Budidaya Jamur Tiram dan Peluang Profit 11 Jutaan Per Bulan!

budidaya jamur tiram

Budidaya jamur tiram menjadi salah satu pilihan usaha yang menarik sebab nggak membutuhkan alat-alat berteknologi canggih. Jamur tiram sendiri merupakan salah satu jenis jamur yang banyak diminati konsumen. Selain enak, jamur tiram juga mengandung gizi yang tinggi. Banyak ragam produk makanan berbahan dasar jamur tiram. Contohnya keripik jamur atau jamur krispi yang sering kamu temui di pinggir jalan.

Bagi kamu yang tinggal di wilayah berudara sejuk, ini bisa menjadi salah satu pilihan usaha yang tepat, lho. Gimana cara budidayanya? Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan? Yuk, simak ulasan berikut.

Manfaat jamur untuk kesehatan

Merujuk pada Suwito (2019), struktur tubuh jamur (fungi) terdiri dari sel eukariotik terbentuk dinding sel yang mengandung zat kitin. Benang-benang halus yang menyusun tubuh jamur disebut hifa. Hifa pada jamur dapat bercabang yang membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium ini akan membentuk jalinan hingga terbentuk tubuh buah seperti pada jamur merang.

Hifa yang bercabang-cabang itulah yang memungkinkan jamur menyerap banyak nutrisi lebih banyak. Jamur yang memiliki sifat parasitisme mempunyai hifa yang termodifikasi (haustorium). Haustorium ini memiliki ujung untuk menembus jaringan host dan menyerap nutrisi dari host.

Protein di dalam 100 gram jamur tiram 27% lebih tinggi dibandingkan protein pada kedelai tempe yang sebesar 18,3% dalam setiap 100 gramnya. Adapun kalori pada jamur tiram ini 10 kj per 100 gram dengan 72% lemak tak jenuh.

Peralatan, kriteria lokasi, dan bahan-bahan untuk menunjang budidaya jamur tiram

Jadi apa yang dibutuhkan untuk merintis impianmu menjadi Raja Jamur Indonesia (RJI) melalui usaha budidaya jamur tiram? Mari kita mulai!

1. Alat dan bahan budidaya jamur tiram

Berikut beberapa alat dan bahan yang harus kamu siapkan. Tentu tidak semuanya kamu perlu lakukan, sesuaikan dengan bujet dan kebutuhan ya.

  • Kompor minyak tanah
  • Drum dengan diameter 80 cm dan tinggi 96 cm
  • Rak dengan luas 3m²
  • pH meter
  • Thermometer
  • Pipa paralon 1 inci sebanyak 300 buah untuk cincin
  • Sprayer/penyemprot
  • Lampu spiritus/bunsen
  • Baskom plastik
  • Sekop
  • Ampas tebu dan serbuk kayu (albasia) 10,5 kg
  • Dedak halus 21 kg
  • Tepung jagung 0,6 kg
  • Pupus TSP 1 kg
  • Kapur 3 kg
  • Bibit jamur F3 sebanyak 3 botol
  • Alkohol 95% sebanyak 1liter
  • Kantong plastik transparan ukuran 10x35x0,05 cm sebanyak 300 buah
  • Kertas roti ukuran 10×10 cm sebanyak 300 buah
  • Karet gelang tahan panas sebanyak 600 buah
  • Air bersih 30 liter
  • Pupuk organik cair GDM spesialis pangan
  • 2. Kriteria lingkungan budidaya jamur tiram

    Langkah awal yang paling penting untuk memulai budidaya jamur tiram adalah menentukan tempat tumbuh kembangnya jamur. Di daerah asalnya, jamur tiram akan tumbuh dan kembang di bawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Dengan kata lain, jamur tiram nggak terlalu memerlukan sinar matahari langsung untuk tumbuh kembang.

    Nggak hanya itu aja yang harus kamu perhatikan. Berikut kriteria lingkungan yang ideal.

    Derajat keasaman (pH)

    Jamur tiram akan tumbuh dengan optimal di dalam pH yang mendekati normal, yakni 6,8-7,0. Jika terlalu rendah, maka akan menyebabkan pertumbuhan miselium jamur terganggu, tumbuh kontaminasi oleh jamur lain, hingga kematian jamur tiram. Apabila pH-nya tinggi itu bisa menyebabkan sistem metabolisme jamur nggak efektif yang akan berujung pada kematian juga.

