Beranda
Media
Mengenal Asuransi Penyakit Kritis, Manfaat, dan Cara Memilihnya

Mengenal Asuransi Penyakit Kritis, Manfaat, dan Cara Memilihnya

asuransi penyakit kritis | lifepal.co.id

Asuransi penyakit kritis adalah produk asuransi yang memberikan santunan tunai apabila tertanggung didiagnosis menderita penyakit kritis seperti kanker, jantung atau stroke. Santunan tunai ini dapat digunakan untuk mendukung biaya pengobatan dan kebutuhan hidup selama perawatan. Pilih polis asuransi penyakit kritis terbaik yang cakupannya luas, UP sesuai kebutuhan dan reputasi perusahaan asuransi terpercaya.

Menurut data BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan RI, penyakit kritis seperti jantung, stroke, dan kanker merupakan penyebab utama kematian di Indonesia dan termasuk dalam kelompok penyakit dengan biaya perawatan tertinggi. Kondisi ini biasanya membutuhkan pemulihan jangka panjang serta biaya besar, sehingga dapat mengganggu kestabilan keuangan keluarga.

Inilah sebabnya mengapa asuransi penyakit kritis penting untuk dipertimbangkan, bahkan jika seseorang sudah memiliki asuransi kesehatan. Dalam artikel ini, Lifepal akan mengulas manfaat utama asuransi penyakit kritis, perbedaannya dengan asuransi kesehatan, serta panduan memilih produk yang tepat.

Apa Itu Asuransi Penyakit Kritis?

Asuransi penyakit kritis adalah produk proteksi finansial yang memberikan santunan tunai kepada pemegang polis yang didiagnosis mengalami penyakit berat seperti kanker, stroke, atau serangan jantung. Santunan ini dapat digunakan tidak hanya untuk biaya pengobatan, tetapi juga untuk menutup kebutuhan hidup selama masa pemulihan. Produk ini tersedia sebagai polis utama (standalone) maupun sebagai tambahan (rider) dalam asuransi jiwa atau asuransi kesehatan swasta.

Banyak perusahaan asuransi juga menawarkan produk khusus untuk penyakit tertentu, seperti asuransi penyakit jantung, diabetes, atau kanker. Produk-produk ini dirancang dengan manfaat lebih spesifik, sehingga nasabah dapat memilih perlindungan yang paling sesuai dengan riwayat kesehatan dan kebutuhan finansialnya.

Jenis Penyakit Kritis yang Umumnya Ditanggung

Jumlah penyakit yang dijamin bervariasi untuk setiap produk asuransi sakit kritis, dari 3 sampai 10 jenis utama (seperti kanker, jantung, stroke) hingga puluhan atau ratusan kondisi spesifik tergantung produk dan penyedia asuransi.

Berikut daftar penyakit kritis yang umumnya ditanggung oleh polis asuransi (rider maupun standalone) di Indonesia:

  • Kanker: Beragam jenis seperti payudara, paru-paru, serviks, kolorektal, leukemia, termasuk stadium awal dan lanjut.
  • Serangan jantung: Termasuk serangan jantung pertama, hipertensi, dan gagal jantung kongestif.
  • Tindakan jantung invasif: Meliputi angioplasty, tindakan pada pembuluh darah, dan operasi katup jantung.
  • Stroke: Stroke iskemik, hemoragik, serta stroke ringan dengan efek neurologis.
  • Penyakit saraf: Kelainan saraf seperti Parkinson, Alzheimer, epilepsi, neuropati, dan multiple sclerosis.
  • Gagal ginjal: Gagal ginjal kronis yang memerlukan dialisis atau transplantasi.
  • Gagal hati dan paru: Gagal hati atau paru akut maupun kronis.
  • Transplantasi organ: Transplantasi organ vital seperti hati, ginjal, atau jantung.
  • Aneurisma: Aneurisma otak atau aorta yang memerlukan operasi.
  • Penyakit pembuluh darah: Stroke yang memerlukan endarterektomi.
  • Penyakit infeksi berat: HIV/AIDS, hepatitis kronis, meningitis.
  • Penyakit autoimun: Lupus, Crohn, dan ulcerative colitis.
  • Koma: Kondisi tidak sadar berkepanjangan dengan kehilangan fungsi otak.
  • Kelumpuhan: Kehilangan fungsi motorik sebagian atau seluruh tubuh.
  • Kehilangan anggota tubuh: Akibat amputasi karena kecelakaan atau penyakit.
  • Distrofi otot: Penyakit degeneratif otot yang menyebabkan kelemahan progresif.
  • Poliomyelitis: Penyakit virus yang menyebabkan kelumpuhan.
  • Encephalitis: Radang otak yang serius.
  • Luka bakar serius: Luka bakar derajat tinggi yang mencakup sebagian besar tubuh.
  • Cedera kepala traumatis: Cedera berat pada kepala yang memengaruhi fungsi otak.
  • Penyakit paru stadium akhir: Termasuk kondisi seperti fibrosis paru dan penyakit paru obstruktif kronik.
  • Hipertensi pulmonal: Tekanan darah tinggi di arteri paru.
  • Pneumonia berat: Infeksi paru serius yang memerlukan perawatan intensif.
  • Anemia aplastik: Gangguan sumsum tulang yang menyebabkan produksi darah menurun.
  • Endokarditis: Infeksi lapisan dalam jantung.
  • Pankreatitis kronis: Radang pankreas yang berlangsung lama.
  • Penyakit Addison: Gangguan hormon adrenal.
  • Rheumatoid arthritis parah: Peradangan sendi kronis yang menyebabkan kecacatan.
  • Osteoporosis parah: Penurunan kepadatan tulang yang menyebabkan kerapuhan ekstrem.
  • Penyakit langka lainnya: Termasuk berbagai kondisi langka yang tercantum dalam polis (hingga 60 hingga 170 kondisi).

