Kenali Apa Penyebab Bisnis Bangkrut dan Tips untuk Bangkit
Belum lama ini, kita dikejutkan dengan berita bangkrutnya Forever 21. Brand fashion asal Amerika yang didirikan oleh dua imigran asal Korea Selatan Do Won Chang dan istrinya, Jin Sook ini tidak terlihat akan mengalami kebangkrutan. Tapi siapa sangka ternyata perusahaan ini mengalami berbagai masalah yang menyebabkan bangkrut.
Sebelum bicara lebih jauh, bangkrut merupakan sebuah risiko yang selalu mengintai setiap bisnis. Menurut KBBI, bangkrut adalah sebuah perusahaan atau toko yang menderita kerugian besar sehingga menguras aset perusahaan. Namun secara umum, bangkrut adalah ketidakmampuan usaha atau bisnis untuk membayar kembali utang-utang dari kreditur mereka.
Sebagai pebisnis, tidak seorang pun berharap bisnisnya mengalami bangkrut. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk belajar dari bisnis lain yang pernah mengajukan kebangkrutan untuk menghindari nasib yang sama. Ada banyak cara kok untuk mencegah kebangkrutan bisnis. Apa saja? Baca artikel ini sampai habis, ya.
Jenis-jenis bangkrut
Bangkrut sebenarnya hal yang biasa terjadi dalam dunia bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegagalan yang terjadi di dalam perusahaan. Bangkrut bisa terjadi dalam dua bentuk, yakni:
1. Kegagalan keuangan
Kebangkrutan akibat kegagalan keuangan atau biasa disebut financial distressed terjadi saat perusahaan mengalami kesulitan dana, baik dana kas maupun modal untuk kegiatan operasional. Untuk mencegah terjadinya kegagalan finansial ini, perusahaan dapat menggunakan sebagian dari asset liability management.
2. Kegagalan ekonomi
Bangkrut karena kegagalan ekonomi atau economic distressed terjadi saat perusahaan kehilangan pendapatan sehingga tidak mampu membiayai kegiatan operasionalnya. Artinya bahwa tingkat laba perusahaan jauh lebih sedikit dibandingkan biaya modal atau nilai arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban.
Apa yang menjadi penyebab bisnis bisa bangkrut?
Pada umumnya, sebuah bisnis menjadi bangkrut disebabkan oleh 7 alasan utama ini. Simak, faktor penyebab bangkrutnya sebuah bisnis berikut ini.
1. Pengelolaan keuangan yang salah
Meskipun terlihat sebagai perusahaan yang sehat, namun ternyata saat ditilik lebih dalam terjadi pengelolaan keuangan yang salah dan menyebabkan bisnis bangkrut. Hal ini disebabkan oleh lebih banyaknya pengeluaran daripada yang didapatkan.
2. Kurangnya inovasi
Dalam bisnis apa pun dan sesukses apa pun sebuah bisnis, terdapat tuntutan untuk selalu berinovasi. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu peka dalam membaca situasi dan perkembangan di sekitar.
Apalagi dengan adanya transformasi era digital yang sangat dinamis, membuat fleksibilitas dan kepekaan menjadi kunci penting bagi sebuah bisnis untuk bisa bertahan. Perusahaan yang gagal mengikuti tren dan permintaan pasar yang dinamis dapat berbuntut pada kebangkrutan.
3. Kurangnya kapitalisasi dana
Kekurangan modal atau kapitalisasi dana dapat menyebabkan sebuah bisnis mengalami kebangkrutan. Bagaimanapun, operasional bisnis tidak mungkin berjalan tanpa dana atau modal yang memadai. Namun, beroperasi di luar kemampuan juga bukanlah cara menjalankan bisnis dengan benar.
4. Menempatkan kepercayaan pada orang yang salah
Dalam sebuah bisnis, sangatlah penting untuk mempekerjakan orang yang tepat dan dapat dipercaya demi kemajuan bisnis yang signifikan. Tapi, bukan berarti kita sebagai pemilik bisnis memercayakan segala sesuatu kepada pegawai atau karyawannya, tanpa memberikan kontrol ekstra.
Untuk itu, selalu pantau walaupun kita telah mendelegasikan tugas atau pekerjaan untuk mencegah terjadinya penyelewengan yang dapat berdampak pada terjadinya kebangkrutan.
