Cara Membeli Obligasi dan ORI Online [Plus Jenis-Jenisnya]
Obligasi adalah surat utang jangka menengah dan panjang yang dapat dipindahtangankan. Obligasi sendiri berisi janji dari pihak penerbit untuk membayar bunga pada periode tertentu, dan melunasi pokok utang pada waktu yang ditentukan.
Sementara ORI adalah Obligasi Ritel Indonesia yang memiliki pengertian sama dengan obligasi yang telah disebutkan tadi.
Bedanya, ORI merupakan tipe obligasi yang diterbitkan pemerintah pusat, populer dengan nama government bonds.
ORI kali pertama diterbitkan pemerintah pada 2006. Umumnya diterbitkan satu seri setiap tahun, tapi pernah pula diterbitkan dua seri dalam setahun, yaitu pada 2007 dan 2008.
Cara membeli obligasi dan ORI sebenarnya cukup mudah. Kamu bisa melakukannya saat penawaran dengan sistem memesan terlebih dahulu. Atau kamu bisa membelinya di pasar sekunder.
Tertarik? Yuk, simak ulasan cara membeli obligasi dan ORI secara online plus jenis-jenisnya di sini.
Cara membeli obligasi
Membeli surat utang sejatinya bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu lewat mekanisme pasar perdana dan melalui pasar sekunder.
Mengenai pasar perdana, kamu sama saja dengan membeli langsung pada agen atau perusahaan sekuritas yang ditunjuk secara resmi.
Namun, untuk pembelian di pasar sekunder, kamu membelinya melalui mekanisme bursa atau perbankan.
Bagi kamu yang tertarik berinvestasi pada obligasi bisa berpedoman pada hal-hal berikut.
1. Membuka rekening
Tahap pertama dalam cara membeli obligasi adalah membuka rekening. Pada tahap ini, kamu perlu memilih perusahaan sekuritas yang memiliki divisi fixed income untuk menangani transaksi obligasi.
Wajib bagi kamu menyeleksi dengan teliti perusahaan sekuritas tersebut. Cari yang berpengalaman, tim yang kuat, serta riset dan fee yang kompetitif.
Kamu juga perlu meminta informasi akurat dan terbaru mengenai obligasi.
2. Memahami produk obligasi
Memahami produk obligasi bukan sekadar kamu mengetahui pengertian dari produk obligasi dan jenisnya.
Potensi risiko dan keuntungan harus kamu pahami dengan baik. Pada tahap ini, kamu sebaiknya mempelajari setiap instrumen obligasi dari prospektus, hasil riset perusahaan sekuritas, atau berselancar di internet.
3. Menganalisis obligasi
Pada tahap ini, sebelum memutuskan membeli obligasi, lakukan analisis mendalam mulai dari jenis yang akan dipilih dan bagaimana stabilitas pendapatan dari obligasi tersebut.
Kamu juga bisa menganalisis kupon, jangka waktu, dan peringkat obligasi tersebut. Jangan lupa cek latar belakang penerbit obligasi, emiten misalnya.
4. Memberikan amanat kepada trader atau broker
Tahap ini berarti kamu hendak membayar. Kamu sudah memilih obligasi, perusahaan sekuritas, dan paham keuntungan serta risikonya.
Tahap ini juga termasuk pembelian obligasi oleh pihak sekuritas sesuai dengan jenis serta harga yang kamu tetapkan.
5. Siapkan dana
Setelah memberikan amanat, dana investasi harus kamu siapkan. Ingat ya, keterlambatan membayar akan dikenakan penalti. Itulah kenap kamu harus sudah siapkan dana ketika sudah memberikan amanat kepada sekuritas.
6. Pembayaran
Tahap terakhir adalah menyelesaikan pembayaran dengan cara transfer ke rekening perusahaan sekuritas.
Obligasi yang kamu beli akan tercantum dalam rekening perusahaan sekuritas yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Nantinya, administrasi bakal dilakukan bank kustodian perusahaan sekuritas. Tahap ini mengakhiri cara membeli obligasi yang berarti kamu sudah memegang instrumen investasi surat utang tersebut.
