Manajemen Risiko Meminimalkan Kerugian Perusahaan

manfaat manajemen risiko

Manajemen risiko adalah hal yang penting untuk dipahami bagi mereka yang bergelut di dunia bisnis untuk membantu organisasi dalam mengelola setiap risiko yang mungkin terjadi dan berdampak pada pencapaian tujuan organisasi.

Apalagi dalam sebuah bisnis akan ada banyak keputusan yang berakibat pada banyaknya pula risiko yang akan dihadapi di kemudian hari.

Untuk itulah sewajarnya jika kamu memiliki sebuah bisnis harus senantiasa menjalani pengelolaan risiko untuk meminimalkan kerugian yang bisa dialami.

Di dalam penerapannya apabila risiko itu datang, jangan terburu-buru menyimpulkan membawa kemalangan. Nyatanya risiko berpeluang menjadi sesuatu yang menguntungkan di masa depan melalui langkah-langkah penanganan yang tepat. 

Pengertian manajemen risiko menurut para ahli

Untuk mengetahui pengertian manajemen risiko atau risk management, kita harus memahami arti harfiah dari kata-kata ini.

Manajemen adalah suatu upaya untuk melakukan pengelolaan terhadap suatu hal tertentu.

Sementara arti kata risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hasil dari tindakan yang tidak menyenangkan seperti yang sifatnya merugikan dan membahayakan.

Ketidakpastian ini bisa dalam bentuk ancaman, pengembangan strategi, dan mitigasi risiko.

Dalam hal ini risiko berkaitan dengan pendekatan atau metodologi dalam menghadapi ketidakpastian dalam bisnis.

Definisi manajemen risiko menurut para ahli sebagai berikut.

  • Fahmi (2010): Satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang tindakan-tindakan organisasi dalam mengatasi masalah berbasis manajemen yang sistematis dan menyeluruh.
  • Djojo Soedarso (2003): Penerapan fungsi manajemen secara umum untuk memetakan masalah dan solusinya yang terjadi di dalam sebuah organisasi perusahaan maupun keluarga dan masyarakat.
  • Tampubulon (2004):  Satu proses yang dilakukan untuk mengakomodasi segala kemungkinan buruk dari sebuah transaksi bisnis.
  • Darmawi (2014): Suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi.
  • Bramantyo (2008): Proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko.
  • Smith (1990): Proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
  • Jadi dapat diartikan, risk management atau manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mengendalikan, dan berusaha menghindari, meminimalkan, atau bahkan menghilangkan risiko yang tidak dapat diterima.

    Dalam suatu perusahaan, memahami dan mengelola risiko wajib dilakukan untuk meminimalkan risiko perusahaan mengalami kerugian.

    Salah satu langkah mengantisipasi kerugian perusahaan adalah dengan asuransi properti. Manfaat memiliki asuransi properti adalah sebagai jaminan bahwa asuransi akan menanggung pengeluaran untuk perbaikan gedung atau aset perusahaan yang rusak.

    Peran Manajemen Risiko

    Risk management memiliki peran yang sangat penting, yakni membantu perusahaan untuk menetapkan strategi ke depannya. Setelah itu juga dapat membantu untuk meninjau kembali strategi yang telah diterapkan sehingga dapat relevan dengan situasi yang terus berkembang.

    Contohnya, ketika pada masa pandemi Covid-19, di mana banyak perusahaan yang kolaps atau tidak dapat bertahan karena penurunan ekonomi. Tanpa manajemen risiko yang efektif, sebuah perusahaan tidak dapat bertahan ketika risiko tersebut terjadi dan berujung terpaksa gulung tikar.

    Peran manajemen risiko di masa pandemi sangat penting untuk menghindari hal-hal seperti itu. Sebagai pemilik usaha yang terdampak, menggunakannya dengan tepat dapat membantumu untuk menetapkan strategi ke depannya untuk tujuan perusahaan, baik untuk bertahan, memulihkan finansial, maupun menambah keuntungan.

