Mengatur Keuangan Keluarga, Ikuti Tips Ibu-Ibu Zaman Dulu

uang simpanan rupiah

Mungkin kita sering bertanya, sebenarnya gimana sih ibu-ibu kita mengatur keuangan keluarga mereka di zaman dulu saat kita masih kecil? Ya mulai dari membayar uang sekolah, memberi kita uang jajan hingga kebutuhan-kebutuhan lain yang termasuk kategori mewah.

Pertanyaan ini bisa muncul karena kita tahu bahwa hanya ayah lah yang menjadi pencari nafkah utama kala itu. Jadi gimana sih cara mengatur keuangan ala ibu-ibu kita agar tetap bertahan dan tentu tanpa utang?

Tips Terbaik Cara Mengatur Keuangan dengan Tepat dari Para Ibu Zaman Dulu

Mungkin seorang ibu bisa dibilang bukanlah seorang pakar perencana keuangan. Tapi jangan salah lho, pengalaman hidup dan nilai-nilai yang mereka miliki bikin mereka punya cara mengatur keuangan yang tepat. Bagaimana tuh? Berikut beberapa nasehat mereka yang bisa kita dengar dan terapkan:.

1. Kita adalah “Pahlawan Terbaik” untuk keuangan kita sendiri

Jangan pernah berharap hidup dari belas kasihan orang lain. Apalagi berkhayal bahwa uang akan turun dari langit di pangkuan kita sehingga gak pusing lagi dengan masalah keuangan sehari-hari. Jadi, milikilah ilmu dan gunakan ilmu tersebut sebagai bekal untuk membiayai hidup kita.

Mampu mandiri secara finansial sangatlah penting agar gak ada seorangpun yang menghalangi kemampuan kita untuk menghasilkan uang. Kita juga bisa hidup sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jangan lupa buat anggaran untuk semua kebutuhan

mengatur keuangan keluarga

Jangan cuma pintar mencatat kesalahan orang lain, keuangan juga dong hehehe (Mencatat / Blogspot)

Oke, mungkin ini merupakan hal paling membosankan dan paling malas untuk dilakukan. Tapi inilah salah satu cara mengatur keuangan yang ampuh dan efektif. Tapi, masa sih kita perlu menulis pengeluaran untuk sepotong gorengan seribu perak?

Kenapa gak? Tetap masukkan itu dalam anggaran jajan dan ngopi kita. Mungkin kedengarannya ribet dan bukan ide yang menarik ya, tapi memang itulah yang harus kita lakukan. Atau coba deh ide yang ini. Hitung berapa jumlah yang kamu habiskan untuk jajan, masukkan ke dalam amplop tersendiri lalu disiplin jajan menggunakan uang itu saja.

Coba juga kumpulkan tagihan-tagihan di bulan lalu, struk belanjaan dari supermarket lalu ambil selembar kertas dan beberapa amplop dan mulailah menghitung. Ingat ya, hidup harus realistis. Jangan berkhayal tentang seorang milyarder yang tiba-tiba akan datang ke rumah memberi kamu segepok uang untuk menyelamatkan keuanganmu.

Jadi jika kamu gak bisa melakukan cara mengatur keuangan yang tepat, maka yang terjadi adalah kamu  akan selalu kekurangan uang.

2. Bedakan antara “Saya ingin” dan “Saya butuh”

Zaman sekarang kita akan dipikat oleh diskon besar-besaran yang ditawarkan situs-situs e-commerce macam Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee, cashback di kafe-kafe tempat kita hangout, sampai cashback dari aplikasi pembayaran online seperti OVO dan GoPay.

Tapi jangan lupa, ada kebutuhan mendasar lain yang harus diprioritaskan seperti makanan bernutrisi, rumah yang nyaman, serta pendidikan berkualitas untuk anak-anak. Jadi, bijaksanalah dalam mengelola keuanganmu. 

mengatur keuangan keluarga

Aduh mana tahan ya lihat diskon bertebaran di hadapan mata, cuzzzzzz belanja!  (Diskon / viensbabyshop) 

3. Berhemat sekarang dan belanjakan nanti

Para ibu zaman dulu memiliki kesabaran yang patut diacungi jempol loh. Mereka mengumpulkan dan mencari tambahan rupiah demi rupiah untuk membeli peralatan dapur yang perlu diganti karena sudah mulai lapuk. Meski ada cara untuk membeli dengan kredit, ibu lebih suka menabung sampai ia mampu untuk membeli barang yang diinginkan.