Baca juga: Rekomendasi Asuransi Penyakit Kanker

Perbedaan Asuransi Penyakit Kritis dan Asuransi Kesehatan

Banyak orang yang masih bingung antara asuransi penyakit kritis dan kesehatan. Agar lebih mudah memahaminya, simak tabel berikut ini.

AspekAsuransi KesehatanAsuransi Penyakit Kritis
TujuanMengganti biaya pengobatanMemberikan uang tunai saat didiagnosis penyakit kritis
Bentuk klaimUmumnya cashless atau reimburse sesuai tagihan dan limitManfaat tunai sesuai uang pertanggungan (UP)
Penggunaan danaHanya untuk biaya medisBisa untuk pengobatan, biaya hidup, cicilan, atau kebutuhan lain
Ketergantungan biayaSesuai biaya rumah sakit dan plafonTidak tergantung biaya medis, dibayar penuh saat klaim
Kapan diberikanSetelah rawat inap/tindakan medisSetelah diagnosis penyakit kritis tertentu
Manfaat utamaMembantu akses perawatan dan rawat inapMenjaga kondisi finansial saat tidak bisa bekerja
Cocok untuk siapaSemua orang untuk proteksi kesehatan harianIndividu dengan tanggungan finansial tinggi atau risiko tinggi

Siapa yang Perlu Asuransi Penyakit Kritis?

Sebenarnya, risiko mengalami sakit kritis bisa terjadi pada siapa saja, tergantung gaya hidup, riwayat kesehatan, pekerjaan dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa individu yang membutuhkan manfaat dari asuransi penyakit kritis.

1. Individu dengan riwayat kesehatan keluarga

Jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit kritis seperti kanker, penyakit jantung, stroke, atau diabetes, nasabah mungkin juga membutuhkan asuransi ini. Tidak semua penyakit kritis bersifat genetik, tapi kebanyakan faktor risikonya tetap tinggi pada sesama anggota keluarga. Kamu dapat memilih asuransi sakit kritis yang mencakup banyak penyakit sekaligus atau yang spesifik seperti asuransi penyakit jantung.

2. Orang yang berusia lebih tua

Semakin tua usia, semakin besar pula risiko terkena penyakit kritis. Oleh karena itu, asuransi penyakit kritis sangat berguna untuk memberikan perlindungan di masa tua.

3. Pekerja yang memiliki penghasilan utama

Jika seseorang adalah pencari nafkah utama di keluarganya, asuransi penyakit kritis sangat penting untuk melindungi keluarganya jika mereka tidak dapat bekerja karena sakit parah.

4. Individu dengan gaya hidup tidak sehat

Orang yang merokok, sering mengonsumsi alkohol, atau memiliki gaya hidup kurang sehat cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kritis, sehingga asuransi penyakit kritis bisa memberikan perlindungan finansial. Namun perlu diketahui bahwa kebiasaan tidak sehat tersebut juga bisa memengaruhi harga premi asuransi menjadi lebih mahal.

5. Orang dengan aktivitas atau pekerjaan berisiko tinggi

Jika seseorang bekerja di bidang yang berisiko tinggi, seperti konstruksi, industri berat, atau memiliki pekerjaan fisik lainnya, mereka mungkin lebih rentan terhadap kecelakaan yang bisa menyebabkan penyakit kritis.

6. Pasangan yang baru menikah atau memiliki anak kecil

Asuransi penyakit kritis juga membantu pasangan yang baru membangun keluarga untuk memastikan mereka bisa mengatasi biaya pengobatan yang tinggi jika terjadi penyakit serius, serta memastikan masa depan keuangan keluarga tetap terjamin.

Estimasi Premi Asuransi Penyakit Kritis

Biaya atau premi asuransi penyakit kritis bervariasi tergantung dari sejumlah faktor seperti usia, kondisi kesehatan, uang pertanggungan (UP), dan jenis produk (stand-alone atau rider). Berikut ini adalah kisaran premi berdasarkan riset Lifepal terhadap produk-produk di Indonesia:

Tabel estimasi premi bulanan

Estimasi di bawah ini berdasarkan simulasi untuk usia 30 tahun, tanpa riwayat penyakit kronis. Premi dapat bervariasi tergantung pada profil individu dan hasil underwriting dari masing-masing perusahaan asuransi.

Provider / ProdukJenis ProdukPremi Per Bulan
FWD Critical Illness PlusStand-alone~Rp150.000
Simas Jiwa Critical Illness UtamaStand-alone~Rp315.000
AIA PRIMA Extra + riderBase + Rider~Rp1.400.000

Tips Memilih Asuransi Penyakit Kritis

Berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan saat hendak membeli asuransi sakit kritis, termasuk tips memilih asuransi penyakit kritis murah tapi lengkap.

1. Pilih cakupan penyakit yang luas

Pastikan polis mencakup penyakit-penyakit kritis utama seperti kanker, stroke, dan serangan jantung. Beberapa polis bahkan menanggung lebih dari 50 penyakit. Semakin lengkap cakupannya, semakin baik perlindungan yang kamu dapatkan.

2. Perhatikan definisi dan syarat klaim

Setiap penyakit punya definisi medis tertentu yang harus dipenuhi untuk bisa klaim. Misalnya, kanker yang ditanggung biasanya adalah yang sudah ganas. Jadi, penting untuk baca syaratnya agar tidak kecewa saat klaim ditolak.

3. Periksa masa tunggu (waiting period)

Asuransi penyakit kritis biasanya memiliki masa tunggu sejak polis aktif, sekitar 30–90 hari. Selain itu, ada juga masa bertahan hidup (survival period) setelah diagnosis. Klaim hanya bisa diproses jika kedua syarat ini terpenuhi.

Sebagai gambaran, berikut adalah masa tunggu dari sejumlah perusahaan asuransi di Indonesia.

Masa Tunggu Asuransi Penyakit Kritis:

  • Sequis Critical Illness Rider: 90 hari
  • Allianz CI 100 (rider): 90 hari
  • FWD Jiwa & Penyakit Kritis Plus: 90 hari
  • Great Eastern Multiple Critical Illness: 90 hari
  • SeaInsure Riplay CI: 90 hari
  • MSIG Smile Critical Illness Plus: pilihan 0 atau 90 hari (tanpa tunggu wajib medical check-up)
  • Simas Jiwa Critical Illness Utama: 180 hari (khusus manfaat meninggal)
  • Umum (berbagai produk): rata-rata 30–90 hari, bisa hingga 12 bulan untuk penyakit tertentu

4. Nilai uang pertanggungan (UP)

Uang pertanggungan harus cukup besar untuk menutup biaya pengobatan dan biaya hidup jika kamu tidak bisa bekerja. Idealnya adalah 3–5 kali penghasilan tahunan. Jangan hanya pilih premi murah, tapi pastikan juga manfaatnya mencukupi.

5. Cek manfaat tambahan (rider)

Beberapa polis menyediakan manfaat tambahan seperti pembebasan premi jika terkena penyakit kritis. Ada juga rider untuk cacat total tetap atau proteksi tambahan untuk anak. Pilihan rider bisa membuat perlindunganmu lebih lengkap.

