Menelusuri Kerajaan Bisnis Valencia Tanoesoedibjo, Putri Hary Tanoe

Valencia Tanoesoedibjo (instagram @valenciatanoe)

Bisa tebak siapa Valencia Tanoesoedibjo?

Dari namanya kamu mungkin sudah mengira bahwa Valencia adalah putri Hary Tanoesoedibjo alias Hary Tanoe. Yup, betul sekali. Valencia adalah putri ke-2 pemilik MNC Group sekaligus sang Ketua Umum Partai Perindo (Persatuan Indonesia).

Dalam bidang akademis, Valen terkenal cukup cerdas. Buktinya, di usia 22 tahun Valen telah menyandang gelar Master of Arts di University of Technology Sydney.

Mengikuti jejak sang ayah, Valencia ternyata seorang pengusaha juga lho. Di usianya yang relatif muda, Valencia telah memiliki sederet lini bisnis. Perempuan kelahiran 1993 ini memang telah lama bercita-cita jadi seorang business woman.

Perlahan cita-citanya tersebut ia coba wujudkan. Mau tahu apa aja bisnis Valen? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

The F Thing

Sejak Valen berusia 22 tahun, ia telah menjalani bisnis fashion e-commerce bernama Brand Outlet. Bisnis digital ini kemudian berganti nama dan wajah menjadi The F Thing pada 2017.

The F Thing gak cuma jadi platform jual beli tapi juga menyediakan berbagai konten lifestyle berbasis komunitas. E-commerce ini mencoba menggabungkan unsur tradisional dan modern untuk bisa menembus pasar internasional.

Selaku COO (Chief Operating Officer), Valen ingin menciptakan komunitas bagi para milenial yang bisa mendukung kegiatan serta kehidupan mereka secara positif.

Buat tahu lebih lanjut soal The F Thing, kamu bisa mampir langsung ke situs resminya di sini.

Clemence Ellery Fine Jewelry

Tahun lalu Valencia Tanoesoedibjo mencoba terjun ke bisnis perhiasan bernama Clemence Ellery Fine Jewelry. Clemence Ellery menawarkan koleksi perhiasan yang dibuat di Hong Kong dengan emas 18 karat dan permata berkualitas tinggi.

Melalui bisnisnya ini, Valen ingin membantu perempuan yang mencari perhiasan tanpa perlu benar-benar mengerti kualitas diamond atau material perhiasan lainnya. Oleh sebab itu, selain membeli produk jadi, pembeli juga bisa mendapatkan arahan material produk, desain, hingga cutting yang sesuai selera.

Clemence Ellery membidik perempuan pada rentang usia 20-30 tahun. Tapi, karena menyediakan fasilitas custom, pasar bisnis ini tetap bisa menjangkau berbagai usia.

Woolloomooloo Coffee

Afternoon at @woolloomooloo.coffee, the best part of the day #woolloomooloocoffee

A post shared by #MINUMKOPIMOOLOO (@woolloomooloojkt) on

Woolloomooloo merupakan kafe yang memadukan konsep bistro dan coffee shop dalam satu tempat. Salah satu cabangnya dapat kamu temui di kawasan Jakarta Pusat.

Untuk nama kafe yang cukup unik ini, Valen mengaku terinspirasi dari daerah di Australia yang bernama serupa, Woolloomooloo.

Nah, bagi para pecinta kopi nusantara pasti senang deh nongkrong lama-lama di sini. Pasalnya, Woolloomooloo menyajikan kopi pilihan dari berbagai kepulauan di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Gak cuma ngopi cantik, di sini kamu bisa isi perut, karena Woolloomooloo menyajikan Caesar Salad, Steak n Egg, Spaghetti, dan lain sebagainya.

Legitimate

Legitimate merupakan label fashion dengan desain yang simple dan minimalis. Produknya berupa kaos dan sweater dengan warna-warna monokrom. Busana street fashion ini diperuntukkan untuk para milenial yang ingin tetap nyaman, tampil sederhana, tapi juga tetap merasa istimewa.

Lovo Clothing

Dress for the vacation you want. Starring @stephanieleet ? #iwearlovo

A post shared by Lovò (@lovoclothing) on

Bersama sahabatnya, Lysia Jessica, Valencia Tanoesoedibjo mendirikan brand clothing bernama Lovo Clothing. Berbeda dengan brand Legitimate yang cenderung casual, Lovo Clothing juga menawarkan fashion semi formal maupun formal. Produk Lovo Clothing dibanderol pada kisaran Rp 200-400 ribu.

Selain mengurusi sederet bisnis di atas, Valencia Tanoesoedibjo juga bekerja sebagai Executive At Chief Executive Officer Office di MNC Group. Menurut Valen, salah satu tips sukses yang selalu ia terapkan hingga kini ialah dengan mengingat alasan saat ingin memulai sesuatu. Setelah dijalani, menurutnya kita harus mau menerima pengalaman pahit, bukan hanya saat untung atau manisnya doang.

Gimana menurutmu?