Jangan Cuma Asyik Investasi, Zakat Maal Juga Harus Jadi Prioritas

Zakat penghasilan

Demi tercapainya tujuan finansial di masa yang akan datang, investasi merupakan hal yang wajib untuk kita lakukan. Namun, kita sering lupa bahwa ada kewajiban yang juga harus kita tunaikan, terutama bagi umat Muslim, yaitu Zakat Maal.

Maal bisa diartikan sebagai harta atau kekayaan. Pada intinya, Zakat Maal didefinisikan sebagai zakat yang dikenakan atas segala jenis harta, yang secara zat maupun substansi perolehannya tidak bertentangan dengan ketentuan agama.

Dalam Instagram Live yang diselenggarakan Lifepal dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), disebutkan bahwa keberadaan zakat tentunya sangat penting di masa pandemi COVID-19 mengingat banyak sekali warga kurang mampu yang terdampak secara ekonomi.

Berikut adalah hal-hal yang harus Anda ketahui seputar Zakat Maal.

Perhitungan zakat maal 2,5% dari total kekayaan

“Nishab zakat penghasilan sebesar 85 gram emas per tahun, selain emas kita juga bisa menjadikan perak (setara 595 gram) atau beras (setara 524 kg) sebagai patokannya. Sementara itu perhitungannya ada dua pandangan. Menurut sebagian ulama, perhitungannya diambil dari 2,5% total kekayaan bersih,” ujar Digital Fundraising Manager BAZNAS RI, Hafiza Elvira Nofitariani, dalam Instagram Live Lifepal x Baznas, 3 Desember 2020.

Pada intinya, apabila total kekayaan tidak mencapai nishab, maka orang tersebut tidak wajib zakat. 

Perhitungan 2,5% sejatinya berlaku juga dalam zakat penghasilan. Setiap bulan, seorang Muslim wajib mengeluarkan 2,5% dari penghasilannya untuk berzakat.

Apabila penghasilan per bulan tidak mencapai nishab, maka hasil pendapatan selama 1 tahun dikumpulkan atau dihitung, kemudian zakat ditunaikan jika penghasilannya sudah cukup nishab.

Aset apa saja yang harus dikeluarkan zakatnya

“Aset atau barang-barang yang kita miliki tentunya harus dikeluarkan zakatnya, kecuali barang tersebut kita gunakan sehari-hari. Anggap saja ketika kita memiliki perhiasan emas yang digunakan sehari-hari, begitu pula dengan mobil atau rumah seisinya yang kita tempati, kita tidak perlu membayar zakatnya karena emas tadi, kendaraan, dan properti itu memang kita gunakan. Namun jika emas itu adalah emas sebagai aset simpanan, atau aset properti yang dijadikan investasi, saham atau reksa dana, maka itu harus dikeluarkan zakatnya,” tambahnya.

Pada dasarnya, zakat maal terdiri atas simpanan kekayaan seperti aset lancar (kas atau setara kas), logam mulia, surat berharga (surat utang, sukuk, saham, reksa dana), penghasilan profesi, aset perdagangan, hasil barang tambang atau hasil laut, hasil sewa aset dan lain sebagainya.

Adapun syarat harta yang terkena kewajiban zakat maal adalah, kepemilikannya penuh, perolehannya halal, dapat dimanfaatkan, mencukupi nishab, bebas dari utang, mencapai haul, dan dapat ditunaikan saat mencapai nishab.

Zakat masuk dalam pengeluaran wajib

“Bagi umat Islam, zakat maal tentu masuk dalam pengeluaran yang sifatnya wajib. Bila sebuah pengeluaran masuk dalam kategori wajib, maka mereka yang tidak membayar akan dijatuhi sanksi, bila pajak sanksinya dari Negara, cicilan sanksinya dari lembaga pemberi kredit, namun zakat sanksinya bersifat spiritual,” ujar Financial Educator Lifepal, Aulia Akbar, CFP® dalam IG Live tersebut.

Mengingat pengeluaran ini bersifat wajib, maka penting sekali bagi kita untuk memiliki neraca keuangan pribadi. 

Akbar menambahkan bahwa, neraca keuangan akan berisi seputar aset dan juga liabilitas (utang). Dengan memiliki neraca keuangan pribadi, seseorang dapat dengan mudah mengetahui berapa besar zakat maal yang harus dibayarkan.

“Jika estimasi zakat yang dimiliki sudah diketahui, maka dia tentu bisa mempersiapkan dana jauh-jauh hari untuk menunaikan kewajibannya,” lanjutnya. 

Baznas menerima zakat dalam bentuk saham 

Bukan cuma zakat berupa uang tunai yang bisa Anda berikan ke Baznas, melainkan juga saham. 

Zakat saham wajib ditunaikan jika nilai saham beserta dengan keuntungan investasi sudah mencapai nisab dan sudah mencapai haul. Perhitungan nishabnya sama yaitu setara dengan 85 gram emas, dan perhitungannya adalah 2,5%.

Investor perlu mengetahui apakah total asset akun saham yang dimiliki sudah mencapai nisab atau belum. Jika sudah, maka investor bisa menghitung berapa jumlah yang akan dizakati dalam bentuk satuan lot (100 lembar).

Itulah hal-hal yang harus diketahui seputar zakat dan investasi. Pada intinya, tidaklah rugi bagi investor untuk berzakat.

Karena lewat distribusi zakat, perekonomian masyarakat yang kurang mampu bisa terbantu. Jika uluran tangan para investor bisa membuat mereka sejahtera, maka perekonomian Indonesia pun akan berkembang dengan baik.