Etika Profesi: Pengertian, Prinsip, Tujuan, Fungsi, dan Contohnya
Dalam dunia kerja dikenal istilah etika profesi atau norma-norma yang mengontrol, mengikat dan mengatur perilaku individu atau sekelompok masyarakat.
Dibedah dari sisi arti bahasa, etika profesi terdiri dari kata etik atau etika dengan profesi. Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti ilmu tentang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Jadi, etika erat kaitannya dengan penilaian konsep yang dimiliki individu atau kelompok, akan sesuatu yang dianggap benar atau salah, baik atau buruk.
Sementara profesi merupakan jenis pekerjaan yang menuntut keahlian dan penguasaan pengetahuan khusus. Nah, biasanya profesi ini memiliki organisasi atau asosiasi yang membuat aturan atau norma, standar baik dan buruh, salah dan benar bagi profesinya.
Artikel ini menjelaskan pengertian, prinsip, juga manfaatnya serta menjelaskan contoh-contoh kode etik dari industri yang berbeda,
Apa yang dimaksud dengan etika profesi
Beberapa ahli memiliki pengertian akan etika pekerjaan ini. Menurut Mochtar (2016) etika profesi merupakan suatu aturan perilaku yang mempunyai kekuatan mengikat bagi tiap-tiap pemegang profesi.
Sementara pendapat Prakoso (2015) mengenai etika profesi adalah etika sosial dalam etika khusus memiliki tugas serta juga tanggung jawab kepada ilmu dan juga profesi yang disandangnya.
Penjelasan para ahli ini menyimpulkan tujuan dari kode etik agar seorang profesional tetap bertindak dan bertanggung jawab sesuai aturan profesinya. Etika ini erat kaitannya dengan bidang pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan masyarakat luas, seperti dokter, pers, advokat, guru, perawat, dan sebagainya.
Prinsip Etika Profesi
Pada dasarnya, kode etik pekerjaan terdiri dari empat prinsip, yaitu :
1. Tanggung jawab
Tanggung jawab diartikan sebagai kesadaran manusia terhadap tingkah laku dan perbuatan yang disengaja atau tidak. Dalam menjalankan tugasnya, seorang profesional harus bertindak dengan penuh tanggung jawab.
Pekerjaan yang dilakukan secara profesional, pastinya menghasilkan output yang maksimal. Artinya, etika profesi harus dijalankan dengan rasa penuh tanggung jawab, karena hasilnya menyangkut hajat hidup orang banyak.
2. Keadilan
Prinsip etika profesi atau kode etik profesional menempatkan keadilan sebagai salah satu landasan utama.
Adil di sini artinya tidak timpang sebelah dan memihak pada kebenaran. Dalam prinsip ini, seorang profesional dituntut untuk bekerja secara adil dan memberikannya pada yang berhak. Terlebih jika profesinya menyangkut pelayanan publik seperti polisi atau tenaga kesehatan.
3. Otonomi
Setiap profesional mempunyai kebebasan dan wewenang dalam menjalankan tugasnya. Dalam artian, professional berhak melakukan atau tidak melakukan pekerjaan sesuai profesinya.
Keputusan yang diambilnya ini pun harus berdasarkan kode etik yang berlaku dalam profesinya.
4. Integritas moral
Dalam kode etik profesi, prinsip integritas moral berarti kualitas kejujuran dan prinsip moral yang dijalankan secara konsisten.
Saat menjalankan tanggung jawab pekerjaan, harus menjaga kepentingan profesi, diri sendiri dan juga masyarakat.
Tujuan dan fungsi etika profesi
Etika profesi wajib dijunjung tinggi dengan tujuan sebagai berikut:
- Menjunjung tinggi martabat profesi
- Menjaga dan mengelola kesejahteraan anggota profesi
- Meningkatkan pengabdian anggota profesi
- Meningkatkan mutu profesi
- Membantu meningkatkan pelayanan profesi di atas kepentingan pribadi
- Sebagai standar baku profesi
- Peningkatan kualitas organisasi agar lebih profesional dan hubungan antar anggota profesi terjalin erat
Sementara, fungsi yang ada di kode etik adalah sebagai berikut:
- Menjadi pedoman atau standar bagi anggota profesi akan prinsip profesionalitas yang ditetapkan
- Sebagai alat kontrol sosial publik terhadap profesi tertentu
- Mencegah campur tangan pihak lain di luar organisasi, terkait hubungan etika dalam keanggotaan profesi
Manfaat Etika Profesi
Kode etik profesi dirancang untuk mengatur setiap profesi berperilaku dan bertindak sesuai norma yang berlaku. Aturan ini sekaligus sebagai pesan bagi profesional yang melanggar aturan etika pekerjaan.
Kode etik hanya bermanfaat untuk kalangan internal, tapi juga untuk eksternal sebagai nilai komitmen organisasi yang menaungi. Beberapa manfaat dari dibuatnya kode etik adalah sebagai berikut:
1. Profesionalisme
Sikap profesional dalam dunia kerja sangat penting. Nah, pembatasan yang dibuat dalam kode etik perlu diketahui karyawan perusahaan atau anggota organisasi profesi.