    Suhu

    Jangan lupa mengontrol dan menjaga suhu udara agar mendapatkan hasil tumbuh jamur yang baik. Suhu yang diperlukan 28-30 derajat celcius. Adapun pada saat pembentukan tubuh buah sampai tiba saatnya untuk dipanen, suhu yang dibutuhkan berkisar antara 22-28 derajat celcius.

    Kelembaban

    Kelembaban yang dibutuhkan sekitar 50-60% pada saat inkubasi. Untuk pembentukan tubuh buah, kelembaban yang dibutuhkan berkisar antara 90-95%. Jika kelembaban berkurang, maka substrat tanaman akan mengering.

    Cahaya

    Sekalipun nggak membutuhkan sinar matahari secara langsung, nyatanya jamur tiram sangat peka terhadap cahaya sinar matahari. Jika jamur tiram terpapar cahaya matahari langsung maka bisa menyebabkan jamur layu dan berukuran kecil. Untuk itulah penting menentukan tempat usaha yang tepat yang memberikan cahaya matahari secara tidak langsung.

    Mengapa begitu penting memperhatikan cahaya? Sebab, khasiatnya adalah saat perangsangan awal terbentuknya buah. Jadi, usahakan agar ada pohon peneduh di dekat bangunan tempat budidaya jamur, ya.

    Udara

    Jamur tiram sangat membutuhkan oksigen yang cukup. Jangan tanam jamur tiram di tempat yang kekurangan oksigen, hal itu bisa menyebabkan pertumbuhan yang abnormal yang ditandai dengan tumbuhnya tubuh buah yang kecil. Fatalnya, jamur bisa layu dan mati.

    Saat membangun tempat untuk budidaya, perhatikan juga ventilasinya untuk menjaga pertukaran udara berjalan dengan baik. Konsentrasi karbon dioksida yang terlalu banyak bisa menyebabkan jamur tumbuh abnormal juga. Konsentrasi karbon dioksida nggak boleh melebihi dari 0,02%.

    Setelah memahami apa hal apa saja yang harus diperhatikan dan dipersiapkan. Tahap selanjutnya adalah memahami cara budidaya jamur tiram.

    Cara melakukan budidaya jamur tiram

    Setelah peralatan dan kondisi lingkungan yang ideal sudah dipersiapkan untuk menunjang budidaya jamur tiram, mari kita lanjutkan dengan cara melakukannya.

    1. Siapkan kumbung

    Kumbung adalah bangunan tempat menyimpan baglog sebagai media tumbuh jamur tiram yang terbuat dari bilik bambu atau tembok permanen. Tujuan dibangunnya kumbung adalah untuk menyimpan baglog sesuai dengan persyaratan tumbuh kembangnya. Di dalamnya tersusun rak-rak tempat baglog jamur tiram. Ukurannya bervariasi tergantung seberapa luas lahan yang kamu miliki. 

    Susunan rak sedemikian rupa agar memudahkan proses pemeliharaan dan sirkulasi udara bisa tetap terjaga. Umumnya jarak antar rak kurang lebih 75 cm. Sedangkan jarak di dalamnya 60 cm (4-5 baglog), lebar rak 50 cm, maksimal tiinggi 3 m, dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi ruangan.

    2. Siapkan media tumbuh

    Adapun baglog yang disebutkan sebelumnya merupakan media untuk tumbuh jamur. Biasanya dibungkus plastik berbentuk silinder. Di mana salah satu ujungnya akan dilubangi, lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh ke luar.

    Berikut bahan yang dibutuhkan untuk membuat 100 buah baglog.

  • Ampas tebu dan serbuk gergaji 10,5 kg
  • Tepung jagung 0,6 kg
  • Dedak halus 21 kg
  • Pupuk TSP 1 kg
  • Kapur 3 kg
  • Air secukupnya
  • Pupuk organik cair GDM spesialis pangan
  • Adapun proses pembuatan bisa berpedoman pada langkah-langkah dasar berikut.