Cara membeli ORI
Berikut ini ulasan mengenai persyaratan investasi dan cara membeli Obligasi Ritel Indonesia (ORI) yang dijelaskan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
1. Persyaratan membeli ORI
- Individu atau orang perseorangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
- Investasi minimum Rp5 juta dan kelipatan Rp5 juta.
- Mempunyai rekening tabungan di salah satu bank umum dan rekening surat berharga di salah satu sub-registry.
2. Prosedur membeli Obligasi Ritel Indonesia
Cara membeli ORI di pasar perdana
- Membuka rekening tabungan di salah satu bank umum dan rekening surat berharga di salah satu sub-registry.
- Mengisi formulir pemesanan dari agen penjual yang ditunjuk oleh Pemerintah dengan melampirkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP).
- Menyetor dana tunai ke rekening khusus agen penjual dan menyampaikan bukti setor dana kepada agen penjual sesuai dengan jumlah pemesanan.
- Memperoleh hasil penjatahan pemerintah dari agen penjual sesuai ketentuan yang berlaku.
- Menerima bukti kepemilikan surat berharga dari agen penjual.
- Menerima pengembalian sisa dana dalam hal jumlah pemesanan tidak seluruhnya dimenangkan.
Cara membeli ORI di pasar sekunder
- Pembelian ORI yang dilakukan dengan mekanisme bursa harus melalui Perusahaan Efek.
- Pembelian ORI yang dilakukan dengan mekanisme nonbursa (over-the-counter) dapat melalui Perusahaan Efek atau Bank Umum.
Agen penjual atau mitra distribusi ORI
Berikut ini daftar agen penjual atau mitra distribusi ORI
- PT. Bank Central Asia Tbk
- PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
- PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
- PT Bank Panin Tbk
- PT. Bank Permata Tbk
- PT Bank DBS Indonesia
- PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
- PT Bank HSBC Indonesia
- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
- PT Bank UOB Indonesia
- PT Bank Maybank Indonesia Tbk
- PT Bank Commonwealth
- PT Bank CIMB Niaga Tbk
- PT Bank Danamon Indonesia Tbk
- PT Bank OCBC NISP Tbk
- PT Bank Victoria International, Tbk
- PT. Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk
- PT. Danareksa Sekuritas
- PT. Bareksa Portal Investasi
- PT Bahana Sekuritas
- PT. Star Mercato Capitale (Tanamduit)
- PT Mandiri Sekuritas
- PT. Nusantara Sejahtera Investama (Invisee)
- PT Investree Radhika Jaya (Investree)
- PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku)
Keunggulan vs risiko obligasi
Setelah mengetahui cara membeli obligasi, kamu sebaiknya mempertimbangkan keunggulan dan risikonya.
Meski menjanjikan risiko rendah, tetap ada risiko yang bisa merugikan kamu sebagai investor. Berikut penjelasannya!
Keunggulan membeli obligasi
Berikut ini beberapa keuntungan yang bakal kamu dapat dari investasi obligasi. Walau potensi untung tidak sebesar saham, obligasi lebih aman. Berikut beberapa keunggulannya.
- Mendapatkan kupon atau nisbah secara periodik dari efek bersifat utang yang dibeli. Tingkat kupon atau nisbah lebih tinggi dari bunga Bank Indonesia (BI Rate), so, jelas sekali keuntungan surat utang adalah lebih besar ketimbang deposito.
- Memperoleh capital gain (keuntungan dari penjualan aset modal yang harganya lebih tinggi)
- Tingkat imbal hasil sudah diperhitungkan pada awal investasi
- Banyak pilihan seri efek bersifat utang yang bisa dipilih investor di pasar sekunder (efek yang dijual lagi oleh investor di BEI).
- Jika yang kamu miliki surat utang negara, sudah pasti terjamin sehingga kamu tak perlu khawatir soal keamanannya. Semua tercantum di UU Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara atau UU Nomor 24 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. Untuk itu pasti dibayar kembali ditambah dengan return (kupon)
- Kupon obligasi memiliki nilai yang lebih tinggi daripada keuntungan bunga deposito. Hal ini bisa bikin kamu memilih berinvestasi lewat surat utang karena keuntungannya maksimal.
