Cara Menghitung Pendapatan Perkapita Negara Plus Contohnya
Kamu mungkin sudah sering mendengar kata-kata pendapatan perkapita di berbagai pemberitaan, tapi tahukah cara menghitung pendapatan perkapita?
Meski sudah dengar, masih banyak yang belum tahu apa itu pendapatan perkapita dan cara menghitung pendapatan perkapita. Padahal, aspek ini sangat penting untuk menentukan tingkat kemakmuran suatu negara.
Bagi negara yang pendapatan kapitanya besar, kemungkinan juga tingkat pertumbuhan dan perkembangannya melaju pesat. Karena itu, banyak negara, termasuk Indonesia berlomba-lomba meningkatkan angka pendapatan per kapita setiap tahunnya.
Dari tahun ke tahun, negara dengan pendapatan perkapita tertinggi biasanya negara-negara Eropa dan Amerika, serta beberapa Asia. Contohnya, Luxembourg, Norway, Irlandia, Qatar, Amerika Serikat.
Kalau di Asia Tenggara, Singapura juaranya. Pendapatan negara tersebut besar, sedangkan jumlah penduduknya sangat sedikit.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai cara menghitung pendapatan perkapita, ada baiknya mengetahui hal-hal lain tentang pendapatan perkapita.
Pengertian pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita adalah pendapatan yang diperoleh setiap orang di suatu wilayah atau negara. Ini bisa juga digunakan untuk mengevaluasi kualitas hidup masyarakat.
Tetapi, bagi pergaulan internasional, pendapatan perkapita juga bisa digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran suatu negara. Semakin besar tentu tingkat kemakmurannya semakin baik.
Populasi yang dihitung dalam pendapatan perkapita bukan cuma masyarakat yang sudah bekerja saja, tetapi seluruh warga termasuk ibu rumah tangga, anak sekolah, balita, sampai bayi yang baru lahir.
Manfaatnya mengetahui pendapatan perkapita
Lantas, apa pentingnya mengetahui cara menghitung pendapatan perkapita? Tentu saja ada banyak manfaatnya khususnya bagi suatu negara.
Kelemahan dari data pendapatan perkapita
Meski pendapatan perkapita ini populer sebagai indikator untuk merepresentasikan pertumbuhan ekonomi suatu negara, sayangnya memiliki beberapa kelemahan.
Tidak semua permasalahan ekonomi baik makro maupun mikro bisa dilihat menggunakan data pendapatan perkapita.
1. Tidak bisa melihat data ketimpangan di daerah-daerah
Secara sederhana, cara menghitung pendapatan perkapita suatu negara adalah dengan membagi pendapatan negara dengan jumlah penduduk.
Artinya, perhitungan tersebut tidak bisa menggambarkan dengan jelas kondisi ketimpangan pendapatan di daerah-daerah suatu negara.
Karena itu, untuk mengetahui hal tersebut, biasanya dilakukan lagi perhitungan pendapatan perkapita per daerah yang lingkupnya lebih kecil dari negara.
2. Bagi negara yang lebih banyak kelompok non-pekerja, perhitungan pendapatan perkapita tidak bisa dengan jelas menggambarkan kondisi perekonomian negara
Seperti yang telah dijelaskan di atas, anak-anak termasuk ke dalam populasi yang dihitung dalam pendapatan perkapita, padahal mereka belum menerima penghasilan sama sekali.
Negara yang jumlah penduduknya lebih besar populasi non-pekerja otomatis angka pendapatan perkapitanya lebih rendah.
3. Tidak bisa menggambarkan kesejahteraan ekonomi dengan akurat
Sayangnya, indikator pendapatan perkapita tidak bisa menggambarkan kesejahteraan ekonomi dengan akurat. Karena kesejahteraan masing-masing orang perlu dilihat dengan berbagai indikator, mulai dari tingkat pendidikan, gaji bulanan, dan lain-lainnya.
4. Tidak bisa melihat tingkat inflasi
Hasil perhitungan pendapatan perkapita dari tahun ke tahun hanya bisa digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi saja. Sayangnya, tidak bisa digunakan untuk menghitung tingkat inflasi. Padahal data inflasi dibutuhkan untuk melihat daya beli konsumen.
Jadi, pendapatan perkapita tidak bisa digunakan sebagai tolak ukur melihat daya beli masyarakat suatu negara.
Rumus pendapatan perkapita
Perlu diketahui, untuk menghitung pendapatan perkapita kamu perlu mengetahui data Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB) suatu negara terlebih dahulu.
