Kelola Gaji Paling Baik Pakai Bujet 50/20/30 atau 60/20/20?
Ada banyak cara mengelola keuangan. Beberapa di antaranya adalah metode atur duit dengan bujet 50/20/30 dan 60/20/20. Kedua metode ini cukup praktis untuk mengelola gaji biar gak abis secara gaib. Jadi, kamu tahu secara persis berapa persen gaji yang digunakan setiap bulannya untuk kebutuhan sehari-hari, dana darurat, investasi, hingga bayar premi asuransi kesehatan.
Kedua metode tersebut menggunakan rasio pos keuangan yang perlu dipisahkan. Pada dasarnya, baik bujet 50/20/30 maupun 60/20/20 menggunakan tiga pos pengeluaran yaitu untuk kebutuhan dasar, tabungan atau investasi, dan hiburan.
Lalu, apa bedanya antara bujet 50/20/30 dan 60/20/20? Pertanyaan selanjutnya, mana yang lebih baik? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita pahami dulu penerapan dan aturan masing-masing metode atur duit ini.
Bujet 50/20/30 Vs 60/20/20
Metode 50/20/30
Pertama, mari kita bahas bujet 50/20/30 terlebih dulu. Metode ini ditemukan oleh Elizabeth Warren, seorang profesor asal Harvard sekaligus pakar perencana keuangan terkemuka di Amerika. Pada metode ini, penghasilan selama sebulan dibagi menjadi 50 persen untuk kebutuhan sehari-hari, 20 persen tabungan dan investasi, serta 30 persen untuk keperluan hiburan.
1. 50 persen kebutuhan sehari hari:
– Biaya sewa atau cicilan tempat tinggal
– Makan sehari-hari
– Biaya cicilan berbagai macam tagihan
– Belanja bulanan, seperti alat mandi
– Asuransi
– Pulsa, internet, listrik, dan sebagainya
2. 20 persen tabungan atau investasi
Pos ini ditujukkan untuk berbagai tujuan keuangan yang kamu punya. Misalnya, kamu ingin memenuhi jatah dana darurat, tabungan dana pensiun, dan sebagainya.
3. 30 persen untuk dana hiburan
Diakui atau gak, alokasi dana ini suka dibuat minim oleh kita tapi dilanggar di kemudian hari. Nah, metode bujet 50/20/30 ini memberi porsi dana hiburan cukup besar yaitu 30 persen.
Dengan begitu, kamu diharapkan gak merasa “tertahan” tapi berujung berontak dan makin jadi boros. Dana hiburan meliputi biaya nongkrong bareng teman, belanja baru baru, belanja lipstik lucu, jalan-jalan, nonton, dan sebagainya.
Sebagai contoh, jika saat ini gajimu Rp 5 juta, pembagiannya menjadi Rp 2,5 juta buat kehidupan sehari-hari, Rp 1 juta buat tabungan, dan Rp 1,5 juta buat dana hiburan.
Metode 60/20/20
Serupa tapi gak sama, metode atur duit dengan bujet 60/20/20 membagi pengeluaran menjadi 60 persen biaya sehari-hari, 20 persen tabungan atau investasi, dan 20 persen untuk hiburan.
Dari 60 persen pengeluaran sehari-hari dapat dipecah menjadi, 30 persen uang sewa, 15 persen konsumsi, 5 persen tagihan listrik atau pulsa, dan 10 persen biaya transportasi atau cicilan mobil.
Sementara jika kamu gak punya utang apa pun, maka 20 persen selanjutnya bisa langsung dialokasikan buat tabungan dan 20 persen sisanya untuk bersenang-senang.
Jika disimulasikan, pembagian buat kamu yang bergaji Rp 5 juta jadi seperti ini: Rp 3 juta untuk kebutuhan sehari-hari, Rp 1 juta untuk tabungan, dan Rp 1 juta sisanya untuk hiburan.
Sampai sini, udah cukup jelaskah perbedaan kedua metode di atas? Menurutmu mana yang lebih baik?
Kedua metode ini sebetulnya sama-sama memiliki kelebihan dan kelemahan. Keduanya memang praktis dan mudah diterapkan karena kamu hanya membagi uang dalam tiga pos keuangan. Selain itu, bisa dipakai untuk melatih kedisiplinan terutama buat kamu yang sedang belajar mengelola keuangan.
Tapi, di sisi lain, kedua metode ini justru bisa membahayakan keuangan jika mempertimbangkan aspek-aspek berikut:
1. Kebutuhan vs pilihan gaya hidup
Sebagai langkah awal, menabung dengan porsi 20 persen tiap bulannya mungkin bisa diterapkan. Tapi, benarkah porsi tersebut cocok dengan kemampuan dan tujuan keuanganmu?
Buat kamu yang bergaji tinggi, tentu sangat mungkin mampu menabung di atas 20 persen. Pasalnya, kamu bisa kok menerapkan gaya hidup sederhana sehingga gak perlu menghabiskan 50 persen apalagi sampai 60 persen gajimu.
Begitu pula dengan porsi hiburan. Buat kamu yang bergaji tinggi, angka 30 persen bisa jadi besar sekali. Menghabiskan satu pertiga gaji buat senang-senang? Hm, coba pertimbangkan baik-baik yah.
Oleh sebab itu, kedua metode ini gak bisa diterapkan dengan kaku dan tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan tiap-tiap individu.
2. Hiburan dulu baru bayar utang?
Kedua metode atur duit di atas sama-sama punya porsi buat senang-senang. Tapi, pada metode 50/20/30 porsi hiburan lebih besar 10 persen dibanding porsi tabungan dan bayar utang.
Alokasi tabungan dan investasi sebesar 20 persen sebenarnya sudah cukup bagus. Tapi, dari porsi 30 persen buat hura-hura sebetulnya bisa diperketat lagi dan dialokasikan buat meningkatkan saldo tabungan atau yang gak kalah penting, buat melunasi utang (jika ada).
3. Tidak bisa diterapkan pada semua orang
Jika gajimu Rp 3 jutaan perbulan dan biaya hidupmu cukup tinggi. Kamu mungkin gak bisa memaksakan tetap memiliki porsi hiburan sebesar 20-30 persen.
Sebaliknya, jika gajimu Rp 20 jutaan per bulan, buat apa menghabiskan sampai 50-60 persen atau sekitar Rp 10-12 juta buat kebutuhan sehari-hari jika sebetulnya kamu bisa jauh lebih hemat dari itu.
Kesimpulan
Buat kamu yang baru mendapatkan penghasilan dan ingin belajar mengelola keuangan, gak ada salahnya coba metode 50/20/30 atau 60/20/20. Meski begitu, kondisi keuanganmu harus terus dievaluasi seiring berjalannya waktu.
Analisa bujet yang benar-benar kamu butuhkan buat biaya sehari-hari dan berapa total tabungan yang ingin kamu capai pada waktu tertentu. Dengan begitu, persentase porsi pos keuangan menjadi sangat fleksibel dan personal alias gak bisa disamaratakan.
Dengan kata lain, terapkan kedisiplinan membagi-bagi bujet bulananmu seperti pada metode 50/20/30 atau 60/20/20 tapi pelajari berapa porsi persentase yang paling sesuai buat kondisi finansialmu.
Punya metode atur duit lain atau tips mengelola keuangan yang gak kalah jitu? Yuk, share di kolom komentar.