Dalam Investasi, Inilah yang Diuntungkan dan Dirugikan oleh Virus Corona

tulisan virus corona

Virus Corona yang muncul di Wuhan, China memang bikin was-was banyak orang karena sudah merebak ke negara-negara lain. Gak dipungkiri juga, virus ini juga bisa memperburuk kondisi ekonomi suatu negara.

Berkaca pada wabah SARS yang muncul tahun 2003, pertumbuhan ekonomi China tumbuh di angka negatif sebesar 1,07 persen, sementara itu Hong Kong mencapai 2,53 persen. Indonesia  juga terpangkas, meski hanya 0,08 persen.

Terkait Corona, ternyata fenomena ini gak bisa dibilang merugikan semua pihak. Nyatanya, masih ada beberapa pihak yang justru “diuntungkan.”

Dalam kacamata bisnis, pihak-pihak yang dimaksud adalah investor dan perusahaan. 

Mau tahu siapa saja yang kiranya diuntungkan dalam merebaknya wabah virus mengerikan ini? Yuk cari tahu di bawah sini.

Siapa yang diuntungkan?

anak perempuan memakai masker
Angka penjualan masker meningkat seiring merebaknya Corona. (Shutterstock)

Perusahaan yang memproduksi masker tampaknya diuntungkan dengan merebaknya virus Corona yang mengerikan. Mengapa demikian? 

Reuters memberitakan bahwa permintaan untuk masker wajah di China melonjak dari yang biasanya hanya 400.000 sehari menjadi 200 juta sehari. Konon kabarnya, produksi masker dilakukan selama 24 jam nonstop!

pergerakan harga saham kawamoto
Pergerakan harga saham Kawamoto, sebuah perusahaan produsen masker yang melantai di Tokyo Stock Exchange. (Google)

Sementara itu di Jepang, saham produsen masker Kawamoto Corp mengalami lonjakan yang cukup serius di Bursa Jepang (Nikkei), hanya dalam waktu tiga hari berturut-turut dari 29 Januari hingga saat ini.

Namun hal itu gak dialami oleh saham 3M sebagai perusahaan yang juga memproduksi masker. 

pergerakan saham 3m co
Pergerakan saham 3M di New York Stock Exchange. (Google)

Perusahaan asal Amerika Serikat ini juga membenarkan bahwa permintaan akan masker memang meningkat. Tapi harga saham 3M justru mengalami koreksi sejak 28 Januari 2020 di Bursa Efek New York. Walaupun hari ini terlihat ada penguatan, penguatannya pun tipis. 

Siapa yang dirugikan?

batu bara di telapak tangan
Harga batu bara mengalami penurunan. (Shutterstock)

Aksi jual saham juga cukup masif saat virus Corona merebak. Tepat pada Jumat, 31 Januari 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia bahkan sempat masuk ke area 5.900-an di kala saham-saham blue chip juga mengalami koreksi.

Namun, salah satu sektor yang cukup merugi karena virus ini adalah batu bara. Betul sekali bahwa harga batu bara kontrak acuan ICE NewCastle terjun bebas akibat virus Corona. Tepat pada 30 Januari 2020, harganya US$ 66,9 per ton alias turun 0,96 persen. 

Kenapa bisa turun? 

Pada fenomena SARS di tahun 2003, pertumbuhan ekonomi China yang memburuk ternyata berdampak buruk pada harga komoditas batu bara. Maklum saja, Negeri Tirai Bambu ini adalah konsumen terbesar batu bara.

Ketika mereka mengurangi pembelian, maka harga batu bara pun bakal turun. Hal ini pun berdampak negatif terhadap performa perusahaan batu bara.

Sentimen ini juga akhirnya membuat orang menjual saham-saham batu bara yang ada di portofolio mereka secara masif. Singkat cerita, harga saham perusahaan ini pun anjlok, dan investor rugi. 

Itulah sekilas mengenai pihak-pihak yang diuntungkan atau dirugikan akibat virus Corona yang mematikan ini. Produsen masker memang untung, namun sayangnya di Indonesia gak ada produsen masker yang melantai di bursa. 

Buat kamu yang berinvestasi di pasar modal, satu hal yang kamu harus lakukan adalah “berhati-hati.” Mengingat pasar saham juga masih mengalami volatilitas, maka jangan tergesa-gesa dalam membeli saham, meski saat ini banyak sekali saham blue chip yang terkesan “didiskon” alias mengalami penurunan signifikan.

Wait and see adalah tindakan yang teraman untuk saat ini. Karena bisa jadi hari esok dan seterusnya harga masih cenderung mengalami penurunan yang cukup tajam. (Editor: Ruben Setiawan)