- Surat utang bisa kamu jadikan sebagai jaminan dan agunan. Jadi, kamu bisa gunakan untuk mengambil pinjaman ke bank atau beli saham di bursa efek.
Risiko membeli obligasi
Berikut ini beberapa kekurangan obligasi sebagai investasi yang perlu kamu pertimbangkan sebelum membeli investasi dari surat utang.
- Risiko likuiditas terhadap obligasi swasta maupun pemerintah. Meski surat utang pemerintah lebih aman, bukan gak mungkin lho obligasinya kurang likuid atau susah untuk dijual kembali di pasar sekunder karena jarang ada investor yang mau.
- Risiko maturitas yang lebih sering terjadi pada obligasi korporasi terkait masa jatuh tempo obligasi. Semakin lama jatuh tempo obligasi, semakin tinggi risiko tersebut. Cara menyiasatinya, investor bisa meminta maturitas premium atau surat utang yang jatuh temponya lebih pendek misalnya tiga tahun lagi.
- Risiko default yang hanya terjadi pada obligasi korporasi. Berbeda dari SUN, obligasi korporasi gak dijamin pemerintah. Nah, investor harus menyadari risiko default atau gagal bayar seandainya perusahaan bangkrut.
Jenis-jenis obligasi
Jenis surat utang itu sendiri juga sangat beragam. Sebagai instrumen investasi, surat utang menjadi salah satu instrumen yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia. Berikut ini adalah jenis-jenis obligasi.
Berikut penjelasan singkat jenis obligasi berdasarkan
Jenis-jenis obligasi berdasarkan penerbitnya
Setiap badan hukum sebenarnya bisa menerbitkan obligasi. Namun, ada aturan yang mengikat penerbitannya agar tidak merugikan investor yang membeli obligasi dan perusahaan atau lembaga yang menerbitkan obligasi.
Itu sebabnya, terdapat tiga lembaga badan hukum yang berhak merilis surat utang berdasarkan penerbitnya.
1. Obligasi pemerintah (government bonds)
Obligasi pemerintah adalah surat utang yang diterbitkan negara. Surat utang ini sah secara hukum dan dilindungi berbagai peraturan, termasuk undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri keuangan (PMK), dan lainnya.
Dalam obligasi pemerintah, ada beberapa jenis obligasi, yaitu Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SukRi), serta Saving Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Negara Tabungan (ST). Surat utang dengan nama depan sukuk berarti surat utang tersebut berbasis syariah.
2. Obligasi korporasi (corporate bonds)
Sesuai namanya, surat utang ini diterbitkan perusahaan tertentu, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan korporasi swasta. Biasanya obligasi korporasi ini jatuh tempo cenderung pendek, minimal satu tahun.
3. Obligasi pemerintah daerah (municipal bonds)
Obligasi ini diterbitkan pemerintah daerah guna membiayai proyek-proyek daerah. Tujuannya adalah supaya daerah mandiri dalam pembiayaan pembangunan dan perkembangan daerah agar tidak tergantung pada pemerintah pusat.
Jenis-jenis obligasi berdasarkan pembayaran bunga
Berikut ini tiga jenis surat utang berdasarkan pembayaran bunga.
1. Obligasi tanpa bunga (zero coupon bonds)
Obligasi tanpa bunga adalah surat utang yang gak ada bunga atau tidak memberikan kupon secara berkala. Investor yang membeli surat utang ini dapat keuntungan dari selisih harga jual diskonto dan nilai yang tampak saat surat ini diperdagangkan.
2. Obligasi kupon tetap (fixed coupon bonds)
Obligasi kupon tetap (fixed coupon bonds) adalah surat utang yang menawarkan tingkat suku bunga tetap kepada investornya hingga jatuh tempo surat utang tersebut. Artinya, investor sudah bisa memastikan imbal hasil yang bakal diterima.
3. Obligasi kupon mengambang (floating coupon bonds)
Obligasi kupon mengambang adalah surat utang yang menawarkan kupon yang bisa berubah besarannya mengikuti indeks pasar uang. Dalam obligasi ini terdapat batas minimal yaitu kupon pertama yang ditetapkan menjadi besaran kupon (bunga) minimal yang berlaku hingga jatuh tempo.
