Ethereum Wallet: Fungsi dan Rekomendasi Terbaik

Ethereum Wallet

Ethereum merupakan salah satu jenis uang digital yang paling banyak digunakan di dunia. Kapitalisasi Ethereum (ETH) saat ini sebesar US$267,8 miliar, berada di posisi kedua setelah Bitcoin.

Ethereum merupakan proyek uang digital yang tak kalah penting dibanding Bitcoin. Diciptakan oleh Vitalik Buterin, Ethereum menggunakan sistem internet terdesentralisasi yang memungkinkan pengembang di seluruh dunia mengembangkan aplikasi terdesentralisasi sendiri. Dalam proses pengembangan ini, developer menggunakan token ETH asli.

Seperti uang kripto lainnya, ETH menggunakan kunci pribadi yang terlindungi dan kunci publik yang dipakai untuk transaksi. Transaksi yang dilakukan dengan uang digital tentu berbeda dengan transaksi bank yang butuh proses berlapis.

Kemudian ada perangkat lunak (software) atau perangkat keras (hardware) yang menyimpan dua kunci tersebut, sehingga memungkinkan pemilik ETH melakukan transaksi. Nah, perangkat lunak atau keras itulah yang disebut Ethereum Wallet atau dompet Ethereum.

Tak hanya untuk menyimpan koin ETH, dompet juga bisa dilakukan untuk mengirim dan menerima uang kripto ini dari orang lain. Dompet ETH ini bisa menunjukkan saldo, riwayat transaksi, dan mengirim atau memperdagangkan koin Ethereum pemiliknya.

Lantas apa saja Ethereum Wallet terbaik di tahun ini? Lifepal merangkumnya untuk kamu.

Pilihan Ethereum Wallet terbaik

1. Indodax

Wallet yang satu ini barangkali sudah cukup familiar bagi pemegang uang kripto di Tanah Air. Tak hanya untuk Ethereum saja, Indodax bisa menjadi wallet cryptocurrency lainnya. Aplikasi ini juga bisa dipakai untuk transaksi Ethereum dengan pengguna lainnya.

Indodax sekaligus menjadi bursa aset kripto terbesar di Indonesia, dengan pilihan uang digital lainnya seperti Bitcoin, Dogecoin, atau Cardano. Kalau kamu berminat menyimpan Ethereum di Indodax, kamu perlu mengunduh aplikasinya melalui Playstore atau Appstore. Proses pembukaan akunnya pun cukup mudah.

2. eToro

eToro merupakan broker asing yang memiliki lisensi internasional sebagai wallet uang kripto. Platform eToro ini cukup populer di luar negeri, terutama Inggris. Broker ini menyediakan berbagai aset keuangan, salah satunya cryptocurrency.

Untuk memulai berinvestasi Ethereum di dalam eToro, dibutuhkan deposit awal sebesar US$200 atau sekitar Rp2,8 juta. Cukup mahal memang, tetapi jaminan keamanan yang ditawarkan eToro cukup tinggi.

3. Trust Wallet

Dompet digital yang satu ini terenkripsi untuk berbagai jenis mata uang berbasis komunitas dan terbuka (open source). Dengan begitu, developer blockchain bisa membuat dompet secara lokal tanpa rincian implementasi yang mendasarinya.

Trust Wallet pun tak hanya menyediakan fasilitas Ethereum Wallet saja, tetapi ia juga menyediakan fasilitas untuk berbagai jenis uang digital lainnya seperti Bitcoin, Litecoin, Ripple, TRX, Binance, atau Dogecoin.

Trust wallet juga menyediakan fasilitas wallet core, sebuah perpustakaan lintas platform yang menerapkan fungsi dompet terenkripsi tingkat rendah untuk banyak blockchain. Sebagian besar bahasa pemrograman yang dipakai adalah C++ dengan set antarmuka C yang diekspor secara ketat.

4. Pintu

Dompet yang satu ini juga buatan lokal. PT Pintu Kemana Saja menyediakan platform dompet untuk cryptocurrency yang resmi terdaftar di Bappebti. Dengan platform ini, investor bisa membeli, menyimpan, dan memperjualbelikan aset digital seperti Ethereum.

Jika kamu tertarik menjajal Pintu sebagai dompet digital kamu, platform ini bisa diakses melalui Playstore atau Appstore. Proses pembuatan akunnya pun cukup mudah. Dengan teknologi Curv.co, investor bisa mengelola uang kripto yang dimiliki dengan lebih mudah.