5. Terlalu banyak utang
Sebuah bisnis meminjam dana dari bank dan lembaga pemberi pinjaman merupakan hal yang biasa. Tetapi meminjam tanpa memperhatikan kemampuan untuk membayar utang adalah sebuah kesalahan besar. Kegagalan pembayaran utang dapat menyebabkan perusahaan harus rela untuk menyerah dan bangkrut.
6. Perubahan pola konsumsi pada konsumen
Perusahaan dituntut untuk harus selalu mengikuti pergerakan selera pasar. Namun, kadang kala terjadinya perubahan selera pasar tidak dapat diatasi dengan berinovasi. Untuk itu, kita harus senantiasa peka untuk membaca peluang-peluang baru yang muncul untuk menghindari bangkrut akibat berubahnya pola konsumsi konsumen selama ini.
7. Kelangkaan bahan baku
Sebagai bisnis yang produksinya bergantung kepada supplier penyedia bahan baku, harus memiliki rencana cadangan. Terutama saat supplier tidak bisa lagi memenuhi permintaan bahan baku, maka produksi secara otomatis akan terganggu.
Oleh sebab itu, sebaiknya kita membuat rencana cadangan dengan memiliki pemasok kedua atau perencanaan stok bahan baku yang lebih baik.
8. Tidak mengamati kompetitor
Dalam menjalankan bisnis, tentu kita akan memiliki kompetitor atau pesaing. Terlalu fokus pada kondisi internal dan mengabaikan pergerakan kompetitor juga bisa membuat perusahaan bangkrut karena kita tidak siap bertarung.
Apalagi jika competitor rajin melakukan inovasi dan terus beradaptasi dengan permintaan pasar. Jadi, mengamati kompetitor adalah salah satu langkah penting yang harus dilakukan pebisnis untuk menghindari kebangkrutan.
Mengalami pailit belum tentu bangkrut
Tidak jarang orang kesulitan membedakan antara bangkrut dan pailit, bahkan berpikir bangkrut dan pailit adalah hal yang sama. Padahal, bangkrut dengan pailit adalah dua hal yang berbeda.
Pailit berasal dari bahasa Prancis failite yang berarti kemacetan pembayaran. Sedangkan menurut UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar Utang, sebuah bisnis bisa dinyatakan pailit saat debiturnya memiliki dua kreditor atau lebih, namun tidak mampu membayar utang yang jatuh tempo secara lunas serta masuk ke dalam tagihan.
Permintaan pailit ini dapat diajukan oleh kita sebagai debitur atau oleh kreditur, dan berlaku setelah dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga.
Sedangkan bangkrut, menurut KBBI berarti menderita kerugian besar hingga jatuh (tentang perusahaan, toko, dan sebagainya) atau dapat disebut dengan gulung tikar. Penyebab bangkrutnya sebuah perusahaan adalah karena kerugian yang dialaminya, artinya perusahaan tersebut memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat, sedangkan pailit bisa dialami walau dalam kondisi keuangan yang sehat.
Indikator sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan
Sejatinya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memprediksi potensi kebangkrutan yang akan dialami oleh sebuah perusahaan. Simak beberapa potensi atau sinyal bangkrut berikut ini.
- Memberikan diskon besar-besaran kepada pelanggan untuk meningkatkan pembayaran sebagai akibat dari cashflow yang buruk.
- Bank menangguhkan pinjaman-pinjaman perusahaan.
- Bahan baku produksi terbatas atau berkurang.
- Karyawan yang menduduki posisi penting meninggalkan perusahaan.
- Pajak penghasilan tidak dibayar.
- Perusahaan menerima kontrak di bawah nilai jual standar demi mendapatkan uang tunai.
- Meningkatnya keluhan pelanggan tentang kualitas pelayanan dan produk.
Tips menghindari kebangkrutan
Mengalami bangkrut adalah mimpi terburuk pemilik bisnis. Dan pada kenyataan, baik bisnis kecil atau bahkan perusahaan besar, tidak lepas dari ancaman kebangkrutan. Yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari dan mencegahnya terjadi pada kita. Simak tips menghindari kebangkrutan berikut ini.
1. Cari bantuan dari pihak yang kompeten
Pilih mentor atau profesional yang memang berkompeten dalam melakukan restrukturisasi perusahaan dan meminimalkan risiko bangkrutnya bisnis serta meningkatkan kinerja operasional bisnis.
2. Jual aset yang tidak dibutuhkan
Saat diambang bangkrut, jual aset atau peralatan yang tidak lagi dipergunakan selama kurang lebih lima tahun. Pergunakan hasil penjualan aset tersebut untuk membayar utang. Selain itu, dengan menjual aset berarti membersihkan aset yang tidak digunakan dan menggantinya dengan aset yang lebih bermanfaat serta tidak memberatkan kegiatan operasional bisnis.
