Alat Pembayaran – Jenis Tunai, Nontunai, dan Contohnya

Alat pembayaran tunai dan nontunai

Alat pembayaran adalah alat yang digunakan untuk melakukan transaksi, baik secara tunai maupun nontunai. Penggunaan alat transaksi ini biasanya untuk pembelian produk ataupun jasa.

Dahulu sistem transaksi dilakukan dengan cara barter atau bertukar barang. Contohnya saja, kamu bisa menukar sekarung beras dengan sekarung kacang, atau yang lainnya.

Sistem ini kemudian dianggap tidak relevan lagi ketika nilai pertukaran tidak disetujui salah satu pihak. Belum lagi masalah komoditas yang dinilai tidak sepadan.

Sistem barter kemudian tergantikan dengan commodity currency yang mana sistem pertukaran dilakukan dengan menggunakan komoditas yang sudah diterima secara umum semisal emas.

Kala itu emas bisa dijadikan sebagai alat transaksi sekaligus sebagai koleksi atau pajangan atau hiasan. Namun, dengan meningkatnya kebutuhan manusia, sistem ini juga dianggap kurang efektif dan efisien. Lalu, muncullah alat transaksi baru berupa uang.

Kehadiran uang pun terus berkembang dari yang awalnya berupa uang kartal (uang kertas dan koin) atau biasa disebut uang tunai dan kini muncul uang elektronik untuk transaksi nontunai.

Alat pembayaran tunai

Alat pembayaran tunai adalah alat yang digunakan untuk melakukan pembayaran terhadap suatu transaksi secara tunai.

Alat transaksi tunai ini berupa uang tunai yang bisa berupa uang koin ataupun uang kertas. Di Indonesia uang tunai yang berlaku adalah Rupiah yang dikeluarkan Bank Indonesia.

Denominasi uang koin di Indonesia saat ini masih cukup bervariasi, mulai dari uang koin pecahan:

  • Rp100
  • Rp200
  • Rp500
  • Rp1.000
  • Sementara uang kertas Indonesia memiliki denominasi yang juga cukup bervariasi, dari:

  • Rp500
  • Rp1.000
  • Rp2.000
  • Rp5.000
  • Rp10.000
  • Rp20.000
  • Rp50.000
  • Rp75.000
  • Rp100.000
  • Alat pembayaran nontunai

    Jika pembayaran tunai dilakukan dengan menggunakan uang fisik, pembayaran nontunai justru dilakukan tanpa harus menggunakan uang fisik, baik itu koin maupun kertas.

    Lalu, apa saja jenis alat transaksi nontunai yang digunakan di Indonesia?

    1. Cek

    Cek adalah media transaksi yang menyatakan perintah dari nasabah kepada pihak bank untuk mencairkan sejumlah uang atau dana atas nama nasabah tersebut atau juga bisa atas nama yang ditunjuk. Umumnya ada tiga jenis cek yang sering digunakan, yaitu cek atas tunjuk, cek silang, dan cek atas nama.

    2. Giro

    Giro memang hampir sama dengan cek. Namun, giro bukanlah perintah untuk mencairkan dana, melainkan perintah untuk pemindahan dana dari satu rekening ke rekening nasabah lain yang namanya telah ditunjuk di dalam giro tersebut.

    3. Kartu kredit

    Kartu kredit adalah alat transaksi nontunai yang dikeluarkan bank dengan mekanisme utang. Dengan memiliki kartu kredit, nasabah dapat melakukan pembayaran dengan meminjam terlebih dahulu dana dari bank untuk kemudian bisa membayar tagihan yang dikirimkan bank.

    Akan tetapi, kamu juga bisa melakukan pembayaran tanpa harus berutang pada bank, yaitu dengan cara mengisi limit dana terlebih dahulu pada kartu kredit kamu. Ini cenderung lebih aman sehingga kamu tetap bisa mengontrol pengeluaran dan tidak terjebak dalam utang.

