Manajemen Risiko Meminimalkan Kerugian Perusahaan
Manajemen risiko adalah hal yang penting untuk dipahami bagi mereka yang bergelut di dunia bisnis untuk membantu organisasi dalam mengelola setiap risiko yang mungkin terjadi dan berdampak pada pencapaian tujuan organisasi.
Apalagi dalam sebuah bisnis akan ada banyak keputusan yang berakibat pada banyaknya pula risiko yang akan dihadapi di kemudian hari.
Untuk itulah sewajarnya jika kamu memiliki sebuah bisnis harus senantiasa menjalani pengelolaan risiko untuk meminimalkan kerugian yang bisa dialami.
Di dalam penerapannya apabila risiko itu datang, jangan terburu-buru menyimpulkan membawa kemalangan. Nyatanya risiko berpeluang menjadi sesuatu yang menguntungkan di masa depan melalui langkah-langkah penanganan yang tepat.
Pengertian manajemen risiko menurut para ahli
Untuk mengetahui pengertian manajemen risiko atau risk management, kita harus memahami arti harfiah dari kata-kata ini.
Manajemen adalah suatu upaya untuk melakukan pengelolaan terhadap suatu hal tertentu.
Sementara arti kata risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah hasil dari tindakan yang tidak menyenangkan seperti yang sifatnya merugikan dan membahayakan.
Ketidakpastian ini bisa dalam bentuk ancaman, pengembangan strategi, dan mitigasi risiko.
Dalam hal ini risiko berkaitan dengan pendekatan atau metodologi dalam menghadapi ketidakpastian dalam bisnis.
Definisi manajemen risiko menurut para ahli sebagai berikut.
Jadi dapat diartikan, risk management atau manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mengendalikan, dan berusaha menghindari, meminimalkan, atau bahkan menghilangkan risiko yang tidak dapat diterima.
Dalam suatu perusahaan, memahami dan mengelola risiko wajib dilakukan untuk meminimalkan risiko perusahaan mengalami kerugian.
Salah satu langkah mengantisipasi kerugian perusahaan adalah dengan asuransi properti. Manfaat memiliki asuransi properti adalah sebagai jaminan bahwa asuransi akan menanggung pengeluaran untuk perbaikan gedung atau aset perusahaan yang rusak.
Peran Manajemen Risiko
Risk management memiliki peran yang sangat penting, yakni membantu perusahaan untuk menetapkan strategi ke depannya. Setelah itu juga dapat membantu untuk meninjau kembali strategi yang telah diterapkan sehingga dapat relevan dengan situasi yang terus berkembang.
Contohnya, ketika pada masa pandemi Covid-19, di mana banyak perusahaan yang kolaps atau tidak dapat bertahan karena penurunan ekonomi. Tanpa manajemen risiko yang efektif, sebuah perusahaan tidak dapat bertahan ketika risiko tersebut terjadi dan berujung terpaksa gulung tikar.
Peran manajemen risiko di masa pandemi sangat penting untuk menghindari hal-hal seperti itu. Sebagai pemilik usaha yang terdampak, menggunakannya dengan tepat dapat membantumu untuk menetapkan strategi ke depannya untuk tujuan perusahaan, baik untuk bertahan, memulihkan finansial, maupun menambah keuntungan.
Setelah itu, kamu harus mengevaluasi setiap tahapan yang ada dan keputusan yang sudah diambil, lalu dirumuskan pada langkah-langkah peningkatan kinerja, bisa membantu bisnismu untuk tetap survive di tengah badai pandemi ini.
Jenis-jenis manajemen risiko
Untuk mengetahui bagaimana cara mengelola risiko dalam perusahaan, penting mengetahui jenis-jenisnya di dunia bisnis. Berikut ini 4 tipe manajemen risiko.
1. Manajemen risiko operasional
Manajemen risiko operasional berkaitan dengan risiko yang timbul akibat gagal fungsi proses internal, seperti human error atau kinerja karyawan yang kurang, kegagalan sistem, faktor luar seperti bencana, hingga modal yang tidak sehat.
Terdapat empat faktor penyebab terjadinya risiko operasional, yaitu manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal.
Melalui jenis manajemen risiko ini, para pemangku kepentingan dalam perusahaan dapat mengambil langkah preventif atau bahkan sanksi supaya kapasitas produksi dan layanan terjaga semisal ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
2. Manajemen risiko strategis
Manajemen satu ini berkaitan dengan pengambilan keputusan, biasanya mengenai kondisi atau keadaan yang tak terduga sehingga mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan manajemen strategi yang direncanakan.
Manajemen risiko strategis diterapkan dalam risiko operasi, risiko kompetitif, risiko asset impairment atau bahkan jika ada risiko franchise.
Untuk mengetahui risiko yang berpotensi terjadi dan merugikan perusahaan adalah dengan menuliskan poin-poin penting, misalnya kamu bisa membuat beberapa daftar berikut.
3. Manajemen risiko keuangan
Risk management of financial adalah upaya pengawasan risiko dan perlindungan hak milik, harta, aset dan keuntungan suatu bisnis.
Proses manajemen risiko keuangan meliputi identifikasi, evaluasi dan melakukan pengendalian risiko bila ditemukan hal yang mengancam keberlangsungan perusahaan.
Langkah pengelolaan ini juga tidak terlepas dari perubahan nilai tukar mata uang yang terkait erat dengan tingkat inflasi, neraca perdagangan, kapasitas utang, tingkat bunga, dan sebagainya.
Hal ini sangat penting karena menjadi salah satu sumber daya perusahaan. Karena itu seorang akuntan harus mempertimbangkan berbagai risiko lain yang berkaitan dengan keuangan, misalnya:
4. Hazard Management
Hazard Management adalah jenis manajemen risiko yang fokusnya pada masalah yang potensial membuat perusahaan berpotensi mengakibatkan kebangkrutan dan kerusakan.
Ada tiga unsur yang diprioritaskan di dalam manajemen jenis ini, yaitu:
Apa saja komponen dalam manajemen risiko?
Setelah mengetahui jenisnya, manajemen risiko juga memiliki komponen-komponen yang membedakannya dengan pengelolaan bisnis lainnya.
Instrumen inilah yang harus ada di dalam manajemen baru proses pelaksanaannya bisa dilakukan dengan maksimal. Berikut ini komponen-komponennya
Lingkungan internal
Lingkungan internal adalah segala risiko yang kemungkinan terjadi di dalam internal perusahaan.
Di dalam komponen ini, tidak ada deteksi terhadap risiko yang terjadi antara perusahaan dengan faktor luar seperti pelanggan, klien dan semacamnya. Sekalipun kadang efek risiko internal ini juga berimbas pada hal tersebut.
Yang termasuk dalam komponen ini diantaranya sikap manajemen di semua level terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus, mencakup etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi.
Penentuan sasaran
Pihak perusahaan harus memasukkan sasaran risiko yang jelas yang akan diselesaikan melalui sistem manajemen.
Perusahaan menetapkan tujuan operasional sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan mengelola segala risiko. Sasaran ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu
Dengan adanya komponen ini, bisa dijelaskan apa penyebab masalah perusahaan tidak mencapai visi dan misinya serta bagaimana cara menyelesaikannya.
Identifikasi peristiwa
Manajemen melakukan identifikasi terhadap berbagai kejadian potensial yang berpengaruh pada strategi dan pencapaian tujuan perusahaan.
Untuk komponen ini boleh tidak mengakomodir semua risiko. Tetapi minimal kegiatan yang potensial saja dengan berbagai pertimbangan masalah yang muncul jauh lebih besar.
Sekalipun demikian, tidak semua peristiwa bisnis teridentifikasi merugikan. Kejadian tidak pasti ini dapat memiliki dampak positif, tetapi juga dapat memberikan risiko.
Penilaian risiko
Penilaian risiko atau risk assessment memungkinkan sebuah organisasi untuk menilai sebuah kejadian atau keadaan dan kaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi.
Pihak manajemen perlu melakukan analisis mengenai dampak yang mungkin terjadi dengan dua perspektif, yaitu:
Tanggapan risiko
Selain melakukan penilaian terhadap risiko, menentukan tanggapan atau respons terhadap risiko tersebut juga penting. Hal ini untuk menentukan sikap atau respons terhadap risiko tersebut.
Respons dari perusahaan ini tergantung kepada jenis risiko yang dihadapi, di mana bisa dalam bentuk-bentuk berikut.
