Uya Kuya: Investasi Jam Tangan Lebih Menguntungkan Ketimbang Properti

jam tangan

Dalam sebuah wawancaranya dengan Net TV belum lama ini, Uya Kuya blak-blakan bilang kalau nilai jam tangan mewah bisa melebihi tanah atau rumah! Dan bahkan Uya sendiri mengaku kalau pernah jual mobil demi beli jam.

Wah, masa sih? Kalau gitu mending beli jam aja dong dari sekarang daripada properti?

Soal investasi sendiri, Uya mengaku kalau dirinya gak pernah investasi di sektor properti lebih tepatnya dengan membeli rumah. Uya bilang kalau dirinya lebih suka menyimpannya di bank deposit, mungkin deposito kali ya. Gak cuma itu, bapak dari Cinta Kuya juga menyimpan uanganya demi keamanannya di apartemen miliknya.

Istri Uya, Astrid, bahkan sepaham dengan perkataan suaminya. Menurutnya, investasi jam tangan mewah cukup baik lantaran putra-putrinya memang kuliah di luar negeri.

Menurut Uya, ketika anak-anaknya kuliah di Amerika Serikat, mereka bakal dibekali satu jam tangan saja buat dijual dan dijadikan uang, kok gitu? Lagi-lagi Uya bilang kalau jam emang lebih likuid dari rumah. Jam bisa laris satu jam kemudian tapi rumah bisa berbulan-bulan larisnya.

Apakah pola investasi ini memang bijak untuk kamu lakukan? MoneySmart bakal memberikan beberapa tips buat kamu terkait investasi di jam tangan. Berikut ulasannya.

1. Gak semua jam tangan bisa jadi investasi

jam tangan
Uya Kuya pilih koleksi jam buat investasi ketimbang properti, (Instagram/@king_uyakuya).

Jam tangan adalah aksesoris fesyen yang sampai sekarang kerap dipandang sebagai simbol penanda status ekonomi. Statusnya mungkin sejajar sama perhiasan atau berlian.

Akan tetapi, hanya jam mewah yang harganya puluhan, ratusan, hingga miliaran rupiah yang harganya bisa naik dijual di pasaran. Atau setidaknya, kalaupun gak naik ya harga jualnya bakal “sama” dengan harga beli, walaupun usia jam tangan itu sudah lebih dari 70 tahun.

Dan kamu pun wajib tahu bahwasannya aksesoris ini yang rata-rata bisa diinvestasikan adalah jam mekanik. Bukan quartz alias yang bermesin baterai.

Selain itu, peran merek pun berpengaruh. Kolektor tentunya membidik merek Rolex, Panerai, IWC, Cartier, Breitling, Longines, Omega, Tag Heuer, Patek Philippe, Richard Mille dan lainnya. Semuanya merek mahal di pasaran.

Baca juga: Seharga Rp 1 Jutaan! 7 Jam Tangan Ini Terlihat Seperti Ratusan Juta Rupiah

2. Gak semua orang kaya suka pakai jam mahal

jam tangan
Gak semua orang minat buat membeli jam buat penampilan apalagi investasi, (Ilustrasi/Pixabay).

Kamu juga mesti memahami bahwasannya gak semua orang kaya berpandangan bahwa jam merupakan produk investasi.

Bagi Bill Gates atau Michael Bloomberg aksesoris ini cuma jadi penunjuk waktu saja. Mereka pun memakai jam yang harganya di bawah Rp 1 juta. Mark Zuckerberg bahkan sama sekali gak pakai. Padahal kalau dipikir-pikir mereka semua adalah orang terkaya di dunia versi Forbes.

Perilaku konsumsi ini tentu bisa jadi insight baru buat kita bahwa, apakah ke depannya barang mewah ini masih bakal laris di pasaran? Tentu gak ada yang tahu.

Baca juga: Jadi Anggota DPR, Jam Tangan Audemars Piguet KD Senilai Rp 1,3 Miliar!

3. Keuntungan dari investasi ini diraup lewat lelang

jam tangan
Kalau kamu mengkoleksi fesyen item ini bisa mendapatkan banyak uang saat dilelang lho, (ilustrasi/Pixabay).

Investasi jam tangan jelas gak kayak emas yang harganya bisa kelihatan dari hari ke hari. Dan rata-rata, keuntungan dari penjualan jam bekas ini berasal dari lelang.

Buat mengetahui informasi seputar lelang jam tangan mewah, kamu bisa kunjungi situs timepeaks. Di situs tersebut, kamu bakal temukan banyak jam tangan jadul yang harganya luar biasa mahal.

Selain lelang, kamu juga bisa menjualnya di online shop atau situs-situs e-commerce luar negeri. Namun, bicara soal “kapan larisnya,” tentu hal itu gak bisa diprediksi.

Walau Uya Kuya bilang kalau bisa laku dalam satu jam, itu tentunya jika pembelinya memang ada. Kalau pembelinya gak ada ya otomatis harus sabar juga dong.  

4. Investasi ini berlaku buat jangka panjang

jam tangan
Fashion’s item ini ternyata memiliki nilai investasi jangka panjang, (Ilustrasi/Pixabay).

Investasi ini gak bisa kayak trading saham yang berlaku buat jangka waktu pendek. Untuk bisa merasakan kenaikan harganya yang cukup signifikan, otomatis kamu mesti menyimpan jam tangan ini dalam waktu lama.

Kolektor tentunya memburu koleksi jam yang memiliki nilai historis atau merek yang disukai dari generasi ke generasi.

Jika baru beli sebulan lalu bulan depan dijual, maka yang ada kamu rugi. Kecuali, jam tangan mewah itu sifatnya limited edition yang diproduksi gak lebih dari 10 unit.

5. Kalau belum kaya jangan coba-coba investasi ini deh

jam tangan
Kalau kamu gak punya cukup uang ada baiknya nih jangan berinvestasi dalam bentuk benda ini, (Ilustrasi/Pixabay).

Kenapa hanya orang kaya yang boleh investasi jam tangan? Sederhana saja jawabannya, karena harga jam tangan itu gak bisa diprediksi. Otomatis returnnya juga. Di samping itu, modal investasinya juga luar biasa besar.

Jika kamu masih jadi karyawan dengan gaji pas-pasan, mending investasi saham saja atau reksadana, ketimbang maksain diri beli jam tangan.

Mereka yang berinvestasi di sini tentu merupakan seorang pecinta horology dan berduit. Seandainya jam yang mereka punya gak laku di pasaran, yaudah paling ya apes-apesnya dipakai lagi. Wong masih bagus kok.

Itulah serba-serbi investasi jam yang harus kamu ketahui. Intinya, investasi ini sama saja seperti investasi perhiasan emas.

Dan buat kamu yang memang masih awam di dunia jam tangan serta belum punya uang banyak, pikir 100 kali untuk investasi di sini ya. Fokuskan saja untuk bisa hidup mapan di masa depan, dan ingat kebutuhan pokokmu yaitu sandang, pangan, papan. (Editor: Mahardian Prawira Bhisma)