Penyebab Trauma Kepala, Gejala, dan Cara Penanganannya

trauma kepala

Trauma kepala atau disebut juga cedera kepala merupakan salah satu penyebab paling umum dari kecacatan atau bahkan kematian pada orang dewasa.

Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai struktur kepala sehingga dapat menimbulkan gangguan fungsional jaringan otak atau menimbulkan kelainan struktural.

Pengertian trauma kepala menurut Brain Injury Association of America merupakan kerusakan yang disebabkan oleh serangan ataupun benturan fisik dari luar, yang dapat mengubah kesadaran dan menimbulkan kerusakan fungsi kognitif maupun fungsi fisik. 

Yuk, simak penjelasan terkait trauma kepala berikut ini.

Penyebab trauma kepala

Penyebab utama terjadinya trauma kepala yaitu akibat benturan benda tumpul di bagian kepala sehingga menyebabkan otak mengalami kerusakan mendadak. 

Selain itu, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko mengalami trauma kepala.

  • Kecelakaan mobil atau motor  
  • Jatuh dari ketinggian dan mendarat di tempat yang keras
  • Benturan dengan benda keras
  • Kekerasan fisik
  • Cedera saat melakukan olahraga seperti sepakbola atau tinju
  • Terpeleset di permukaan yang keras
  • Memiliki riwayat benturan di kepala. 
  • Trauma kepala bisa terjadi ke semua kalangan. Namun, risiko terjadinya trauma kepala lebih tinggi ditemukan pada kelompok usia produktif dan aktif, yaitu pada usia 15 – 24 tahun dan lansia berusia 60 tahun ke atas. 

    Gejala trauma kepala

    Gejala trauma kapitis atau cedera kepala bisa berbeda-beda tergantung pada lokasi benturan dan tingkat keparahan cederanya.

     

    Untuk gejala yang dialami saat cedera kepala ringan, antara lain:

  • Pandangan mengabur
  • Mual dan muntah
  • Linglung
  • Telinga berdenging
  • Sakit kepala ringan
  • Perubahan suasana hati
  • Merasa lemas dan mudah lelah
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kehilangan keseimbangan
  • Terdapat benjolan di kepala
  • Sementara seseorang yang mengalami cedera kepala berat akan menunjukkan gejala-gejala berikut. 

  • Sakit kepala berkepanjangan
  • Mengalami kejang
  • Kehilangan kesadaran
  • Terdapat cairan yang keluar dari hidung atau telinga
  • Terdapat luka yang dalam pada kepala
  • Kesulitan untuk bicara atau mengerti pembicaraan
  • Penglihatan ganda
  • Mati rasa pada jari-jari tangan atau kaki
  • Penurunan pendengaran
  • Hilang ingatan (amnesia).
  • Perbedaan trauma kepala ringan dan berat

    Trauma kepala sering diakibatkan kekerasan benda tumpul, kekerasan thermis akibat luka bakar, atau kekerasan benda tajam. 

    Untuk trauma akibat kekerasan benda tumpul sendiri dapat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe tertutup dan terbuka.

  • Trauma kepala tertutup adalah suatu keadaan dimana kekerasan yang terjadi tidak berakibat patah tulang kepala. 
  • Trauma kepala terbuka adalah suatu keadaan trauma kepala yang dapat mengakibatkan patah tulang kepala. 
  • Berdasarkan tingkat keparahannya trauma kepala dibagi menjadi dua yaitu trauma kepala ringan dan trauma kepala berat.

    Trauma kepala ringan

    Trauma kepala ringan merupakan kondisi cedera yang mengakibatkan fungsi otak sementara terganggu. Pada umumnya disebabkan oleh benturan pada kepala karena terjatuh, pukulan, hingga kecelakaan.

    Trauma kepala berat

    Sementara trauma kepala berat merupakan kondisi ketika otak mengalami kerusakan berat setelah cedera pada kepala. 

    Kerusakan ini otak biasanya terjadi karena benturan atau hentakan yang sangat kuat akibat kecelakaan lalu lintas, cedera saat berolahraga, atau bahkan penganiayaan.

    Diagnosis trauma kepala

    Diagnosis pada kasus trauma kepala umumnya menggunakan penilaian skala koma Glasgow (Glasgow Coma Scale/ GCS) yang dilakukan oleh dokter spesialis saraf. 