Aktivitas pengendalian
Setelah diberikan tanggapan, hal selanjutnya melakukan penyusunan prosedur dan kebijakan.
Proses ini akan membantu memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dipilih memadai dan terlaksana dengan baik. Aktivitas ini meliputi:
Informasi dan komunikasi
Aktivitas ini berfokus pada identifikasi informasi dan menyampaikannya kepada pihak terkait melalui media komunikasi yang sesuai.
Informasi yang relevan diidentifikasi, diperoleh, dan dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang tepat agar personil dapat melakukan tanggung jawabnya dengan baik.
Beberapa faktor penting dalam penyampaian informasi tersebut meliputi beberapa poin berikut.
Pemantauan (Monitoring)
Komponen manajemen risiko yang terakhir adalah monitoring. Proses pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.
Sasaran dan manfaat menerapkan manajemen risiko
Risiko terkadang memang tidak terhindari. Namun agar risiko tidak menggoncang keberlangsungan organisasi atau perusahaan, maka risiko harus dapat diidentifikasi, diukur, dipantau, dan dikendalikan. Gunanya agar dapat meminimalkan ancaman.
Berikut ini sasaran dan manfaat manajemen risiko:
Tahapan menyusun manajemen risiko
Setelah menyadari pentingnya peran pengelolaan risiko, selanjutnya kita dapat menyusun rancangan. Sebagai awalan, kita harus melihat situasi terkini dalam organisasi atau perusahaan untuk bisa menerapkannya.
Sebagaimana fungsinya untuk mengendalikan organisasi, tahapan-tahapan ini akan membantu kita menyusun manajemen yang baik.
1. Identifikasi risiko
Ini adalah tahap pertama untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi. Lewat tahap inilah, akar permasalahan yang terjadi dapat ditelisik untuk mendapatkan gambaran risiko di masa mendatang.
Ada sejumlah teknik yang dapat digunakan dalam melakukan identifikasi.
2. Analisis risiko
Setelah risiko berhasil teridentifikasi, maka gambaran potensi kerugian akan dapat terlihat. Pada tahap ini akan muncul penilaian awal atas bahaya dan bagaimana proyeksi pengendaliannya.
Kita dapat memutuskan bagaimana langkah-langkah yang tepat untuk mengendalikan risiko tersebut.
3. Pengelolaan risiko
Tahapan berikutnya adalah bagaimana mengelola sebuah risiko untuk menjadi bahan keputusan membentuk sebuah strategi baru dalam sebuah organisasi.
Tahapan ini akan menguji keterampilan dari pimpinan untuk dapat membentuk strategi baru agar risiko yang dihadapi mampu terantisipasi dengan baik.
Pengelolaan risiko itu sendiri terbagi atas sejumlah kategori, yakni:
4. Implementasi manajemen risiko
Tahapan-tahapan menyusun pengelolaan risiko telah dilewati dan selanjutnya adalah bagian dari implementasi.
Implementasi berarti melaksanakan tahapan-tahapan di atas dalam rangka mengurangi atau menanggulangi risiko.
Implementasi metode dilaksanakan setelah memilih respons yang akan digunakan untuk menangani risiko.
5. Pengawasan risiko
Tahapan ini menjadi yang paling akhir setelah proses pembelajaran, pengembangan pengetahuan, dan implementasi.
Monitoring atau pengawasan dilakukan dari proses awal, kemudian melakukan identifikasi risiko, dan pengukuran risiko untuk mengetahui efektivitas respons yang telah dipilih serta mengidentifikasi risiko yang baru atau berubah.
Cara menerapkan manajemen risiko dalam perusahaan
Setelah mengetahui pengertian, jenis, dan manfaat manajemen risiko, sekarang waktunya mengambil langkah untuk menerapkannya. Berikut ini cara menerapkan pengelolaan risiko dalam bisnis.
1. Melakukan identifikasi risiko
Mengidentifikasi risiko bermanfaat untuk mengenali kemungkinan adanya risiko yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Setelah melakukan identifikasi risiko, maka kamu akan mendapatkan daftar-daftar risiko yang dapat terjadi di bisnis.
Untuk memulainya, kamu bisa mengidentifikasi yang muncul melalui dari sisi finansial, pemasaran, produksi, dan sebagainya.