    Setelah itu, kamu harus mengevaluasi setiap tahapan yang ada dan keputusan yang sudah diambil, lalu dirumuskan pada langkah-langkah peningkatan kinerja, bisa membantu bisnismu untuk tetap survive di tengah badai pandemi ini.

    Jenis-jenis manajemen risiko

    Untuk mengetahui bagaimana cara mengelola risiko dalam perusahaan, penting mengetahui jenis-jenisnya di dunia bisnis. Berikut ini 4 tipe manajemen risiko.

    1. Manajemen risiko operasional

    Manajemen risiko operasional berkaitan dengan risiko yang timbul akibat gagal fungsi proses internal, seperti human error atau kinerja karyawan yang kurang, kegagalan sistem, faktor luar seperti bencana, hingga modal yang tidak sehat.

    Terdapat empat faktor penyebab terjadinya risiko operasional, yaitu manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal.

    Melalui jenis manajemen risiko ini, para pemangku kepentingan dalam perusahaan dapat mengambil langkah preventif atau bahkan sanksi supaya kapasitas produksi dan layanan terjaga semisal ada hal yang tidak diinginkan terjadi.

    2.  Manajemen risiko strategis

    Manajemen satu ini berkaitan dengan pengambilan keputusan, biasanya mengenai kondisi atau keadaan yang tak terduga sehingga mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan manajemen strategi yang direncanakan.

    Manajemen risiko strategis diterapkan dalam risiko operasi, risiko kompetitif, risiko asset impairment atau bahkan jika ada risiko franchise.

    Untuk mengetahui risiko yang berpotensi terjadi dan merugikan perusahaan adalah dengan menuliskan poin-poin penting, misalnya kamu bisa membuat beberapa daftar berikut.

  • Daftar risiko.
  • Penilaian risiko tersebut sesuai dengan kecenderungannya dan juga dampaknya.
  • Penilaian pada kondisi saat ini yang sedang terjadi.
  • Rencana tindakan bila risiko terburuk benar-benar muncul.
  • 3. Manajemen risiko keuangan

    Risk management of financial adalah upaya pengawasan risiko dan perlindungan hak milik, harta, aset dan keuntungan suatu bisnis.

    Proses manajemen risiko keuangan meliputi identifikasi, evaluasi dan melakukan pengendalian risiko bila ditemukan hal yang mengancam keberlangsungan perusahaan.

    Langkah pengelolaan ini juga tidak terlepas dari perubahan nilai tukar mata uang yang terkait erat dengan tingkat inflasi, neraca perdagangan, kapasitas utang, tingkat bunga, dan sebagainya.

    Hal ini sangat penting karena menjadi salah satu sumber daya perusahaan. Karena itu seorang akuntan harus mempertimbangkan berbagai risiko lain yang berkaitan dengan keuangan, misalnya:

  • Risiko likuiditas.
  • Kontinuitas pasar.
  • Risiko kredit.
  • Risiko regulasi.
  • Risiko pajak.
  • risiko akuntansi.
  • 4. Hazard Management

    Hazard Management adalah jenis manajemen risiko yang fokusnya pada masalah yang potensial membuat perusahaan berpotensi mengakibatkan kebangkrutan dan kerusakan.

    Ada tiga unsur yang diprioritaskan di dalam manajemen jenis ini, yaitu:

  • Masalah hukum, misalnya bahaya hukum seperti pelanggaran atau pengabaian peraturan bisnis seperti pelanggaran SOP atau peraturan perusahaan yang pada akhirnya memiliki konsekuensi fatal.
  • Bahaya fisik, dapat berupa mesin yang sudah tua dan berisiko kehilangan selama produksi. Bisa juga kecelakaan karyawan karena mesin dan sebagainya.
  • Penurunan moral, misalnya sikap karyawan di lingkungan kerja menimbulkan kerugian seperti karyawan tidak jujur ​​dan sering korupsi uang.
  • Apa saja komponen dalam manajemen risiko?

