Cara Menghitung BPJS Ketenagakerjaan Terbaru, Lengkap!

Cara menghitung BPJS Ketenagakerjaan

Cara menghitung BPJS Ketenagakerjaan sangat mudah. Baik perhitungan saldo maupun potongan iuran BPJSTK bergantung pada besaran gaji karyawan.

Semakin besar gaji karyawan, semakin besar pula potongan BPJS setiap bulannya. 

Nah, sebelum bahas lebih lanjut soal perhitungan iurannya, perlu dipahami bahwa BPJSTK itu bersifat wajib. Jadi tiap karyawan dan perusahaan wajib membayarkan iuran tiap bulannya.

Selain iuran, ada juga saldo manfaat jaminan dari program-program BPJSTK yang bisa kamu dapatkan. Baca lebih lanjut untuk mengetahui cara menghitung saldo BPJS Ketenagakerjaan terbaru!

Cara Menghitung Iuran BPJS Ketenagakerjaan

Ketentuan mengenai BPJS Ketenagakerjaan diatur sesuai Peraturan Pemerintah No.84 Tahun 2013 terkait Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).

Berdasarkan aturan tersebut, setiap perusahaan yang mempekerjakan 10 orang atau lebih atau membayarkan upah minimal Rp1 juta per bulan, wajib mendaftarkan pekerjanya dalam program BPJS Ketenagakerjaan.  

Berikut ini cara menghitung iuran BPJS Ketenagakerjaan JHT, JKK, JP, JKM yang tersedia: 

1. Jaminan Hari Tua (JHT)

Jaminan hari tua akan mengembalikan uang tunai yang sudah kamu kumpulkan melalui iuran bulanan BPJS Ketenagakerjaan. Kamu juga bakal dapat tambahan bunga hasil pengembangan dana tersebut.

Hasil ini tentunya diberikan secara sekaligus ketika peserta sudah memasuki usia pensiun (56 tahun), meninggal dunia, atau cacat total tetap. Namun, meskipun di luar 

Berikut ini cara menghitung iuran JHT program BPJS Ketenagakerjaan yang harus dibayarkan setiap bulan:

  • Pekerja penerima upah: 5,7 persen dari gaji untuk iuran BPJS Ketenagakerjaan
    • 2 persen dibayarkan oleh pekerja 
    • 3,7 persen dibayarkan oleh perusahaan
  • Pekerja bukan penerima upah: 2 persen dari penghasilan yang dilaporkan
  • Pekerja migran Indonesia: Rp105 ribu – Rp600 ribu.
  • Simulasi cara menghitung JHT BPJS Ketenagakerjaan

    Untuk memahami lebih lanjut bagaimana cara menghitung iuran JHT BPJSTK, perhatikan simulasi berikut.

    Sinta memperoleh penghasilan setiap bulan sebesar Rp6 juta. Iuran yang harus dibayarkannya, yaitu:

    Jika Sinta pekerja penerima upah

    Iuran JHT yang dibayar perusahaan= 3,7% x Rp6 juta = Rp222 ribu per bulan dari gaji

    Iuran JHT yang dibayar Sinta= 1% x Rp6 juta = Rp60 ribu per bulan

    Jika Sinta pekerja bukan penerima upah

    Iuran JHT yang dibayar Sinta= 2% x Rp6 juta = Rp120 ribu per bulan

    2. Jaminan Pensiun (JP)

    Manfaat jaminan pensiun BPJS Ketenagakerjaan diberikan secara berkala setiap bulan seperti halnya gaji. Hal ini menjadi salah satu perbedaan JHT dengan Jaminan BPJS Pensiun.

    Jadi, fungsi JP adalah memberikan jaminan agar kamu tetap memiliki kehidupan yang layak ketika peserta memasuki usia pensiun atau mengalami cacat tetap total. 

    Berikut ini cara menghitung iuran Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan yang harus dibayarkan setiap bulannya.

