Beromzet Ratusan Juta, Ini Kisah Randy Sugiarto Bangun Bisnis HeiHei Boba Milk

Gurita Bisnis HeiHei Boba (MoneySmart)
Bisnis minuman boba di Indonesia bisa menjadi bisnis yang menjanjikan. Karakteristik masyarakat Indonesia yang konsumtif, dan memiliki populasi yang besar, serta menyukai hal-hal baru menjadi peluang bagi pengusaha.
Gak heran, setiap tahunnya pasti ada saja tren makanan dan minuman yang populer di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah minuman dengan bahan dasar boba yang belakangan ini viral dibicarakan oleh masyarakat Indonesia.
Randy Sugiarto, pria kelahiran Jakarta Agustus 1988 ini memberanikan diri memperkenalkan varian menu minuman berbahan baku boba dengan fresh milk dan gula merah pada akhir tahun 2018 lalu.
“Jadi untuk awalnya kita lihat waktu itu tren boba lagi happening lagi. Kita lihat apa sih yang membedakan Bbubble milk tea dengan brown sugar boba ini. Oh ternyata boba nya itu menggunakan brown sugar yang menjadi pengganti gula putih. Terus krimernya diganti dengan fresh milk dan ternyata konsepnya lebih sehat, healthy,” ujar Randy kepada Lifepal.co.id.
Saat itu, Randy melihat kepopuleran boba di negara-negara Asia mulai naik daun, akan tetapi di Indonesia masih belum ada yang mengembangkan.
“Terus kami melihat peluang pasar ini di Indonesia sangat pas, dan saat itu belum ada yang garap konsep ini, di luar sudah happening banget tapi di Indonesia belum ada yang garap,” kata Randy.
Setelah mempelajari minuman tersebut, Pria lulusan Universitas Tarumanegara ini mulai peruntungan bisnis boba dengan merek HeiHei Boba Bar.
“Karena kesukaan saya juga mengkonsumsb bubble milk tea. Akhirnya kita coba garap dan akhirnya jadilah hei hei boba bar di akhir tahun 2018,” kata Randy.
Mengusung nama Hei Hei dalam bisnis minumannya, Randy terinspirasi dari bahasa mandari yang berarti memanggil, dengan harapan bisnis akan ramai pengunjung.

Bangun Brand Lokal Ditengah Gempuran Boba Asing

Persaingan Bisnis Boba Ketat (MoneySmart)
Persaingan Bisnis Boba Ketat (Lifepal)

Randy menegaskan, Hei Hei boba bar miliknya merupakan brand lokal asli Indonesia. Guna menghadapi persaingan brand-brand boba di Indonesia. Hei Hei Boba Bar terus mengedepankan inovasi produk dan adaptasi tren pasar yang terjadi.

“Kita lebih fokus sama market kita yang di lokal, jadi kita lebih cepat inovasi, lebih cepat untuk fokus pada market Indonesia. Sebagai contoh kita terakhir bikin produk perpaduan boba dengan coklat choki-choki,” ungkap Randy.
Sementara itu, guna mengatasi persaingan bisnis yang semakin ketat dalam bisnis boba, pihaknya akan tetap mengutamakan inovasi produk yang disukai oleh masyarakat.
“Tantangannya mungkin banyak persaingan pasar. Tapi memang kita tidak bisa menghindari itu semua, yang pasti terus inovasi, kompetitor akan ada terus, tetapi kita tetap inovasi fokus sama target pasar,” paparnya.
Sejak diluncurkan pada akhir tahun 2018 lalu, saat ini HeiHei Boba Bar telah memiliki 4 outlet. Mulai dari Mall Taman Anggrek, Gandaria City, Green Lake City, dan Pekanbaru Riau. “Sampai akhir tahun ini kita akan ada 20 outlet,” ucapnya.

Kunci Bisnis HeiHei Boba Bar

Kunci Sukses HeiHei Boba (MoneySmart)
Kunci Sukses HeiHei Boba (Lifepal)

Dalam berbisnis tentu akan menghadapi tantangan dan kendala yang dihadapi. Randy menjelaskan dirinya selalu memegang teguh tiga kunci utama dalam menjalankan bisnisnya.

Salah satu kunci utamanya adalah konsisten, dengan mengutamakan konsistensi ini, maka bisnis yang dijalankan akan fokus pada tujuan, dan terus berkembang.
Sebab, jika tidak mengutamakan konsisten, mustahil bisnis akan bisa bertahan dengan lama.
Kemudian, kedua adalah adaptasi dan inovasi, dengan ini segala tren dan perkembangan dalam bisnis makanan dan minuman bisa diterima dengan baik. Mulai dari beragam nya metode pembayaran, hingga minat konsumen yang terus berubah.
“Kita harus adaptasi dan cepat respon perkembangan market,” tegas Randy.
Selain itu, ketiga adalah kualitas, dalam bisnia makanan dan minuman kualitas adalah hal paling vital, dengan kualitas dapat mempertahankan pelanggan dan menambah pelanggan baru.
Menurut Randy, tak sulit menemukan pebisnis yang memiliki inovasi atau ide bisnis yang out of the box, akan tetapi mengabaikan sisi kualitas produk.
“Kadang ada orang berbisnis bikin ide atau inovasi gila nih keren, tapi pas dicoba wah parah banget. Kita menghindari itu, jadi ide yang gila diimbangi dengan kualitas yang oke, yang bagus,” paparnya.

Meningkatkan Keahlian SDM

SDM Jadi Kunci (MoneySmart)
SDM Jadi Kunci (Lifepal)

Tak hanya sekedar inovasi, dalam menjaga cita rasa dan kepercayaan konsumen. Pihaknya juga sangat memperhatikan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab bisnis food and beverage membutuhkan tenaga ahli yang terampil untuk menyajikan setiap minuman kepada pelanggan.

Jika kurang memiliki skill bisa berakibat kepada kepuasan pembeli yang berkurang dan berimbas pada reputasi perusahaan atau brand.
“Untuk menjaga kepercayaan konsumen dan cita rasa kita selalu adakan training. Itu pasti dilakukan apalagi kalau ada pembukaan cabang baru, pasti kami melakukan training terlebih dahulu di outlet pusat, baru kita lepas, jadi tidak asal main buka aja,” paparnya.
Dalam pelatihan tersebut, Randy memberikan materi seputar cara pembuatan produk hingga operasional toko.
“Jadi kami mengutamakan training cara bikin produknya dan training operasional tokonya, itu juga penting dan itu dua hal yang berbeda, dan kami training dua-duanya,” kata Randy.

Beromzet Ratusan Juta

Omset Ratusan Juta Rupiah (MoneySmart)
Omset Ratusan Juta Rupiah (Lifepal)

Dalam membangun bisnis ini, Randy mengungkapkan, dirinya menanamkan modal usahanya kurang lebih Rp 200 juta pada saat akhir tahun 2018 lalu.

Kini, usahanya memiliki omzet Rp 180 juta hingga Rp 250 juta per outlet setiap bulannya. Jika dihitung rata-rata Rp 200 jutaan per bulan dengan 4 outlet, maka usaha Randy mengantongi omzet sebesar Rp 800 jutaan per bulan, dan Rp 9,6 miliar per tahun. Jumlah yang lumayan fantastis untuk sebuah usaha yang belum berumur 2 tahun, bukan?
“Omzet kurang lebih sekitar Rp 200 jutaan, itu fluktuatif sih kadang-kadang Rp 250 juta, kadang Rp 180 juta, naik turun,” ungkap Randy.
Editor: Ayyi Achmad Hidayah