Jenis-jenis obligasi berdasarkan hak penukaran
Pada kategori ini terdapat empat jenis obligasi berdasarkan hak penukaran.
1. Obligasi konversi (convertible bonds)
Obligasi konversi adalah surat utang yang memungkinkan bagi pemegang surat utang untuk mengonversinya menjadi saham perusahaan penerbit obligasi dengan rasio penukaran yang sudah disepakati sebelumnya.
Obligasi ini merupakan obligasi yang biasanya mempunyai tingkat kupon yang rendah lantaran investor dianggap telah diberi privilege untuk mengubah surat utangnya menjadi surat kepemilikan alias saham.
2. Obligasi tukar (exchangeable bonds)
Obligasi tukar hampir serupa obligasi konversi. Bedanya pada obligasi tukar adalah pemegang surat utang bisa mengubah obligasi menjadi saham afiliasi penerbitnya. Misalnya, saham milik anak ataupun induk perusahaan.
3. Obligasi opsi beli (callable bonds)
Obligasi opsi beli adalah surat utang yang memberikan hak kepada penerbit obligasi untuk membelinya kembali dari tangan investor sesuai harga yang disepakati. Artinya, investor bisa menawarkan harga lebih tinggi dari kupon yang dijanjikan pada saat pembelian obligasi tersebut.
4. Putable bonds
Obligasi ini lebih “tegas” dalam kewajiban membeli kembali obligasi dari tangan investor. Pada obligasi ini, investor punya hak untuk mengharuskan emiten atau penerbit obligasi untuk membeli kembali surat utangnya.
Jenis-jenis obligasi berdasarkan kolateral (jaminan)
Terdapat dua jenis surat utang dalam kategori kolateral.
1. Secured bonds
Secured bond adalah obligasi yang dijaminkan dengan kekayaan milik penerbit atau bisa dijaminkan pihak ketiga. Jenis obligasi ini dibagi tiga, yaitu:
- Mortgage bonds: surat utang dengan jaminan berupa gedung atau bangunan.
- Collateral trust bonds: surat utang yang dijaminkan dengan saham atau obligasi milik penerbit.
- Equipment trust certificate: surat utang yang digunakan untuk mendanai berbagai aset, seperti pesawat, gerbong kereta, atau truk. Dana penjualan obligasi akan digunakan untuk membeli aset tersebut lalu aset dipinjamkan ke perusahaan.
2. Unsecured bonds
Obligasi jenis ini berarti tidak dijaminkan dengan menggunakan kekayaan milik penerbit. Obligasi ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Debentures: surat utang yang hanya diterbitkan perusahaan yang sudah terpercaya.
- Subordinated debentures: obligasi ini tidak akan dibayar jika obligasi yang lebih senior dibayarkan.
- Income bonds: surat utang diterbitkan yang mana perusahaan membayar bunga ketika memperoleh laba. Obligasi ini biasa untuk mereorganisasi perusahaan yang dianggap kurang berhasil.
Jenis-jenis obligasi berdasarkan nilai nominal
Pada kategori ini terdapat dua jenis obligasi, yaitu:
1. Obligasi konvensional (conventional bonds)
Obligasi konvensional adalah surat utang yang mempunyai satuan nominal yang besar, kurang lebih Rp1 miliar per lot. Obligasi konvensional adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala, dan kewajiban melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi.
2. Obligasi ritel (retail bonds)
Obligasi ritel adalah kebalikan dari konvensional, yaitu surat utang yang mempunyai nilai nominal kecil, misalnya Rp1 juta. Obligasi ini biasanya diterbitkan pemerintah walaupun korporasi juga bisa menerbitkannya.
Jenis-jenis obligasi berdasarkan perhitungan imbal hasil
Terdapat dua jenis surat utang berdasarkan perhitungan imbal hasil.
1. Obligasi konvensional (conventional bonds)
Obligasi ini diartikan sebagai surat berharga yang diterbitkan pihak tertentu untuk mendapatkan pinjaman sebagai tambahan modal dengan perjanjian memberikan bunga kepada pihak investor dalam jangka waktu tertentu. Dalam kategori ini, beberapa surat utang yang dijelaskan sebelumnya bisa masuk kategori obligasi konvensional.