  • Campurkan semua bahan yang sudah disebutkan sebelumnya. Perhatikan campuran tersebut jangan sampai ada gumpalan. Campurkan larutan pupuk organik cair GDM spesialis pangan dan air 1 liter sebanyak 30 ml.
  • Selanjutnya, campuran tersebut dimasukkan ke dalam plastik bening. Padatkan campuran bahan tersebut agar membentuk log yang baik. Ujung plastik bawah ditusuk dengan jari agar bahan yang telah dipadatkan bisa duduk tegak atau nggak miring. Lebih baik jangan diisi terlalu penuh campuran bahan, sisakan sekitar 15 cm agar mudah diikat.
  • Timbang baglog agar beratnya 1,2 kg.
  • Sisa ujung plastik dimasukkan ke dalam lingkaran cincin dan dilipat keluar. Kemudian diikat pada bagian mulut plastik menggunakan karet tahan panas.
  • Tutup baglog menggunakan kapas lalu tutup lagi menggunakan bahan kertas dan diikat lagi dengan karet.
  • Kukus log tersebut selama 12 jam pada suhu antara 90-110 derajat celcius.
  • Perhitungan waktu pengukusan dimulai saat air di dalam drum mulai mendidih.
  • Jika sudah selesai, baglog kemudian diangkat dari drum.
  • Selanjutnya, diamkan jamur tiram selama 8 jam di ruangan tertutup.
  • 3. Susun Baglog

    Tahap selanjutnya adalah menyusun baglog. Baglog dapat disusun secara vertikal maupun horizontal, keduanya memiliki kelebihan masing-masing. Susunan horizontal akan lebih aman dari siraman air. Jika melakukan penyiraman yang berlebihan, air nggak akan masuk ke dalam baglog. Selain itu juga akan lebih mudah dalam proses panen nantinya. Akan tetapi, susunan seperti ini bisa menghabiskan banyak tempat.

    4. Penanaman bibit

    Terakhir, proses penanaman bibit. Proses ini harus dilakukan dengan cepat tapi juga tetap harus teliti, ya. Yang paling penting, proses penanaman bibit jamur tiram harus dilakukan di tempat atau ruangan yang tertutup. Berikut cara penanaman bibit jamur.

  • Siapkan baglog yang sudah diberikan bibit.
  • Tutup kembali baglog dengan menggunakan kapas.
  • Berikan 3 sendok makan bibit ke dalam setiap satu log media. Perlu diingat, bahwa setiap gerakan sendok yang digunakan, jangan lupa untuk panaskan terlebih dulu sendok menggunakan api dari lampu spiritus untuk menghindari kontaminasi.
  • Buka karet pada log, kertas penutup, dan juga kapas penutup log.
  • Untuk memudahkan, log yang akan diinokulasi diletakkan did epan dekat tangan kiri.
  • Semprot isi ruangan secara merata menggunakan alkohol 95%. Jangan lupa menggunakan sarung tangan, ya.
  • Baglog yang sudah ditanami dengan bibit diletakkan di rak.
  • Diamkan sampai seluruh baglog tersebut tumbuh dengan sendirinya.
  • Jika seluruh media baglog ditumbuhi jamur, tutup kapas dan cincin bagian atas log dibiarkan terbuka.
  • Demi menjaga kelembaban, semprotkan air dan POC GDM spesialis pangan menggunakan sprayer pada setiap baglog dengan dosis 1 gelas atau tangki.
  • Jika jamur tumbuh dengan mekar dan lebar, berarti jamur sudah siap untuk dipanen.
  • Pencegahan hama pada jamur tiram

    Hama dan penyakit lainnya bisa menyerang jamur tiram kapan saja. Untuk itulah pentingnya melakukan pencegahan sejak dini. Berikut adalah hama yang bisa menyerang jamur tiram.

    1. Lingkungan

    Faktor utama yang harus diperhatikan adalah lingkungan. Sebab, lingkungan menjadi sumber utama tumbuhnya hama dan penyakit. Untuk pencegahan, kamu bisa melakukan penyemprotan formalin di daerah sekitar kumbung secara berkala.

    2. Ulat

    Ulat merupakan salah satu hama yang bisa menyerang jamur tiram. Cara pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan selalu membersihkan kumbung dan rak jamur. Angkat sisa bonggol jamur dan jamur yang sudah nggak bisa dipanen. Pasalnya, hama akan tumbuh ditempat yang terlalu lembab, kotor, dan kondisi kumbung yang kurang terawat.