    4. Kartu debit

    Kartu debit adalah jenis alat transaksi nontunai yang menggunakan mekanisme saldo nasabah. Kartu ini biasanya diterbitkan pihak bank yang mana nasabah tersebut membuka rekening.

    Tiap-tiap kartu debit memiliki limit dan batas waktu yang berbeda, tergantung pada jenis tabungan yang dipilih nasabah.

    5. Nota debit

    Nota debit adalah surat yang difungsikan untuk menagih nasabah dari bank lain melalui kliring.

    6. Nota kredit

    Nota kredit adalah surat yang ditujukan untuk memindahkan atau mengirim sejumlah dana ke nasabah bank lain melalui kliring.

    7. Uang elektronik

    Uang elektronik atau sering dikenal dengan e-money adalah jenis alat transaksi yang terbilang baru dan memiliki beberapa unsur di dalamnya. Bank Indonesia sendiri telah mengatur kriteria unsur untuk uang elektronik, yaitu:

  • uang elektronik bisa diterbitkan dengan dasar nilai uang tunai yang telah disetor sebelumnya pada pihak penerbit,
  • uang elektronik yang kemudian disimpan pada pihak penerbit tidak berlaku sebagai simpanan atau tabungan,
  • uang elektronik memiliki nilai yang disimpan dalam sebuah media semisal server atau chip.
  • Kelebihan dan kekurangan alat pembayaran tunai

    Pembayaran dengan menggunakan uang tunai sampai saat ini masih diminati dan dijadikan salah satu sistem pembayaran yang diutamakan, khususnya pada jual beli langsung.

    Kelebihan penggunaan alat pembayaran tunai

    Berikut ini beberapa kelebihan alat transaksi tunai.

    1. Lebih Mudah Digunakan

    Saat ini belum semua wilayah di Indonesia didukung dengan sarana prasarana yang memadai untuk melakukan pembayaran secara nontunai, khususnya di daerah pelosok yang minim jaringan internet. Untuk itu, pilihan pembayaran tunai dinilai lebih mudah untuk dilakukan.

    Pembayaran dengan uang tunai dapat dilakukan dengan cepat dan mudah kapan pun orang-orang melakukan transaksi jual beli. Tidak peduli apakah ada bank, ada jaringan internet, ada aplikasi, dan sebagainya.

    2. Minim dari risiko berutang

    Penggunaan alat transaksi tunai menjaga kamu agar bisa mengerem pembelian karena terbatasnya uang yang dibawa, misalnya saat berbelanja di supermarket atau mal. Kamu juga tidak akan berpikir untuk berutang pada gerai atau toko tersebut, bukan?

    Lain hal mungkin jika kamu menggunakan alat transaksi nontunai yang hanya tinggal gesek dan semua beres. Kemungkinan besar kamu akan lebih boros dan sulit mengatur utang.

    Kekurangan alat pembayaran tunai

    Berikut ini kekurangan dari alat transaksi tunai.

    1. Mudah hilang

    Menyimpan dan menggunakan uang tunai apalagi dalam jumlah yang cukup banyak berisiko mudah hilang, baik itu hilang dalam penyimpanan maupun saat proses dibawa dalam perjalanan.

    Kamu mungkin lupa menaruhnya atau terjatuh saat akan mengambil beberapa lembar dari dompet. Untuk itu, bawa uang tunai secukupnya. Kamu bisa menyesuaikan dengan kebutuhan belanja kamu hari atau saat itu.

    2. Risiko kriminalitas

    Membawa uang tunai dalam jumlah yang besar selain beresiko hilang juga berisiko mengundang tindak kriminalitas, misalnya saja pencurian, perampokan, pembegalan, dan lain sebagainya. Untuk itu, selalu berhati-hati ketika kamu membawa uang tunai apalagi dalam jumlah yang besar.

