Masih Muda, Gaji Besar, Kenapa Harus Ulur-Ulur Waktu Beli Rumah?

Beli Rumah

Beli rumah adalah idaman semua orang. Pasalnya, properti termasuk kebutuhan pokok bagi manusia, sebagai tempat berlindung, dan berkumpul bersama keluarga tercinta.

Sayangnya, harga properti setiap tahun selalu naik. Inilah salah satu sebab mengapa banyak orang yang gak bisa beli rumah meski usia sudah tua. 

Hidupnya hanya mengandalkan kontrakan satu ke kontrakan yang lain atau mengandalkan warisan orangtua. 

Hingga kini, masih banyak kalangan milenial yang belum beli rumah. Tahun 2019 lalu jumlahnya diperkirakan mencapai 81 juta milenial. Generasi setelahnya, generasi Z bisa belajar dari kasus ini dengan membeli hunian sedini mungkin.

Kira-kira bisakah generasi Z usia 20-25 tahun dengan penghasilan Rp 10 sampai Rp15 juta beli rumah sedini mungkin? 

Apa keuntungannya beli rumah sedini mungkin 

beberapa rumah tapak dalam sebuah kompleks
Apa keuntungannya beli rumah sedini mungkin (Shutterstock)

Mengingat harga rumah yang terus naik dari tahun ke tahun, beli rumah sedini mungkin bisa menjadi opsi terbaik. 

Kamu tentu gak mau kan bernasib sama seperti 81 juta generasi milenial yang belum memiliki hunian? Berikut ini keuntungannya beli rumah di usia muda: 

1. Masih belum banyak tanggungannya 

Untuk pemuda berusia 20-25 tahun, mungkin masih belum memiliki banyak tanggungan, seperti misalnya membiayai sekolah anak, atau berkeluarga.

Jadi penghasilan yang dimilikinya bisa dialokasikan untuk mencicil rumah, tabungan masa depan, dan biaya hidup sehari-hari.  

2. Menghindari harga rumah yang terus-terusan naik 

Mengulur waktu membeli rumah bukanlah pilihan tepat. Pasalnya, harga rumah juga bakal mahal dari tahun ke tahunnya. Kalau harganya naik, otomatis membutuhkan usaha ekstra untuk mengumpulkan uangnya. 

Lagipula, sekarang beli rumah gak harus cash kok, ada cicilan KPR yang disediakan pihak perbankan. 

Jadi, kamu bisa bayar DP-nya saja dan mencicil setiap bulan dengan tenor lumayan lama. Sangat membantu buat kamu yang pengin memiliki hunian idaman. 

3. Masih bisa mendapatkan rumah tapak 

Ketersediaan lahan semakin hari semakin menipis, apalagi di lingkungan perkotaan. Solusi ketersediaan hunian di tengah keterbatasan lahan adalah menyediakan rumah susun atau apartemen. Pertanyaannya kini, untung beli rumah tapak atau apartemen? 

Jelas jawabannya lebih menguntungkan rumah tapak. Karena kepemilikannya tidak terikat waktu, dan kamu memiliki kewenangan penuh mengubah bentuknya. 

Tidak ada yang tahu kapan lahan di perkotaan akan habis. Jadi, pilihan yang tepat adalah membeli rumah sedini mungkin selagi ada. 

4. Investasi yang bagus di masa depan 

Ingat, harga rumah bakal naik dari tahun ke tahun. Semakin dini kamu beli, maka kamu akan mendapatkan harga terbaik. 

Kalau berniat menjualnya di masa yang akan datang, margin keuntungan yang kamu dapatkan juga bakalan makin besar. 

5. Masih produktif sampai cicilan lunas 

Tenor waktu mengambil KPR biasanya 15-25 tahunan. Seandainya kamu beli rumah di usia 20-25 tahun, berarti kamu masih berusia produktif selama masa cicilan. 

Pasalnya, rata-rata usia tidak produktif bekerja di Indonesia adalah usia 54 tahun. 

Berapa usia minimal KPR? 

seorang perempuan sedang menghitung di kalkulator HP
Berapa usia minimal KPR? (Shutterstock)

Beli rumah di usia muda? Memang umur mencukupi untuk ambil KPR? 

Semua perusahaan perbankan yang menyediakan layanan KPR memiliki persyaratan umum mengenai batasan usia. 

Rata-rata batasan usia minimal untuk mengajukan KPR adalah 21 tahun, dan batasan maksimal saat lunas tidak lebih dari 55 tahun. 

Jadi, kalau kamu sekarang berusia 21-25 tahun, jangan takut KPR bakalan ditolak. Sedangkan untuk yang berusia 20 tahun, bisa menabung dulu untuk membayar DP-nya. 

Betulkah membeli rumah sedini mungkin tidak akan mengorbankan pos pengeluaran yang lain? 

seorang wanita sedang mencatat di depan laptopnya
Betulkah membeli rumah sedini mungkin tidak akan mengorbankan pos pengeluaran yang lain? (Shutterstock)

Kalau gajimu rata-rata Rp 10 hingga Rp 15 juta, tentu beli rumah gak bakal menguras keuangan dan pos-pos pengeluaran yang lainnya secara signifikan, kok bisa? Coba simak skenario berikut: 

Seandainya kamu seorang pegawai muda berusia 24 tahun dengan gaji Rp 12 juta, belum memiliki keluarga dan cicilan apa-apa. Ingin membeli rumah tipe 45 dengan harga Rp 500 juta. Kamu pun mengelola gaji dengan bujet 50-30-20.

1. Cicilan KPR bisa 30 persen dari gaji 

Cicilan KPR itu termasuk ke dalam utang, dan idealnya besaran utang tidak lebih dari 30 persen gajimu. Misalnya gajimu Rp 12 juta, paling tidak kamu bisa memilih cicilan yang kira-kira per bulannya tidak lebih dari Rp 4 juta. 

Balik ke kasusnya kamu ingin membeli rumah tipe 45 seharga Rp 500 juta, besaran DP sekitar 10 persen dari harga rumah sesuai dengan ketentuan BI yang berarti DP bisa dibayarkan Rp 50 juta. 

Jika dilihat dari kalkulator simulasi KPR dari BCA, kamu cocok untuk beli rumah dengan tenor cicilan 20 tahun. Dengan bunga fixed lima tahun sebesar 8,5 persen, besaran cicilan yang harus dibayarkan ialah Rp 3,9 jutaan. 

2. Tidak mengganggu pos pengeluaran pokok sebesar 50 persen 

Sebesar 50 persen gajimu yang digunakan untuk kebutuhan pokok sehari-hari tidak bakal terganggu. 

Yang masuk ke dalam kebutuhan pokok meliputi makan sehari-hari, belanja bulanan, bayar listrik, pulsa, transport, dan lain-lain. 

3. Tetap bisa nabung 20 persen dari gaji. 

Meski mencicil rumah, bukan berarti kamu gak bisa nabung. Buktinya, kamu masih bisa tetap menabung 20 persen dari gaji. Setiap bulannya kamu masih bisa menyisihkan uang untuk ditabung Rp 2 juta sebulan. 

Andaikata keperluan bulananmu tidak sampai 50 persen dari gaji, sisanya bisa dialokasikan ke tabungan atau dana darurat. 

Tapi kan setiap tahunnya gaji kamu bakalan naik, jadi lama kelamaan bakalan ringan banget bayar cicilan KPR-nya! 

Tips beli rumah di usia 20 tahunan 

sebuah rumah
Tips beli rumah di usia 20 tahunan (Shutterstock)

Beli rumah bukanlah perkara mudah. Karena kamu butuh perencanaan yang matang, apalagi yang berkaitan dengan keuanganmu. 

Jika mengambil dengan cara KPR, kamu harus komitmen untuk membayar cicilannya setiap bulan untuk jangka waktu lama. Seandainya perencanaan keuangan gak disiplin, bisa-bisa kamu keteteran bayar cicilannya. 

Nah, buat yang masih muda, dan berencana beli rumah berikut ini tips yang bisa diikuti: 

1. Rajinlah menabung sedini mungkin 

Ingat, kamu harus nabung bahkan sejak gaji pertama bekerja. Tabungan tersebut digunakan untuk membayar uang muka. 

Berdasarkan ketentuan dari BI, untuk rumah tipe 21-70 dan kepemilikan pertama, DP yang harus dibayarkan sebesar 10 persen dari harga rumah. 

Misalnya, harga rumah Rp 400 juta, berarti kamu harus mempersiapkan DP Rp 40 juta, untuk bisa melanjutkan proses KPR. 

2. Cari yang bunga cicilannya rendah 

Mungkin di usia awal 21-25 kamu belum memiliki tanggungan, tapi beberapa tahun ke depan kan siapa saja kamu menikah, kemudian memiliki anak, dan tanggungan lainnya. Karena itu, kamu bisa pilih KPR dengan bunga cicilan yang terendah. 

3. Berhemat dan kurangi foya-foya 

Namanya anak muda, pasti selalu senang untuk berfoya-foya, entah itu pergi ke kafe mahal, liburan ke luar negeri terlalu sering, atau membeli barang-barang branded

Agar cicilan KPR tidak mengganggu tabungan dan pengeluaran pokokmu, coba kurangi hidup foya-foya. 

4. Tetap berinvestasi 

Investasi adalah kegiatan ekonomi yang dimaksudkan untuk mencari keuntungan di masa yang akan datang. Daripada uangnya hanya untuk foya-foya saja, kamu bisa mengalihkannya untuk berinvestasi. 

Salah satu investasi yang paling aman adalah reksa dana, karena risiko kerugiannya sangat kecil, potensi mendapatkan keuntungannya sangat besar. Bahkan, reksa dana bisa dimulai dengan nominal Rp 100.000 saja. 

Jadi, beli rumah saat muda adalah pilihan yang tepat! 

seorang wanita sedang bahagia dengan keputusannya
Jadi, beli rumah saat muda adalah pilihan yang tepat! (Shutterstock)

Setelah membaca ulasan di atas, beli rumah sedini mungkin merupakan pilihan paling tepat. Karena kamu belum memiliki banyak tanggungan, cicilannya tidak mengorbankan pos pengeluaran pokok, dan yang pasti masih aktif bekerja sampai cicilannya lunas. 

Sementara itu, kalau kamu beli rumah saat usia 30 tahunan misalnya, harga rumah bakal semakin mahal dan tanggunganmu bakalan bertambah. 

Lagipula, menunda-nunda juga belum tentu membuat daya belimu meningkat. (Editor: Chaerunnisa)