    Setelah mengetahui jenisnya, manajemen risiko juga memiliki komponen-komponen yang membedakannya dengan pengelolaan bisnis lainnya.

    Instrumen inilah yang harus ada di dalam manajemen baru proses pelaksanaannya bisa dilakukan dengan maksimal. Berikut ini komponen-komponennya

    Lingkungan internal

    Lingkungan internal adalah segala risiko yang kemungkinan terjadi di dalam internal perusahaan.

    Di dalam komponen ini, tidak ada deteksi terhadap risiko yang terjadi antara perusahaan dengan faktor luar seperti pelanggan, klien dan semacamnya. Sekalipun kadang efek risiko internal ini juga berimbas pada hal tersebut.

    Yang termasuk dalam komponen ini diantaranya sikap manajemen di semua level terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus, mencakup etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi.

    Penentuan sasaran

    Pihak perusahaan harus memasukkan sasaran risiko yang jelas yang akan diselesaikan melalui sistem manajemen.

    Perusahaan menetapkan tujuan operasional sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan mengelola segala risiko. Sasaran ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu

  • Strategic objective; fokus pada upaya realisasi visi dan misi.
  • Activity objective: fokus pada kegiatan operasional, reportase, dan kompliansi.
  • Dengan adanya komponen ini, bisa dijelaskan apa penyebab masalah perusahaan tidak mencapai visi dan misinya serta bagaimana cara menyelesaikannya.

    Identifikasi peristiwa

    Manajemen melakukan identifikasi terhadap berbagai kejadian potensial yang berpengaruh pada strategi dan pencapaian tujuan perusahaan.

    Untuk komponen ini boleh tidak mengakomodir semua risiko. Tetapi minimal kegiatan yang potensial saja dengan berbagai pertimbangan masalah yang muncul jauh lebih besar.

    Sekalipun demikian, tidak semua peristiwa bisnis teridentifikasi merugikan. Kejadian tidak pasti ini dapat memiliki dampak positif, tetapi juga dapat memberikan risiko.

    Penilaian risiko

    Penilaian risiko atau risk assessment memungkinkan sebuah organisasi untuk menilai sebuah kejadian atau keadaan dan kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi.

    Pihak manajemen perlu melakukan analisis mengenai dampak yang mungkin terjadi dengan dua perspektif, yaitu:

  • Likelihood (kecenderungan/ peluang).
  • Impact/consequence (besaran dari realisasi risiko).
  • Tanggapan risiko

    Selain melakukan penilaian terhadap risiko, menentukan tanggapan atau respons terhadap risiko tersebut juga penting. Hal ini untuk menentukan sikap atau respons terhadap risiko tersebut.

    Respons dari perusahaan ini tergantung kepada jenis risiko yang dihadapi, di mana bisa dalam bentuk-bentuk berikut.

  • Menghindari risiko (avoidance).
  • Mengurangi risiko (reduction).
  • Memindahkan risiko (sharing).
  • Menerima risiko (acceptance).
  • Aktivitas pengendalian

    Setelah diberikan tanggapan, hal selanjutnya melakukan penyusunan prosedur dan kebijakan.

    Proses ini akan membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih memadai dan terlaksana dengan baik. Aktivitas ini meliputi:

  • Pembuatan kebijakan dan prosedur.
  • Delegasi wewenang.
  • Pengamanan kekayaan perusahaan.
  • Pemisahan fungsi.
  • Supervisi.
  • Informasi dan komunikasi

    Aktivitas ini berfokus pada identifikasi informasi dan menyampaikannya kepada pihak terkait melalui media komunikasi yang sesuai.

    Informasi yang relevan diidentifikasi, diperoleh, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang tepat agar personil dapat melakukan tanggung jawabnya dengan baik.

    Beberapa faktor penting dalam penyampaian informasi tersebut meliputi beberapa poin berikut.

