Menyikapi Peran Agen Sosialisasi: Pengertian dan Contohnya

3 wanita berkumpul

Manusia tidak bisa hidup sendiri. Begitulah kata-kata umum yang menggambarkan bahwa kehidupan kita akan selalu bersentuhan dengan banyak orang. Sebab harkatnya, manusia adalah makhluk sosial. 

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia terlibat satu sama lain dan mengambil perannya dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, dan bernegara. Dalam setiap peran yang dijalankan, disadari atau tidak, kita menjalani peran sebagai agen sosial. 

Agen sosialisasi memiliki pengertian, pihak yang berperan dalam penyebaran sebuah pesan khusus dimana ia bertugas atau berperan. Misalnya, saat menjadi pelajar, pekerja atau agen dalam sebuah sosialisasi kampanye. 

Mengapa agen sosialisasi dibutuhkan? Sebab dalam penyerapan sebuah nilai-nilai yang ada dalam sebuah lingkungan atau komunitas, tidak dapat dilakukan sendiri. Proses penyerapan harus diakui dibutuhkan sebuah perantara. 

Peran Agen Sosialisasi 

Kita sebagai bagian dari agen sosialisasi bisa saja membawa kebaikan, tapi juga dapat membawa hal buruk dalam kehidupan masyarakat. 

Ada lima agen sosialisasi utama yang menjadi wahana, saat sedang mempersiapkan diri masuk ke dalam masyarakat. Berikut rincian dan penjelasannya. 

1. Keluarga 

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama, bagi proses perkembangan seorang individu. Keluarga merupakan peletak dasar kepribadian anak. 

Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah keluarga. Inilah yang menjadi media sosialisasi pertama individu, yang disebut sebagai media sosialisasi primer. 

Melalui keluarga, anak mengenal dunianya dan pola pergaulan sehari-hari. Agen sosialisasi keluarga meliputi ayah, ibu, saudara kandung, saudara angkat yang belum menikah yang tinggal dan hidup bersama dalam satu rumah.  

Agen sosialisasi bisa meluas tidak hanya yang berada dalam satu rumah, tapi dapat merambah yang lain. Lewat pertalian keluarga, misalnya: kakek, nenek, paman, bibi hingga sepupu. 

Pentingnya peran keluarga sebagai agen sosialisasi meliputi: 

  • Menumbuhkan nilai-nilai kehidupan dalam berdemokrasi, memperlakukan sesama dan sikap toleransi. 
  • Memengaruhi tingkat kesadaran.
  • Memberikan contoh dalam bersikap bermasyarakat. 
  • Sebagai pembentuk pertama etika dan aturan. 
  • Fondasi pendidikan ekonomi. 
  • Membangun interaksi dalam keluarga, dapat dimulai dengan makan malam bersama, bercengkrama, diskusi keluarga, hingga pergi ke wisata bersama. 

    2. Taman bermain (teman sebaya)

    Setelah keluarga, peran taman bermain juga memengaruhi seseorang. Setelah individu mendapat pengenalan nilai dari keluarga, selanjutnya taman bermain menjadi pengamalan dari nilai-nilai yang dikenal dan ditanam dari keluarga. 

    Dalam proses sosialisasi di lingkungan, individu akan menemui agen sosialisasi lain. Seperti: teman atau orang-orang di sekitarnya. Dalam proses interaksinya, individu akan mempelajari kemampuan baru yang tingkatannya lebih tinggi dari keluarga. 

    Proses agen sosialisasi terbentuk, saat individu berinteraksi dengan teman sepermainan. Mereka akan menemukan teman, yang bisa membawa kegembiraan atau kesedihan. 

    Kemudian dapat memengaruhi sikap mereka di dalam kehidupan masyarakat. Di antara orang-orang tersebut, terjalin hubungan yang relatif dekat dan sering berdiskusi, bertukar pikiran atau tukar pengalaman satu sama lain. 

    Selanjutnya yang terjadi adalah, penyerapan nilai-nilai kehidupan. Sikap seseorang terhadap objek politik tertentu, juga dipengaruhi interaksi dari sejumlah lingkaran di lingkungan tersebut. 

    3. Sekolah

    Lewat sekolah, individu akan mendapatkan nilai-nilai tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di sekolah pun diperkenalkan simbol-simbol kehidupan, dengan maksud siswa sadar akan adanya komunitas organisasi. 

    Setelah ada penyadaran, selanjutnya akan ada penanaman. Hasilnya kemudian, apakah pemahaman yang diberikan akan diterima. 

    Apabila diterima, akan terjadi sosialisasi yang berdasarkan sumber yang diterima dalam proses pembelajaran. 

    Sekolah menjadi agen sosialisasi untuk mempersiapkan penguasaan peran-peran baru di kemudian hari. Yang disiapkan adalah pendidikan yang berkelanjutan dan kemandirian. 