3. Prioritaskan pembayaran utang
Pembayaran utang adalah prioritas penting dalam keuangan bisnis. Untuk itu, selalu sisihkan dana untuk pembayaran utang kepada kreditur. Jangan sampai merusak kepercayaan kreditur karena kegagalan pembayaran utang. Pasalnya, dunia bisnis dibangun melalui kepercayaan.
4. Restrukturisasi utang
Restrukturisasi utang merupakan proses mengubah ketentuan utang untuk memberikan kemudahan kepada debitur dalam membayar kembali utangnya. Kita dapat meminta restrukturisasi utang ini kepada pihak kreditur dengan memperpanjang periode pembayaran atau merestrukturisasi jumlah pokok utang.
Namun, tentu saja feedback yang didapatkan akan tergantung pada persetujuan kreditur. Setelah terjadinya kesepakatan restrukturisasi utang ini, diharapkan perusahaan dapat membayar utang dengan lancar.
5. Tinjau dan kendalikan pengeluaran bisnis
Untuk bisa menghindari bangkrut, upayakan untuk mengendalikan pengeluaran bisnis dengan mengurangi pengeluaran yang dirasa tidak penting dan efektif. Tinjau keuangan bisnis, kurangi pengeluaran dan pergunakan dana yang ada secara maksimal untuk operasional harian.
Contoh kasus kebangkrutan
Di masa kejayaannya, beberapa perusahaan ini mampu merajai pasar karena produknya berhasil menarik perhatian konsumen. Namun, seiring berjalannya waktu, perusahaan-perusahaan ini tidak sanggup lagi mempertahankan kejayaannya. Apa saja?
1. Forever 21
Perusahaan ritel fashion asal Amerika Serikat ini baru saja mengumumkan bangkrutnya bisnis yang telah berdiri sejak tahun 1984 dan memiliki 815 toko di 57 negara ini. Bangkrutnya Forever 21 ini menambah panjang bisnis retail tradisional yang menghadapi masalah di tengah berkembangnya tren belanja online dan siklus mode yang semakin pendek. Selain itu, Forever 21 juga terbebani dengan tingkat utang dan biaya sewa toko yang tinggi.
2. Kodak
Kegagalan berinovasi merupakan penyebab bangkrutnya Kodak. Padahal, Kodak adalah pelopor di bidang fotografi dan kamera yang sempat tumbuh dengan pesat hingga sempat memonopoli penjualan kamera di pasaran.
Namun karena keterlambatan Kodak untuk melakukan inovasi dengan memilih tetap bertahan pada produk kamera lamanya menjadikan perusahaan ini tidak mampu mengikuti tren dan gagal mengeksekusi riset pasar yang telah beralih ke digital. Didirikan pertama kali pada tahun 1892, nyatanya Kodak harus menyerah dan gulung tikar pada tahun 2012 lalu.
3. 7-Eleven Indonesia
Bangkrutnya 7-Eleven Indonesia sempat menjadi trending topic. Bisnis convenience store dari PT. Modern Sevel Indonesia ini telah eksis di Indonesia sejak tahun 2009, namun mengalami kebangkrutan di tahun 2017 lalu. Padahal, 7-Eleven merupakan pelopor convenience store pertama di Indonesia yang lalu diikuti oleh beberapa kompetitor lainnya.
Ada empat penyebab bisnis yang juga sering disebut Sevel ini bangkrut. Ekspansi bisnis yang sangat cepat dan agresif, biaya operasional yang tinggi, kerugian keuangan serta daya beli masyarakat yang menurun adalah faktor penyebab Sevel harus menutup 187 gerainya.
Perusahaan bangkrut yang bangkit kembali
Mengalami kebangkrutan tidak selalu diidentikkan dengan tutup usaha. Nyatanya ada pula beberapa perusahaan yang berhasil bangkit kembali setelah bangkrut. Siapa sajakah mereka?
1. Japan Airlines (JAL)
Maskapai ternama asal Jepang ini pernah gulung tikar pada 2010 lalu padahal mereka sudah memiliki pengalaman selama bertahun-tahun di dunia penerbangan. Namun mereka mulai bangkit pada tahun 2012 karena naiknya nilai tukar dari mata uang Yen terhadap Euro dan Dollar.