  • Kualitas informasi.
  • Arah komunikasi.
  • Alat komunikasi.
  • Pemantauan (Monitoring)

    Komponen manajemen risiko yang terakhir adalah monitoring. Proses pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya.

    Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.

    Sasaran dan manfaat menerapkan manajemen risiko

    Risiko terkadang memang tidak terhindari. Namun agar risiko tidak menggoncang keberlangsungan organisasi atau perusahaan, maka risiko harus dapat diidentifikasi, diukur, dipantau, dan dikendalikan. Gunanya agar dapat meminimalkan ancaman.

    Berikut ini sasaran dan manfaat manajemen risiko:

  • Dapat mendeteksi segala hal buruk dalam bisnis untuk dijadikan bahan untuk tetap waspada dan hati-hati dalam mengelolanya.
  • Mampu membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menyediakan informasi tingkat risiko yang disebutkan dalam peta risiko (risk map) gunanya untuk pengembangan strategi dan perbaikan proses risk management secara berkesinambungan.
  • Membangun kemampuan individu maupun perusahaan untuk melakukan sosialisasi pemahaman tentang risiko dan pentingnya risk management.
  • Mendorong pihak perusahaan agar bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko, dan menjadikan manajemen risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan.
  • Meningkatkan peluang pencapaian tujuan dan target produksi perusahaan.
  • Meningkatkan kualitas produksi dan daya saing dengan kompetitor.
  • Tahapan menyusun manajemen risiko

    Setelah menyadari pentingnya peran pengelolaan risiko, selanjutnya kita dapat menyusun rancangan. Sebagai awalan, kita harus melihat situasi terkini dalam organisasi atau perusahaan untuk bisa menerapkannya.

    Sebagaimana fungsinya untuk mengendalikan organisasi, tahapan-tahapan ini akan membantu kita menyusun manajemen yang baik.

    1. Identifikasi risiko

    Ini adalah tahap pertama untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi. Lewat tahap inilah, akar permasalahan yang terjadi dapat ditelisik untuk mendapatkan gambaran risiko di masa mendatang.

    Ada sejumlah teknik yang dapat digunakan dalam melakukan identifikasi. 

  • Brainstorming.
  • Survei.
  • Wawancara.
  • Focus group discussion.
  • Informasi historis.
  • Kelompok kerja.
  • Analisis SWOT.
  • 2. Analisis risiko

    Setelah risiko berhasil teridentifikasi, maka gambaran potensi kerugian akan dapat terlihat. Pada tahap ini akan muncul penilaian awal atas bahaya dan bagaimana proyeksi pengendaliannya.

    Kita dapat memutuskan bagaimana langkah-langkah yang tepat untuk mengendalikan risiko tersebut.

    3. Pengelolaan risiko

    Tahapan berikutnya adalah bagaimana mengelola sebuah risiko untuk menjadi bahan keputusan membentuk sebuah strategi baru dalam sebuah organisasi.

    Tahapan ini akan menguji keterampilan dari pimpinan untuk dapat membentuk strategi baru agar risiko yang dihadapi mampu terantisipasi dengan baik. 

    Pengelolaan risiko itu sendiri terbagi atas sejumlah kategori, yakni:

  • Risk avoidance, yaitu kondisi saat pimpinan atau pemegang kuasa memutuskan apakah melakukan atau tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko. Meski tetap diputuskan untuk melakukannya, maka sebaiknya disertai dengan sejumlah ukuran pertimbangan potensi keuntungan dan kerugian atas aktivitas tersebut.
  • Risk reduction. Tindakan ini dikenal dengan metode mengurangi kemungkinan terjadi risiko atau mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.
  • Risk sharing or transfer, yaitu mengambil tindakan atau transfer beberapa risiko melalui sejumlah cara. Memindahkan risiko ke pihak lain biasanya dilakukan dalam bentuk asuransi, outsourcing, atau hedging.
  • Risk acceptence, yaitu pilihan untuk menerima risiko yang terjadi.
  • Create a risk management plan. Tahapan ini adalah membuat rencana manajemen risiko.
  • 4. Implementasi manajemen risiko

    Tahapan-tahapan menyusun pengelolaan risiko telah dilewati dan selanjutnya adalah bagian dari implementasi.

