Aset Perusahaan: Jenis, Perencanaan, dan Pemanfaatannya
Aset adalah semua sumber ekonomi atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas dan diharapkan dapat memberi manfaat usaha di mendatang.
Dalam ilmu akuntansi, aset atau aktiva dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit alias bukan minus. Sumber ekonomi atau kekayaan ini berbentuk fisik atau hak kuasa yang diperoleh sebelumnya untuk memberikan manfaat.
Dalam perusahaan, untuk mendapatkan pengakuan atas suatu aktiva, maka sumber ekonomi ini terlebih dahulu harus diukur dengan satuan mata uang. Cara mendapatkannya pun ada banyak, misalnya membeli aktiva seperti tanah/lahan dan membangun sendiri seperti pabrik atau menukarnya.
Pengertian aset menurut para ahli
Untuk memahami pengertian aset lebih lengkap lagi, kita bisa simak beberapa penjelasan dari tokoh, instansi, dan UU Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan | Pengertian aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar (current asset) dan aset tidak lancar (non-current asset). |
Pedoman Akuntansi BUMN Revisi 2011 | Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari adanya peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu serta memiliki manfaat ekonomi pada kemudian hari yang diharapkan dapat memiliki manfaat bagi perusahaan. |
Ikatan Akuntan Indonesia | Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari kejadian di masa lalu yang datangnya untuk memberikan manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan memiliki manfaat bagi perusahaan tersebut. |
Hidayat | Aset adalah barang yang pada pengertian hukum disebut sebagai suatu benda yang terdiri dari benda bergerak dan tidak bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible). |
Munawir | Aset adalah suatu sarana atau sumber daya yang memiliki nilai ekonomi yang mampu menunjang perusahaan dalam harga perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur. |
Ciri-ciri aset
Ada beberapa ciri-ciri yang membedakan suatu aset dengan instrumen lainnya di dalam perusahaan. Ciri-ciri inilah yang menjadikan karakter aset terlihat unik.
- Aset menyimpan nilai ekonomi yang bisa berkembang seiring waktu. Nilai lebih ini dapat diambil di masa depan dengan cara menjual atau menyewakan aset tersebut.
- Aset didapatkan dari hasil transaksi pada masa lalu.
- Perusahaan atau individu adalah pihak yang menguasai. Maka dari itu, pemilik aset dapat mengendalikannya.
Jenis-jenis aset
Sesuai penjelasan sebelumnya, aktiva, aset, atau kekayaan perusahaan menjadi sumber daya utama untuk melaksanakan kegiatan usaha. Selain karakteristik di atas, suatu aktiva juga harus bisa ditaksir harganya atau memang ada harga pembelian dalam satuan mata uang untuk memudahkan menyusun pembukuan perusahaan yang disebut akuntansi.
Aktiva secara umum terbagi dalam empat jenis atau klasifikasi. Pengelompokan ini didasarkan dari sifat dan cara mendapatkannya. Aktiva tersebut adalah aktiva tetap, aktiva lancar, aktiva tetap tidak berwujud, dan investasi jangka panjang. Berikut ini penjelasan dari tiap aktiva suatu perusahaan, organisasi, atau badan.
1. Aktiva tetap (fixed assets)
Aset tetap atau aktiva tetap adalah kekayaan berwujud yang dimiliki suatu organisasi atau perusahaan dengan kriteria siap pakai atau dibangun terlebih dahulu. Aktiva tetap digunakan dalam operasional perusahaan.
Aset tetap ini tidak untuk dijual karena bagian dari kegiatan perusahaan dan memiliki masa manfaat lebih dari setahun. Jadi, aktiva tetap ini bisa dicontohkan sebagai rumah, gedung, atau pabrik yang menjadi tempat produksi perusahaan. Jika dijual, tentu perusahaan harus mencari tempat lain, kecuali memang perusahaan mengalami kebangkrutan.
2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets)
Jenis aset atau aktiva ini diartikan sebagai hak istimewa yang dimiliki perusahaan dan bernilai tetapi tidak memiliki bentuk fisik. Coba perhatikan beberapa aktiva tetap yang masuk kategori ini.
- Hak paten, yaitu hak tunggal yang diberikan kepada seseorang atau perusahaan atas penemuannya.
- Hak cipta, yaitu hak tunggal yang dimiliki seseorang atau badan untuk hasil karya di bidang seni atau pun intelektual.
