13 Sifat Orang Cina yang Bikin Mereka Sukses di Mana Aja
Keberadaan etnis Cina di Indonesia memang berpengaruh besar terhadap jalannya perekonomian nasional. Itu menimbulkan tanda tanya, apa sifat orang Cina yang membuat mereka bisa sukses?
Sifat orang Cina memang terkenal patut untuk ditiru. Pasalnya, suku Tionghoa identik dengan kesuksesan mereka dalam berbisnis maupun bekerja.
Salah satu buktinya, taipan-taipan di Indonesia didominasi oleh suku Tionghoa. Bahkan, orang terkaya di Indonesia disabet oleh keluarga Hartono yang berdarah Tionghoa.
Kita juga perlu mengakui, bahwa suku Tionghoa ulet banget buat bekerja maupun berbisnis. Bahkan, dari zaman sekolah dulu pun, kamu pasti temukan salah satu siswa berprestasi berasal dari suku Tionghoa.
Memang sih suku gak menentukan kesuksesan seseorang, melainkan emang dari dirinya sendiri. Apapun sukunya.
Namun, gak ada salahnya buat kita belajar beberapa prinsip orang Tionghoa. Beberapa di antaranya dijabarkan melalui kutipan-kutipan yang dianut kebanyakan etnis Tionghoa berikut ini.
1. “Jika ingin lebih berhasil dari orang lain, kita tidak punya pilihan, kecuali bekerja dengan lebih keras dan rajin.”
Pepatah Ann Wan Seng ini mengajarkan bahwa gak ada cara lain buat jadi sukses. Kamu perlu keras keras dan rajin, bahkan daripada orang lain.
2. “Makan bubur sebelum sukses dan makan nasi setelah sukses.”
Pepatah ini mirip dengan pepatah “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”.
Jadi, saat belum sukses, ada baiknya kita mengerem segala keinginan walaupun itu gak enak. Toh nanti setelah sukses, kamu bisa nikmati apa yang kamu inginkan. Tentu dengan kompensasi, kamu gak perlu lagi susah-susah buat mendapatkannya.
3. “Dia yang tidak bersikap ekonomis (pada akhirnya) pasti akan menderita.”
Senada dengan pepatah sebelumnya, berdasarkan pepatah Confucius ini, hidup hemat begitu ditekankan oleh kebanyakan suku Tionghoa.
Kebanyakan suku Tionghoa lebih memilih buat belanja dengan uang cash dibandingkan kartu kredit atau cicilan. Bila uang belum cukup, mereka lebih memilih buat menunda.
Selain itu, mereka pun bahkan punya prinsip buat menyisihkan 70 persen dari penghasilan buat ditabung atau investasi. Barulah sisanya digunakan buat kebutuhan hidup. Berat ya? Tapi, gak ada salahnya dicoba.
4. “Pedagang tidak boleh terlalu kaku. Namun sebaliknya, perlu memperbolehkan proses tawar-menawar.”
Ini nih yang bikin kebanyakan suku Tionghoa sukses dalam berbisnis, khususnya dagang. Mereka memperlakukan pelanggan sebagai “raja”. Pepatah yang dituturkan Ann Wan Seng di atas sering kali diamini.
Coba lihat deh gaya dagang orang Tionghoa, mereka biasanya gak cuek sama pelanggan tetapi berinteraksi. Makanya, gak heran kawasan Glodok yang terkenal dengan perdagangan barang-barang elektroniknya masih hidup hingga sekarang.
5. “Orang yang tidak bisa tersenyum dilarang membuka toko.”
Sebagaimana udah disinggung di poin sebelumnya, orang Tionghoa emang jago banget berdagang. Salah satunya karena prinsip yang dianut mereka ini.
Kamu pun bisa menerapkannya bila terjun berdagang. Kamu perlu bersikap ramah pada pelanggan agar toko kamu laris-manis. Ingat, faktor kesuksesan sebuah usaha bukan cuma karena harganya yang murah tetapi malah lebih ke servis yang diberikan.
Coba deh lihat beberapa restoran mewah. Sebenarnya menu yang mereka hadirkan bisa aja sama dengan yang ada di kaki lima. Akan tetapi, pelanggan mencari layanan yang berbeda dengan pelayanan yang ramah pula.
6. “Menyimpang seinci, rugi seribu batu.”
Buat kebanyakan suku Tionghoa, mereka sangat mengutamakan catatan pemasukan dan pengeluaran. Jadi, gak ada ceritanya pengeluaran “siluman” karena teledor.