    Implementasi berarti melaksanakan tahapan-tahapan di atas dalam rangka mengurangi atau menanggulangi risiko.

    Implementasi metode dilaksanakan setelah memilih respons yang akan digunakan untuk menangani risiko.

    5. Pengawasan risiko

    Tahapan ini menjadi yang paling akhir setelah proses pembelajaran, pengembangan pengetahuan, dan implementasi.

    Monitoring atau pengawasan dilakukan dari proses awal, kemudian melakukan identifikasi risiko, dan pengukuran risiko untuk mengetahui efektivitas respons yang telah dipilih serta mengidentifikasi risiko yang baru atau berubah.

    Cara menerapkan manajemen risiko dalam perusahaan

    Setelah mengetahui pengertian, jenis, dan manfaat manajemen risiko, sekarang waktunya mengambil langkah untuk menerapkannya. Berikut ini cara menerapkan pengelolaan risiko dalam bisnis.

    1. Melakukan identifikasi risiko

    Mengidentifikasi risiko bermanfaat untuk mengenali kemungkinan adanya risiko yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi di masa yang akan datang.

    Setelah melakukan identifikasi risiko, maka kamu akan mendapatkan daftar-daftar risiko yang dapat terjadi di bisnis.

    Untuk memulainya, kamu bisa mengidentifikasi yang muncul melalui dari sisi finansial, pemasaran, produksi, dan sebagainya.

    2. Melakukan analisis berdasarkan dampak terburuk

    Setelah mendapatkan daftar risiko yang akan terjadi dalam bisnis, hal selanjutnya yang bisa kamu lakukan yaitu mengurutkan dan menganalisis berdasarkan dampak terburuk yang akan terjadi.

    Untuk melakukan manajemen risiko yang baik, maka disarankan untuk berfokus pada risiko yang paling terbesar akibatnya dan paling sering dialami. Kemudian kamu bisa mencari dampaknya yang akan terjadi pada pemilik usaha, karyawan, kelangsungan perusahaan, hingga lingkungan.

    3. Melakukan pengendalian risiko

    Tahapan selanjutnya dalam manajemen risiko adalah dengan melakukan aktivitas pengendalian.

    Proses ini merupakan penyusunan prosedur atau kebijakan yang membantu memastikan bahwa respons terhadap risiko yang dipilih memadai dan terlaksana dengan baik.

    Mengontrol risiko ini dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas berikut.

  • Pembuatan kebijakan dan prosedur.
  • Memberikan delegasi wewenang.
  • Pengamanan kekayaan perusahaan.
  • Pemisahan fungsi.
  • Supervisi.
  • 4. Melakukan pemantauan

    Terakhir melakukan pemantauan. Proses pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya.

    Setelah melakukan identifikasi risiko dan telah menemukan strategi yang diterapkan untuk setiap risiko, kini kamu bisa tetap waspada akan segala yang terjadi.

    Apa perbedaan manajemen risiko dan asuransi?

    Manajemen risiko dan asuransi kerap keliru disalahartikan sebab memiliki sasaran yang sama, yakni cara untuk melindungi atau mempersiapkan diri akan risiko-risiko yang bisa saja terjadi.

    Pada dasarnya, kedua hal tersebut memiliki konsep dan ruang lingkup yang berbeda. Manajemen risiko lebih menekankan pada menemukan dan menganalisis risiko yang terjadi, sedangkan asuransi jadi salah satu cara untuk menanggulangi atau mengalihkan risiko tertentu.

