Diturunkannya besaran uang muka atau down payment (DP) rumah, menurut pelaku bisnis properti bisa efektif dengan turunnya bunga kredit pemilikan rumah alias bunga KPR. Hal ini dikemukakan Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata dalam berita yang diturunkan CNBC Indonesia pada Kamis (26/9).
Menurut Soelaeman Soemawinata, pelonggaran kebijakan uang muka bakal memberi dampak positif yang signifikan ke industri properti kalau diikuti turunnya bunga KPR. Penjualan properti yang sempat lesu diyakini bisa bergairah kembali karena stimulus berupa bunga KPR yang rendah.
Seperti yang udah diberitakan, Bank Indonesia (BI) mengambil keputusan mengubah ketentuan rasio loan to value ( LTV) dengan menurunkan batas persentase uang muka KPR menjadi 10 persen dari yang sebelumnya 15 persen. Penurunan ini diharapkan bisa meningkatkan penyaluran kredit sehingga pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.
Walaupun kebijakan uang muka telah dilonggarkan dan suku bunga acuan BI telah turun, rupanya suku bunga KPR masih tetap tinggi. Lalu, berapa bunga KPR yang berlaku di bank-bank saat ini? Berikut ini daftarnya.
Baca juga: Pilih KPR BTN, BCA, Mandiri, BRI, atau CIMB Niaga? Bandingkan Bunganya Berikut Ini
Daftar bunga KPR 2019 terkini bank-bank di Indonesia berdasarkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)
Besaran bunga KPR tiap bank di Indonesia berbeda-beda satu sama lain. Kalaupun ada yang tawarkan bunga rendah, hal tersebut berlaku dengan syarat dan ketentuan dari bank bersangkutan.
Besaran bunga KPR bank-bank di Indonesia sebenarnya bisa diketahui dengan mengecek daftar Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang diinformasikan secara transparan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Apa itu Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)?
Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) adalah suku bunga terendah yang mencerminkan kewajaran biaya yang dikeluarkan bank, termasuk ekspektasi keuntungan yang bakal diperoleh. Keberadaan SBDK ini nantinya digunakan bank buat menetapkan suku bunga kredit.
Ada tiga komponen yang digunakan sebagai dasar perhitungan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK), yaitu Harga Pokok Dana buat Kredit (HPDK), biaya overhead yang dikeluarkan bank, dan margin keuntungan (profit margin). Besaran SBDK ini digunakan buat menentukan kredit korporasi, kredit ritel, kredit mikro, hingga kredit konsumsi.
Berikut ini adalah daftar bunga KPR terkini beberapa bank di Indonesia tahun 2019. Berapa besaran persentasenya?
Bank | Bunga KPR (%) |
---|---|
Bank Rakyat Indonesia (BRI) | 9,98 |
Bank Mandiri | 10,25 |
Bank Negara Indonesia (BNI) | 10,25 |
Bank Danamon Indonesia | 10,25 |
Bank Permata | 10,25 |
Bank Central Asia (BCA) | 9,90 |
Bank Maybank Indonesia | 9,75 |
Bank Pan Indonesia | 10,67 |
Bank CIMB Niaga | 9,90 |
Bank UOB Indonesia | 10,50 |
Bank OCBC NISP | 10,20 |
Bank China Construction Bank | 11,17 |
Bank Artha Graha Internasional | 13,42 |
Bank DBS Indonesia | 10,87 |
Bank Standard Chartered | 10,04 |
Bank Capital Indonesia | 13,39 |
Bank Bumi Arta | 10,02 |
Bank HSBC Indonesia | 10,75 |
Bank Rabobank International Indonesia | 13,00 |
Bank J Trust Indonesia | 13,00 |
Bank Mayapada International | 11,90 |
Bank Maspion Indonesia | 10,04 |
Bank Ganesha | 12,50 |
Bank ICBC Indonesia | 7,91 |
Bank QNB Indonesia | 11,25 |
Bank Tabungan Negara (BTN) | 10,50 |
Bank Woori Saudara 1906 | 11,25 |
Bank Mega | 11,50 |
Bank Bukopin | 9,29 |
Bank KEB Hana Indonesia | 8,75 |
Bank MNC Internasional | 12,41 |
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga | 12,12 |
Bank Nationalnobu | 9,75 |
Bank Sahabat Sampoerna | 16,50 |
Bank Dinar Indonesia | 12,17 |
Bank Amar Indonesia | 13,00 |
Bank Mayora | 11,15 |
Bank Victoria International | 12,37 |
Bank Agris | 12,45 |
Bank CTBC Indonesia | 9,90 |
Bank Commonwealth | 12,00 |
Baca juga: Beli Rumah Secara KPR Ternyata Bisa Pengaruhi Perjalanan Kariermu, Ini Buktinya
Menurut survei Bank Indonesia, rata-rata bunga KPR turun, tapi masih tetap tinggi
Rata-rata bunga KPR pada Juni 2019 tercatat mengalami penurunan menjadi 9,43 persen. Namun, penurunan ini bukan berarti membuat bunga KPR dinyatakan rendah lho.
Bank Indonesia (BI) lewat hasil survei yang dirilis pada Senin (12/8) menyebut bunga KPR masih cukup tinggi. Itulah yang kemudian menjadi sebab penjualan rumah melambat pada kuartal II 2019. Selain itu, pelambatan ini juga disebabkan daya beli yang rendah, mahalnya harga rumah, hingga birokrasi yang dihadapi pelaku bisnis properti dalam membangun rumah.
Wajar aja kalau pelaku usaha di industri properti mengharapkan bunga KPR turun. Kalau hal tersebut gak direalisasikan, bakal sulit kiranya menggenjot penjualan properti.
Mudah-mudahan aja nantinya bank benar-benar pasang bunga KPR yang menarik sehingga orang-orang mau beli rumah. Semoga! (Editor: Ruben Setiawan)