  • Pekerja penerima upah: 3 persen dari gaji untuk pembayaran BPJS Ketenagakerjaan
    • 1 persen dibayarkan oleh pekerja 
    • 2 persen dibayarkan oleh perusahaan
  • Simulasi cara menghitung Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan 

    Cara menghitung iuran pensiun BPJS Ketenagakerjaan bisa kamu pahami lebih lanjut melalui simulasi berikut.

    Sinta memperoleh penghasilan setiap bulan sebesar Rp6 juta. Maka, cara menghitung jaminan pensiun BPJS Ketenagakerjaan untuk iurannya  yaitu:

  • Iuran JHT yang dibayarkan perusahaan= 2% x Rp6 juta = Rp120 ribu per bulan
  • Iuran JHT yang dibayar Sinta= 1% x Rp6 juta = Rp60 ribu per bulan
  • 3. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

    Sesuai dengan namanya, Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan santunan tunai jika peserta mengalami risiko kecelakaan kerja. Nah, untuk iuran JKK sendiri disesuaikan dengan risiko kerja. 

    Berikut ini besaran iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) yang harus dibayarkan setiap bulannya.

  • Pekerja penerima upah: 0,24 – 1,74 persen dari gaji pekerja akan dibayarkan perusahaan untuk iuran BPJS Ketenagakerjaan. Persentasenya tergantung dari besarnya risiko, seperti:
    • Tingkat risiko sangat rendah, sebesar 0,24 persen dari upah.
    • Tingkat risiko rendah, sebesar 0,54 persen dari upah.
    • Tingkat risiko sedang, sebesar 0,89 persen dari upah.
    • Tingkat risiko tinggi, sebesar 1,27 persen dari upah.
    • Tingkat risiko tinggi banget, sebesar 1,74 persen dari upah.
  • Pekerja bukan penerima upah: 1 persen dari penghasilan yang dilaporkan.
  • Jasa konstruksi: mulai dari 0,21 persen yang nilainya berdasarkan nilai proyek.
  • Pekerja migran Indonesia: Rp370 ribu.
  • Simulasi cara menghitung JKK BPJS Ketenagakerjaan

    Lihat cara menghitung potongan BPJS Ketenagakerjaan untuk program JKK melalui simulasi di bawah ini.

    Sinta memperoleh penghasilan setiap bulan sebesar Rp6 juta. Pekerjaan yang dijalankan oleh Sinta terhitung risiko rendah. Maka iuran yang harus dibayarkannya:

    Jika Sinta pekerja penerima upah

    Iuran JHT yang dibayarkan perusahaan= 0,54% x Rp6 juta = Rp32.400 per bulan

    Jika Sinta pekerja bukan penerima upah

    Iuran JHT yang dibayar Sinta= 1% x Rp6 juta = Rp60 ribu per bulan

    Sementara cara menghitung BPJS Proyek jika nilai proyek Rp2 miliar

    Jasa konstruksi harus membayarkan= 0,21% x Rp2 miliar = Rp4,2 juta per bulan

    4. Jaminan Kematian (JK)

    Manfaat Jaminan Kematian (JK) adalah memberikan santunan meninggal dunia akibat kecelakaan kerja. Santunan tunai atas jaminan kematian diberikan secara sekaligus kepada ahli waris. 

    Besaran iuran Jaminan Kematian (JK) yang harus dibayarkan tiap bulannya adalah:

  • Pekerja penerima upah: 0,3 persen dari gaji yang dilaporkan dan dibayarkan perusahaan.
  • Bukan penerima upah: Rp6.800 per bulan.
  • Jasa konstruksi: mulai dari 0,21 persen yang nilainya berdasarkan nilai proyek.
  • Pekerja migran Indonesia: Rp370 ribu.
  • Simulasi cara menghitung BPJS Ketenagakerjaan JK

    Untuk memahami lebih lanjut tentang perhitungan BPJSTK JK, berikut simulasinya:

    Sinta memperoleh penghasilan setiap bulan sebesar Rp6 juta. Maka iuran yang harus dibayarkan setiap bulannya

    Jika Sinta pekerja penerima upah

    Iuran JHT yang dibayar perusahaan= 0,3% x Rp6 juta = Rp18 ribu per bulan

    Sementara cara menghitung BPJS Proyek jika nilai proyek Rp2 miliar:

    Jasa konstruksi harus membayarkan= 0,21% x Rp2 miliar = Rp4,2 juta per bulan

    Cara Menghitung Saldo BPJS Ketenagakerjaan 

    Tahukah kamu kalau iuran BPJS Ketenagakerjaan juga bisa dicairkan? Akan ada perhitungan khusus untuk mengetahui berapa besaran klaim untuk pencairan tersebut. 

    Untuk bisa melakukan klaim, kamu harus memenuhi dulu beberapa syarat atau ketentuan yang telah ditetapkan, berupa: 

  • Usia Pensiun 56 Tahun
  • Usia Pensiun Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Perusahaan
  • Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)
  • Berhenti usaha Bukan Penerima Upah (BPU)
  • Mengundurkan diri
  • Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
  • Meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya
  • Cacat total tetap
  • Meninggal dunia
  • Besaran dana yang dicairkan adalah akumulasi dari seluruh iuran yang selama ini sudah dibayarkan, ditambah dengan bunga.

    Cara menghitung klaim BPJS Ketenagakerjaan atau pencairan saldo bisa dilakukan melalui beberapa cara, dari prosedur klaim online hingga pencairan di kantor cabang. 

    Cara Menghitung Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan 

    Mengacu pada Permenaker Nomor 2 Tahun 2022, klaim JHT baru bisa dilakukan jika peserta sudah mencapai usia pensiun atau meninggal dunia.

    Namun, Kemnaker menyebutkan bahwa sebagian saldo JHT masih bisa diklaim sebelum usia 56 tahun dengan masa kepesertaan 10 tahun, mengikuti ketentuan sebagai berikut:

  • Maksimal pengambilan klaim 10% dari total saldo JHT sebagai persiapan usia pensiun
  • Maksimal pengambilan 30% persen dari total saldo untuk uang perumahan
  • Pengambilan sebagian hanya bisa dilakukan sekali selama menjadi peserta
  • Klaim BPJS Ketenagakerjaan online bisa dilakukan lewat situs Lapak Asik di https://lapakasik.bpjsketenagakerjaan.go.id/. Setelah itu, lakukan langkah berikut: 

    1. Isi data diri berupa NIK, nama lengkap sesuai KTP, dan nomor kepesertaan
    2. Lampirkan foto diri dan dokumen persyaratan 
    3. Tunggu mendapatkan jadwal wawancara online yang dikirim melalui email
    4. Petugas akan menghubungi kamu untuk melakukan verifikasi data melalui wawancara online
    5. Tunggu proses selesai dan saldo JHT akan dicairkan ke nomor rekening yang telah dilampirkan pada saat pengajuan

    Prosedur klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan juga bisa dilakukan secara offline di kantor cabang. Berikut ini langkah-langkahnya: 

    1. Bawa dokumen persyaratan ke kantor cabang BPJS terdekat
    2. Isi formulir pengajuan klaim atau pencairan saldo
    3. Ambil antrian, lalu tunggu sampai giliranmu dipanggil untuk wawancara singkat
    4. Jika wawancara berhasil dan verifikasi selesai, kamu akan diberikan tanda terima oleh petugas
    5. Tunggu sampai pencairan dana JHT selesai dan dicairkan ke nomor rekening yang disebutkan pada formulir pengajuan

    Lalu, bagaimana cara menghitung saldo JHT? Kamu bisa melakukannya secara manual atau memanfaatkan fitur simulasi yang tersedia di situs resmi BPJSTK atau aplikasi JMO.