- Merek dagang, yaitu hak yang diberikan kepada suatu badan atau perusahaan untuk menggunakan nama dan logonya dalam menjalankan bisnis.
- Hak sewa, yaitu hak menggunakan aktiva tetap dari pihak lain dalam jangka waktu panjang sesuai kesepakatan sebelumnya antara penyewa dan pemilik.
- Franchise atau waralaba, yaitu hak istimewa yang diterima seseorang atau perusahaan dari pihak lain untuk mengomersialkan formula, teknik, atau produk tertentu.
3. Aktiva lancar (current assets)
Aset lancar atau aktiva lancar diartikan sebagai kekayaan yang diharapkan dapat cair tidak lebih dari satu tahun atau satu siklus pembukuan. Berdasarkan penjelasan ini ada beberapa jenis aktiva lancar, yaitu:
- Kas, yaitu semua kekayaan yang tersedia di dalam kas perusahaan atau setara kas dan biasanya disimpan di bank dan bisa diambil setiap saat.
- Surat berharga, yaitu kepemilikan saham maupun surat utang (obligasi) perusahaan lain yang bersifat sementara dan bisa dijual kembali.
- Piutang dagang, yaitu tagihan dari perusahaan kepada pihak lain atas penjualan barang atau jasa secara kredit.
- Piutang wesel, yaitu surat perintah penagihan kepada seseorang atau badan untuk membayar sejumlah uang di tanggal yang telah ditentukan kepada orang atau badan yang namanya telah disebutkan dalam surat.
- Piutang pendapatan, yaitu hak penerimaan (pembayaran) dari pihak lain yang membeli barang /jasa perusahaan tetapi belum melakukan pembayaran.
- Beban dibayar di muka, yaitu pembayaran beban yang dilakukan di awal.
- Perlengkapan, yaitu seluruh peralatan yang melengkapi dan membantu kelancaran bisnis dan sifatnya habis pakai.
- Persediaan barang dagang, yaitu barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali dengan harapan mendapatkan profit.
4. Investasi jangka panjang (long term investment)
Investasi ini masuk jenis aset atau aktiva karena memang menjadi bagian dari kekayaan perusahaan. Investasi jangka panjang memiliki penjelasan sebagai penanaman modal pada perusahaan lain dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu tujuan dari investasi ini adalah menambah keuntungan dan mengontrol perusahaan lain.
Siklus penciptaan aset
Aktiva yang bisa berwujud atau tidak sesuai jenisnya memiliki siklus hidup. Contohnya saja hak paten, yaitu kekayaan tetap tidak berwujud yang bisa habis masanya. Begitupun dengan kekayaan lain seperti kendaraan.
Dalam siklus aktiva terdapat empat fase kehidupan. Fase sebuah perusahaan memiliki aset adalah perencanaan, pengadaan, operasi dan pemeliharaan, hingga penghapusan. Berikut ini penjelasan masing-masing siklus aset yang dimiliki sebuah perusahaan.
- Fase perencanaan, yaitu tahapan perusahaan mengidentifikasi kebutuhan atas aktiva.
- Fase pengadaan, yaitu tahapan ketika aktiva dibangun, dibuat, atau dibeli tergantung kebutuhan sesuai perencanaan.
- Fase operasi dan pemeliharaan, yaitu aktiva digunakan atau dimanfaatkan untuk tujuan yang ditetapkan. Pada fase ini terdapat aktivitas pembaruan, perbaikan, hingga pergantian.
- Fase penghapusan, yaitu tahapan umur ekonomis suatu aktiva habis atau saat kebutuhan terhadap aset tersebut sudah tidak ada lagi.
Perencanaan aset
Dalam merencanakan aktiva sesuai pengertian di atas harus dilakukan dengan baik. Perencanaan ini berperan penting nantinya dalam kegiatan usaha suatu perusahaan hingga usai masa hidup aset tersebut.
Misalnya saja dalam merencanakan pembelian kendaraan untuk sebuah bisnis logistik. Ada berbagai pertimbangan dalam perencanaan tersebut. Misalnya saja tipe dan jenis mobil yang akan dibeli, daya tahan mesin mobil tersebut, hingga harga purna jual ketika perusahaan hendak mengganti dengan yang baru.
Selain pertimbangan tadi, berikut ini beberapa hal yang harus dipikirkan ketika membuat perencanaan aktiva.
