Sama-sama Berbahaya, Lebih Boros Perokok atau Pengguna Vape?
Rokok maupun vape (red: rokok elektrik) memiliki efek samping yang gak jauh beda. Nah kalau kamu perokok atau pengguna vape, lebih boros mana sih untuk mengeluarkan uang demi mendapatkan kenikmatan dari lintingan tembakau maupun rasa dari rokok elektrik?
Dalam laporan Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) yang berjudul The Tobacco Control Atlas, Asean Region tahun 2016 menunjukan bahwa 65 juta penduduk di Indonesia adalah perokok aktif.
Sedangkan untuk pengguna rokok elektrik atau vape pada tahun 2018 hingga 2019 kemarin sudah mencapai sekitar 1 jutaan orang. Fakta ini tentunya sangat mengkhawatirkan banyak pihak karena terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya.
Selain gak baik untuk kesehatan tubuh karena mengandung zat berbahaya, kedua produk tersebut juga bikin boros penggunanya tanpa disadari lho. Namun kadang masalah ini masih disepelekan mayoritas masyarakat di Tanah Air.
Kalau orangnya punya banyak duit sih gak masalah, nyatanya banyak juga masyarakat golongan menengah hingga kurang mampu yang rutin membelanjakan uangnya untuk hal ini.
Merokok memang gak bagus buat kesehatan dan kantong kamu. Perokok atau bukan, proteksi diri kamu dengan asuransi kesehatan. Jika ingin tahu ulasan lebih mendalam tentang anggaran, kamu bisa kunjungi Tanya Lifepal!
Nah kalau kamu salah satu yang penasaran seberapa boros kira-kira pengeluaran untuk perokok maupun pengguna vape setiap bulannya, yuk simak ulasannya berikut ini:
Usia yang paling banyak menggunakan rokok dan vape
Tanpa disadari pengeluaran buat membeli sebungkus rokok atau vape tergolong boros lho kalau kamu menghitung-hitung setiap bulannya. Saat ini pengguna aktif rokok maupun vape berada di usia produktif lho.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, terdapat 6 range umur yang paling mendominasi angka perokok aktif di Indonesia. Berikut ini adalah rinciannya.
Umur | Persentase perokok |
---|---|
5 – 9 tahun | 1,6 persen |
10 – 14 tahun | 18 persen |
15 – 19 tahun | 55,4 persen |
20 – 24 tahun | 16,4 persen |
25 – 29 tahun | 4,6 persen |
30 tahun dan di atasnya | 3,8 persen |
Lainnya | 0,2 persen |
Bisa dilihat bahwa dari total sekitar 65 juta perokok aktif yang ada di Indonesia didominasi oleh usia produktif.
Sedangkan untuk pengguna vape atau rokok elektrik yang berjumlah sekitar 1 juta pengguna, rinciannya sebagai berikut:
Umur | Persentase pengguna vape |
---|---|
0 – 9 tahun | 2,8 persen |
10 – 14 tahun | 10,6 persen |
15 – 19 tahun | 10,5 persen |
20 – 24 tahun | 7 persen |
Lainnya | 69,1 persen |
Dari tabel tersebut bisa disimpulkan bahwa angkatan usia produktif lagi-lagi mendominasi penggunaan vape, diikuti dengan usia remaja 10 hingga 19 tahun.
Berapa rata-rata konsumsi rokok dan vape setiap harinya?
Sebetulnya gak ada angka pasti berapa batang per orang menghabiskan rokok setiap harinya. Namun jika mengacu pada data Riskesdas 2013 sebelumnya, rata-rata konsumsi rokok orang di atas usia 10 tahun adalah 12 batang per harinya atau sekitar 1 bungkus.
Sedangkan untuk rokok elektrik, konsumsinya bisa diukur dari seberapa banyak seseorang membeli liquid sebagai bahan bakar vape. Berdasarkan informasi yang dihimpun tim Lifepal, rata-rata konsumsi liquid per bulannya adalah 1 botol berukuran 60 mililiter.
Ada juga nih pods vape yang belakangan banyak digunakan sebagai alternatif lainnya. Ada 3 komponen utama dalam produk ini yakni pods-nya itu sendiri, cartridge dan liquid. Cartridge sendiri harus diganti setiap 2 minggu sekali.
Nah untuk hitung-hitungannya sendiri yuk kita simak di poin selanjutnya.
Hitung-hitungan konsumsi rokok dan vape
Masuk ke bagian inti artikel, sekarang kita akan melihat hitung-hitungan konsumsi perokok setiap bulannya berdasarkan rata-rata konsumsi yang sudah dijelaskan di atas.
Nama rokok | Hitungan | Jumlah |
Sampoerna Mild (12 pcs) | Rp 20.000 x 30 hari | Rp 600.000 |
Marlboro Filter (12pcs) | Rp 18.000 x 30 hari | Rp 540.000 |
Dunhill Filter (12 pcs) | Rp 19.500 x 30 hari | Rp 585.000 |
Jika mempertimbangkan ketiga harga rokok tersebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata uang yang harus kamu keluarkan untuk membeli rokok setiap bulannya sekitar Rp 580 ribuan per bulannya, boros atau gak? Ketiga merek rokok tersebut dipilih karena paling umum dikonsumsi oleh masyarakat di Tanah Air.
Gimana dengan vape? Sebelum kamu menghisap rokok elektrik, paling gak kamu harus memiliki produknya terlebih dahulu seharga Rp 300 ribuan dengan merek Rincoe Mantoe yang banyak beredar di pasaran. Dalam paket pembelian itu biasanya sudah termasuk dengan berbagai kebutuhan seperti liquid 60ml, kawat dan kapas.
Sedangkan untuk ongkos per bulannya sendiri bisa menyimak ilustrasi berikut ini:
Nama kebutuhan | Hitungan | Jumlah |
Liquid 60ml | Rp 125.000 per bulan | Rp 125.000 |
Kawat | Rp 35.000 per bulan | Rp 35.000 |
Kapas | Rp 60.000 per bulan | Rp 60.000 |
Maka total dari uang yang kamu keluarkan setiap bulan untuk mengonsumsi vape sekitar Rp 220 ribu per bulan. Dengan syarat seperti penggunaan yang gak terlalu intensif, namun juga gak terlalu jarang.
Jika melihat kalkulasi di atas maka bisa ditarik kesimpulan bahwa kamu bisa menghemat sekitar Rp 360 ribuan bila menggunakan vape.
Rp 580.000 (rokok) – Rp 220.000 (vape) = Rp 360.000 per bulan
Namun melihat jumlah uang yang lumayan banyak tersebut, kamu jangan langsung tergiur untuk pindah nih. Karena sekarang ada juga vape pods yang banyak digandrungi oleh masyarakat di Indonesia.
Untuk merek JUUL yang sudah dijual di minimarket dijual sekitar Rp 450 ribuan per unitnya dan sudah termasuk dengan cartridge. Untuk pemakaian normal, kamu bisa melihat ilustrasi biaya berikut ini:
Nama kebutuhan | Hitungan | Jumlah |
Cartridge | Rp 100.000 per bulan | Rp 100.000 |
Liquid | Rp 60.000 per bulan | Rp 60.000 |
Berdasarkan hitungan tersebut, maka penghematan yang bisa kamu dapatkan sebesar:
Rp 580.000 (rokok) – Rp 160.000 (pods) = Rp 420.000
Dibandingkand dengan vape, pods ternyata memiliki nilai efisiensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan rokok setiap bulannya lho! Tapi balik lagi ya, masing-masing benda di atas tidak memiliki efek yang baik bagi kesehatan.
Meskipun demikian, buat kamu yang memiliki gaji sekitar Rp 10 juta per bulan tentunya uang segitu gak akan menjadi halangan karena anggaran hiburan kamu bisa mencapai Rp 3 juta sebulannya bila mengacu metode pengelolaan 50/30/20. Tapi ada hal lain yang urgensinya lebih tinggi yakni dari sisi kesehatan.
Dampak rokok dan vape dari sisi kesehatan
Perdebatan mengenai risiko kesehatan yang lebih rendah dari rokok dan vape terus menerus bergulir di masyarakat. Ada yang mengatakan kalau vape punya efek samping yang lebih sedikit dari rokok, maupun sebaliknya.
Seorang peneliti WHO bernama dr Ranti Fayokun menyatakan bahwa vape atau rokok elektrik lebih tidak berbahaya dari rokok. Pernyataannya tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Public Health England yang merupakan bagian dari Department of Health and Social Care di Britania Raya di mana mereka menyatakan vape 95 persen lebih tidak berbahaya untuk kesehatan dibandingkan rokok biasa.
“Vape tidak 100% aman, namun kebanyakan zat yang menyebabkan penyakit karena merokok tidak ditemukan pada vape, serta bahan kimia yang ada menimbulkan bahaya yang terbatas,” jelas Duncan Selbie yang menjabat sebagai Chief Executive Public Health England dalam keterangan tertulis 10 Februari 2020, mengutip dari Detik.
Meskipun demikian, dalam sebuah artikel yang dibuat oleh Editor di Fakultas Kesehatan Universitas Harvard bernama Robert H. Schmerling, MD, vape memiliki keterkaitan dengan penyakit kanker, kerusakan janin saat mengandung dan keracunan akibat zat nikotin yang ada di dalamnya.
Nah itulah sedikit ulasan mengenai hitungan-hitungan biaya pengguna rokok maupun vape gimana dapat digolongkan boros? Alangkah lebih baiknya jika kamu bisa berhenti menggunakan 2 produk tersebut agak dompet lebih tebal dan kesehatan lebih terjaga. (Editor: Mahardian Prawira Bhisma)