Gaji guru honorer adalah salah satu topik yang selalu diangkat di setiap Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei pada tiap tahun.
Hal tersebut menyangkut kesejahteraan guru honorer yang mendapatkan gaji sangat rendah jika dibandingkan dengan dedikasi dan pekerjaannya.
Tidak bisa dimungkiri bahwa masih banyak guru honorer yang mendapatkan gaji di bawah layak. Bahkan untuk memenuhi UMP pun rasanya amat jauh sekali. Itulah mengapa topik gaji guru honorer menjadi topik yang selalu diulang-ulang dan tetap diperjuangkan oleh para guru honorer dari berbagai daerah hingga ke pelosok nusantara.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy bahwa jumlah guru honorer di Indonesia sekitar 784 ribu dengan gaji yang sangat rendah. Mirisnya lagi gaji tersebut dibayarkan per triwulan alias tiga bulan sekali. Lalu bagaimana para guru honorer ini bisa menyambung hidup setiap bulannya tanpa gaji memadai?
Sebelum membahas bagaimana cara guru honorer mendapatkan gaji serta perhitungannya mari kita bahas terlebih dahulu apa itu guru honorer.
Guru honorer adalah tenaga pendidik yang belum berstatus Pegawai Negeri Sipil. Para guru honorer ini diperbantukan di beberapa sekolah negeri atau sekolah milik negara di seluruh Indonesia untuk mengisi kekurangan bahkan kekosongan tenaga pendidik.
Cara Menghitung Gaji Huru Honorer
Gaji guru honorer umumnya diambil dari dana komite dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Inilah sebabnya gaji guru honorer dibayarkan mengikuti jadwal pencairan dana BOS yang diberikan setiap tiga bulan sekali. Skema pencairan dana BOS, yaitu:
- 3 bulan pertama 20 persen.
- 3 bulan kedua 40 persen.
- 3 bulan ketiga 20 persen.
- 3 bulan keempat 20 persen.
Perhitungan gaji honorer menjadi dasar besaran gaji yang didapatkan. Rata-rata guru honorer mengajar maksimal selama 24 jam pertemuan setiap minggu. Aturannya, guru honorer memang dibatasi hanya 24 jam.
Namun, cara perhitungannya hanya dihitung pada minggu pertama saja. Sementara minggu lain dalam bulan yang sama tidak dihitung. Meski pada kenyataannya jika mengajar dalam seminggu 10 jam artinya pelaksanaanya tetap 10 jam x 4 minggu.
Sebagai contoh, Ibu Rina mengajar selama 10 jam dalam satu minggu dengan bayaran Rp50 ribu per jam pertemuan. Artinya selama satu bulan ibu Rina hanya mendapatkan Rp50 ribu x 10 jam pertemuan = Rp500 ribu per bulan.
Perhitungan tersebut memang berbeda dengan perhitungan jam pertemuan di sekolah swasta atau di bimbingan belajar. Jika ibu Rina punya 10 jam pertemuan dalam seminggu artinya 10 jam x 4 minggu. Di sekolah swasta atau bimbingan belajar, Ibu Rina bisa mendapatkan bayaran sebesar Rp2 juta per bulan.
Perhitungan jam pelajaran ini juga mengacu para perhitungan jam pertemuan guru PNS meskipun besarannya berbeda dengan gaji guru PNS tetapi cara perhitungannya sama.
Bagi guru yang sudah mendapatkan sertifikasi pun minimal harus punya jam pertemuan sebanyak 24 jam per minggu.
Dengan kondisi seperti itu amat wajar jika banyak guru honorer yang mencari tambahan pekerjaan atau mencari pekerjaan sampingan di luar jam kerja demi memenuhi kebutuhan harian sembari berharap diangkat menjadi guru PNS.
Daftar Gaji Guru Honorer Terbaru
Gaji guru honorer di berbagai daerah tentu berbeda-beda. Upaya dilakukan untuk memberikan kesejahteraan pada guru honorer terus dilakukan. Salah satunya adalah mengusulkan gaji guru honorer setidaknya sama dengan UMR/UMP masing-masing daerahnya.
Mengingat seperti yang sudah diinformasikan sebelumnya gaji guru honorer paling rendah adalah Rp300 ribu per bulan, sementara gaji guru honorer paling tinggi perbulan sekitar Rp800 per bulan.
Jika gaji guru honorer disetujui mengikuti mekanisme UMR di daerahnya, tabel berikut bisa menjadi acuannya.
No. | Provinsi | UMP |
1 | Nangroe Aceh Darussalam | Rp2.916.810 |
2 | Sumatera Utara | Rp2.303.403 |
3 | Sumatera Barat | Rp2.289.228 |
4 | Sumatera Selatan | Rp2.804.453 |
5 | Riau | Rp2.662.025 |
6 | Kepulauan Riau | Rp2.769.683 |
7 | Jambi | Rp2.423.889 |
8 | Bangka Belitung | Rp2.976.705 |
9 | Bengkulu | Rp2.040.000 |
10 | Lampung | Rp2.240.646 |
11 | DKI Jakarta | Rp3.940.973 |
12 | Banten | Rp2.267.965 |
13 | Jawa Barat | Rp1.668.372 |
14 | Jawa Tengah | Rp1.605.396 |
15 | Jawa Timur | Rp1.630.059 |
16 | DI Yogyakarta | Rp1.570.922 |
17 | Bali | Rp2.297.967 |
18 | Nusa Tenggara Barat | Rp2.012.610 |
19 | Nusa Tenggara Timur | Rp1.793.293 |
20 | Kalimantan Selatan | Rp2.651.781 |
21 | Kalimantan Timur | Rp2.747.561 |
22 | Kalimantan Barat | Rp 2.211.266 |
23 | Kalimantan Tengah | Rp2.663.435 |
24 | Kalimantan Utara | Rp2.765.463 |
25 | Sulawesi Selatan | Rp2.860.382 |
26 | Sulawesi Utara | Rp3.051.076 |
27 | Sulawesi Tenggara | Rp2.351.870 |
28 | Sulawesi Tengah | Rp2.123.040 |
29 | Sulawesi Barat | Rp2.860.382 |
30 | Gorontalo | Rp2.384.020 |
31 | Maluku | Rp2.400.664 |
32 | Maluku Utara | Rp2.319.427 |
33 | Papua | Rp3.240.900 |
34 | Papua Barat | Rp. 2.934.500 |
Apakah Guru Honorer Bisa Menjadi Guru PNS?
Seorang guru honorer tetap berpeluang menjadi guru PNS selain tetap bertahan dengan berbagai cara meski mendapatkan gaji kecil. Ada beberapa tahapan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk naik tingkat dari guru honorer menjadi guru PNS.
Pemerintah umumnya memberikan prioritas yang sama bagi K1 (guru honorer yang digaji dari dana APBD/APBN) maupun K2 (guru honorer yang digaji dari dana non APBD/APBN atau dana komite dan dana BOS).
Pemerintah biasanya memberikan prioritas bagi guru honorer yang sudah punya masa kerja minimal satu tahun dari periode yang ditentukan serta berusia maksimal 45 tahun berdasarkan dengan periode yang ditentukan.
Pembukaan pendaftaran bagi guru honorer yang ingin diangkat menjadi guru PNS harus mengikuti mekanisme yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam hal ini adalah Badan Kepegawaian Negara (BKN) sesuai dengan mandat dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara.