Seperti Nabung dan Investasi, Ini 4 Jenis Arisan yang Paling Populer di Indonesia

Arisan. (Pixabay)

Kamu tentu udah gak asing lagi dengan arisan. Ya, kegiatan silaturahmi ini memang sudah ada sejak zaman orangtua kita masih remaja. Bahkan, bisa dibilang sudah menjadi tradisi turun temurun di Indonesia.

Tak hanya bertujuan untuk menjalin tali silaturahmi, arisan juga bisa dijadikan salah satu metode menyimpan uang layaknya seperti menabung.

Pasalnya, kamu diharuskan untuk menyetor uang pada waktu yang sudah ditentukan alias saat waktunya dikocok. Jadi, bisa dibilang ini kegiatan menabung yang rutin sekaligus menyenangkan.

Meskipun tidak dapat bunga seperti tabungan konvensional di bank, tapi ada sedikit kebahagian yang dirasakan saat namamu keluar dan mendapat uang. Benar gak?

Malahan, gak sedikit orang yang sengaja ikut karena merasa kesulitan buat nabung. Jadi, gak ada tuh alasan buat gak nyetor uang daripada nanti di protes sama peserta yang lain.

Seiring perkembangan zaman yang semakin canggih, arisan tak hanya dilakukan dengan mengumpulkan uang. Salah satu hal lain yang dijadikan instrumennya adalah berlian. Konon, acara seperti ini dilakoni oleh para selebriti dan sosialita.

Pengin tahu lebih lanjut mengenai perkembangan arisan di Indonesia? Berikut penjelasan soal jenis-jenisnya serta keuntungan dan kerugiannya.

Baca juga: Gaji di Bawah UMR DKI Jakarta Tapi Pengin Investasi Saham, Begini Caranya

Jenis arisan di Indonesia

Setidaknya ada empat jenis acara terpopuler semacam ini di Indonesia. Berikut ini empat di antaranya.

1. Arisan biasa

arisan
(Pexels)

Arisan biasa merupakan salah satu yang legendaris di Indonesia. Seperti yang sudah disebutkan di atas, sistemnya itu semua peserta harus mengumpulkan di waktu yang sudah ditentukan.

Setelah itu, pada tanggal yang telah disepakati, semua anggota diharapkan untuk berkumpul untuk mengocok nama-nama peserta. Dalam kocokan tersebut terdapat seluruh nama peserta. Nama yang keluar, maka ia yang akan mendapatkan seluruh uang. Begitu seterusnya.

Jenis yang satu ini sudah dilakukan oleh orang Indonesia sejak dulu hingga kini. Karena metodenya yang mudah, dengan hanya menyetor uang pada periode tertentu saja.

Baca juga: Sadari Risiko-Risiko Ini Sejak Awal Agar Terhindar dari Kerugian Berinvestasi

2. Arisan RT/keluarga

arisan
(Pexels)

Sistem kerja arisan RT atau keluarga sama saja dengan yang biasa. Yaitu mengumpulkan uang dan dikocok pada periode tertentu yang sudah disepakati.

Namun, yang satu ini lebih untuk mempererat tali silaturahmi antar tetangga dan keluarga. Pasalnya, saat waktu mengocok, semua akan berkumpul di salah satu rumah peserta.

Nah, di sana biasanya bukan hanya sekedar mengocok nama-nama tapi sebagai ajang berkumpul juga. Sang tuan rumah merupakan peserta yang sudah mendapatkan uang pada periode sebelumnya. Tuan rumah juga umumnya akan menyediakan makanan.

Jadi, uang yang didapatkan pun akan habis untuk membeli makanan. Tapi, balik lagi intinya memang untuk mempererat tali silaturahmi.

3. Arisan barang

Arisan barang. (Pexels)
(Pexels)

Setelah itu ada juga jenis arisan barang. Jadi, yang disetorkan ke ketua itu bukan berbentuk uang, tapi barang yang sudah disepakati di awal. Umumnya sih sembako, bisa beras, minyak dan lainnya.

Namun, bukan berarti kamu bisa sembarangan membeli barangnya. Karena umumnya sudah dipatok untuk jenis dan harganya.

Kalau bebas sih tentu aja gak adil. Bisa-bisa ada yang cuma bawa gula pasir setengah kilo sedangkan yang lain ada yang bawa beras 5 liter. Karena itu, ketua panitia umumnya akan menentukan nominal harga sembakonya.

Seru sih, jadi pulang-pulang bisa bawa setumpuk sembako yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari selama satu bulan. Jadi, gak perlu belanja bulanan lagi deh.

4. Arisan emas

Arisan. (Pexels)
(Pexels)

Jenis lain yang kini populer di Indonesia dan banyak dilirik orang adalah arisan emas. Jadi, maksudnya di sini, kamu tetap menyetor uang untuk mendapatkan emas, bukan menyetor emas.

Salah satu lembaga yang menawarkan fasilitas ini adalah Pegadaian. Kamu gak perlu takut kena penipuan, karena dikelola langsung oleh Pegadaian, jadi sudah pasti aman. Bahkan para peserta juga mendapatkan sertifikat lho.

Acara ini baru bisa berjalan jika memiliki peserta minimal enam orang dan maksimal 36 orang. Tujuannya biar perputaran uang tidak terlalu lama. Karena diundi setiap bulan, jadi bisa selesai dalam waktu 36 bulan atau tiga tahun.

Sistemnya itu, setiap bulan seluruh peserta harus menyetorkan uang sebagai down payment (DP) untuk menebus emas. Jumlah setorannya itu bisa disetorkan dengan harga dan berat emas yang sudah disepakati di awal.

Keuntungan dan kerugian ikut arisan

Ternyata, ada juga beberapa keuntungan dan kerugiannya lho. Apa saja? Simak selengkapnya di sini:

1. Keuntungan ikut arisan

  • Sosialisasi. Seperti definisinya yakni social gathering, maka lewat kegiatan ini kamu bisa bersosialisasi dengan orang lain. Kamu jadi bisa menambah networking dan juga teman baru dong pastinya.
  • Memaksa nabung. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa arisan dan menabung itu bisa dibilang mirip. Kalau nabung itu, mendapatkan bunga dan kamu tidak dipaksa untuk menyetor uang pada waktu yang sudah ditetapkan. Sementara arisan, tidak ada bunga dan kamu harus menyetor uang dengan jumlah dan waktu yang sudah ditetapkan di awal. Kalau lewat tanggalnya, bisa-bisa kamu diteror oleh para peserta lainnya.
  • Saling membantu. Karena acara ini sistemnya kekeluargaan. Jadi saat kamu butuh uang sedangkan yang namanya keluar itu orang lain, maka kamu bisa meminta tukeran nama kepada orang yang mendapatkan uang arisan tersebut. 
  • 2. Kerugian ikut arisan

  • Tidak ada bunga. Selain ajang kumpul, arisan juga layaknya menabung tapi tanpa bung seperti di bank. Bahkan para peserta biasanya akan potong untuk admin.
  • Boros. Saat mengocok arisan biasanya diadakan di tempat tertentu atau di rumah. Kalaupun di rumah, maka tuan rumah harus menyediakan berbagai makanan untuk para tamu. Kondisi tersebut tentu saja akan membuat pengeluaranmu menjadi bertambah.
  • Berisiko ditipu. Pernah dengar kasus orang tertipu arisan atau salah satu peserta kabur setelah mendapatkan bagiannya? Kondisi tersebut bisa saja dialami oleh setiap orang. Kalau sudah seperti itu, kita pun harus rela kehilangan uang.
  • Kiat agar tak tertipu arisan

    Penipuan arisan memang masih saja mengintai banyak orang, tak terkecuali kamu. Karena itu, berikut tips ikutan agar gak kena tipu. Yuk, simak:

    • Pilih kelompok arisan yang terpercaya. Sebelum nyebur dan bergabung dalam grup arisan, sebaiknya kenali dulu siapa saja anggotanya dengan baik. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisasi risiko salah satu anggota yang mogok bayar atau kabur.
    • Ikut arisan dalam jumlah kecil. Untuk awal-awal disarankan agar kamu mengumpulkan dana dalam jumlah kecil dulu. Pasalnya, semakin besar dana yang terkumpul, maka semakin besar pula tanggung jawabnya. Selain itu, semakin besar pula risiko kerugian yang bisa saja terjadi.
    • Anggap sebagai kegiatan bersosialisasi. Setiap orang memiliki tujuan yang berbeda dalam ikut arisan. Ada yang memang ingin menabung dan juga untuk menjalin silaturahmi. Karena kalau dibandingkan menyisihkan uang untuk tabungan atau apalagi investasi, keuntungan finansial dari kegiatan ini tidak begitu terasa.

    Contohnya:

    Harga emas per gram Rp 600 ribu dengan perjanjian awal peserta arisan mendapat 10 gram emas dengan jumlah anggota 15 orang.

    Berarti total uang yang harus terkumpul adalah Rp 600 ribu x 10 gram yaitu Rp 6 juta. Maka, setiap bulan anggota diharuskan menyetor uang sebesar Rp 6 juta dibagi 15 orang yaitu Rp 400 ribu. Gampang banget kan?

    Itu dia empat jenis arisan yang tetap diminati banyak orang dari dulu hingga sekarang. Yang mana nih yang kamu lakukan? 

    Jika kamu memiliki petanyaan seputar permasalahan keuangan, bisnis, hingga karier, tanyakan langsung ke para ahlinya di Tanya Lifepal!