Mau Bisnis Warung Indomie? Gini Caranya Biar Omzetnya Rp 18 juta Sebulan
Bisnis warung Indomie emang gak ada matinya, selain karena ini adalah bisnis kuliner. Menu-menu di warung ini jelas diminati banyak orang, apalagi kalau bukanya 24 jam!
Sejatinya, Indofood memang sukses dalam menciptakan brand yang digemari masyarakat. Bukan cuma itu, orang pun kerap menyebut warung-warung penjual mie instan dengan sebutan Warung Indomie, karena kuatnya nama Indomie di kalangan produk mie padahal di warung tersebut gak cuma ada indomie ya.
Pelanggan dari warung-warung ini memang cukup luas, pasalnya terdiri dari banyak kalangan. Anak-anak muda suka, mahasiswa suka, orang kantoran suka, pokoknya siapapun suka karena selain menggugah selera. Khusus buat kamu yang ingin berniat mendirikan bisnis ini, mungkin ada baiknya kamu baca ulasannya di bawah sini.
Modal awal
Walau terlihat sederhana, mendirikan warung Indomie juga punya kompleksitas tersendiri. Pertama tentu saja soal tempat.
Beberapa dari kamu mungkin berpikir mendirikan di rumah lebih hemat, karena gak ada biaya sewa. Tapi jangan salah kalau rumah kita gak strategis darimana kita bisa dapat keuntungan.
Siapkan saja uang untuk modal awalnya. Berikut rinciannya.
Pengeluaran | Harga |
Sewa lapak setahun | Rp 30 juta |
Sendok garpu 50 unit | Rp 80 ribu |
Mangkok 50 unit | Rp 700 ribu |
Gas elpiji 12 kg 2 buah | Rp 1.1 juta |
Meja dan kursi | Rp 3,5 juta |
Gelas 50 buah | Rp 500 ribu |
Total | Rp 35.880.000 |
Biaya operasional
Biaya operasional dari warung Indomie ini juga gak boleh luput dari perhatian kita. Walau cuma warung kecil, tapi jika biaya ini bengkak dan gak sebanding dengan pemasukan, maka kerugian yang kita alami pun bisa signifikan.
Biar gak bingung yuk kita simulasikan berapa sih biaya operasional satu hari untuk warung yang satu ini.
Pengeluaran | Harga |
Indomie 1 dus (40 bungkus) | Rp 92.500 |
Sambal 3 kg | Rp 50 ribu |
Kopi instan 100 saset | Rp 60 ribu |
Listrik | Rp 300 ribu |
Telur 50 butir | Rp 70 ribu |
Kornet | Rp 17 ribu |
Keju | Rp 17 ribu |
sayuran | Rp 50 ribu |
Total | Rp 656.500 |
Jika dalam sehari operasionalnya adalah Rp 622.500, maka jika warung ini buka selama 24 jam sehari, maka biaya operasional tiap bulannya adalah Rp 656.500 x 30 hari = Rp 19.695.000.
Namun dengan biaya operasional sebesar itu, apakah cuannya juga besar? Kita lihat saja di bawah yuk.
Perhitungan laba warung Indomie
Berapa sih perkiraan laba dari usaha ini, yuk berikut perhitungannya dalam satu hari.
Menu | Harga jual seporsi | Harga jual beberapa porsi |
Indomie Indomie dengan telur | Rp 10 ribu | Rp 100 ribu (10 porsi) |
Indomie dengan telur kornet | Rp 13 ribu | Rp 260 ribu (20 porsi) |
Indomie telur kornet keju | Rp 15 ribu | Rp 150 ribu (10 porsi) |
Telur omelette (2 telur) | Rp 15 ribu | Rp 300 ribu (20 porsi) |
Telur dadar (1 telur) | Rp 5 ribu | Rp 100 ribu (20 porsi) |
Kopi | Rp 5 ribu | Rp 350 ribu (70 gelas) |
Omzet perhari | Rp 1.260.000 |
Hanya dengan 40 porsi Indomie sehari, omzetnya Rp 860 ribu. Tapi omzet masih laba kotor lho ya, laba bersihnya berarti Rp 1.260.000 – Rp 656.500 = Rp 603.500.
Jika dihitung secara bulanan, maka Rp 603.500 x 30 adalah Rp 18.105.500. Konstan mendapat laba bersih Rp 18 jutaan, maka balik modalnya bisa terjadi dalam hitungan dua bulan saja.
Seperti itulah perhitungan bisnis warung Indomie. Menarik gak kalau sebulan omzetnya bisa Rp 18 juta?
Angka sebesar itu mungkin setara dengan gaji manajer di perusahaan lho. Tapi balik lagi, bisnis itu tentu mengalami pasang surut. Ada kalanya penjualanmu tinggi, begitupun sebaliknya. Alangkah lebih baik jika kamu berhasil mendapatkan supplier-supplier yang bisa memberikanmu harga bahan pokok murah. Semoga bermanfaat, dan selamat mencoba. (Editor: Winda Destiana Putri).