Gak terasa bulan suci Ramadhan sebentar lagi tiba, saatnya berlomba-lomba mengumpulkan kebaikan di bulan baik. Walau harus berpuasa menahan lapar dan dahaga, bukan berarti jadi alasan untuk bermalasan ya. Banyak hal-hal positif yang bisa dilakukan, salah satunya dengan mewujudkan ide bisnis.
Misalnya, punya hobi memasak dan sudah lama ingin mewujudkan impian buka usaha katering? Mungkin bulan Ramadan bisa jadi momentum pas lho buat memulai. Prospeknya bagus kok, kita bisa mulai dengan menyediakan makanan untuk berbuka atau sahur misalnya.
Apalagi sekarang banyak yang gak mau ribet dengan urusan memasak, tapi di sisi lain mereka ingin makan masakan rumahan. Setelah bulan Ramadhan selesai pun bisnis katering rumahan gak akan mandek, masih bisa banget buat dilanjutin, bahkan malah bisa berkembang.
MODAL AWAL
1. Tempat
Namanya saja katering rumahan, jadi gak perlu sewa tempat dulu, manfaatkan dapur rumah sendiri agar menghemat biaya operasional. Ditata saja sedemikian rupa agar saat menyiapkan order masakan jadi lebih mudah.
2. Peralatan memasak
Gak harus rempong beli semua peralatan memasak, seperti kompor. Kan masih bisa menggunakan yang sudah ada. Mungkin untuk tambahan aja karena katering harus memasak dalam jumlah banyak.
Magic jar besar (20 liter) = Rp 1.000.000
Wajan memasak besar (40 cm) = Rp 150.000
Panci besar = Rp 150.000
Bujet: Rp 1.300.000
3. Fasilitas pendukung
Kalau memang sudah langsung menerima order dalam jumlah besar dan rutin, gak ada salahnya beli freezer kecil buat menyimpan bahan-bahan makanan, biar awet dan tetap terjaga kualitasnya seperti ikan, ayam, dan sayuran. Ini juga berguna supaya gak tercampur dengan bahan makanan buat sehari-hari.
Bujet = Rp 2.000.000
4. Biaya operasional
Namanya juga bisnis sampingan, kita bakal butuh bantuan. Gak ada salahnya mempekerjakan seorang asisten, apalagi kalau mau terima order nasi box yang cukup banyak. Pekerjakan asisten yang bisa memasak masakan sederhana.
Bujet = Rp 1 juta per bulan
Pikirkan juga biaya operasional, yaitu untuk membeli bahan-bahan masakan dan packaging. Misalnya selama bulan Ramadhan terima order makanan berbuka puasa untuk sebuah instansi sebanyak 50 box per hari.
Harga satu box katering modalnya Rp 20.000 dengan isi nasi, ayam goreng, sayur tumis, kerupuk, buah pisang atau jeruk, dan sambal. Jangan lupa dus nasi harganya sekitar Rp 1.000.
Dengan begitu, modal untuk 50 box nasi:
Rp 20.000 x 50 (box) = Rp 1.000.000
Modal produksi nasi box per bulan = Rp 1.000.000 x 20 hari kerja = Rp 20.000.000
Total biaya operasional = Rp 1.000.000 + Rp 20.000.000 = Rp 21.000.000
Dengan begitu, total modal awal yang dibutuhkan adalah:
1.300.000 + 2.000.000 + 21.000.000 = Rp 24.300.000
SUMBER MODAL
Nah, saat sudah memperkirakan modal awal untuk bisnis katering rumahan, kini saatnya mencari solusi permodalannya. Salah satu solusi yang bisa dipilih untuk menutup modal awal adalah Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Kalau ada pertanyaan kenapa harus KTA? Ya karena kalau menunggu sampai modal cukup, sayang lho momentum Ramadan bisa terlewat. Pilih KTA dari bank yang menawarkan bunga ringan, misalnya Bank DBS.
Bisnis katering rumahan ini bisa dimulai sebagai usaha sampingan sambil terus dikembangkan. Selain itu, status pegawai lebih berpeluang disetujui permohonan KTA-nya dibandingkan status pengusaha. Jadi kita pun punya dua sumber penghasilan.
Simak simulasi di bawah ini sebagai gambaran saat ingin mengajukan KTA buat bisnis sampingan. Karena perkiraan total perhitungan modal awal di atas Rp 24.300.000, kita bisa mengajukan KTA sebesar Rp 25 juta dengan tenor 12 bulan dari DBS. Berikut perkiraan perhitungannya:
Simulasi profit selama bulan Ramadan
Dengan menjual 1 box makanan seharga Rp 30.000, maka:
Omzet per bulan = Rp 30.000 x 50 (box) x 20 (hari kerja) = Rp 30.000.000
Profit per bulan = Omzet – biaya operasional = Rp 30.000.000 – Rp 21.000.000 = Rp 9.000.000
Simulasi cicilan bulanan KTA:
Plafon pinjaman = Rp 25.000.000
Tenor pinjaman = 12 bulan
Bunga 1 tahun = 17,88 persen
Cicilan bulanan = [pinjaman + (pokok bunga)] : 12 = [25.000.000 + (25.000.000 x 17,88% x 1)] : 12 = Rp 2.455.833
Profit sebulan setelah dipotong cicilan KTA:
Rp 9.000.000 – Rp 2.455.833 = Rp 6.544.167
Dari simulasi di atas, jumlah pinjaman KTA yang diajukan adalah sebesar Rp 25 juta dengan tenor 12 bulan. Maka kewajiban utang cicilan sebesar Rp 2.455.833. Inilah jumlah yang harus disisihkan setiap bulannya.
Dengan perhitungan profit selama bulan puasa yaitu Rp 9.000.000, tentu jumlah pinjaman tersebut cukup aman. Tapi, dengan catatan setelah bulan Ramadan orderan gak berhenti dan bahkan bisa bertambah banyak.
Makanya jangan berhenti promosiin usaha katering kita setiap saat lewat akun medsos. Muatlah tampilan gambar yang mengundang selera dan tetap pertahankan kualitas rasa.
Usahakan juga sudah menemukan konsumen reguler untuk beberapa bulan ke depan, supaya kelangsungan bisnis kateringmu terjamin. Kamu bisa nawarin jasa kateringmu lewat teman atau beriklan secara online maupun offline.
Intinya, kebebasan keuangan alias financial freedom harus diusahakan, salah satunya ya dengan jeli memanfaatkan peluang bisnis. Jangan antipati dan terlalu paranoid sama yang namanya berutang. Gak selamanya utang itu buruk kok, selama kita bisa bijak mengelolanya.
Saat ingin meminjam dana tambahan buat modal usaha lewat fasilitas KTA, jangan sampai dilakukan tanpa perhitungan ya. Buat dulu kalkulasi dan perencanaan bisnis kita dengan matang agar minim resiko rugi. Ingat ya, KTA bukan uang turun dari langit. Sama halnya dengan utang lainnya, meminjam KTA ya harus dilunasi.
Yang terkait artikel ini:
[Baca: Alasan Kenapa Status Kepegawaian Penting Kalau Mau Ambil KTA]
[Baca: Empat Ide Bisnis Sampingan Menghasilkan Lewat Gadget]
[Baca: Strategi Tetap Profesional di Kantor Sambil Lakoni Bisnis Sampingan]