atau paracetamol yang terlalu berlebihan.
  • PBC atau Primary Biliary Cirrhosis, yang mana kondisi ini jarang ditemukan namun bisa menyebabkan kerusakan hati lebih lanjut lagi.
  • Kanker hati
  • Hepatitis autoimun
  • Penggunaan zat yang berlebihan, diketahui bisa mengakibatkan kerusakan hati. Contohnya fenol, karbon tetraklorida yang sering digunakan sebagai proses pendinginan.
  • Pengobatan penyakit kuning 

    Banyak yang bertanya apakah penyakit kuning mematikan? Sebenarnya hal itu bisa diatasi dengan melakukan berbagai pengobatan yang disarankan oleh dokter. 

    Untuk pengobatan penyakit ini, dokter nantinya akan melakukan pemeriksaan pada kadar bilirubin dalam darah pasien. 

    Selanjutnya akan dilakukan beberapa tes tambahan seperti halnya tes urine, tes pemindaian, tes darah, maupun biopsi hati untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab penyakit kuning itu.

    Pengobatannya sendiri tergantung dari penyebab yang mendasarinya dan untuk pengobatannya sendiri dibagi menjadi tiga macam, diantaranya:

    Pengobatan penyakit kuning pre-hepatik

    Pengobatan ini dilakukan sebagai pencegahan agar sel darah merah tidak cepat hancur atau tidak hancur terlalu banyak. Dengan begitu penumpukan bilirubin bisa dihindari.

    Pengobatan penyakit kuning post-hepatik

    Selanjutnya, dapat dilakukan pengobatan penyakit kuning post-hepatik untuk menghilangkan adanya sumbatan dalam saluran pankreas serta empedu.

    Pengobatan penyakit kuning intra-hepatik

    Pengobatan yang ketiga yakni dilakukan untuk memperbaiki kerusakan pada hati serta mencegah perluasan kerusakan pada organ tersebut.

    Disamping beberapa pengobatan di atas, kamu juga perlu memperhatikan pola makan yang sehat dengan mengkonsumsi makanan untuk penyakit kuning. Sebut saja jus lobak, jus lemon, jus tomat, buah nanas hingga air tebu.

    Faktor risiko penyakit kuning 

    Selain penyebab dan gejala penyakit kuning pada orang dewasa serta anak-anak yang sudah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini, diantaranya:

  • Lahir secara prematur
  • Jika bayi lahir sebelum 38 minggu, bisa jadi tidak akan mampu untuk memproses bilirubin secepat bayi lainnya yang cukup bulan. 

  • Memar yang signifikan ketika lahir 
  • Hal ini bisa menjadi penyebab untuk kamu yang baru melahirkan. Jika bayi kamu mengalami memar karena proses kelahiran, si bayi akan berisiko memiliki kadar bilirubin yang tinggi. 

    Hal tersebut disebabkan dari pemecahan sel darah merah yang lebih banyak.

  • Faktor air susu ibu
  • Bayi yang menerima air susu ibu (ASI) khususnya yang mengalami kesulitan dalam perawatan maupun sulit mendapatkan nutrisi yang cukup dari ASI dapat berisiko mengalami penyakit kuning.

    Konsumsi kalori yang rendah atau dehidrasi bisa menyebabkan terjadinya penyakit kuning. Walaupun demikian, karena mendapat keuntungan dari ASI, banyak ahli yang tetap menganjurkannya.

    Apabila kamu berpikir si bayi terkena penyakit kuning, lebih baik segera hubungi dokter.

  • Golongan darah
  • Apabila kamu seorang ibu dan golongan darah kamu berbeda dengan bayi. Si kecil bisa menerima antibodi melalui plasenta yang dapat menyebabkan sel darahnya akan terpecah lebih cepat

  • Penyakit yang mendasarinya
  • Beberapa penyakit seperti halnya sel darah bulan sabit dan thalasemia adalah penyakit yang didapatkan sejak lahir serta ada kaitannya dengan genetika. 

    Penyakit infeksi lain seperti halnya hepatitis A, B serta hepatitis C juga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kuning.

