Kisah Sukses Ajik Krisna, Pemilik Krisna Oleh-Oleh Bali

Ajik Krisna. (Instagram)

Ajik Krisna merupakan nama di balik kisah sukses pusat oleh-oleh nomor 1 di Bali. Bagi para pelancong yang berkunjung ke Bali pastinya tak pernah melewatkan Toko Krisna Oleh-Oleh. Bukan pantai, bukan juga tempat wisata lain, namun tempat ini tak pernah sepi pengunjung. 

Toko ini adalah pusat oleh-oleh terbesar di Bali. Di sini kamu bisa menemukan berbagai macam produk, mulai dari makanan, kerajinan tangan, hingga aneka produk spa yang biasa dijadikan buah tangan oleh para pelancong.

Namun, tahukah kamu kalau ternyata sang pemilik toko ini hanyalah lulusan SMP. Ia adalah Ajik Krisna alias Gusti Ngurah Anom, pria yang kini disebut-sebut sebagai Crazy Rich Bali berkat kesuksesannya mendirikan Krisna Oleh-Oleh. 

Tak banyak yang tahu kalau sosok pengusaha gigih ini semasa sekolah terkenal hobi bolos dan baru lancar membaca di kelas VI SD. Jatuh bangun Ajik Krisna dalam berbisnis pun tak main-main.

Meski bukan berasal dari keluarga kaya raya, siapa sangka kini selain memiliki toko oleh-oleh yang cukup besar, Ajik juga memiliki restoran, bisnis penyewaan mobil mewah, dan hotel. Lulusan SMP ini bahkan telah menjadi pemimpin dari setidaknya 1.000 karyawan. 

Bagaimana perjalanan dan kisah sukses Ajik Krisna? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

Anak “nakal” dari desa kecil Tangguwisia

krisna oleh-oleh
Lahir dari keluarga biasa-biasa saja, kini jadi orang sukses. (Instagram/@ajikkrisna.fans)

Ajik Krisna atau yang kerap disapa Anom ini terlahir sebagai anak bungsu dari 7 bersaudara yang hidup dalam kemiskinan. Ayahnya merupakan seorang petani, sementara ibunya berjualan kue di pasar. Untuk membantu perekonomian keluarganya harus membantu pekerjaan kedua orangtuanya. Bahkan di usianya yang masih kecil ia sudah bekerja sebagai buruh angkat kayu di tempat usaha kakeknya. 

Namun, pria yang lahir dan besar di sebuah desa kecil Tangguwisia, kecamatan Seririt, kabupaten Buleleng , Bali ini bukan anak rendah diri dan pendiam. Sebaliknya, sejak kecil Ajik Krisna sudah terkenal hiperaktif, berwatak keras, berani, hingga dicap bandel.

Keadaan ini membuatnya tidak betah belajar di rumah dan jarang mengerjakan PR. Diketahui ia baru bisa membaca saat duduk di bangku kelas 4 SD. Ajik Krisna juga terkenal sering melawan guru di sekolah. Tak heran jika ia menjadi langganan murid yang sering kena hukuman di sekolah. Namun, beruntung ia selalu naik kelas dan melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Seririt.

Ajik Krisna putus sekolah dan memutuskan merantau

krisna oleh-oleh
Sempat putus sekolah dan merantau. (Instagram/@ajikkrisna.fans)

Masa kecil yang dilalui Ajik Krisna memang tidak mudah. Sekalipun telah berniat melanjutkan studi di SMA tak jauh dari rumahnya, mimpinya itu harus pupus. Orangtuanya tak mampu membiayai pendidikan. Apalagi sang ayah saat itu sudah semakin sepuh dan tak bisa lagi bekerja untuk menafkahi keluarga.

Hal tersebut tak pelak membuat Ajik Krinsa merasa kecewa. Apalagi sebagai anak terakhir, ia merasa tak mendapat kesempatan yang sama dengan kakak-kakaknya.

Ajik Krisna pun memutuskan untuk merantau ke kota Denpasar. Dengan menumpang truk ia sampai ke terminal Ubung kemudian melanjutkan perjalanannya dengan jalan kaki berkilo-kilo jauhnya. Karena tak punya cukup bekal dan rencana, Ajik yang kelelahan berjalan pun memutuskan menumpang istirahat di Pos Satpam Hotel Rani di Sanur.

Beda jauh dari keadaannya sekarang sebagai bos Krisna Oleh-Oleh sekarang. Untuk sekedar bisa mengisi perut, saat itu Ajik sampai harus memunguti sampah dan melakukan aksi bersih-bersih halaman taman sekitar pos. Beruntung, saat itu pemilik Hotel Rani melihat dan menghampirinya. Ia pun diizinkan menetap dan bekerja di Pos tersebut dengan syarat ikut menjaga keamanan dan kebersihan di sekitar Pos Satpam.