Rasa puas yang tergambar di wajahnya saat barang tersebut tiba di rumah tanpa perlu dibebani tagihan itu yang mereka rasakan. Menabunglah dan belajakan nanti. Ini gak hanya tentang bagaimana cara kita hidup, tapi juga tentang harga diri dan kepuasan, etah itu memiliki uang sedikit atau banyak.

4. Berpikirlah baik-baik sebelum membuat satu keputusan finansial yang besar

Saat kita sedang merencanakan sesuatu yang besar, baik itu tentang keuangan atau bukan, buatlah sebuah diagram sebab-akibat atau konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan-keputusan tersebut.

Sekecil apapun keputusan tersebut, apakah mengganti kendaraan roda dua atau sebesar keputusan membuka usaha baru, pikirkanlah. Tulis pada sehelai kertas konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dihadapi, kemudian pertimbangkan baik-baik.

Tips mengatur keuangan keluarga yang satu ini bisa membantu kita untuk mengenali emosi seperti harapan atau ketakutan atas keputusan yang kita ambil.

5. Menabung lebih banyak dari pengeluaran

Ibu-ibu di zaman dahulu selalu mengajarkan kita untuk bisa menghasilkan uang tambahan yang cukup lumayan nominalnya. Mereka akan menganjurkan kita untuk bisa menyimpan 75% dari penghasilan ke dalam tabungan dan menggunakan 25% untuk keinginan-keinginan yang lain.  

mengatur keuangan keluarga

Mak, mak, nabung dong mak, bisa di mana dan lewat ape aje kok mak yang penting nabung hehehe (Kumpul Warga / pojoksatu) 

6. Sisihkan lebih dulu

Saat akan mengalokasikan uang penghasilan untuk keperluan sehari-hari, sisihkanlah sebagian untuk kebutuhan sosial atau sedekah. Kemudian tabungan dan barulah kebutuhan kita. Menurut para ibu di zaman dulu,  inilah cara kita untuk “menabung pertolongan” atau dengan kata lain menyimpan dana darurat yang suatu saat akan kita butuhkan.

Yang sering jadi salah kaprah di era sekarang adalah, kebanyakan orang menabung dari apa yang mereka sisakan di akhir bulan, bukan sisihkan di awal bulan. Mungkin gak masalah kalau bisa menyisakan setiap bulan, tapi kebanyakan sih sulit untuk melakukannya. Jadi yang terbaik adalah menyisihkan di awal bulan. 

7. Milikilah uang kita sendiri

Di era tahun 70-an, kebanyakan para perempuan yang menikah lalu menjadi ibu rumah tangga.  Ini berarti suami adalah satu-satunya pencari nafkah untuk keluarga. Itulah kenapa biasanya para ayah lebih leluasa untuk membuat keputusan-keputusan finansial yang menyangkut dirinya. Berbeda dengan para ibu; mereka lebih menahan diri untuk membeli barang yang mereka inginkan untuk diri sendiri.

Namun saat para ibu mulai kreatif membuka usaha sendiri yang bisa mereka kerjakan di rumah, saat itulah para ibu lebih mampu untuk membeli apa yang ia inginkan. Dari sini kita bisa belajar, bahwa menghasilkan dan memiliki uang sendiri memabg lebih baik. Selain itu, tentu saja uang yang dihasilkan bisa membantu keuangan keluarga.

Itulah tujuh cara mengatur keuangan keluarga ala ibu rumah tangga zaman dulu. Semoga saja bisa menginspirasi kamu-kamu para keluarga milenial untuk lebih berhemat lagi dan tak tergoda hal-hal yang gak mutu.