PDB bisa dibilang jumlah seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan di suatu negara selama periode tertentu. Sementara PNB adalah PDB ditambah dengan pendapatan neto di luar negeri.
Artinya PNB adalah seluruh nilai produk berupa jasa dan barang yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara, termasuk yang berada di luar negeri.
Tapi, biasanya besaran pendapatan perkapita itu selalu merefleksikan terhadap PDB perkapita. Artinya, keduanya tidak terlalu berbeda jauh.
Kembali ke cara menghitung pendapatan perkapita, ada dua cara yang bisa digunakan, yaitu dengan pendapatan perkapita nominal dan pendapatan perkapita riil.
1. Pendapatan perkapita nominal
Pendapatan perkapita nominal dihitung berdasarkan harga yang sedang berlaku sekarang. Cara penghitungan ini tidak mempertimbangkan tingkat inflasi maupun kenaikan harga.
Rumusnya adalah sebagai berikut:
Contoh cara menghitung pendapatan perkapita nominal
2. Pendapatan perkapita riil
Pendapatan perkapita riil dihitung dengan mempertimbangkan tingkat inflasi. Sehingga cara menghitungnya menggunakan PNB yang konstan.
Rumusnya adalah:
Contoh cara menghitung pendapatan perkapita riil
Pendapatan perkapita Indonesia masih kategori menengah
Kita sudah mengetahui bagaimana cara menghitung pendapatan perkapita suatu negara, lalu kamu pasti penasaran dong dengan pendapatan yang ada di Indonesia. Dikutip dari data BPS, mulai dari tahun 2014-2018 jumlah pendapatan perkapita Indonesia cenderung naik.
Pada tahun 2014, besarannya mencapai US$3.500an, tahun 2015 mengalami penurunan menjadi US$3.300an, tahun 2016 mengalami kenaikan sampai tahun 2018 menjadi US$3.900-an.
Bank Dunia telah mengkategorikan kelompok negara-negara berdasarkan besaran pendapatan perkapitanya. Kategori bawah untuk pendapatan perkapita kurang dari US$995.
Kategori menengah dibagi dua, menengah bawah dan menengah atas. Menengah bawah berada di kisaran US$996-3.895, menengah atas US% 3.896-12.055. Sementara kategori pendapatan tinggi, lebih dari US$12.056.
Kalau dilihat dari kriteria masing-masing kategori, Indonesia kini berada di kategori menengah ke atas, dan masih jauh untuk bisa mencapai ke kategori pendapatan tinggi.
Pentingnya asuransi jiwa untuk segala kalangan
Terlepas dari berapapun pendapatan kita, asuransi jiwa penting bagi kamu yang memiliki tanggungan. Pasalnya, risiko kehilangan pekerjaan bisa datang tiba-tiba.
Jangan khawatir, varian produk asuransi jiwa sangat beragam, mulai dari premi Rp50 ribu sampai jutaan tersedia di pasaran.
Nah, ada beberapa jenis asuransi jiwa yang bisa kamu temui, mulai dari asuransi jiwa term life, whole life, unit link, asuransi jiwa kredit, sampai asuransi pendidikan. Masing-masing bisa digunakan sesuai keperluan masing-masing.
Untuk mempermudah menentukan pilihan, kamu bisa mengisi Kuis Jenis Asuransi Jiwa Terbaik berikut.
Itulah sekilas informasi tentang cara menghitung pendapatan perkapita dan besaran pendapatan yang diterima Indonesia. Mudah-mudahan saja, dari tahun ke tahun pendapatan Indonesia akan terus meningkat.
Pertanyaan seputar cara menghitung pendapatan perkapita negara
Pendapatan perkapita adalah pendapatan yang diperoleh setiap orang di suatu wilayah atau negara. Ini bisa juga digunakan untuk mengevaluasi kualitas hidup masyarakat.
Untuk menghitung pendapatan perkapita, kamu perlu mengetahui data Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB) negara dulu. Setelah itu, ada dua metode perhitungan, yaitu metode normal dan metode riil.
- Rumus metode nominal = Produk Nasional Bruto (PNB) yang sedang berlaku sekarang : jumlah penduduk.
- Rumus metode riil = Produk Nasional Bruto (PNB) yang konstan : jumlah penduduk
Pendapatan perkapita dapat digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara, kemakmuran populasinya, serta bisa menjadi alat untuk mengevaluasi sebuah kebijakan pemerintah.