    Bersihkan juga jamur-jamur kecil, sebab jamur-jamur kecil itulah yang juga disebut jamur hama. Biasanya, hama ulat akan muncul saat memasuki musim hujan. Saat itu, kelembaban udara sangat tinggi sehingga tempat menjadi basah.

    Cara pencegahannya adalah dengan membangun ventilasi udara di kumbung. Bukalah lubang ventilasi udara saat musim hujan dan hentikan penyiraman.

    3. Kepik

    Hama kepik muncul karena adanya pangkal jamur yang masih tertanam di baglog. Kepik merupakan cikal bakal datangnya hama ulat juga, lho. Cara pencegahannya dengan membersihkan kumbung dan semprot dengan formalin. Selain itu, jangan meletakkan kumbung terlalu dekat dengan kandang ternak.

    Menyambut panen dari usaha budidaya jamur tiram!

    hasil budidaya jamur tiram

    Saat permukaan baglog sudah tertutup sempurna dengan miselium, kira-kira 2-4 minggu setelah pembukaan baglog, jamur sudah mulai tumbuh dan siap dipanen. Jangan lupa gunakan pisau saat memanen. Pasalnya, jika kamu memanen jamur dengan tangan kosong, maka tanganmu bisa terluka dan terjadi pembusukan pada jamurnya.

    Caranya, potong bagian pangkal batang lalu segera letakkan ke dalam keranjang. Jangan membersihkan jamur di dalam ruangan pengembangbiakkan, ya. Untuk pengemasan, masukkan jamur tiram ke dalam plastik transparan. Jangan terlalu banyak mengisi plastik dengan udara karena bisa menimbulkan gas di dalam plastik. Pastikan pintu kumbung ditutup rapat dan jangan biarkan cahaya masuk.

    Umumnya, baglog jamur tiram dapat dipanen sebanyak 5-8 kali apabila dirawat dengan baik. Baglog yang beratnya sekitar 1 kg akan menghasilkan jamur tiram kurang lebih 0,7-0,8 kg.

    Peluang bisnis yang menggiurkan dari budidaya jamur tiram

    Rasanya yang enak dengan kandungan nutrisi yang tinggi yang membuat orang banyak mencarinya. Jika permintaan konsumen meningkat, maka di situlah peluang usaha terbuka lebar. Mari kita buat hitung-hitungan sebagai gambaran modal usaha budidaya jamur tiram.

    Modal biaya usaha Pembelian baglog dalam 5 kali panen ditambah sewa lahan sebesar Rp1 juta

    (Rp3.500 x 1000 buah) + Rp1 juta

    Total biaya usaha budidaya jamur tiram adalah Rp4,5 juta.

    Modal biaya operasionalBiaya pembelian peralatan, bayar air dan listrik, dan biaya lainnya sekitar Rp1 juta ditambah dengan biaya tambahan (opsional) sebesar Rp500 ribu.

    Biaya operasional adalah Rp1,5 juta.

    Itulah skema modal yang kamu butuhkan untuk memulai usaha jamur tiram. Biasanya, kamu akan meraup untung yang lebih banyak lagi setelah periode usaha di bulan keempat atau kelima. Bagaimana dengan keuntungan yang akan kamu hasilkan? Berikut gambarannya.

  • Bila terjadi penyusutan 10%, berarti jika asalnya ada 1000 buah bisa menjadi 900 jamur tiram saja yang dipanen.
  • Satu baglog beratnya sekitar 1,7 kilogram = bisa menghasilkan 0,7 kg.
  • Jika ada 900 baglog x 0,7 kg = 630 kg jamur tiram.
  • Maka, penghasilan yang didapatkan jika menjual 1 kg jamur tiram seharga Rp20 ribu.

  • Penghasilan = Rp20 ribu x 630 = Rp12,6 juta.
  • Keuntungan bersih yang dihasilkan: Rp12,6 juta – Rp1,5 juta (biaya produksi) = Rp11,1 juta per bulan.
  • Skema hasil keuntungan di atas menandakan bahwa modal investasi selama satu tahun dan biaya produksi bisa kembali setelah periode usaha jamur tiram selama empat bulan. Wow, untung banyak, bukan? Yuk, mulai usaha budidaya jamur tiram.