5. Ledger Nano

Beda dengan dompet lainnya yang berbasis aplikasi, Ledger Nano menawarkan fasilitas penyimpanan cryptocurrency dengan perangkat keras alias hardware. Ada dua opsi perangkat yang tersedia, yakni Ledger Nano S dan Ledger Nano X. Ledger Nano S adalah dompet perangkat keras atau cold wallet Ethereum dengan tingkat keamanan yang mumpuni. Untuk pemakaiannya, perangkat ini bisa dihubungkan dengan komputer melalui USB.

Sementara Ledger Nano X merupakan versi perangkat yang lebih canggih, dengan penambahan Bluetooth. Perangkat ini sekaligus menjadi yang pertama bisa terhubung dengan iOS.

6. Trezor

Sama dengan Ledger Nano, Trezor juga merupakan dompet cryptocurrency perangkat keras atau hardware. Trezor memungkinkan pemiliknya bertransaksi selama terkoneksi dengan perangkat online. Artinya, meskipun menggunakan komputer yang terinfeksi malware sekalipun, transaksi Ethereum tetap aman.

7. Coinbase

Coinbase juga sudah cukup dikenal pengguna uang kripto dunia. Platform exchange alias exchanger ini memungkinkan investor memperdagangkan uang kripto, seperti Ethereum. Tak hanya itu, Ethereum pun bisa disimpan dalam jangka waktu lama dengan aman.

Coinbase tersedia dalam versi aplikasi untuk iOS dan Android, sehingga pengguna dua sistem operasi tersebut bisa mentransfer, membeli, dan menjual Ethereum tanpa kesulitan lewat ponselnya.

Cara membuat Ethereum Wallet untuk investasi Cryptocurrency

Pendaftaran akun Ethereum Wallet bisa berbeda-beda untuk setiap pilihan dompet. Jika Ethereum Wallet berbasis online, pendaftaran harus dilakukan dengan mengunjungi situs dompet yang dimaksud. Registrasi kemudian bisa dilakukan dengan memasukkan alamat email dan password yang diinginkan atau ikuti langkah yang tertera pada situs.

Sementara untuk dompet software dan hardware, langkah yang ditempuh bisa sedikit berbeda. Untuk software kurang lebih sama dengan verifikasi yang dilakukan dengan pendaftaran via situs.

Cara menyimpan Ethereum online dan offline

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, penyimpanan Ethereum bisa dilakukan secara online dan offline. Analoginya seperti menyimpan uang tunai. Menyimpan uang bisa dilakukan di bank dengan memanfaatkan fasilitas e-banking atau dengan menyimpan uang fisik di rumah. 

Menyimpan uang di bank mungkin saja berisiko diretas pihak lain. Namun, menyimpan uang sendiri di rumah memungkinkan kita untuk memiliki kendali penuh atas keamanannya.

Hal yang sama juga berlaku untuk penyimpanan Ethereum. Menyimpan aset kripto bisa dilakukan secara online atau offline. Dompet offline, tentu memiliki keamanan lebih baik karena tidak tersambung langsung dengan internet. Sehingga peluang diretas pihak lain pun sangat kecil. 

Kita akan membahas cara menyimpan Ethereum Wallet secara online dan offline berikut ini. 

Menyimpan dalam dompet online

Penyimpanan dengan dompet web yang terhubung dengan situs internet dan dompet software yang berjalan di desktop komputer. 

Keuntungan penyimpanan secara online adalah penggunaan yang lebih mudah dan gratis. Namun kerugiannya, investor dihadapkan pada risiko keamanan. Karena dompet online ini terhubung langsung dengan internet, maka ada peluang data keamanan kamu diretas pihak lain.

Menyimpan dalam dompet offline

Penyimpanannya terbagi dua, yakni menyimpan di hardware wallet yang wujudnya mirip USB driver atau menyimpan aset Ethereum dengan paper wallet berupa secarik kertas yang menyimpan informasi dompetmu. 

Dompet offline memberikan keuntungan berupa keamanan level tinggi. Alasannya, dompet offline tidak terhubung dengan internet, sehingga peluang diretas pun rendah. Namun kerugiannya, aksesnya tentu tidak secepat dompet online

Risiko lainnya adalah kerusakan fisik pada dompet yang dapat membuat Ethereum hilang selama-lamanya.

Pertanyaan seputar Ethereum wallet

Ethereum wallet adalah tempat penyimpanan uang digital jenis ethereum. Wallet ini menyimpan seluruh informasi Ethereum dan memvalidasi transaksi dengan mata uang kripto.
Kamu bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan. Ada kelebihan dan kekurangan dalam masing-masing sistem penyimpanan Ethereum. Jenis Ethereum wallet pun bisa bermacam-macam, ada online, software, dan hardware. Namun dari aspek keamanan, Ethereum Wallet berupa software dan hardware relatif lebih aman ketimbang online.