    3. Kurang praktis dan ribet

    Penggunaan uang tunai mungkin akan lebih mudah jika nominal yang dibutuhkan sedikit. Tapi apa jadinya kalau uang yang dibutuhkan jumlahnya cukup banyak?

    Tentu selain repot membawanya, juga repot dalam penghitungan kembali. Belum lagi jika ternyata ada kesalahan hitung yang ujungnya akan merugikan salah satu pihak.

    Inilah juga salah satu alasan kenapa banyak orang lebih memilih alat transaksi non tunai, khususnya untuk nominal transaksi yang cukup atau sangat besar.

    Kelebihan dan kekurangan alat pembayaran nontunai

    Nah, kamu sudah tahu nih sisi kelebihan dan kekurangan dari alat pembayaran tunai. Lalu, bagaimana dengan alat pembayaran nontunai?

    Kelebihan alat pembayaran nontunai

    Alat pembayaran nontunai banyak dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

    1. Lebih aman dan transparan

    Penggunaan alat pembayaran nontunai untuk transaksi dinilai lebih aman dan transparan. Sebab semua uang yang dibayarkan tercatat secara detail dalam sistem.

    Dengan begitu, kamu bisa melakukan pengecekan kembali apabila terjadi masalah. Misalnya saja, saat pembayaran belum diterima, permintaan bukti pembayaran dan lain sebagainya.

    2. Transaksi lebih cepat

    Entah berapa pun nilai transaksi yang dilakukan, penggunaan alat pembayaran nontunai memberikan kemudahan transaksi yang lebih cepat dan mudah.

    Kamu sudah tidak perlu repot menghitung manual jumlah uang. Sebab dengan pembayaran nontunai, kamu hanya perlu menuliskan besarnya uang yang diperlukan hingga bilangan yang paling detail sekalipun.

    3. Lebih aman

    Alat pembayaran nontunai dinilai lebih aman karena tidak mengharuskan kamu membawa banyak uang tunai ketika akan melakukan transaksi. Meski begitu, tetap saja ada risiko kejahatan digital jika kamu tidak berhati-hati.

    Kekurangan alat pembayaran nontunai

    Selain beberapa kelebihan di atas, tentu saja ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan dari alat pembayaran nontunai.

    1. Belum bisa digunakan di semua tempat

    Kembali lagi pada kondisi Indonesia yang mana belum semua tempat atau wilayah memiliki standar prasarana dan sarana yang merata.

    Ada wilayah pelosok Indonesia yang belum bisa menggunakan pembayaran nontunai karena sulitnya akses teknologi. Itulah mengapa mereka lebih memilih menggunakan pembayaran tunai, yang dinilai lebih mudah.

    2. Risiko terlilit utang lebih besar

    Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa banyak orang yang akhirnya terlilit utang akibat penggunaan pembayaran nontunai, entah itu melalui kartu kredit maupun uang elektronik. Dari sini kamu harus waspada dan berhati-hati, jangan sampai kemudahan justru menyesatkanmu.

    Itu tadi informasi mengenai alat pembayaran. Buat kamu yang mau tahu lebih banyak tentang layanan bank ataupun asuransi? Lihat pertanyaan populer seputar topik-topik tersebut di Tanya Lifepal.

    Sebagai informasi, asuransi adalah proteksi finansial yang sebaiknya kamu miliki agar kerugian yang kamu alami tidak terlalu banyak dan dicover oleh perusahaan asuransi.

    Kamu bisa beli asuransi sesuai kebutuhan kamu di Lifepal!

    Tanya jawab seputar alat pembayaran

    Alat pembayaran merupakan sebuah alat yang digunakan untuk melakukan pembayaran ketika kamu baru saja melakukan pembelian sebuah produk, baik itu berupa benda maupun jasa.

    Fungsi alat pembayaran adalah membantu nasabah melakukan transaksi dalam kegiatan ekonomi.