Hal ini perlu diketahui agar pekerjaan yang dilakukan tetap dalam koridor etika profesi. Bila konsisten melakukan pekerjaan sesuai dengan kode etik profesi, lambat laun karyawan yang baru sekalipun bisa menjadi profesional.
2. Tanggung jawab
Bila setiap profesional atau karyawan perusahaan melakukan pekerjaan dengan acuan kode etik profesi, hasilnya pun akan berkualitas dan terpercaya. Selain itu, profesional tersebut pun layak diberi tanggung jawab pekerjaan yang lebih banyak.
3. Ketertiban kerja
Perusahaan yang ketat dalam memberlakukan etika profesi di lingkungan kerjanya, maka karyawannya pun akan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Kalau sudah begini, perusahaan atau organisasi profesi tersebut akan jauh dari penyimpangan. Dengan begitu, sistem ketertiban kerja pun terjaga dengan baik.
4. Produktivitas dan efektivitas kerja
Sebuah perusahaan bisa membangun suasana kerja yang nyaman bagi karyawannya bila pedoman etiknya juga terlaksana dengan baik. Hubungan antar karyawan pun menjadi lebih dekat karena ada unsur saling menghargai.
Dengan tetap mengedepankan profesionalitas dalam kesehariannya. Bukan tak mungkin, perusahaan tersebut menjadi lebih produktif karena efektivitas kerja dari lingkungan yang kondusif.
5. Melindungi hak pekerja
Tak hanya berfungsi dalam memperjelas kewajiban profesi saja, tapi juga mempunyai manfaat sebagai pelindung hak pekerja. Dan ini merupakan hal paling penting bagi setiap profesional atau karyawan perusahaan. Terutama menyangkut kesejahteraan hidup.
6. Menyelesaikan masalah
Setiap perusahaan pastinya pernah mengalami masalah. Hanya saja penyelesaian tiap perusahaan atau organisasi berbeda-beda.
Dengan adanya kode etik profesi, permasalahan tersebut bisa diselesaikan. Tentunya, penyelesaian tersebut dengan jalur profesionalisme di organisasi profesi atau perusahaan.
Hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan etika profesi
Dalam menciptakan kode etik suatu profesi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti :
- Pengendalian diri sehingga pekerjaan yang dilakukan menghasilkan output sesuai harapan.
- Tanggung jawab agar pekerjaan selesai seperti yang diinginkan, dan berimbas pada loyalitas konsumen juga produktivitas dan keuntungan perusahaan
- Memiliki jati diri yang teguh dipegang dan tidak terpengaruh perkembangan zaman
- Menciptakan persaingan yang sehat
- Menumbuhkan sikap saling percaya antara atasan dan bawahan
- Konsisten dan konsekuen dengan aturan yang berlaku
Contoh etika profesi
Di bawah ini beberapa contoh kode etik dari berbagai profesi:
Advokat
Seorang advokat terikat pada Kode Etik Advokat Indonesia sebagai hukum tertinggi dalam menjalan profesinya.
Misalnya dalam pasal yang mengatur hubungan dengan klien, advokat tidak dibenarkan memberi keterangan yang dapat menyesatkan klien mengenai perkara yang sedang diurusnya.
Dokter
Seperti advokat, dokter pun memiliki Kode Etik Kedokteran Indonesia. Dalam etika profesi disebutkan setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dan atau janji dokter.
Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen, dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
Aturan lain yang tercantum dalam Kodeki disebutkan juga bahwa setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Perawat
Kode etik perawat pun mengatur ketentuan hubungannya dengan klien. Yaitu, perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan social.
Dan ketentuan yang mengatur praktik sebagai berikut perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
Guru
Pendidik yang profesional bekerja dengan berlandaskan kode etik profesi yang dirancang untuk melindungi hak-hak anak didik. Dalam kode etik profesi, guru dituntut untuk menunjukkan ketidakberpihakan, integritas, dan perilaku di lingkungan sekolah.
Kode etik profesi guru di Indonesia antara lain, guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
Pers atau jurnalistik
Dalam dunia jurnalistik, wartawan dan pers menjadi hal yang tak terpisahkan. Wartawan merupakan profesi yang melaksanakan kegiatan jurnalistik. Sedangkan pers adalah lembaga yang menjalankan kegiatan jurnalistik.
Beberapa contoh aturan kode etik profesi jurnalistik seperti wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Selanjutnya, wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
Kesimpulannya, kode etik memiliki manfaat positif selain untuk perusahaan juga sebagai faktor penentu profesionalisme. Tanpa adanya aturan dalam kode etik pekerjaan dengan keterampilan khusus, tak jauh beda dengan pekerjaan biasa. Ini dikarenakan profesi membutuhkan kepercayaan publik atau masyarakat.
Semoga informasi ini menambah pengetahuan kamu mengenai etika pekerjaan atau kode etik. Masih punya pertanyaan terkait pengembangan karir, tips mengelola bisnis dan usaha? Konsultasikan saja di Tanya Lifepal!
Pertanyaan seputar etika profesi
Klik di sini untuk mengetahui penjelasan lengkapnya.