2. Melakukan analisis berdasarkan dampak terburuk
Setelah mendapatkan daftar risiko yang akan terjadi dalam bisnis, hal selanjutnya yang bisa kamu lakukan yaitu mengurutkan dan menganalisis berdasarkan dampak terburuk yang akan terjadi.
Untuk melakukan manajemen risiko yang baik, maka disarankan untuk berfokus pada risiko yang paling terbesar akibatnya dan paling sering dialami. Kemudian kamu bisa mencari dampaknya yang akan terjadi pada pemilik usaha, karyawan, kelangsungan perusahaan, hingga lingkungan.
3. Melakukan pengendalian risiko
Tahapan selanjutnya dalam manajemen risiko adalah dengan melakukan aktivitas pengendalian.
Proses ini merupakan penyusunan prosedur atau kebijakan yang membantu memastikan bahwa respons terhadap risiko yang dipilih memadai dan terlaksana dengan baik.
Mengontrol risiko ini dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas berikut.
4. Melakukan pemantauan
Terakhir melakukan pemantauan. Proses pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana mestinya.
Setelah melakukan identifikasi risiko dan telah menemukan strategi yang diterapkan untuk setiap risiko, kini kamu bisa tetap waspada akan segala yang terjadi.
Apa perbedaan manajemen risiko dan asuransi?
Manajemen risiko dan asuransi kerap keliru disalahartikan sebab memiliki sasaran yang sama, yakni cara untuk melindungi atau mempersiapkan diri akan risiko-risiko yang bisa saja terjadi.
Pada dasarnya, kedua hal tersebut memiliki konsep dan ruang lingkup yang berbeda. Manajemen risiko lebih menekankan pada menemukan dan menganalisis risiko yang terjadi, sedangkan asuransi jadi salah satu cara untuk menanggulangi atau mengalihkan risiko tertentu.
Sebagai contoh, kalau kamu memiliki asuransi kesehatan dan terkena penyakit kritis yang harus dirawat inap, perusahaan asuransi akan mengambil alih risiko berupa pertanggungan biaya rawat inap di rumah sakit hingga kamu sembuh.
Meskipun begitu, manajemen risiko dan asuransi bisa berjalan berdampingan, misalnya digunakan dalam perusahaan asuransi.
Contoh manajemen risiko perusahaan asuransi
Bagaimana contoh manajemen risiko yang baik pada perusahaan asuransi? Sebelumnya ketahui terlebih dahulu kedua jenisnya, antara lain:
Dari dua risiko tersebut, kita bisa memperkirakan penerapannya melalui contoh kasus manajemen risiko asuransi berikut ini:
Sebagai pemimpin suatu perusahaan asuransi, tentunya kamu harus mengantisipasi kejadian-kejadian yang mungkin terjadi pada perusahaan. Salah satunya adalah risiko gagal bayar di mana perusahaan tidak mampu membayar klaim yang diajukan nasabah.
Risiko tersebut termasuk risiko murni yang bisa berdampak kerugian baik bagi perusahaan maupun nasabah. Oleh karena itu, kamu bisa melakukan beberapa manajemen risiko pada perusahaan asuransi seperti:
Demikian informasi soal manajemen risiko yang harus diketahui. Kamu juga bisa mempelajari tips-tips mengelola bisnis dan keuangan lainnya di artikel Lifepal.
Jika kamu masih memiliki pertanyaan tentang karier, pekerjaan, atau bisnis, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada ahlinya secara langsung di Tanya Lifepal!
Tips dari Lifepal! Salah satu asuransi paling penting yang sebaiknya segera kamu miliki adalah asuransi kesehatan. Dengan memiliki asuransi kesehatan, setidaknya kamu sudah berupaya meminimalisasi risiko finansial yang mungkin saja terjadi karena jatuh sakit.
Ada banyak pilihan asuransi kesehatan di Indonesia yang menawarkan berbagai manfaat dan harga premi bersahabat. Pilihan asuransi online yang memungkinkan kamu untuk mendaftar dan membeli produk asuransi secara online juga semakin banyak.
Lifepal merupakan marketplace asuransi terbesar di Indonesia yang dapat membantu kamu menemukan produk asuransi yang sesuai. Bandingkan dan pelajari sendiri manfaat premi asuransi dan dapatkan diskon hingga 25% jika kamu membeli produk asuransi kesehatan di Lifepal.