Menjadi tukang cuci mobil sampai terserang rematik akut

krisna oleh-oleh
Pernah menjajal profesi tukang cuci mobil. (Instagram/@ajikkrisna.fans)

Selama tinggal di Pos Satpam, ajik Krisna menunjukkan kegigihannya bekerja dengan berinisiatif mencuci bersih mobil pemilik Hotel Rani dan juga para tamu hotel. Pekerjaan tersebut membuatnya bisa mengumpulkan uang sebesar Rp 2.500. Angka yang cukup besar pada kala itu. 

Sayangnya setelah dua tahun menekuni profesi tersebut, ia terserang rematik akut yang membuatnya terpaksa harus berhenti bekerja. Setelahnya, Ajik Krisna dalam keadaan sakit dan menganggur itu memutuskan menumpang tinggal di rumah pamannya, seorang pengusaha konfeksi kecil-kecilan. 

Ajik Krisna bukan hanya bisa menumpang tinggal dan makan di sana, tetapi juga membantu pekerjaan konfeksi meski tanpa menerima bayaran. Tak disangka, di sana juga lah ia bertemu dengan Ketut Mastrining, teman semasa SMP yang membuatnya jatuh cinta. 

Namun, teringat tabiat Ajik Krisna semasa SMP yang nakal dan keras kepala, ditambah melihatnya saat ini sebagai pemuda luntang lantung tanpa masa depan, Ketut Mastrining tak tertarik padanya.

Cinta ditolak, Ajik Krisna bertekad kuat mengubah nasib

Ajik Krisna tak patah semangat meski pernyataan cintanya selalu berujung pada penolakan. Sebaliknya, ia justru bertekad membuktikan bahwa ia pun bisa jadi pemuda yang sukses. Tak menunggu lama, Ajik mendatangi Pak Sidharta, pemilik konfeksi Sidharta, yang memberikan order jahitan ke konfeksi pamannya.

Ia berusaha keras menunjukan kesungguhannya agar bisa diterima sebagai pegawai. Ajik menunjukkan etos kerja yang luar biasa baik dan banyak belajar dari Pak Sidharta untuk memperkaya wawasannya.

Bekerja di konfeksi Sidharta membuat Ajik berkembang dan tumbuh menjadi pemuda yang lebih matang. Usahanya tidak sia-sia, Ajik Krisna akhirnya berhasil meyakinkan Ketut Mastrining hingga keduanya menikah.

Berdirinya Krisna Oleh-Oleh Khas Bali

Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada awal tahun 1992 Ajik Krisna memberanikan diri membuka toko baju kaos dengan nama Cok Konfeksi di Jalan Nusa Indah, Denpasar. Berkat kegigihannya, Cok Konfeksi tak memerlukan waktu lama untuk diperhitungkan sebagai salah satu industri besar di Bali.

Setelah sukses dengan usahanya tersebut, Ajik Krisna kembali memikirkan peluang bisnis yang berpotensi laris manis. Idenya kemudian diwujudkan dalam bentuk bisnis sentral oleh-oleh Bali bernama Krisna Oleh-Oleh Khas Bali yang pertama berdiri pada tanggal 16 Mei 2007.

Mulanya, Ajik Krisna hanya menjual kaos sebagai cenderamata. Ia melibatkan para desainer terkemuka untuk menciptakan desain karikatur pada kaosnya. Selanjutnya, ia terus mengembangkan produknya mengikuti permintaan pasar.

Dalam waktu singkat, Krisna Oleh-Oleh Khas Bali menjadi sangat populer dan gerainya telah dibuka di beberapa tempat lain. Hingga kini, sentral oleh – oleh khas Bali gagasan Ajik Krisna telah menjadi pusat oleh-oleh terbesar di Pulau Dewata.

Ajik Krisna jadi Crazy Rich Bali dan Koleksi Supercar di Garasi

Kesuksesannya sebagai pengusaha mengantarkan Ajik Krisna masuk ke dalam daftar Crazy Rich Bali dengan kekayaan tak main-main. Kini Ajik bersama keluarganya bisa menikmati hasil jerih payah dari kerja keras yang ia bangun selama bertahun-tahun.

Diketahui saat ini pria kelahiran Buleleng, 5 Maret 1971 ini tak hanya tinggal di hunian yang mewah. Pun sedikitnya ada 16 mobil supercar dengan harga fantastis terparkir di garasinya. Salah satunya Lamborghini Aventador Roadster yang ia beli dengan harga Rp 14,5 Miliar.

Meski kini berstatus sebagai Crazy Rich Bali, Ajik Krisna tak begitu saja berpuas hati dan lupa daratan. Ia justru semakin banyak terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan kerap memberikan bantuan bagi mereka yang kurang mampu sebagai wujud syukur atas kesuksesannya. Sebab Ajik tak pernah menyangka perjalanan hidupnya yang diawali dari rasa kecewa dan amarah kini bisa menjadi limpahan berkah.

Kisah Ajik Krisna atau Anom ini menjadi bukti bahwa siapapun bisa mengubah nasib, tak peduli latar belakang maupun stigma yang telah dimiliki. Anom, “anak bandel” dari keluarga Petani ini telah sukses menjadi raja sentral oleh-oleh nomor 1 di Bali. Semoga kisah bos Krisna Oleh-Oleh ini menginspirasi!