Mereka juga menerapkan berbagai strategi seperti pemotongan anggaran, meminjamkan pilot pada maskapai penerbangan lain, dan mengurangi kuota penerbangan pada rute yang dinilai kurang menguntungkan.
Alhasil, mereka berhasil meraih keuntungan sebesar US$2,3 miliar dan sukses melewati masa-masa sulit.
2. Lehman Brothers Holdings Inc.
Perusahaan ini mengalami kebangkrutan di tahun 2008 karena terdampak krisis keuangan global, namun di awal tahun 2012 mereka berhasil bangkit dan mampu membayar utang pada kreditur sebesar US$450 miliar.
3. Apple Inc.
Meski kini tergolong perusahaan yang sangat sukses, Apple Inc. juga pernah mengalami kebangkrutan karena produknya tidak laku di pasaran akibat munculnya Windows sebagai sistem teknologi canggih.
Dampaknya, Steve Jobs hengkang dan mendirikan perusahaan sendiri bernama Next Inc. Kemudian Next Inc. kembali bergabung dengan Apple dan Jobs ditunjuk sebagai CEO, itulah titik kebangkitannya.
4. General Motors
Terkena imbas krisis keuangan yang melanda Amerika, perusahaan mobil General Motors pernah bangkrut selama kurang lebih 16 bulan. Mereka pun meminta bantuan finansial dan menerapkan berbagai strategi agar bisa memulihkan kondisi perusahaan.
5. Lego
Sekitar tahun 2000-an awal, perusahaan mainan balok ini bangkrut karena tidak mampu bersaing dan gagal melakukan inovasi sehingga produknya tidak laku di pasaran. Namun pada tahun 2004, Lego berhasil bangkit dengan cara menggandeng perusahaan entertainment dan menghasilkan inovasi berupa video games, taman bermain, dan film-film di layar lebar.
Jika mengalami bangkrut, apa yang harus dilakukan?
Di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Pasalnya banyak sektor yang terdampak dan tidak bisa beroperasi dengan maksimal. Selain itu daya beli masyarakat pun ikut melemah karena kondisi yang tidak pasti ini.
Jika perusahaan bangkut, apa yang harus kita lakukan? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar bisnis cepat pulih.
1. Ketahui penyebab bangkrut
Cari tahu, apa penyebab bisnis kita mengalami kebangkrutan? Identifikasi kesalahan dan kekurangan yang menyebabkan perusahaan bangkrut agar kita bisa memperbaikinya sedikit demi sedikit. Selain itu, mengetahui kesalahan bisa membuat kita belajar dan menghindari untuk mengulanginya kembali di masa mendatang.
2. Manfaatkan aset yang masih tersisa
Saat bangkrut, mungkin masih banyak alat usaha yang masih tersisa. Rawatlah dan selamatkan sisa-sisa aset tersebut dan jangan dibiarkan. Sisa aset tersebut bisa disewakan kepada orang lain sehingga bisa menghasilkan pemasukan setelah bangkrut atau bisa juga digunakan untuk tambahan aset jika ingin memulai bisnis kembali.
Begitu pula dengan aset nonbarang seperti klien atau partner, mitra bisnis, dan sumber daya, bisa tetap dimanfaatkan dengan menjalin komunikasi yang baik. Siapa tahu suatu saat kita akan membutuhkan mereka kembali untuk membangun bisnis kita.
3. Manajemen utang
Jika masih ada tanggungan utang setelah bangkrut, kita harus segera menyelesaikannya. Apalagi biasanya utang ini berasal dari modal usaha atau tagihan yang belum dilunasi.
Meski dalam kondisi sulit, kita harus terbuka akan kondisi usaha yang sedang dihadapi kepada pihak yang memberi pinjaman. Jujurlah akan kondisi kita secara rinci dan mintalah keringanan, setelah itu lunasilah utang-utang tersebut sesegera mungkin.
4. Berkonsultasi dengan orang yang tepat
Jika kebangkrutan disebabkan oleh sistem manajemen usaha yang buruk, segeralah berkonsultasi dengan seorang konsultan bisnis. Konsultan biasanya akan menawarkan solusi akan kondisi yang sedang kita alami dan memberikan arahan yang tepat sehingga kita akan lebih mudah bangkit dari keterpurukan.
Nah itu tadi penyebab serta tips untuk menghindari bangkrut. Buat kita yang mau atau sedang merintis bisnis, ada baiknya perhatikan hal tersebut agar bisnisnya bertahan lama dan bahkan bisa dikenal banyak orang.