    Sebagai contoh, kalau kamu memiliki asuransi kesehatan dan terkena penyakit kritis yang harus dirawat inap, perusahaan asuransi akan mengambil alih risiko berupa pertanggungan biaya rawat inap di rumah sakit hingga kamu sembuh.

    Meskipun begitu, manajemen risiko dan asuransi bisa berjalan berdampingan, misalnya digunakan dalam perusahaan asuransi.

    Contoh manajemen risiko perusahaan asuransi

    Bagaimana contoh manajemen risiko yang baik pada perusahaan asuransi? Sebelumnya ketahui terlebih dahulu kedua jenisnya, antara lain:

  • Risiko murni (pure risk): ketidakpastian yang disebabkan oleh suatu kerugian, contohnya kecelakaan, kebakaran, dan pencurian.
  • Risiko spekulasi (speculative risk): risiko yang berdampak pada 2 kemungkinan, yakni peluang mengalami kerugian atau keuntungan. Contohnya investasi saham.
  • Dari dua risiko tersebut, kita bisa memperkirakan penerapannya melalui contoh kasus manajemen risiko asuransi berikut ini:

    Sebagai pemimpin suatu perusahaan asuransi, tentunya kamu harus mengantisipasi kejadian-kejadian yang mungkin terjadi pada perusahaan. Salah satunya adalah risiko gagal bayar di mana perusahaan tidak mampu membayar klaim yang diajukan nasabah.

    Risiko tersebut termasuk risiko murni yang bisa berdampak kerugian baik bagi perusahaan maupun nasabah. Oleh karena itu, kamu bisa melakukan beberapa manajemen risiko pada perusahaan asuransi seperti:

  • Pastikan perusahaan selalu memiliki kondisi keuangan yang sehat
  • Gandeng investor dengan reputasi baik
  • Tentukan bagaimana perusahaan akan merespon apabila risiko tersebut terjadi
  • Persiapkan langkah-langkah mitigasi risiko tersebut
  • Awasi kegiatan perusahaan agar berjalan sesuai dengan langkah-langkah mitigasi risiko yang telah kamu tentukan sebelumnya
  • Demikian informasi soal manajemen risiko yang harus diketahui. Kamu juga bisa mempelajari tips-tips mengelola bisnis dan keuangan lainnya di artikel Lifepal.

    Jika kamu masih memiliki pertanyaan tentang karier, pekerjaan, atau bisnis, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada ahlinya secara langsung di Tanya Lifepal!

    Tips dari Lifepal! Salah satu asuransi paling penting yang sebaiknya segera kamu miliki adalah asuransi kesehatan. Dengan memiliki asuransi kesehatan, setidaknya kamu sudah berupaya meminimalisasi risiko finansial yang mungkin saja terjadi karena jatuh sakit.

    Ada banyak pilihan asuransi kesehatan di Indonesia yang menawarkan berbagai manfaat dan harga premi bersahabat. Pilihan asuransi online yang memungkinkan kamu untuk mendaftar dan membeli produk asuransi secara online juga semakin banyak.

    Lifepal merupakan marketplace asuransi terbesar di Indonesia yang dapat membantu kamu menemukan produk asuransi yang sesuai. Bandingkan dan pelajari sendiri manfaat premi asuransi dan dapatkan diskon hingga 25% jika kamu membeli produk asuransi kesehatan di Lifepal.

    FAQ seputar manajemen risiko

    Manajemen risiko atau risk management adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mengendalikan, dan berusaha menghindari, meminimalkan, atau bahkan menghilangkan risiko yang tidak dapat diterima. Manajemen risiko diperlukan untuk meminimalkan risiko perusahaan mengalami kerugian.
    Asuransi kesehatan menawarkan penggantian biaya pengobatan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya sehingga penggunanya tidak perlu mengeluarkan uang untuk berobat. Salah satu jenisnya adalah asuransi kesehatan cashless yang memungkinkan pengguna berobat ke faskes hanya dengan menunjukkan kartu asuransi yang dimiliki.