    4. Media massa 

    Sifatnya yang mampu menyebarkan informasi dengan cepat, menempatkan media massa sebagai agen sosialisasi keempat. Media massa punya kekuatan untuk memengaruhi khalayak, baik dalam opini, hingga menentukan pilihan. 

    Saat ini, media massa dikenal dengan dua jenis, yakni media cetak dan media elektronik. Kedua media tersebut, memiliki karakteristik yang unik dan berbeda-beda. 

    Kehadirannya di tengah masyarakat, memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi bahkan menjadi penentu sebuah keberhasilan program. Media massa turut memengaruhi pemahaman khalayak untuk mengambil sebuah keputusan. 

    Tahap-Tahap sosialisasi 

    Sosialisasi diketahui sebagai sebuah proses belajar yang mana seorang individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide, pola, nilai, tingkah laku dalam bermasyarakat. Berikut tahapan-tahapan dalam sosialisasi. 

    1. Play stage

    Ini adalah tahap memulai mengambil peran. Awalnya seseorang akan meniru atau menjalankan peran yang dianggap lebih tua atau senior. Siapa yang akan ditiru itu adalah seseorang yang sering kali berinteraksi. 

    Dalam proses tersebut, maka akan ada peniruan dan memahami sebuah kondisi yang terjadi. Apabila diaplikasikan dalam dunia kerja, tahap ini adalah dimana seorang karyawan baru atau junior memulai pekerjaan sesuai dengan SOP perusahaan. 

    2. Game stage

    Pada tahap ini, seseorang bukan hanya mengetahui peran yang harus dijalankan. Namun juga siapa lingkaran di sekitarnya yang akan berinteraksi dengannya. 

    Dalam penerapannya di dunia kerja, tahap ini adalah bagian di mana karyawan telah mengetahui lingkaran dunia kerjanya. Misalnya, peran apa dari teman satu timnya dan atasannya. 

    3. Generalized other 

    Tahap ini adalah saat orang mampu berinteraksi dengan orang lain. Selain memahami perannya, juga memahami peran orang lain yang saling berinteraksi. 

    Ini tahap di mana orang tersebut dapat menjadi agen sosialisasi untuk orang lain. Mampukah orang tersebut memengaruhi orang lain.

    Agen Sosialisasi dalam Kehidupan Sehari-hari

    Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya, setiap pribadi atau individu adalah agen sosial di posisi masing-masing. 

    Selanjutnya adalah pilihan kita untuk menjadi jenis agen sosial yang seperti apa. Apakah yang memang bermanfaat untuk orang banyak, atau agen sosial yang memang membawa pengaruh buruk bagi banyak orang. 

    Bagaimana meresapi peran agen sosial dalam kehidupan sehari-hari kita? Berikut tips dari Lifepal agar kita mampu menjadi agen sosial yang bermanfaat bagi banyak orang. 

    1. Dalam keluarga

    Peran kita sebagai orang tua harus dapat menjadi contoh dan teladan yang baik untuk anak. Maka, kita sebagai orang tua harus dapat lebih banyak mendengar, sabar dan mengarahkan hal-hal baik untuk anak. Sebaliknya apabila peran kita sebagai anak maka yang dalam berkeluarga, harus menaati perintah dan menerima arahan dari orang tua. 

    2. Lingkungan pekerja 

    Peran sebagai agen sosialisasi dapat diwujudkan dari terselesaikannya tugas dan pekerjaan tepat waktu. Mengikuti arahan dari atasan serta mendengarkan bawahan. Jiwa untuk memimpin harus terus dikembangkan, sekali pun posisi kita berada di level junior namun sifat kepemimpinan harus dapat dimiliki minimal untuk diri sendiri. 

    3. Bermasyarakat 

    Menjadi agen sosialisasi tidak gampang dalam bermasyarakat. Utamanya dalam kondisi saat ini yang masyarakatnya sangat sensitif akan pelbagai isu dan mudah marah. Kita harus mampu menjunjung tinggi perasaan empati, menolong dan bertoleransi. 

    Tidak membedakan orang berdasarkan status, agama dan ras akan menjadikan kita sebagai agen sosial yang membawa pengaruh baik bagi masyarakat. 

    Menjadi agen sosialisasi bukan selalu berarti sesuatu yang kita raih melalui prestasi atau reputasi, namun nyatanya di dalam diri masing-masing individu sudah tersimpan karakter tersendiri. 

    Yang menjadi pertanyaan, apakah kita mampu berperan sebagai agen sosial yang bermanfaat bagi masyarakat atau tidak. 

    Yuk, dari sekarang jadilah agen sosialisasi yang bertanggung jawab dan mampu memberikan kebaikan kepada sesama! 

    Cari tahu inspirasi sosial lainnya dari pengusaha sukses Indonesia hanya di Lifepal!