    Untuk perhitungan manual, kamu perlu menghitung jumlah total iuran selama perkiraan berapa tahun bekerja. Berikut contohnya untuk peserta dengan gaji Rp5 juta per bulan dan telah bekerja selama 5 tahun:

  • Iuran JHT: 5,7% x Rp5.000.000 = Rp285.000.
  • Total Iuran: 60 bulan x Rp285.000 = Rp17.100.000.
  • Pengembangan 5 tahun: Rp2.120.310 (-+ 5,7% per tahun) .
  • Total manfaat: Rp19.220.310.
  • Jadi, saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan yang akan dimiliki saat ini adalah Rp19.220.310.

    Kamu juga bisa cek saldo BPJS Ketenagakerjaan sekaligus menggunakan situs resmi dan aplikasi JMO.

    Cara Menghitung Pencairan JP BPJS Ketenagakerjaan 

    Pencairan atau klaim JP berbeda dengan JHT. Klaim JP yang diberikan adalah maksimal 40 persen dari gaji. 

    Tapi, nominal yang dicairkan juga tetap dipertimbangkan dari akumulasi iuran yang sudah dibayarkan selama ini.

    Selain mendapatkan santunan dari JP program BPJS Ketenagakerjaan, kamu juga bisa memaksimalkan keperluan di masa pensiun dengan menabung sejak dini. 

    Untuk mengetahui jumlah Manfaat Pensiun yang bisa kamu dapatkan, gunakan Simulasi Perhitungan JP yang tersedia di situs resmi atau aplikasi JMO. Cukup dengan memasukkan jumlah gaji, tanggal lahir, dan kenaikan upah pertahun kamu sudah bisa cek perkiraan manfaat Jaminan Pensiun yang didapat.

    Kamu juga bisa gunakan kalkulator dana pensiun berikut ini untuk mengetahui berapa kebutuhan dana pensiunmu dan nominal tabungan yang perlu disisihkan setiap bulannya.

    Cara Menghitung Saldo JK BPJS Ketenagakerjaan

    JK atau Jaminan Kematian adalah santunan kematian yang diberikan apabila peserta meninggal dunia. Nantinya, klaim bisa dilakukan oleh ahli waris peserta.

    Total santunan kematian yang diberikan adalah Rp42 juta yang terdiri atas rincian santunan berikut: 

  • Santunan sekaligus: Rp20 juta
  • Santunan berkala yang diberikan selama 24 bulan: Rp12 juta
  • Biaya pemakaman: Rp10 juta
  • Kemudian, untuk ahli waris peserta, santunan kematian juga akan mencakup pemberian beasiswa untuk 2 orang anak peserta selama memenuhi syarat yang berlaku.

    Sekarang udah tahu kan bagaimana cara menghitung BPJS Ketenagakerjaan tiap bulan untuk dapat menikmati program dari BPJS Ketenagakerjaan?

    Jadi tentu saja berbeda dengan cara menghitung BPJS Kesehatan. Yuk kenali lebih dalam tentang BPJS Ketenagakerjaan lewat video berikut!

    Apakah Dana JHT Bertambah Jika Sudah Tidak Bekerja?

    Iuran JHT dibayarkan setiap bulan oleh perusahaan bagi karyawannya. Tapi, bagaimana kalau karyawan sudah tidak lagi bekerja di perusahaan tersebut? 

    Pada dasarnya, meskipun kamu sudah tidak bekerja, dana JHT tetap akan bertambah. Penambahan dana ini didapatkan dari hasil investasi.

    Karena, setiap dana iuran JHT yang dibayarkan selalu dikembangkan atau diinvestasikan oleh pihak BPJS Ketenagakerjaan.

    Sehingga, meskipun sudah berhenti bekerja dan tidak ada lagi iuran bulanan yang dibayarkan, dana yang sudah terkumpul tetap akan bertambah. 

    Dana tersebut bisa kamu klaim nantinya. Cek BPJS Ketenagakerjaan aktif atau tidak terlebih dahulu sebelum kamu menarik saldo JHT.

    Tips dari Lifepal! Untuk mendapatkan proteksi maksimal, kamu juga bisa melengkapi jaminan hari tua atau pensiun dengan asuransi orang tua. 

    Dengan begitu, santunan yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan tidak akan terganggu ketika mengalami risiko kesehatan sekalipun.

    Selain BPJSTK, jangan lupa untuk sisihkan sebagian gaji untuk asuransi ya. Salah satunya kamu bisa alokasikan untuk asuransi jiwa

    Dana hasil pengelolaan dari asuransi jiwa bisa dijadikan warisan atau ditarik saat pensiun selayaknya manfaat BPJSTK.

    Cari tahu apa produk asuransi jiwa yang cocok dengan bujet dan kebutuhanmu dengan kuis jenis asuransi jiwa terbaik berikut ini.

    Pertanyaan Terkait Cara Menghitung BPJS Ketenagakerjaan

    Biaya BPJS Ketenagakerjaan per bulan akan ditarik dari gaji bulanan tergantung dari program yang kamu ikuti, antara lain:

    • Program JHT sebesar 5,7% (2% dibayarkan oleh pekerja dan 3,7% dibayarkan oleh perusahaan)
    • Program JP sebesar 3% (1% dibayarkan oleh pekerja dan 2% dibayarkan oleh perusahaan)
    • Program JKK sebesar 0,24 – 1,74% (mengikuti besarnya risiko)
    • Program JK sebesar 0,3%
    Besar pencairan BPJS Ketenagakerjaan biasanya bergantung lama bekerja dan juga usia pensiun. Tiap karyawan memiliki jumlah saldo BPJS Ketenagakerjaan yang berbeda-beda.
    Cara menghitung saldo BPJS Ketenagakerjaan terbagi menjadi dua kategori, yaitu Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan Hari Tua (JHT).

    Untuk Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan adalah maksimal sebesar 40 persen dari gaji. Jadi, perhitungan pencairan BPJS Ketenagakerjaan jika gaji yang dilaporkan Rp6 juta maka, jaminan pensiun yang bisa kamu dapatkan maksimal Rp2,4 juta per bulan.

    Sementara untuk cek saldo Jaminan Hari Tua (JHT), ada beberapa metode yang bisa kamu pilih. Di antaranya, yaitu:

    • Lewat situs resmi BPJS Ketenagakerjaan
    • Lewat aplikasi BPJSTKU Mobile
    • Lewat SMS
    • Lewat ATM
    • Datang langsung ke kantor BPJS Ketenagakerjaan
    • Datang langsung ke kantor pusat/cabang BPJS Ketenagakerjaan
    • Melalui ATM Bank Mandiri, BRI, dan BNI

    Cara bayar iuran BPJS Ketenagakerjaan melalui ATM yang telah bekerja sama dengan aplikasi JMO (sebelumnya BPJSTKU):

    1. Lakukan pendaftaran EPS BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan kode iuran
    2. Kunjungi ATM Mandiri, BNI, atau BRI terdekat
    3. Masukkan kartu ATM dan PIN
    4. Pilih Bayar/Beli
    5. Pilih BPJS → BPJS Ketenagakerjaan
    6. Pilih e-Payment (EPS BPJS Ketenagakerjaan)
    7. Masukkan kode iuran yang berstatus UNPAID dan pilih Benar
    8. Pastikan kode iuran, nama perusahaan, dividi, npp, bulan iuran, dan total iuran sudah benar
    9. Pilih nomor 1 → Ya/Yes
    10. Jika sukses layar ATM akan menunjukkan BPJS Ketenagakerjaan kamu berstatus PAID
    11. Untuk memastikan pembayaran berhasil dilakukan, lakukan Log In di akun EPS kamu. Kemudian cek, apakah status berganti menjadi PAID