    Pencegahan penyakit kuning 

    Mencegah penyakit kuning memang tidak semua bisa teratasi. Akan tetapi, terdapat beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko penyakit kuning ini, diantaranya:

  • Konsumsi obat sesuai anjuran dokter
  • Sebagai salah satu cara menghindari potensi kerusakan hati maupun resiko overdosis yang secara tidak di sengaja. 

    Jika kamu dalam kondisi medis tertentu seperti halnya defisiensi G6PD, sebaiknya hindarilah obat-obatan tertentu.

  • Lakukan vaksinasi
  • Hal ini bisa mencegah terjadinya penyakit kuning, jadi lakukanlah vaksinasi hepatitis A dan B. Untuk hepatitis C saat ini belum tersedia vaksinasinya.

  • Hindari rokok dan alkohol
  • Dengan menghindari atau mengurangi alkohol bisa mencegah terjadinya hepatitis, pankreatitis serta sirosis karena alkohol.

    Usahakan juga untuk menghindari atau berhenti merokok, karena rokok menjadi salah satu faktor resiko terkena kanker pankreas serta berbagai keganasan lainnya.

  • Hindari makanan yang berpotensi terkontaminasi
  • Selanjutnya, hindarilah produk makanan yang berpotensi terkontaminasi serta air yang kotor atau tidak bersih. Hal tersebut bisa meningkatkan risiko terkena penyakit hepatitis A.

    Itulah beberapa hal yang bisa kamu lakukan sebagai cara untuk mencegah terjadinya penyakit kuning. Pencegahan lebih baik dari pada harus mengobati.

    Tips dari Lifepal! Suatu penyakit memang tidak dapat kita hindari, begitupun dengan penyakit kuning. Sebelum hal itu terjadi, kamu perlu melakukan beberapa pencegahan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.

    Selain itu kamu perlu menerapkan pola hidup yang sehat dari mulai melakukan olahraga yang teratur, mengkonsumsi makanan-makanan yang sehat dan tidak berlebihan serta jangan mudah stress. 

    Jika dirasa penanganan dan pencegahan tersebut tidak berhasil, kamu harus segera memeriksakan diri ke dokter, tetaplah jaga kesehatan, ya!

    Lindungi keluargamu dengan asuransi kesehatan terbaik

     

    Seperti yang kita tahu, resiko kesehatan dapat menimpa siapa saja tanpa terkecuali dan terjadi kapan saja tanpa diduga. Untuk memberikan proteksi finansial dari risiko kesehatan, penting untuk kamu memiliki asuransi kesehatan. 

    Asuransi kesehatan dapat mengcover biaya pengobatan dan perawatan medis di fasilitas kesehatan jika tertanggung mengalami sakit. Adapun biaya yang dicover oleh perusahaan asuransi meliputi biaya rawat inap, biaya rawat jalan sampai pembedahan. 

    Dengan begitu, kamu tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya berobat di rumah sakit yang mahal dan bisa menyimpan uang untuk kebutuhan lainnya. 

    Cari tahu di Lifepal daftar asuransi kesehatan terbaik di Indonesia dan bandingkan sendiri pilihan polis dan manfaat pertanggungan yang ditawarkan. Dapatkan diskon hingga 20% dan cashback 10% jika kamu membeli asuransi kesehatan di Lifepal. 

    Pertanyaan seputar penyakit kuning

    Jaundice atau penyakit kuning adalah suatu kondisi medis saat terjadinya perubahan warna menjadi kekuningan pada kulit, bagian putih dari mata (sklera), serta membran mukosa pada seseorang.

    Penyakit kuning sendiri biasa terjadi karena peningkatan kadar bilirubin dalam sirkulasi darah pada seseorang.

    Asuransi kesehatan menawarkan penggantian biaya pengobatan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya sehingga penggunanya tidak perlu mengeluarkan uang untuk berobat. Salah satu jenisnya adalah asuransi kesehatan cashless yang memungkinkan pengguna berobat ke faskes hanya dengan menunjukkan kartu asuransi yang dimiliki.