6. Perhatikan premi dan kemampuan bayar

Pilih premi yang sesuai dengan kondisi keuangan kamu saat ini dan di masa depan. Premi yang terlalu besar bisa membebani dan berisiko polis jadi lapse (tidak aktif). Lebih baik perlindungan sedikit tapi berkelanjutan, daripada besar tapi tidak konsisten.

7. Periksa reputasi perusahaan asuransi

Pastikan perusahaan asuransi memiliki reputasi baik dalam hal pembayaran klaim. Untuk mencari asuransi penyakit kritis terbaik, kamu bisa cek review, rasio solvabilitas, dan rating perusahaan. Layanan yang responsif juga penting saat kamu butuh bantuan.

8. Cek fleksibilitas polis

Pilih polis yang bisa menyesuaikan kebutuhan kamu, seperti pilihan tenor dan kemungkinan untuk perpanjangan. Beberapa polis juga bisa dibatalkan dengan pengembalian dana tertentu. Fleksibilitas penting agar kamu tidak merasa “terjebak.”

Cara Klaim Asuransi Penyakit Kritis

Berikut langkah-langkah umum dalam mengajukan klaim asuransi penyakit kritis:

  • Pastikan polis aktif: Polis harus masih berlaku (inforce), masa tunggu sudah terpenuhi, dan premi dibayar tepat waktu.
  • Laporkan diagnosis: Segera laporkan diagnosis resmi penyakit kritis dalam batas waktu yang ditentukan (biasanya 30–90 hari sejak didiagnosis).
  • Lengkapi formulir klaim: Isi formulir klaim serta lampirkan surat keterangan dokter yang menjelaskan diagnosis secara rinci.
  • Siapkan dokumen pendukung: Sertakan polis asli, identitas, hasil pemeriksaan medis (lab, CT-scan), rekam medis, dan surat kuasa jika dibutuhkan.
  • Serahkan klaim ke perusahaan asuransi: Kirimkan melalui agen, email resmi, atau langsung ke kantor asuransi sesuai prosedur.
  • Tunggu proses verifikasi: Perusahaan akan mengecek kelengkapan dokumen dan mungkin meminta pemeriksaan ulang oleh dokter rekanan.
  • Proses keputusan klaim: Jika disetujui, uang pertanggungan akan dicairkan sesuai ketentuan polis (biasanya dalam 7–30 hari kerja).
  • Waspadai potensi penolakan: Klaim bisa ditolak jika tidak memenuhi syarat, dokumen tidak lengkap, atau terdapat pelanggaran ketentuan polis.

Rekomendasi Asuransi Kesehatan Terbaik

Jika sudah mempertimbankan untuk membeli asuransi penyakit kritis, jangan lupa pastikan kamu juga punya asuransi kesehatan. Setiap polis asuransi ini memang dapat saling melengkapi untuk membantu kamu tetap tenang meskipun harus menjalani pengobatan.

Dapatkan asuransi kesehatan terbaik dengan manfaat lengkap hanya di Lifepal. Nikmati kemudahan klaim cashless dan limit asuransi hingga miliaran rupiah, termasuk manfaat berobat di luar negeri.

Yuk, cari dan bandingkan sendiri beragam produk asuransi kesehatan terbaik di Lifepal.

Pertanyaan Seputar Asuransi Penyakit Kritis

Berapa idealnya Uang Pertanggungan (UP) penyakit kritis?

Sebenarnya, pemilihan uang pertanggungan asuransi untuk penyakit kritis tergantung pada kebutuhan dan profil risiko masing-masing individu. Dari riset yang Lifepal lakukan, banyak perusahaan menetapkan UP minimal, berkisar antara Rp200 juta hingga Rp250 juta.

Manakah yang terbaik, polis asuransi penyakit kritis standalone atau rider?

Jika memilih polis penyakit kritis standalone, perlindungannya akan lebih menyeluruh karena cakupan penyakit lebih luas dan berdiri independen. Namun, jika ingin solusi praktis dan hemat biaya, kamu dapat mempertimbangkan asuransi kesehatan penyakit kritis (rider).

Apakah premi kembali jika tidak ada klaim sakit kritis?

Ada beberapa produk asuransi penyakit kritis di Indonesia yang memasukkan fitur return of premium. Fitur ini menjamin pengembalian sebagian atau seluruh premi kamu jika polis berakhir tanpa klaim. Pastikan membaca ketentuan jenis pengembalian (penuh/parcial), timing, dan syarat terkait sebelum memilih polis.