    Perlu dicatat bahwa nilai GCS pada manusia normal adalah 15, sedangkan nilai GCS pada tingkat kesadaran paling rendah adalah 3.

    Pemeriksaan GCS ini dilakukan secara berkala untuk melihat adanya perbaikan atau memburuknya tingkat kesadaran pasien trauma kepala. 

    Selain, itu pasien juga harus menjalani CT scan. Pemeriksaan CT scan kepala dilakukan untuk memastikan adanya patah tulang, pendarahan, pembengkakan jaringan otak, dan kelainan lain di otak.

    Penanganan trauma kepala

    Pada trauma kepala ringan, tidak diperlukan tindakan medis. Meski begitu, pemeriksaan dokter tetap diperlukan untuk mencegah memburuknya gejala dan timbulnya komplikasi.

    Seseorang yang mengalami trauma kepala ringan biasanya hanya disarankan untuk istirahat cukup dan minum obat-obatan pereda nyeri agar mempercepat proses pemulihan. 

    Apabila terjadi kondisi trauma kepala berat, diperlukan terapi hingga tindakan bedah agar terhindar dari komplikasi seperti vertigo dan epilepsi.

    Pilihan terapi

    Berikut ini beberapa pilihan terapi untuk mengembalikan kondisi fisik dan fungsi saraf akibat trauma kepala sedang hingga berat. 

  • Fisioterapi, bertujuan untuk mengembalikan fungsi saraf yang terganggu akibat cedera.
  • Terapi okupasi, bertujuan untuk membantu pasien menyesuaikan diri ketika kembali menjalani aktivitas sehari-hari.
  • Terapi wicara, bertujuan untuk membantu memperbaiki kemampuan berbicara.
  • Terapi kognitif dan psikologis, bertujuan untuk memperbaiki perubahan perilaku pasien. 
  • Prosedur operasi

    Jika trauma kepala tak kunjung membaik setelah menjalani serangkaian terapi, langkah yang harus diambil oleh dokter yaitu dengan prosedur operasi. 

    Kraniotomi merupakan salah satu prosedur operasi yang dilakukan untuk menangani cedera kepala berat. 

    Apabila hasil CT scan memperlihatkan adanya patah tulang pada tengkorak, dokter bedah saraf akan melakukan pembedahan untuk mengangkat serpihan tulang yang menekan otak dan mengembalikan posisi tulang tengkorak ke tempatnya. 

    Pentingnya asuransi kesehatan

    Meski terlihat sepele, trauma kepala tetap membutuhkan penanganan yang sesuai dari dokter spesialis saraf agar tidak menimbulkan komplikasi yang dapat memperburuk kesehatan tubuh. 

    Supaya kamu tidak perlu pusing memikirkan biaya konsultasi ke dokter spesialis yang cukup menguras kantong, segera miliki asuransi kesehatan yang dapat mengcover biaya rawat inap hingga biaya pengobatan.

    Asuransi kesehatan merupakan pilihan yang bijak untuk memberikan perlindungan kesehatan diri sendiri dan orang tersayang. 

    Selain itu, berikan manfaat tambahan asuransi penyakit kritis yang meng-cover biaya pengobatan untuk menangani penyakit kritis yang masuk dalam daftar perusahaan asuransi seperti kanker, stroke, jantung, dan gagal ginjal.

    Selain asuransi, sebaiknya mulai siapkan juga dana darurat. Cek besaran dana darurat yang kamu butuhkan dengan kalkulator berikut ini. 

    Cari tahu dan pilih asuransi kesehatan terbaik yang sesuai dengan kebutuhanmu di Lifepal. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

    Pertanyaan seputar trauma kepala

    Ya. Benturan di kelala dapat menjadi penyebab utama terjadinya trauma kepala yang menyebabkan fungsi otak menjadi terganggu. Cek artikel Lifepal untuk penjelasan lebih lengkapnya.
    Asuransi kesehatan dapat mengcover biaya rawat inap hingga biaya pengobatan. Berikan perlindungan kesehatan terbaik dengan asuransi kesehatan yang bisa kamu pilih di Lifepal.