- Mengidentifikasi adanya permintaan aktiva dan hanya membeli yang diperlukan.
- Dalam perencanaan menegaskan jenis dan waktu kebutuhan aktiva, termasuk cara pengadaan aset.
- Memaksimalkan pemakaian kekayaan yang telah ada agar pengadaan aset baru tidak diperlukan dan perusahaan bisa berhemat.
- Mengevaluasi aktiva yang dimiliki dari berbagai sisi seperti performa dan biaya tinggi aset tersebut.
- Membuat skala prioritas dalam pengadaan atau penambahan aktiva.
- Mempertimbangkan berbagai solusi nonaset untuk mengurangi kebutuhan akan aset.
Sebagai informasi, cara menjaga aset yang kamu miliki tetap aman dari biaya RS dan tagihan bengkel adalah dengan memiliki asuransi. Pihak asuransi akan memberikan jaminan ganti rugi apabila kamu mengalami risiko yang sudah tertulis dalam polis.
Penggunaan aset
Pembukuan atau akuntansi perusahaan seperti neraca menampilkan berbagai informasi tentang kekayaan perusahaan atau aktiva. Itu sebabnya manajemen perusahaan harus mencermati nilai aset secara terperinci karena akan menjadi ukuran prestasi perusahaan.
Ukuran ini pula yang kelak menjadi dasar manajemen mengambil keputusan akan mempertahankan atau meningkatkan aset tersebut. Dalam penggunaan aset terdapat dua hal yang selalu diutamakan, yaitu:
1. Efisiensi pemakaian
Rasio penjualan atau total aktiva merupakan salah satu ukuran untuk menilai suatu aset. Efisiensi pemakaian aktiva ini diasumsikan dengan penggunaannya dalam perusahaan yang bisa mewujudkan nilai penjualan semakin besar.
Angka penjualan ini bisa dilihat dari laporan laba-rugi. Sementara, total aset dilihat dari neraca. Dua hal ini bisa dilihat dari rasio tahun terakhir dibandingkan beberapa tahun sebelumnya dalam akuntansi perusahaan.
2. Optimalisasi keuntungan
Jumlah laba aktiva atau investasi juga bisa menjadi ukuran dalam menilai keuntungan. Cara mengetahuinya dengan membandingkan keuntungan dalam laporan laba-rugi dan total harta yang hasilnya seharusnya setara total investasi.
Dalam hal optimalisasi keuntungan sebagai bagian dari penggunaan aset, manajemen adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemanfaatan tersebut.
3. Aset startup
Penjelasan di atas tentu lebih sesuai untuk perusahaan pada umumnya. Lalu bagaimana dengan aset perusahaan rintisan atau startup?
Akademisi dan Guru Besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, menjelaskan bahwa valuasi atau nilai ekonomi perusahaan startup berbeda dari penilaian untuk perusahaan lain. Dia mencontohkan Gojek yang dikabarkan mendapat suntikan dana segar dari Amazon, raksasa e-commerce milik orang paling kaya di dunia versi Forbes 2019, Jeff Bezos.
Tirto mengutip Bloomberg menuliskan, valuasi Gojek yang tidak memiliki aset motor satupun jauh lebih tinggi dari Garuda Indonesia. Era digital telah melahirkan banyak teori dan metode bisnis baru yang tidak relevan dengan sebelumnya.
Rhenald menjelaskan, Gojek memiliki nilai lebih tinggi dalam aset tetap tidak berwujud. Aset ini berbeda dengan aset berwujud yang biasanya menjadi jaminan pinjaman perbankan untuk mendapatkan suntikan modal.
Meski tidak bisa dicatatkan menggunakan metode akuntansi, aset tidak berwujud ini banyak digunakan oleh milenial dalam membangun bisnis di era digital. Berbeda dari aset berwujud, mengelola aset tidak berwujud atau intangible assets jauh lebih sulit. Jika tidak serius dan benar, bisa-bisa investor kabur.
Karena itu, bagi kita yang khususnya ingin merintis perusahaan startup sewajarnya menyadari kepentingan untuk serius mengembangkan aset tidak berwujud ini. Salah satunya adalah hak kekayaan intelektual atau hak paten.
Kalau sudah punya ide atau tengah mengembangkan startup harus fokus pada intangible assets ini, ya!