2. Obligasi syariah (sharia bonds)
Obligasi syariah dikenal dengan nama sukuk adalah surat utang yang memberikan imbal hasil berupa uang sewa yang perhitungannya berdasarkan prinsip syariah Islam yang tidak mengandung unsur riba. Imbal hasil ini juga dibayarkan secara berkala dalam periode tertentu dan kemudian peminjam akan melunasi pokok utang di tanggal jatuh temponya.
Perbedaan investasi obligasi dan unit link
Obligasi dan unit link memiliki persamaan sebagai salah satu instrumen investasi. Tetapi, perbedaan paling utama yang terlihat dari unit link adalah proteksi jiwa yang memberikan jaminan santunan atau uang pertanggungan jiwa (UP jiwa) jika nasabah meninggal dunia. Obligasi tidak memiliki proteksi demikian.
Agar kamu gak salah pilih, simak perbedaan investasi pada obligasi dan unit link berikut ini.
Obligasi | Unit Link | |
Minimal pembelian | Rata-rata Rp1 juta | Rata-rata Rp400 ribu/bulan |
Jatuh tempo | menengah-panjang | >20 tahun (sesuai kontrak polis) |
Proteksi asuransi | Tidak ada | Ada |
Perantara | Sekuritas | Manajer investasi terikat dengan perusahaan asuransi |
Imbal hasil | Bunga (kupon) | Tergantung unit link yang dipilih |
Tanya jawab seputar cara membeli obligasi
Berikut ini pertanyaan seputar surat utang dan cara membeli obligasi yang sering diajukan calon investor.
Obligasi adalah surat utang berjangka yang dapat diperjualbelikan. Obligasi sendiri berisi janji dari pihak yang menerbitkan efek untuk membayar imbalan bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada saat jatuh tempo.
ORI adalah Obligasi Ritel Indonesia yang memiliki pengertian sama dengan obligasi yang telah disebutkan tadi.
Bedanya, ORI merupakan tipe obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat, populer dengan nama government bonds.
ORI kali pertama diterbitkan pemerintah pada 2006, umumnya diterbitkan satu seri setiap tahun, namun pernah pula diterbitkan dua seri dalam setahun, yaitu pada 2007 dan 2008.
Obligasi bisa dibeli dengan dua cara yaitu di pasar perdana dan pasar sekunder. Untuk pembelian di pasar sekunder, investor membelinya di bursa melalui perusahaan efek.
Cara membeli obligasi di Ipot cukup mudah, berikut tahapannya:
- Kunjungi situs resmi IndoPremier
- Masuk ke laman e-IPO, jika belum punya akun investor harus dibuat terlebih dahulu
- Masukan nominal dana yang ingin diinvestasikan sesuaikan dengan minimum yang ditetapkan, rata-rata Rp1 juta.
- Kirim formulir lewat email
- Cetak formulir yang telah ditandatangani dan kirim ke kantor pusat atau cabang IndoPremier
- Setelah menerima rekening surat berharga, investor akan menerima kupon (bunga) setiap bulan hingga jatuh tempo pengembalian pokok.
Mandiri Sekuritas menyediakan layanan transaksi obligasi bagi Anda yang ingin berinvestasi pada produk pasar modal tersebut.
Transaksi obligasi dilakukan secara over-the-counter. Obligasi yang ditawarkan adalah obligasi pemerintah dan obligasi korporat, baik yang bersifat konvensional maupun syariah.
Berikut ini adalah tata cara untuk melakukan transaksi obligasi di pasar sekunder melalui Mandiri Sekuritas:
- Nasabah menghubungi Mandiri Sekuritas
- Mandiri Sekuritas akan memberikan kuota harga
- Melakukan deal contract dan nasabah sudah memiliki obligasi.
Memiliki obligasi ada dua keuntungan secara finansial yang bakal diterima investor yaitu keuntungan dari bunga (kupon) dan dari selisih harga beli dan jual obligasi.
Untuk mendapatkan keuntungan obligasi, investor bisa menjualnya di pasar sekunder. Selain itu, investor juga bisa tetap menyimpan obligasi dengan bunga yang diberikan dalam kurun waktu tertentu hingga jatuh tempo pembayaran pokok.