7. “Jangan cemas harapan yang belum tiba, jangan sia-sia menyesali apa yang sudah lalu.”
Bukan berarti kebanyakan suku Tionghoa gak ada gagalnya, mereka pun sama seperti kita bisa alami kegagalan dan harap-harap cemas.
Akan tetapi, prinsip ini mengajarkan buat gak menyesali apa yang udah berlalu secara berlarut-larut. Kemudian, jangan pula terlalu cemas sama beberapa harapan yang belum kesampaian.
Daripada overthinking, lebih baik bekerja dan bekerja semampu kita sesuai pepatah berikut ini.
8. “Keberhasilan terbesar kita bukanlah karena kita tidak pernah gagal, tetapi bagaimana kita bangkit setiap kali kita mengalami kegagalan.”
Yap! Confucius bilang daripada terus-menerus meratapi kegagalan, bakal lebih bijaksana kalau kita berusaha buat bangkit dari kegagalan tersebut.
9. “Berpikirlah untuk tiga keturunan.”
Yang gak kalah bijaksana adalah kutipan satu ini, pepatah di atas mengajarkan buat gak mikirin diri sendiri aja. Lebih jauh dari itu, saat kamu mengejar kesuksesan, kamu perlu memikirkan keturunan kamu pula.
Dengan gitu, kamu gak bakal puas dengan pencapaian yang udah kamu gapai. Akan tetapi, kamu bakal berpikir apakah pencapaian tersebut cukup buat keturunan kamu selanjutnya.
Gak heran, banyak orang Tionghoa yang sukses turun-temurun karena mereka selalu punya warisan buat generasi mereka selanjutnya.
10. “Orang sukses tidak santai, orang santai tidak sukses”
Setuju kan kalau orang Tioghoa dikenal karena kegigihannya, mengerahkan seratus persen tenaga buat gapai kesuksesan. Sayangnya, banyak orang yang gak seperti itu, terkesan setengah-tengah dan gak maksimal, apalagi ritme kerjanya yang terbilang santai.
Pepatah bijak Tionghoa di atas sangat menggambarkan orang Tionghoa yang mau berusaha mati-matian biar sukses dan selalu bekerja dengan keras.
Yuk, kamu juga pasti bisa kok! Ingat, di masa mendatang kamu sendiri yang bakal merasakan nikmatnya kesuksesan yang sudah dikejar. Eits, jangan lupa, luangkan waktu bersama orang-orang terkasih biar kesuksesanmu makin bermakna.
11. “Saat muda tidak rajin, setelah tua baru menyesal”
Pasti setuju dong kalau penyesalan memang datangnya belakangan. Pepatah klasik Tionghoa ini bisa jadi pemicu kaum muda biar rajin berusaha dan gak nyesal nantinya, apalagi waktu terus berjalan dan pada akhirnya habis. Gak harus nunggu hari tua, ayo mulai rajut kesuksesan di usia muda!
12. “Melihat sekali lebih baik daripada mendengar ratusan kali, mempraktikkan sekali lebih baik daripada melihat ratusan kali”
Pelajaran yang bisa dipetik dari kata bijak klasik Tionghoa di atas adalah menjadikan pengalaman sebagai guru terbaik. Setinggi apapun pendidikan dan sebanyak apapun buku yang dibaca seseorang, gak akan ada gunanya kalo gak diterapin di dunia nyata.
Di dunia usaha, contohnya, belajar dari jatuh bangunnya usaha lebih penting dari teori. Jadi, kita bisa evaluasi mana yang kurang dari usaha sebelumnya.
13. “Kalau mau makan tinggal membuka mulut, mau berpakaian tinggal mengulurkan tangan saja”
Orang Cina memiliki sifat pantang berpangku tangan, menerima dan menunggu orang lain untuk memberi. Sejak masih kecil, mereka diajari kalo di dunia ini gak ada yang gratis dan harus mampu berusaha.
Dengan gitu, sukses yang kamu capai nantinya memang benar-benar hasil usaha dan keringat sendiri, bukan dari hasil mengandalkan orang lain.
Beberapa prinsip hidup orang Tionghoa terdengar berat? Sebenarnya berat atau gaknya adalah soal kebiasaan saja.
Kalau kamu membiasakan diri buat berhemat dan bekerja keras, lama-lama kamu pun sudah kebal dengan “rasa sakit”. Ingat saja, toh kamu di masa mendatang bisa hidup enak.
Yuk, contek pepatah-pepatah Tionghoa di atas buat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita!